logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Bab 7. Sakit Hati Dirga

POV Dirga
Aku dan Anita sudah mengenal lama sekali. Sejak kita masih di bangku SMA dia yang selalu mengisi hari-hariku yang kesepian. Orang tuaku sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Ayah dengan kesibukannya di perusahaan. Sedangkan Mama, sibuk dengan arisan dan kehidupan sosialitanya. Meski setiap hari kami masih bertemu di pagi hari saat kami sarapan bersama.
Mama memang masih meluangkan waktu untukku membagi kehangatan sebagai ibu di sela-sela kesibukannya. Dia tak pernah membiarkanku makan di luar. Selalu membiasakanku makan masakan rumah. Kebiasaan ini yang tak hilang sampai sekarang. Itulah yang membuatku selalu merindukannya setelah beliau tiada tujuh tahun yang lalu.
Sedangkan Ayah, dia selalu sibuk bekerja untuk menghidupi kami sekeluarga, katanya. Awalnya, dialah panutan dalam hidupku. Sampai ketika kejadian tiga belas tahun yang lalu di mana aku memergoki dia bergandengan tangan menuju sebuah hotel dengan sekretarisnya, rasa hormat itu sirna begitu saja padanya.
Aku Dirga Adiwiyata, mulai saat itu selalu berulah. Apa pun yang Ayah perintahkan, aku selalu melawan keinginannya. Jika bukan karena Mama tak betah lama-lama berada dalam satu rumah dengan seorang pengkhianat. Mama memang tak tahu kelakuan Ayah di luar sana. Yang dia tahu suaminya itu adalah sosok yang paling sempurna untuk dihormati dan dicintainya. Itulah yang membuatku merahasiakan darinya sampai beliau meninggal. Hidupku mulai bebas setelah kuliah, pergi ke klub serta minum-minuman keras sudah menjadi hal yang lumrah bagiku. Di saat orang tuaku bahkan sudah lelah memberikan nasihatnya, Anita lah yang selalu berada di sisiku, menjadi seorang sahabat yang selalu bisa kuandalkan. Dari sekian banyak teman yang kumiliki hanya Anita lah satu-satunya wanita di antara kami.
Termasuk saat memilih pasangan, entah mengapa tak ada satu wanita yang membuatku tertarik. Sampai saat usiaku dua puluh tujuh tahun Anita menyatakan perasaannya padaku saat kami sama-sama merintis usaha di sana. Kami berkomitmen untuk menjalin hubungan, yang tadinya hanya sekedar sahabat berubah menjadi kekasih bahkan aku sudah tergantung padanya. Kami memang kuliah di salah satu universitas di negeri Belanda. Sama-sama mengambil jurusan bisnis, karena dia pun akan meneruskan perusahaan milik orang tuanya.
Aku yang tak pernah pulang ke Indonesia lagi setelah kepergian Mama, selalu menghabiskan waktuku di Belanda dengan Anita. Bahkan di sana kami tinggal dalam satu apartemen bersama. Dengan dia juga aku untuk pertama kalinya bercint*, mungkin lingkungan lah yang membuat kami tak merasa canggung dengan kegiatan yang satu ini. Kehidupan bebas di luar negeri memang sudah lumrah untuk setiap pasangan meski belum menikah sekalipun.
Dia wanita yang sempurna, cantik, berkelas, dan seksi. Laki-laki mana pun pasti akan terpikat olehnya, dan aku beruntung menjadi pemenangnya. Sampai saat hubunganku dan Anita sudah menginjak empat tahun, Ayah menyuruhku pulang ke Indonesia. Awalnya aku menolak. Akan tetapi, dengan ancamannya yang akan meruntuhkan bisnisku di Belanda, akhirnya aku pulang ke tanah air. Bukan hanya itu saja yang membuatku terkejut, bahkan dia menyuruhku untuk menikahi anak seorang pembantu bernama Alisa Aulia Azizah. Cantik memang, wajahnya masih alami khas gadis pedesaan pada umumnya. Dengan kulit putih, mulus serta bulu mata lentik dan rambut panjang berwarna hitam legam. Tetapi, itu tak membuatku tertarik padanya. Dia bukan tipeku, mana mungkin seorang Dirga mempunyai istri seorang pembantu. Pilihan yang sangat buruk, Anita jauh lebih baik darinya.
Mengingat Anita saat itu sungguh aku sangat merindukannya. Ayah selalu mengancamku jika perintahnya tak kuturuti, sehingga dengan terpaksa untuk menikahi gadis itu. Tetapi dengan satu syarat, tak ada yang tahu pernikahan kami kecuali keluarga inti. Bahkan ketika harusnya malam pertama setelah pernikahan kuhabiskan malamku dengan gadis itu. Aku malah pergi ke kediaman Anita dan menghabiskan malamku di sana. Dia seperti biasa selalu memuaskanku di peraduan hingga pagi tiba. Biarlah, aku tak pulang. Masa bodoh dengan istriku yang mungkin menunggu di rumah. Aku puas, dengan aku menyakiti gadis pilihan Ayah, secara tidak langsung aku membalaskan sakit hatiku. Aku memang kejam, yang penting itu membuatku jauh lebih senang.
Kukatakan kepada Anita kalau aku sudah menikah atas perjodohan dari Ayah. Tadinya aku takut dengan reaksinya, tetapi aku merasa lega ternyata Anita bisa mengerti. Dia bahkan tak pernah mempermasalahkannya, asalkan aku tak menyentuh istriku. Aku tak keberatan dengan permintaan Anita yang penting dia tak meninggalkanku.
Meski terkadang jiwa lelakiku meronta juga melihat Alisa yang berbaring dalam kasur yang sama denganku, bagaimanapun aku seorang lelaki normal, apalagi dia halal bagiku. Untunglah rasa sayang ini kepada Anita membuatku bertahan sampai usia pernikahan kami menginjak satu setengah tahun. Sikapku pada dia jangan ditanyakan, bahkan sedikitpun aku tak pernah memandangnya. Meski dengan segala perhatian serta pengabdiannya sebagai istri terkadang membuat hati ini merasa hangat. Tetapi selalu kutepis mengingat dendamku pada Ayah.
Aku tak puas sampai di situ, bukan cuma sikapku yang tak baik, setelah setahun pernikahan kami, kukenalkan Anita kepada Alisa sebagai kekasih. Tiap malam aku selalu pulang larut setelah kuhabiskan waktuku dengan Anita. Kekasihku itu memang meneruskan bisnis keluarganya di Indonesia dan menjual segala asetnya di Belanda hanya untuk mengikutiku. Kami sama-sama tak bisa berjauhan, sungguh pasangan yang sempurna bukan?
Selama Alisa menjadi istriku tak sedikit pun dia bisa menolak bahkan membantah perintah dariku. Dia seperti boneka untukku dan itu membuatku senang. Sampai ketika aku dan Anita sedang bercumbu di ruangan kantorku, tak sengaja Alisa melihat kami. Aku geram padanya karena mengganggu kesenanganku, tapi di sisi lain hatiku puas melihatnya menangis dan terluka. Maafkan aku, dengan cara menyakitimu dendamku pada Ayah bisa terlampiaskan. Mungkin kau akan memandangku suami yang kejam, tapi aku tak peduli, inilah hidupku.

Comentário do Livro (1063)

  • avatar
    Peth Desmond

    good story

    1d

      0
  • avatar
    Rici Gustina

    saya sangat suka cerita ini

    6d

      0
  • avatar
    AnwarChaerul

    mantap

    15d

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes