logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Blind Girl Love

Blind Girl Love

yk


Capítulo 1 Episode satu

Sebelum Aira Anjani mengalami kecelakaan mobil yang membuatnya buta, Aira Anjani berusia 21 tahun. Aira tinggal bersama ibu dan adiknya, Rafa, yang berusia 16 tahun, sedangkan ayahnya meninggal saat Aira berusia 8 tahun. Sekarang Aira yang bekerja keras untuk menjadi tulang punggung keluarga, dan dia bangun pagi dan pukul 07.00 untuk membantu ibunya berjualan donat, karena ibunya menderita asma sehingga dia tidak bisa lelah.
"Bu, aku mau jualan dulu," kata Aira saat berpamitan dengan ibunya.
“Aira, putriku, kamu harus sholat subuh dulu, agar Allah memudahkan urusanmu,” jawab ibunya ketika dia menasihati dirinya sendiri.
"Ya Tuhan, aku lupa, terima kasih ibu sudah mengingatkanku," tambah Aira lagi.
"Ya, tolong ibu, jaga penjualan saya, dan saya akan berwudhu dulu," jawab Aira ketika dia memasuki rumahnya lagi.
“Baiklah, putriku, pergilah untuk melakukan perintah Tuhan, dan aku akan mengurus barang daganganmu,” kata ibunya lagi.
Namun beberapa menit kemudian seorang pemuda bernama Zain Ali mendekati rumah kontrakan Aira, dan dia adalah sahabat Aira sejak kecil, Zain Ali adalah anak dari pengusaha terkaya di Jakarta, Zain sudah terbiasa hidup sederhana tanpa harta kekayaannya. ayah dan ibu.
"Assalamualaikum" ucap Zain.
"Wa'alaikum salam, maaf, sedang mencari siapa?" tanya ibu Aira.
"Saya Zain, saya teman Aira, apakah Aira ada?" Zain bertanya.
"Aira sholat subuh, sebentar lagi selesai," kata ibu Aira.
Tidak lama kemudian Aira pun keluar dari kamarnya saat sudah selesai sholat subuh, ia pun menyapa Zain.
"Ada apa Zain pagi-pagi sudah menghampiri diriku?" tanya Aira.
"Oh iya, ibu, Aira pergi dulu ya," ucap Aira saat melangkahkan kakinya keluar rumah.
"Tidak ada apa pun, aku hanya ingin membantu kamu berjualan," ucap Zain lagi.
Namun tiba-tiba adiknya menghentikan langkahnya.
"Kak, kakak, tunggu, aku mau minta uang iuran sekolah, kalau tidak dibayar, maka aku tidak bisa mengikuti ujian," ucap Rafa.
"Ya Allah, Rafa, kamu ini mengejutkan saya saja," tegas Aira.
"Insya Allah, kakak akan mencari uang untuk membayar iuran sekolahmu," jawab Aira.
"Benar ya kak, kakak tidak akan berbohong," tambah Rafa lagi.
"Rafa, kakakmu akan tepati janjinya, dan kamu bisa memercayai paman," ucap Zain.
Tidak lama kemudian mereka pun pergi dari rumah kontrakan Aira, dan akhirnya mereka tiba di sebuah jalan raya dekat lapangan bola, Aira pun menghentikan sepedanya dekat lapangan bola yang terletak di pinggir jalan raya.
"Kue, kue, kue, kue donatnya ibu," teriak Aira saat memanggil pembeli.
"Berapa satu?" tanya salah satu pembeli yang menghampirinya.
"Cuma 2000," jawab Zain kepada pembeli.
Namun pada saat pembeli lain menghampiri donat Aira, sehingga salah satu anak mereka terlepas ke jalan raya.
"Ya Allah anakku, siapa pun tolong selamatkan putraku?" tanya salah satu pembeli saat kehilangan anaknya.
Sambil mengambil ponselnya yang terjatuh di bawah kakinya, ia pun membunyikan klakson mobil miliknya.
"Hey, bocah kecil, tolong segera minggir," teriak pemuda misterius saat menekan klakson mobil.
"Mama, nanti akan kuhubungi lagi," kata pemuda misterius tersebut.
"Halo, halo, ada apa dengan Faris? mengapa anakku mengabaikan panggilanku? ya tuhan semoga tidak terjadi sesuatu pada putraku," ucap ibunya Faris.
"Zain, tolong kamu jaga kue ini, dan aku akan menolong bocah tersebut," ucap Aira.
"Aira, ini sangat berbahaya, dan aku tidak ingin kamu terluka karena selamatkan bocah itu, jadi kamu tunggu disini, dan izinkan aku membantu kamu untuk menolong bocah itu," ucap Zain.
"Kamu berdoa saja Zain, dan Allah akan membantu kita," tegas Aira.
Aira berlari dengan cepat ke arah jalan raya untuk membantu bocah laki-laki tersebut, sementara pemuda itu terus-menerus menekan klakson mobilnya.
"Hey, apakah kamu bisa mendengar ucapanku?" teriak pemuda itu.
Aira mendorong badan bocah tersebut ke arah trotoar sehingga lutut bocah itu mengeluarkan darah sedikit, akan tetapi bocah itu selamat dari kecelakaan, namun tiba-tiba tubuh Aira tertabrak dengan bagian mobil sehingga mata Aira terhantam trotoar.
"Ibu, tante itu mendorongku," ucap bocah itu.
"Dia tidak melukaimu anakku, justru dia menyelamatkanmu," ucap ibu dari bocah tersebut.
"Aaaaaaaaa," teriak Aira saat tubuhnya terpental di jalan dekat trotoar.
"Tolong selamatkan gadis itu, dia merelakan nyawanya untuk anakku," tambah ibu bocah itu.
Tidak lama kemudian mobil pemuda itu pun langsung berhenti, dan pemuda itu pun langsung turun dari mobil saat memandang perempuan kecelakaan itu, sementara Zain yang menatapi kejadian tersebut, dan ia pun langsung berteriak memanggil Aira.
"Airaaaaa," teriak Zain ketika berlari ke arah jalan.
"Kumohon Aira, tolong buka matamu, aku tidak ingin kamu meninggalkan aku, sebab aku mencintaimu Aira," ucap Zain seorang diri saat berjongkok.
"Hey, kamu, dan kamu harus bertanggung jawab atas kecelakaan ini," ucap Zain saat berdiri menghampiri lelaki itu sambil memegang kerah baju lelaki itu.
"Apakah ini kesalahan saya?" tanya pemuda itu yang membalas menarik kerah baju Zain.
"Baiklah, kalau kamu tidak bertanggung jawab, maka aku akan menghubungi pihak berwajib," ancam Zain.
"Hah polisi, tidak akan pernah ada yang berurusan dengan polisi tentang aku, dan kalau mereka sampai mendengar diriku bermasalah dengan polisi, dan mereka akan cabut aku sebagai pemilik perusahaan ayahku," pemuda itu bergumam hati.
"Kumohon kepada kamu kawanku, jangan sampai masalah ini terdengar oleh kepolisian, baiklah aku akan bertanggung jawab atas gadis ini," tambah Faris lagi.
"Oh iya, pak tolong anda masuki gadis ini ke dalam mobilku!" perintah Faris.
“Baik Pak,” kata salah satu warga saat mengangkat Aira.
Akhirnya mereka menjemput Aira untuk dibawa ke mobil Faris.
“Aku akan ikut denganmu temanku,” kata Zain kepada Faris yang angkuh itu.
“Tidak, saya tidak mengizinkan kamu naik mobil saya,” kata pemuda bernama Faris Ardiansyah.
“Terima kasih Pak atas bantuannya,” tambah Faris lagi sambil masuk ke dalam mobil.
Faris Ardiansyah adalah anak dari seorang pemilik perusahaan di Jakarta, sedangkan ayahnya, Arif Ardiansyah, menetap di Dubai untuk menetap di beberapa perusahaan internasional disana, Faris Ardiansyah memiliki saudara bernama Arnold Ferdiansyah.
Arnold Ferdiansyah berusia 17 tahun, dan dia tinggal di kelas 3 sekolah internasional di Jakarta, Arnold menyukai seorang gadis bernama Amira Khairunnisa yang duduk di kelas 2.
"Laki-laki itu sombong, pikirnya, dia sendiri yang punya mobil mewah seperti itu, dan saya akan buktikan kepada teman-teman, bahwa suatu hari nanti, saya akan mendapatkan kesuksesan dengan kerja keras saya, dan bukan dari kekayaan orang tua saya," kata Zain seorang diri.
"Tidak, aku tidak bisa tinggal diam seperti ini, dan aku baru tahu tentang pria sombong ini hari ini, jadi aku tidak akan mempercayai Aira pada bajingan itu," kata Zain sendirian ketika dia memanggil taksi.
"Taksi, taksi, taksi," teriak Zain sambil menghentikan taksi.
Tak lama kemudian taksi itu langsung berhenti di depan Zain.
"Tuan, kami mengikuti mobil di depan!" perintah Zain.
"Baik Pak," jawab sopir taksi itu.
Namun pada akhirnya taksi tersebut meninggalkan tempat kejadian, Aira mengalami kecelakaan, sedangkan di dalam taksi Zain berkata sendirian.
"Saya akan mencari tahu di mana Aira akan dirawat, setelah itu saya akan memberi tahu ibunya tentang kondisi Aira," kata Zain sendirian.
Bersambung....

Comentário do Livro (173)

  • avatar
    KeyKeyla

    cetita yang sangat bagus saya menyukai cerita anda!

    5d

      0
  • avatar
    AndyMuhammad

    keren sudah saya kasih tip ya

    6d

      0
  • avatar
    AntikaPipit

    bagus

    8d

      1
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes