logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 5 Sudah Jatuh Ketiban Tangga

Bapak Adi Wijaya, sangat marah dan emosi sambil memandangi wajah Indri dan Joseph, dengan sangat marah dan geram Pak Adi kini memukul wajah Joseph.
"Papa tidak menyangka Indri, kamu akan liar seperti ini. Papa padahal mendidik kamu dengan moral agama yang kuat. Papa tidak menyangka kamu tega berlaku seperti ini terhadap Papa. Dan untuk kamu Joseph kamu ini juga tega sama saya. Kalian berdua, harus bertanggung jawab. Kalian berdua besok akan bertunangan. Setelah selesai, persiapan kalian akan segera menikah. Kamu harus bertanggung jawab, atas puteri saya. Kalian berdua benar-benar bikin saya kecewa dan malu," gerutu Pak Adi Wijaya, dengan amarah yang sudah memuncak kepada Indri dan Josep.
Sedangkan Joseph dan Indri masih tertunduk malu, mereka berdua akhirnya berpelukan. Joseph juga sebenarnya, menginginkan kekasih kakaknya. Mereka berdua, sebenarnya berselingkuh di belakang Jeremi.
Indri lebih memilih Joseph, karena Joseph itu lebih baik menurutnya karena sang casanova ini sangat pandai menyenangkan pasangannya. Apalagi dalam memberikan kehangatan yang menggelora. Sedangkan Jeremi telalu kolot menurutnya, karena Indri merasa ia seperti sedang berkencan dengan ayahnya tatkala bersama Jeremi. Sebenarnya, Jeremi adalah lelaki yang baik dan bertanggung jawab. Ia tak akan menyentuh gadis yang ia cintai, sebelum mereka berdua resmi sebagai sepasang suami istri.
Seharusnya Indri bersyukur, karena Jeremi adalah pemuda yang baik dan bertanggung jawab.
Ia sangat sopan, dan mampu menjaga makhotanya selama ini.
Tetapi karena pergaulan dunia keartisannya, ia adalah artis yang sedang naik daun. Ia bahkan menyerahkan makhotanya terhadap Richi actor lawan mainnya. Indri sebelum berselingkuh dengan Joseph, ia berselingkuh dengan Richi lawan mainnya di sebuah sinetron.
Joseph dan Indri kini sedang berpelukan, mereka berdua pun memutuskan untuk tidur bersama dikamar Indri. Karena sudah terlanjur basah, mendingan basah sekalian.
Sedangkan Bapak Adi Wijaya, kini sedang berbicara melalui telephone dengan Jeremi.
"Jeremi maafkan saya, sepertinya kamu dan puteriku Indri harus putus. Indri dan adik kamu Joseph. Aku pergoki mereka berdua, sedang melakukan hubungan suami istri. Besok mereka akan bertunangan secara sederhana disini. Mungkin setelah biaya dan perlengkapan siap. Mereka berdua, harus segera menikah. Aku selaku orang tua Indri, sangat menyesal dan meminta maaf kepada kamu. Kamu harus merelakan Indri untuk Joseph," titah Bapak Adi Wijaya kepada Jeremy.
"Baik Pak. Saya akan mengiklaskan Indri dengan Joseph bersatu," ungkap Jeremy, dengan kesedihan yang teramat mendalam.
Hati Jeremi, sebenarnya sangat terkoyak dan teriris. Ia seakan tak percaya, dengan apa yang baru saja menimpanya. Bagai jatuh tertimpa tangga pula, mungkin ungkapan tersebut yang sesuai dengan keadaanya saat ini.
Jeremi hanya beristigfar di dalam hati, dan mencoba mengiklaskan kekasih dan adiknya yang telah berkhianat.
Ia pun kini menuju kamarnya, melempar bingkai photo dirinya bersama Indri. Bingkai tersebut retak dan pecah berkeping-keping. Sesuai dengan perasaanya yang hancur berkeping-keping.
Jeremi membersihkan pecahan kaca tersebut, dan bingkai photo dirinya bersama Indri yang masukan kedalam lemari kerjanya.
Semua photo dirinya dan Indri, segera ia ganti. Ia tidak mau, masih larut dalam kesedihan dan pengkhianatan yang di lakukan mantan kekasih dan adiknya.
Ia harus tetap fokus bekerja, ia tidak boleh larut dalam kesedihan dan luka yang tak berkesudahan. Ia yakin, Allah sudah mempersiapkan gadis baik untuk ia nikahi.
***
Indri dan Joseph, kini sedang bersiap-siap untuk bertunangan di sebuah hotel mewah nan megah di Amerika serikat. Walaupun pesta pernikahan mereka terkesan sederhana dan dadakan. Tetapi banyak awak media, yang mengekspos pertunangan mereka berdua.
Setelah selesai acara pertunangan, Joseph pamit ke hotelnya kepada Pak Adi dan Indri .
Setibanya di hotel, ia langsung menghidupkan ponselnya.
Betapa terkejutnya, dirinya ada pangilan tak terjawab dari Lusi kekasihnya dan Adelia sahabatnya.
Bukannya ia menghubungi kekasihnya Lusi, ia malahan menghubungi Adelia sahabatnya.
"Halo Assalamualaikum Joseph," sapa Adel kepada Joseph.
"Halo, Waalaikumsalam Adel," sapa Josep kepada Adel.
"Joseph gawat Joseph. Kamu harus bertanggung jawab," ungkap Adelia dengan sangat cemas.
"Kenapa Adelia? Kenapa aku harus bertanggung jawab? Kamu hamil anak aku Adel, tetapi kan aku belum pernah menyentuh kamu. Untuk apa aku tanggung jawab? Walaupun kita tidur bersama, tetapi kita hanya sahabat. Aku juga belum pernah menyentuh kamu Adel," ungkap Josep, dengan penuh keheranan.
"Ya Allah, kamu itu kenapa Joseph? Kamu terlalu banyak makan micin, jadi bodoh. Bukan aku yang hamil, tetapi kekasih kamu Lusi. Kamu itu bodoh banget Joseph, jika kamu tidak ingin ia hamil. Seharusnya kamu dan dia mengunakan pengaman pada saat berhubungan suami istri. Kamu ceroboh, karena telah menghamili anak gadis orang." gerutu Adelia dengan kekesalan yang sudah memuncak terhadap Josep.
"Aku nggak bisa. Maaf aku nggak bisa tanggung jawab Adel," ungkap Josep kepada Adelia.
"Ya Allah, kamu itu bagaimana? Seharusnya kamu berani berbuat juga harus berani tanggung jawab. Kasian tau Lusi, apalagi di dalam kandungan Lusi ada anak kamu," pinta Adelia, supaya Jeremy bertanggung jawab.
"Maaf aku nggak bisa, aku sudah bertunangan barusan dengan Indri Wijaya. Maafin aku nggak bisa. Aku akan serius dan menikahi Indri," tegas Josep kepada Adelia
"Ya Allah, cobaan apa lagi ini. Kamu mau menikah dengan Indri artis yang lagi naik daun itu?" tanya Adelia kepada Josep.
"Iya aku akan menikah dengan Indri, aku harap kamu paham dan mengerti Adel. Yasudah aku sibuk, kita bicarakan lagi setelah aku pulang ke Indonesia. Aku mengantuk mau tidur dulu." ungkap Josep kepada Adelia.
Ya ampun kasian Lusi, gimana nasibnya. Aku nggak mau, Lusi melakukan tindakan bodoh dengan menggugurkan kandungannya. Aku tak mau jika anaknya menderita. Bagaimana pun anak yang tidak berdosa itu, harus lahir di dalam dunia ini. Anak itu tidak berdosa, yang lalai dan ceroboh adalah kedua orang tuanya.
Lindungilah Lusi, aku mohon ya allah. Semoga ia diberikan kesehatan. Jika aku menjadi Joseph. Aku akan lebih memilih Lusi, karena walau bagaimana pun ada anak yang tak berdosa di dalam kandungan Lusi. Jika harus bertanggung jawab atas keduanya, aku akan menikahi keduanya baik Indri maupun Lusi. Kalau seandainya aku jadi Joseph, tetapi sayangnya aku bukan Joseph.
Aku sangat heran dan tak habis pikir, kenapa Joseph bisa ceroboh dan bodoh? Seharusnya ia berfikir dewasa. Tidak hanya memikirkan kesenangannya semata saja.
Hanya memikirkan kesenangan pada dirinya saja, tidak memikirkan apa dari buah akibat yang ia peroleh.
Aku harus mengelus dada, semoga saja ia mau bertanggung jawab untuk keduanya. Kasian Lusi, aku tak mau melihatnya frustasi dan bunuh diri.
Aku wanita, aku merasakan kesedihan yang Lusi rasakan. Bagaimana jika posisi Lusi ada pada aku? Semoga saja, Lusi mau berjuang melahirkan anaknya.
Aku ingin melihat Lusi mempertahankan buah hatinya, sahabat aku Joseph juga bersalah akan peristiwa ini. Joseph kau harus bertanggung jawab atas kedua wanita ini, jangan hanya memikirkan perasaan Indri tunangan kamu saja. Tetapi harus memikirkan Lusi dan calon anak kamu yang berada di dalam kandungan Lusi.
Kamu harus bertanggung jawab sebagai seorang lelaki, harus berani berbuat dan bertanggung jawab. Barulah itu, namanya lelaki sejati.
Bersambung.

Comentário do Livro (149)

  • avatar
    Parhanrusali pasunda

    500

    13d

      0
  • avatar
    SoniAhmad

    kurang

    18d

      0
  • avatar
    Ricko Empattujuh

    good

    20d

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes