logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Bab 2 Rencana Liburan

Aku celangak celenguk mencari keberadaan Farah dikantin kampus.
"Katanya mau makan siang bareng disini, aahh. Dasar tukang ngaret," gumamku pelan.
Segera ku langkahkan kaki memasuki kantin sambil mataku mencari-cari meja yang kosong. Ku putuskan untuk duduk dimeja yang paling ujung, yang tampak dari pintu masuk kantin, biar kalau Farah datang bisa langsung melihatku. Sambil menunggu kedatangan Farah, ku pesan terlebih dahulu minuman kesukaanku jus alpukat dan bakso mercon. Farah datang bertepatan dengan pesanan ku yang di antar.
"Sorry, Sya. Telat," ucap Farah ketika sudah berada di hadapanku.
"Gakpapa, Far. Santai aja lagian juga itu udah jadi kebiasaan kamu," sahutku seraya tertawa.
"Ih dasar," sahutnya seraya mencubit lenganku.
"Bu, saya pesan jus mangga sama nasi sop, ya." Ucap Farah pada Ibu kantin yang mengantarkan pesanku.
Farah lalu mengambil tempat duduk didepanku. Ibu kantin mengiyakan dan berlalu untuk segera mengambilkan pesanan Farah.
Farah mengeluarkan sesuatu dari dalam ranselnya dan menyerahkannya padaku.
"Nih, Sya. Buat kamu, sebagai permintaan maafku ke kamu karena kejadian kemaren," kata Farah sambil menyodorkan sebuah bungkusan kepadaku. Aku pun menerima dan segera membukanya.
Aku terkejut melihat isi bungkusan tersebut, isinya sebuah tas bermerk yang cukup mahal. Aku sangat girang karena mendapatkan tas itu walaupun tas itu bukan tas yang menjadi incaranku.
"Makasih ya, Far. Kamu baik banget," seruku kegirangan.
"Sama-sama, Sya. Kan aku udah janji, lagian aku seneng liat kamu suka dengan tas itu," sahut Farah.
Yaa, selama ini Farah adalah sahabat terbaikku. Selain cantik dan juga kaya dia juga baik hati, walaupun dia anak seorang pengusaha tapi dia tak pernah sombong, itulah yang aku sukai dari Farah.
Tidak berapa lama pesanan Farah datang, kami pun makan makanan yang kami pesan masing-masing. Seraya membahas rencana liburan semester kali ini. Kali ini kami berencana akan liburan di villa kepunyaan Kakek Farah yang ada di puncak. Kata Farah villa itu untuk liburan kali ini tidak di sewakan, karena Farah sudah meminta pada Kakeknya untuk meminjam villa itu dan sudah di setujui Kakeknya.
Setelah selesai makan siang, Farah kembali ke kelasnya karena katanya masih ada pelajaran yang harus di ikutinya. Sedangkan aku lebih dulu pulang kerumah karena sudah tidak ada lagi pelajaran yang perlu di ikuti.
***
Liburan semester telah tiba, sesuai rencana aku dan Farah akan liburan di puncak di villa kepunyaan Kakeknya Farah.
Hari ini aku bangun lebih awal karena rencananya hari ini kami akan berangkat ke puncak. Segala perlengkapam selama liburan sudah ku persiapkan dari tadi malam. Jadi pagi ini, aku cukup mengecek kalau-kalau ada yang kurang. Setelah ku rasa tidak ada yang kurang segera ku seret koperku keluar kamar. Aku segera bergabung di meja makan untuk sarapan bareng Ayah dan juga Ibu. Kebiasaan kecil keluargaku untuk selalu sarapan atau makan bersama-sama.
"Pagi Ayah, pagi Ibu," sapaku pada orang tuaku.
"Pagi sayang," sahut Ayah. Aku segera mengambil tempat duduk di samping Ayah.
Dengan telaten Ibu mengambilkan Nasi beserta lauk dan sayurnya buatku dan juga Ayah.
"Jadi hari ini pergi ke puncak?" tanya Ayah.
"Jadi dong, Yah. Ini udah siap," sahutku dengan mulut penuh makanan.
"Di telan dulu, Sya. Nanti keselek loh," tegur Ibu. Aku cuma cengengesan.
"Lagian Farah belum jemput 'kan? Jadi makannya gak usah buru-buru," lanjut Ibu lagi.
"Hhmm," sahutku. Dengan segera ku habiskan sarapanku.
Tepat setelah nasiku habis dipiring terdengar klakson mobil diluar.
Tin...Tin...Tin... Segera ku cuci tanganku dan bergegas keluar. Ku lihat Farah turun dari dalam mobil dan menghampiriku.
"Sudah siap, Sya?" tanya Farah ketika sudah berada di depanku.
"Sudah, Far. Kita berangkat sekarang?" Aku bertanya balik. Farah menganggukkan kepalanya.
"Oya, Sya. Sepupuku Raya dan temannya Kinan ikut gakpapa 'kan?" Kata Farah.
"Ya, gak apa-apa lah Far. Kan kita jadi tambah rame," sahutku.
"Aku pamit sama Ayah dan Ibu dulu ya," lanjutku lagi seraya berjalan masuk kedalam rumah. Tidak berapa lama aku keluar kembali bersama kedua orang tuaku. Melihat Ayah dan Ibu Farah langsung menyapa mereka.
"Pagi, Om dan Tante," sapa Farah pada orang Tuaku.
"Pagi, Farah. Om sama Tante titip Aliesya ya," kata Ayahku pada Farah.
"Siap, Om. Pasti Farah jagain," sahut Farah seraya mengacungkan jempolnya. Setelah berbasa basi sebentar dengan kedua orang tuaku kami pun segera pamit.
"Kami pergi dulu, Yah, Bu." Pamitku.
"Iya" sahut Ibu.
"Hati-hati dijalan," ucap Ayah.
"Jangan lupa kalau sudah sampai kabarin Ibu. Biar Ibu gak khawatir,"Ibu menambahkan lagi.
"Iya, Ayah, Ibu." Sahutku.
Aku dan Farah segera masuk ke dalam mobil yang mana didalam mobil sudah menunggu Raya dan Kinan. Pelan-pelan mobil yang di kemudikan Pak Ujang meninggalkan halaman rumahku. Di dalam mobil kami tidak banyak bicara kami larut dalam fikiran masing-masing. Ku lirik Kinan yang duduk di sampingku sedang tertidur. Sedangkan Raya asyik dengan gadgetnya. Sementara Farah yang duduk di samping Pak Ujang ku lihat sudah mulai mengantuk.
Ku alihkan pandanganku ke luar jendela. Di sisi jalan ku lihat hamparan sawah yang di tumbuhi padi. Sunggu sangat sejuk di pandang mata. Tidak seperti dikota yang penuh dengan polusi asap knalpot mobil dan motor.

Comentário do Livro (301)

  • avatar
    كرنيءاسبه كرنيءاسيه كرنيءت

    cerita yh bgus, dan trjdi didunia nyata.. sorti yg tlah ku alami smasa dlu.. alur yg bgtu smpurna.. trimksh utk pnulisan crta yg bgtu mnkjubkn😉🌹🌹🌹

    03/05/2022

      0
  • avatar
    TasnimNur Aina

    aku sangat suka bab ini

    6d

      0
  • avatar
    PurnamaNaura

    halo saya sangat senang membaca ini karna seru dan enak di baca

    15d

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes