logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 4 slip gaji

Mas Fery sudah masuk kerja,sedangkan aku masih ada libur sehari lagi.Sekolah baru masuk esok hari. Mas Fery bekerja di Bank swasta di daerahku.Dia di percaya menjadi pimpinan di Bank itu. Kumasukkan bekal untuk makan siang ke dalam tas nya, lalu aku duduk di boncengan belakang motor matic kesayanganku.
Motor ini baru kami beli setahun terakhir,setelah sebelumnya motor lama Mas Fery di jual dan uang nya untuk tambahan beli motor ini.Untungnya,motor ini di beli atas namaku. Rumah ini juga atas namaku, karena dibangun diatas tanah hibah dari orang tuaku. Hanya hutang di bank saja yang pakai nama Mas Fery.Hutang sebesar tigapuluh juta untuk tambahan membangun rumah waktu itu, memakai nama Mas Fery, dan jaminan nya adalah sertifikat rumah milik orang tua Mas Fery.
Orang tuaku sudah memberikan tanah, jadi keluarga Mas Fery membantu keuangan. Karena tak ada uang sebanyak itu, Mas Fery dipinjamkan sertifikat rumah orang tuanya untuk jadi jaminan di bank tempat kami meminjam uang. Saat itu tabunganku dan Mas Fery selama tiga tahun menikah, belum cukup untuk membangun rumah,terpaksa harus berhutang menambahi.
Aku tak banyak bicara saat kami berada diatas motor.Mas Fery juga diam saja.
"Kok kesini sih, kerumah Aziza,Mas"ucapku memberi tahu saat motor Mas Fery membelok ke gang sekolah.Sedangkan rumah Aziza masih jalan terus lurus tak perlu berbelok
"Loh, Hanum belum masuk ngajar?"tanya Mas Fery sambil memutar arah motor yang sudah kadung masuk ke gang.
"Besok"jawabku singkat.
"Mau ngapain kerumah Aziza?"tanya Mas Fery lagi.
"Kan semalem udah bilang, aku mau ngerjain tugas kuliah sama Aziza"jawabku kesal,mengingat peristiwa semalam.
Mas Fery diam tak menjawab.
**
"Bund, kenapa loh dari tadi kok bengong aja,buruan kerjain bagian yang ini.Nanti aku tinggal print"ucap Aziza menyuruhku,sejak tadi aku memang bengong, Aziza mendapat banyak bagian mengedit naskah yang sudah kami ketik kemarin.
"Za, aku lagi nggak konsen"ucapku lemas.
"Ngapa,kan suaminya udah pulang?"tanya Aziza sambil memberesi kertas yang tak terpakai.
"Aku ada masalah"ucapku dengan memandang lurus kedepan.
"Masalah apa"tanya Aziza santai.
"Mas Fery selingkuh,Za"ucapku pias.
"Heh, ngawur kalo ngomong"ucap Aziza sedikit kaget dan tak percaya, mengira aku bercanda.Tanganya terus menyusun kertas yang tak terpakai karena tadi salah ngeprint.
"Serius,Za"ucapku dengan menatap Aziza.
"Bunda tau dari mana?"
"Semalam aku mendengar sendiri Mas Fery bicara sama cewek di telepon. Terus,Mas Fery juga punya ponsel rahasia yang disimpan dikamar sebelah"ucapku memberi tahu.Mungkin Aziza nggak akan nyambung menanggapi masalahku, dia masih terlalu muda untuk aku curhati masalah rumah tangga begini.
"Yakin itu selingkuh?"tanyanya masih tak percaya.
"Dari bukti yang sudah aku temukan,aku yakin kalau Mas Fery selingkuh. Kalau bener Mas Fery selingkuh, aku mau cerai,Za"
"Ih,jangan sembarangan kalau ngomong Bund. Bunda buktiin aja dulu, beneran selingkuh atau enggak, terus tanya sebabnya apa"ucap Aziza mencoba memberiku saran.
"Mungkin karena aku belum punya anak kali,Za. Lagian, dari awal Ibunya Mas Fery emang kurang suka sama aku, karena aku dulu waktu nikah cuma lulusan SMA"ucapku lagi,sedih rasanya kalau ingat perjuangan Mas Fery dulu meyakinkan ibunya saat mau menikah denganku.
"Tapi aku nggak mau tinggal diam,Za. Kalau aku cerai,aku harus jadi janda yang berkecukupan,aku nggak mau jadi janda miskin.Biar aja Mas Fery yang jadi gembel karena cerai sama aku"ucapku dengan kesal.
"Kok tega banget sih,Mas Fery. Bunda terus sekarang mau gimana?"tanya Aziza.
"Aku mau selidiki dulu.Pantesan Za, waktu aku nolak di ajak pulang itu, Mas Fery nggak marah kaya biasanya"ucapku.
"Bunda tau, perempuan nya itu siapa?"tanya Aziza masih penasaran.
"Nggak.Tapi aku cuma liat fotonya,ada di faceebook kakak ipar,semalam juga perempuan itu kirim foto di ponsel Mas Fery yang satunya"
Dadaku sesak sekali rasanya, aku cuma bisa cerita sama Aziza karena sudah sangat akrab.Cerita sama Ibu nanti saja,aku takut Ibu kaget dan sakit jantungnya kambuh, aku nggak mau itu terjadi.
"Kok aku bisa nggak ngeh kalau Mas Fery punya selingkuhan ya,Za.Bodoh banget aku ini.Saking sibuknya jualan online,kuliah,ngajar sampai nggak ngeh gerak-gerik suami"ucapku sedikit menyesal.
"Ish,aku masih nggak abis pikir loh,Bund. Kok tega banget laki-laki kayak gitu"Aziza mulai kesal dengan Mas Fery.
Aku menangis karena tak tahan, Aziza mengelus pundak ku tanpa berkata apapun.Memberiku ruang untuk menenangkan diri.
"Bund, tapi menurutku jangan langsung ambil kesimpulan deh.Bunda selidiki dulu"ucap Aziza lagi.
Aku hanya mengangguk.Mengiyakan ucapan Aziza.
Aziza empati padaku, akhirnya tugas kami dia selesaikan sendiri karena aku sedang tidak konsen.
Zuhur tiba,aku dan Aziza sholat.Setelah itu kami berdua keluar untuk cari makan karena perut sudah lapar. Ibunya Aziza tadi menyuruh kami makan dirumah saja, tapi aku lagi pingin jajan.
Aziza membonceng aku dengan scoopy kesayangan nya. Kami makan di Raja Geprek. Warung makan Raja geprek cukup jauh jaraknya dari rumah Aziza. Nggak papa,sekalian jalan-jalan walau panas terik begini.
Sepuluh menit kami sampai di warung.Pengunjung cukup ramai karena ini memang jam makan siang. Aku dan Aziza memilih duduk lesehan. Aku memesan dua es Dugan sambil menunggu pesanan geprek datang.
"Tambah satu es Dugan nya ya,Bang"kudengar seorang lelaki meneriaki pedagang es Dugan di depan warung ini. Aku menoleh, ternyata lelaki itu sudah ikut duduk bergabung bersama kami.
Aku melengos sambil menarik napas dan membuang muka.
"Boleh gabung disini,kan?"tanya nya sambil duduk tanpa di persilakan.
"Ngapain si ganggu aja, tuh bangku kosong juga masih banyak"ucapku pada Galih yang seperti kuman, dimana-mana ada.Ku tunjuk deretan bangku yang masih kosong.
"Yee galak banget.Bangku kosong banyak, tapi nggak ada temenya"ucap Galih membetulkan posisi duduknya.
Es Dugan datang, aku langsung menyeruputnya. Membasahi kerongkongan yang kering sejak tadi.Aaahhh segar rasanya.
"Temenin sana,Za"ucapku menggoda pada Aziza.
"Huh, nggak"jawab Aziza bete.Mungkin ingat peristiwa kemarin saat aku mengerjai mereka berdua.
"Kamu orang berdua cocok.Sama-sama single"ucapku pada Galih dan Aziza. Kuseruput lagi es Dugan di hadapanku.
"Biar jangan ngejar-ngejar istri orang terus"lanjutku lagi.
"Ih apaansih,Bund!"pekik Aziza tak terima aku jodoh-jodohkan dengan Galih.
Galih hanya cengar-cengir saja seperti Gareng.Dasar, orang aneh, harusnya mikir sudah sering di tolak terang-terangan juga.
Pesanan geprek datang. Aku dan Aziza makan dengan lahap, sesekali mengelap tissu ke hidung karena sambal geprek ini sangat pedas.
Galih tak kuat, ia menambahkan kecap manis ke dalam sambalnya.
Aku memicingkan bibir melihat dia menuang kecap.
"Apa rasanya geprek pake kecap?"ucapku heran.
Galih tak menanggapi.Dia sudah tak mampu berbicara karena menahan pedas level limabelas.
"Makan semur ayam aja kalo ngga kuat pedas mah"ledekku.
Galih tetap tak menanggapi.Mulutnya megap-megap menghalau rasa pedas. Keringat mengucur dari keningnya.
Aziza santai saja, karena memang kami berdua pecinta makanan pedas.
Galih memesan satu porsi es Dugan lagi.Gepreknya tak di habiskan. Setelah mencuci tangan di kran depan, Galih kembali duduk di hadapanku dan Aziza.
"Num,kuat banget kamu makan pedes.Nggak perih perutmu?"tanya Galih heran kali melihat ayam dan sambel geprek milikku habis ludes.
"Ini belum seberapa,lebih pedes cobaan hidup orang yang udah berumah tangga"jawabku asal.
"Ya jangan curhat dong"sela Aziza.
Aku tak ingin berlama-lama. Aku dan Aziza segera pulang setelah selesai makan. Ternyata Galih lebih dulu membayar pesanan kami tadi. Aku dan Aziza tertawa karena senang, kemudian segera pulang meninggalkan Galih yang sedang ada di kasir. Malas kalau di ajak ngobrol lagi.
**
Mas Fery akan pulang satu jam lagi. Aku baru selesai masak untuk makan malam. Tak banyak yang aku masak.Sambal ikan asin dan sayur asem, perpaduan yang cocok menurut lidah sumatera ku.
Aku membereskan meja untuk meletak kan buku-buku di kamar sebelah. Kulihat laci tempat semalam aku menemukan ponsel lain Mas Fery. Tak ada lagi disana. Kemana ponsel itu? Mas Fery menyimpannya di lain tempat.
Buku-buku tampak berserak, ada berkas kerja suamiku yang tak terpakai juga menumpuk disana.Saat aku mengangkat satu berkas fotokopian laporan kerja suamiku, ada slip gaji jatuh. Aku mengambilnya.
Slip Gaji Mas Fery dua bulan lalu.Aku terkejut. Mas Fery naik gaji 30%, tapi kok jatahku tetap segini-segini aja? kemana sisanya?
Aku meremas slip gaji itu. Eh, tapi segera aku buka lagi. Ini bisa aku jadikan bukti perselingkuhan Mas Fery. Tidak salah lagi, pasti gaji itu di berikan pada selingkuhannya itu. Awas kamu mas.
Aku jadi gak mood. Kuurungkan niat untuk beres-beresnya. Ku simpan slip gaji ini dengan rapih di dompetku yang tak akan mungkin di buka-buka oleh Mas Fery.
**
"Mas, besok belikan aku perhiasan"pintaku pada Mas Fery saat kami makan malam.
"Oke, besok Mas belikan"jawab Mas Fery santai.
"Sepuluh gram"ucapku lagi.
Mas Fery terkejut dan tersedak makanan yang sedang di kunyah. Ia memukul dada nya untuk menghentikan keselek. Kusodorkan segelas air, Mas Fery meneguknya. Mas Fery menghela napas lega karena makanan sudah hanyut dari kerongkongan nya.
"Apa,Num? sepuluh gram?"tanya Mas Fery mengulang ucapanku tadi.
"Iya,aku mau kalung emas sepuluh gram"ucapku dengan tenang.
"Mas nggak ada uang kalau untuk beli sepuluh gram,Num. Kamu kan tau gaji mas berapa?Dua gram saja ya?"Mas Fery menawarkan.
Enak saja, uangmu kamu simpan diam-diam,sekarang aku minta jatahku kamu bilang nggak ada.
"Nggak. Sepuluh gram"ucapku singkat
"Tiga gram?"Mas Fery menawari lagi.
"Nggak,pokoknya sepuluh gram"bentakku.
"Oke. Oke. Besok Mas Belikan"jawab Mas Fery pasrah.
Aku tersenyum puas. Lumayan, sepuluh gram itu akan aku tabung, agar menjadi bekal saat aku cerai dengan Mas Fery nanti. Biar saja Mas Fery dapat uang dari mana untuk membelikan ku perhiasan. Secara dia sudah merahasiakan gaji nya yang naik diam-diam itu. Kayaknya, ponsel Mas Fery yang aku temukan di laci itu, kalau di jual uangnya bisa untuk beli perhiasan lima gram.

Comentário do Livro (48)

  • avatar
    PertamaHeldi

    jelekk

    11/08

      0
  • avatar
    dari07Wulan

    Kren bnget kak

    23/07

      0
  • avatar
    alfiandandy

    bagus

    14/07

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes