logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 6 Bangkit

“Memang susah untuk memulai semuanya dari awal lagi, namun tidak akan ada usaha yang mengkhianati hasil. Kau boleh terpuruk namun jangan lupa untuk bangkit.”
 
Qila memulai kembali semuanya dari awal, Qila tidak mau melihat orang-orang yang disayanginya tersakiti karena kesedihan dirinya. Qila melanjutkan pendidikannya di Universitas UIN BANDUNG. Qila mengambil jurusan psikologi. Qila berharap dengan jurusan yang di ambilnya, Qila mampu lebih mengenali semua yang terjadi pada dirinya. Qila juga ingin lebih memahami orang lain, oleh karena itulah Qila mengambil jurusan psikologi.
Seminggu kemudian, Qila sudah mulai bisa bersosialisasi dengan lingkungan barunya. Qila mulai bisa sedikit demi sedikit melupakan kesedihannya.
“Aqila, nanti malem ada pesta topeng, lo ikut kan?”
“Kayaknya nggak deh, gue juga nggak terlalu suka sama keramaian.”
“Lo ikut ya, mungkin aja dengan ikutan itu lo bisa melupakan kesedihan lo dan have fun.”
“Gimana ya Lin?”
“Udah jangan banyak mikir, ikut ya.”
“Datangnya nggak perlu pasangan kan?”
“Nggak, nanti kita berangkat bareng.” Seru Lina teman baru Aqila.
“Yaudah, kalau gitu gue pulang duluan.”
“Oke, bye.”
Aqila pergi dan meninggalkan Lina yang masih sibuk dengan laptopnya. Aqila sebenarnya bingung, apakah dia harus ikut atau tidak. Tapi jika dipikir-pikir, perkataan Lina ada benernya juga. Mungkin saja dengan Aqila datang ke acara seperti itu, Aqila bisa melupakan kesedihannya dan tidak terus terpuruk. Dan lagi, Aqila sudah berjanji pada dirinya, bahwa dia akan bangkit. Terngiang di kepalanya perkataan Reihan abang kandungnya.
“Kalau lo mau bangkit, lo harus nyibukin diri lo. Bawa diri lo untuk have fun. Jangan terus mengurung diri dan diam dalam kesendirian. Karena jika lo terus sendiri lo akan merasakan kesepian yang membuat lo kembali ingat akan kesedihan lo.”
Aqila tersenyum mengingat Reihan, Aqila tahu sifat Reihan yang terkadang menurutnya jahat itu adalah salah satu kasih sayang Reihan untuk Aqila. Aqila tahu bahwa Reihan adalah salah satu orang yang tidak mampu menyampaikan rasa sayang dengan kelembutan. Aqila ingat saat dirinya curhat kepada Dave tentang Reihan.
“Dave, gue kesel sama abang gue.”
“Kenapa lagi.”
“Lo tau kan kalau abang gue selalu marah-marah. Dia selalu ngatur-ngatur gue, gue benci sama dia.”
“Itu karena dia sayang banget sama lo.”
“Kalau dia sayang, dia nggak bakal marah-marah Dave. Dia pasti perlakukan gue dengan sangat manis.”
“Dengerin ya ia, lo harus tau bahwa tidak setiap orang mampu menyampaikan rasa sayangnya dengan kelembutan. Terkadang ada dari mereka yang menyampaikan kasih sayangnya dengan sedikit keras, seperti marah atau apapun itu. Tapi lo harus tau bahwa mereka sebenarnya sayang sama lo tapi mereka tidak bisa mengaplikasikan sayang mereka dengan sebuah kelembutan ataupun hal manis.”
“Tapi Dave, bang Reihan selalu ngatur-ngatur gue, apalagi soal pergaulan gue sama lawan jenis.”
“Itu karena rasa sayang bang Reihan sama lo begitu besar, dia nggak mau ada laki-laki yang nyakitin lo, dia nggak mau lo tersakiti, lo harus ngerti. Contohnya gini, lo inget saat gue telat nganterin lo pulang dan bang Reihan marah sama gue.”
“Iya gue inget.”
“Nah, waktu itu kan hujan dan lo kedinginan, ditambah gue telat nganterin lo pulang, malem-malem lagi. Lo tau kenapa Bang Reihan marahin gue?”
“Nggak, kalau menurut aku ya. Itu karena bang Reihan iri aja.”
“Lo salah Qila, buat apa bang Reihan iri sama lo. Fans bang Reihan banyak.”
“Jadi karena apa?”
“Karena bang Reihan sangat khawatir sama lo, dia takut penyakit lo kambuh. Soalnya dia paling nggak bisa liat lo kesakitan, liat lo sedih. Dia sayang banget sama lo.”
Aqila tersenyum mengingat kebersamaannya dengan Dave, Aqila sekarang mengerti dan sadar bahwa ternyata ucapan Dave benar, Reihan memang sangat menyayanginya. Aqila mengambil foto yang berada di atas nakas. Dalam foto itu, Aqila tersenyum dan melihat ke arah Dave yang mengecup pucuk kepalanya.
“Aku rindu kamu Dave, kamu baik-baik ya disana. Aku akan menjaga semua kenangan kita dan aku berjanji bahwa aku akan selalu bahagia.”
Qila mengecup fotonya bersama Dave, lalu menghempaskan tubuhnya ke kasur. Qila merasa hari ini cukup melelahkan. Aqila tidur sambil memeluk foto Dave.
 
07.00 WIB
Aqila bingung harus memakai gaun yang mana. Hingga mamahnya datang dan melihat putrinya yang sibuk memilih gaun untuk datang ke acara pesta topeng.
“Kenapa? Bingung mau pilih gaun yang mana?”
Aqila hanya mengangguk menjawab pertanyaan Liana mamahnya. Liana tersenyum karena Qila mulai sedikit-sedikit kembali bangkit dari terpuruknya.
“Mah, mamah kok malah diem.”
“Oh iya, sini mamah pilihin.”
Liana mencari-cari baju untuk Aqila. Hingga akhirnya Liana menemukan gaun yang dipikirnya sangat cocok untuk Qila. Gaun terusan berwarna hitam polos dan ada sedikit butiran mutiara kecil mengelilingi leher. Dengan kulit Aqila yang putih, badan yang ideal, mata cokelat terang seperti kucing, Liana yakin bahwa Aqila sangat cocok menggunakan gaun ini. Setelah Qila memakai gaun itu, Liana langsung menata rambut Aqila dengan bentuk curly dan mahkota kecil yang terlihat sangat indah. Kaki putih jenjang yang dimiliki Aqila, Liana pasangkan sebuah higheels hitam yang memiliki tinggi sekitar 3 cm. Setelah semuanya selesai, Aqila melihat pantulan dirinya di cermin. Dengan make up yang natural, Qila kembali tersenyum dan sangat bangga pada mamahnya yang sudah mendandaninya sangat cantik.
“Anak mamah cantik banget.”
“Iya dong siapa dulu mamahnya, btw terima kasih ya mah, karena mamah udah dandani Qila.”
“Iya sayang, oh iya kamu mau pakai topeng yang mana?”
“Topeng warna putih aja deh mah.”
“Yaudah mamah ambilin ya.”
Liana adalah orang yang suka dengan pesta topeng, makannya banyak topeng yang Liana kumpulkan. Dulu,ketika dia masih muda, Liana selalu mengikuti pesta topeng bersama teman-temannya. Liana mengambil topeng warna putih polos.
“Nih sayang.”
“Yaudah mah, Qila berangkat sekarang ya.”
“Iya hati-hati, jangan pulang terlalu malam ya.”
“Oke mah.”
Aqila pergi bersama denga Lina yang sudah menunggunya di depan rumah, Aqila dan Lina pamit kepada Liana. Lina melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
“Lo cantik banget la.”
“Bisa aja lo, lo juga cantik.”
“Gaun lo pas banget sama lo, asli lo perfect banget malam ini.”
Qila tersenyum mendapat pujian dari Lina teman barunya.
***
Suasana di pesta sudah sangat ramai, Aqila dan Lina turu dari mobil daan memakai topeng mereka. Aqila merasa gugup karena sudah lama dia tidak datang ke pesta. Lina yang merasakan kegugupan Aqila hanya tersenyum dan menatap Aqila, meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Aqila menganggukan kepalanya dan mulai melangkah masuk ke pesta.
Pesta terlihat sangat ramai, dengan musik yang mengalun sangat lembut, membuat semua yang hadir terhanyut. Rasa gugup Aqila mulai hilang dan kini dia mulai menikmati pesta. Aqila berjalan sendiri dan melihat-lihat sekelilingnya karena Lina ijin untuk ke toilet. Disaat Qila sedang fokus melamun, tiba-tiba ada yang menyentuh pundaknya.
“Mau dansa?” Tanya seorang pria dengan topeng warna hitam.
“Tidak, terima kasih.”
“Ayolah, inikan pesta masa kamu malah diem dan melamun aja disini.”
Tanpa menghiraukan sang pria, Qila beranjak dan mencoba meninggalkan pria yang tidak di kenalnya itu, namun tangan Qila di tarik oleh sang pria hingga membuatnya hampir terjatuh.
“Kak, kakak bisa sopan sedikit tidak?”
“Makannya kalau lo mau gue sopan, lo harus ikutin kemauan gue.”
“Maaf ya kak, saya berhak untuk menolak.”
“Lo nggak kenal sama gue? Gue Renaldi, senior lo, lo harus tahu bahwa nggak ada yang bisa nolak permintaan gue, apalagi lo yang hanya mahasiswi baru.”
“Maaf ya kak, dengan alasan apa kakak bisa berlaku semena-mena seperti ini?”
“Lo masih nanya, gue itu anak sultan dan gue bisa ngelakuin apa aja.”
“Maaf ya kak, bukannya saya lancang tapi kakak harus tahu bahwa Tuhan tidaklah membedakan hambanya dari seberapa kaya atau miskin orang itu, tapi Tuhan membedakan dari seberapa taat dia menjalani perintah Tuhannya dan menjauhi larangannya. Ingat kak, harta hanyalah sebuah titipan yang suatu saat nanti pasti akan diambil oleh pemiliknya.”
“Oh ya satu lagi kak, kakak harus tahu bahwa tidaklah ada kebanggaan dengan menyombongkan harta orang tua.”
“Kalau begitu saya permisi.”
Qila berjalan meninggalkan Renaldi yang tertegun dengan ucapan Qila. Renaldi marah, namun entah mengapa dia tidak mampu melakukan apa-apa.
“Di, kok lo malah diem aja sih Di? Lo harusnya marah dan bikin dia bertanggung jawab atas apa yang dia ucapkan ke elo.”
Renaldi hanya diam dan menatap lurus ke depan. Renaldi terus melihat punggung Qila yang semakin lama semakin menghilang.
“Gue kenapa ya? Cewek itu bikin gue nggak bisa berkutik. Aneh,” gumam Renaldi.
“Gue duluan ya, kalian have fun aja disini. Gue ada urusan.”
“Lo mau kemana?”
“Ada urusan dadakan gue. Kalau kalian butuh apa-apa, gue udah tf uang ke Dimas. Kalian bisa pake uang itu. Gue balik ya.”
“Sip bro, take care lo.”
“Yoi.”
Renaldi keluar dari pesta dan mencari Aqila, gadis pertama yang mampu menolaknya dengan terang-terangan. Entah mengapa Renaldi begitu penasaran dengan sosok gadis yang dengan berani mengajarinya soal hidup.
“Tuh cewek, kemana sih?”
Renaldi terus mencari Aqila, namun suda dia kelilingi seluruh tempat di pesta, tidak ada sedikitpun jejak Aqila. Renaldi sangat ingin berkenalan dengan Aqila tapi Aqila keburu menghilang dari pesta. Karena tidak kunjung menemukan Aqila, Renaldi akhirnya memutuskan untuk pulang. Disisi lain, Aqila sedang mencari Lina, sahabatnya yang belum juga di temukan. Disaat Aqila sibuk mencari Lina, tiba-tiba lampu dalam ruangan pesta mati. Musik mengalun lembut, dan di depan bisa dibilang di atas sebuah panggung, ada dua orang yang menjadi MC dari acara pesta topeng ini. Aqila membulatkan matanya ketika melihat bahwa MC wanitanya ternyata Lina. Aqila menghela napasnya dan bergumam,
“Ya iyalah nggak bakal ketemu toh dia lagi jadi MC.”
“Dasar ya temen nggak ada akhlak, bukannya bilang biar nggak dicariin. Ini ngilang tanpa ada kabar.” Gerutu Aqila.
“Oke buat teman-teman semua, sekarang acara puncak. Kalian boleh milih siapa aja buat jadi pasangan dansa kalian.”
“Untuk pasangan paling serasi dan dansa paling bagus dia akan menjadi King and Queen di malam ini.” Seru MC
Aqila bingung harus berdansa dengan siapa, jujur dia tidak mengenal siapapun disini kecuali Lina. Aqila berniat untuk keluar namun ada yang menarik tangannya.
“Dansa sama gue ya, lo nggak ada pasangan kan.”
Aqila bingung harus menjawab apa, belum juga berkata iya, musik sudah berganti dan mengalun dengan lembut. Seorang pria yang menawari Qila dansa, tanpa menunggu jawaban Qila, dia sudah mengaitkan tangannya pada pinggang Qila dan menyimpan tangan Qila pada bahunya. Qila yang tidak siap, merasa gugup. Namun seiring berjalannya musik, Qila mulai bisa mengikuti alunan musik dan menikmati dansanya dengan seorang pria tidak di kenalnya.
“Nama gue Devan, nama lo siapa?”
“Aku--.”
“Segitu tampankah gue di mata lo, sehingga lo terpesona sama gue dan nggak bisa bilang apa-apa.”
“Mana aku tau kakak tampan, kakak kan pake topeng.”
“Oh iya, gue lupa kalau gue pake topeng.” Seru Devan dengan tawanya yang membuat orang-orang memandang mereka.
“Kak, pelanin suara lo, malu tau.”
“Hahah, maafin gue ya.”
Aqila da Devan keluar dari acara dansa dan mereka memilih untuk ngobrol di luar.
Aqila hanya memandang Devan dengan aneh. Namun entah mengapa Aqila merasa nyaman bersama dengan Devan, seseorang yang belum pernah di kenalnya.
“Oh iya, lo balik sama siapa? Dan satu lagi lo belum sebut nama lo siapa.”
“Nama gue Aqila, gue balik sama temen gue. tapi sekarang dia lagi jadi MC. Gue nggak tau dia kapan selesainya.”
“Oh nama lo Aqila, kalau gitu lo balik sama gue aja, gue anterin sampe depan rumah lo, atau kalau lo mau sampai pintu kamar juga nggak papa.” Cengir Devan
“Nggak ah, gimana kalau nanti gue di culik, bahaya kan.”
“Lo nggak percaya kalau gue orang baik. Lo liat aja muka tampan gue, nggak mungkin dong muka setampan gue, orang jahat.”
“Lo masih pake topeng kak.”
“Gue lupa, yaudah gue buka topeng gue, dan kalau bisa lo juga buka topeng lo.”
Aqila dan Devan membuka topeng mereka.
“Elo---.”
“Elo---.”
 

Comentário do Livro (34)

  • avatar
    SuhaeniEni

    baik

    11d

      0
  • avatar
    VeraNila

    cakep

    12/08

      0
  • avatar
    viviazzhr69

    bagus

    09/08

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes