logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 2 Melabrak!

Aku Mimin Syahnidar anak tunggal dari pasangan Anton Syahnidar Dan Wiwit Kusumawati.
Orangtuaku sudah tiada saat aku berumur 10 tahun karena virus yang sedang melanda di negara ini bahkan di dunia, tidak heran kalau mereka bisa terserang virus itu sebab mereka adalah seorang dokter yang selalu berada di garda depan untuk menangani para pasiennya termasuk pasien yang terkena virus itu juga. Dan Tuhan sangat sayang pada orangtuaku, mereka kembali ke sisiNya di saat aku masih sangat membutuhkan mereka.
Aku terpukul, sangat sedih saat itu untung saja ada om dan tanteku adik dari papaku yang berbaik hati mau merawatku dan menyekolahkan aku sampai lulus S2. Beruntung om Hendra dan tante Naffa adalah orang yang berada bahkan bisa di katakan kaya raya jadi aku tidak kekurangan apapun di bawah naungan mereka. Setelah aku lulus S2 sebenarnya aku di tawari pekerjaan yang bergengsi di Amerika akan tetapi aku ingin membalas jasa om dan tanteku dengan mengurus bisnis mereka di indonesia.
Selang beberapa tahun umurku memasuki 25 tahun aku masih setia menjomblo karena memang aku tidak terlalu pusing tentang pasangan dan cuek bebek pada laki laki.
Di suatu hari saat aku masih makan malam di sebuah tempat yang sederhana ,biasanya sih kami manggilnya kucingan, ya aku makan di tempat sederhana ini walaupun sebenarnya aku mampu untuk makan di restoran mahal sekalipun karena tabunganku juga isi nya sudah triliyunan.yah memang termasuk orang kaya tapi aku suka kesederhanaan.Kekayaanku ini aku dapat dari warisan kedua orang tuaku, karena riwayat mereka adalah seorang dokter tidak di pungkiri kalau mereka memang kaya.selama aku mengurus bisnis om dan tanteku , di situlah aku menambah pundi pundi kekayaanku.
Makan malamku kali ini sungguh aku di kejutkan dengan kedatangan beberapa orang pengamen, dan penyanyinya sangat lihay bernyanyi sehingga aku kerap tertawa terpingkal pingkal karena memang nyanyiannya yang lucu.
Iya pengamen yang bernyanyi itu adalah mas Andra.
Sejak saat itu dia selalu mendatangiku untuk bernyanyi, lama kelamaan dia selalu datang sendiri dan mengobrol,yah saat itu aku sih ngobrol sekenanya tapi lama kelamaan nyaman aja ngobrol sama dia.selain pintar bernyanyi dia juga tampan.
Entah berapa kali kita ketemu  di tempat yang sama,tiba tiba dia menyatakan perasaanya bahwa dia menyukaiku, akan tetapi aku tidak menerimanya karena aku tidak menyukainya.entah berapa kali mas Andra mengungkapkan perasaanya tapi aku tak kunjung juga membuka hati, bahkan banyak pria lain yang melakukan hal sama dengan mas Andra tapi semuanya aku tolak secara halus.
Perlu di tegaskan bahwa mereka tidak tahu menahu kalau aku seorang milyuner bahkan triliyuner.yang mereka tahu aku hanyalah seorang wanita biasa yang gila kerja.karena pembawaanku yang sederhana jadi mereka hanya bisa menilai dari penampilanku saja, bahkan ke sana kemari aku hanya membawa mobil sederhana yang berharga kurang dari 300 juta.
Entah mengapa sudah satu bulan ini aku merasa sakit kepala dan yang ada di otakku selalu menyebutkan nama Andra. Setiap hari rasanya kepala seakan mau pecah, tapi aku harus menahannya. Aku sudah mendatangi dokter beberapa kali tapi hasilnya nihil, mereka menyatakan aku sehat sehat saja. ah aku pasrah saja kala itu, kalau memang aku di takdirkan menyusul kedua orang tuaku aku ikhlas, dan hartaku akan aku bagi ke panti asuhan dan panti jompo walaupun selama ini memang aku kerap membagikan sebagian hartaku kepada mereka. Alhamdulillah rezekiku mengalir deras padahal usiaku masih 25 tahun tapi aku sudah se kaya ini.
Selang 2 bulan aku sudah tidak tahan lagi merasakan sakit kepala yang semakin hari semakin menjadi, apalagi di kepalaku selalu ternging nama Andra, aku bingung apa aku harus mencari Andra? Karena memang sudah 3 bulan ini aku tidak pernah bertemu dengan Andra lagi.daripada aku mati penasaran lebih baik aku mendatangi Andra ke tempat biasa dia nongkrong.
Biasanya Andra nongkrong di dekat lampu bangjo di simpang pertigaan dekat aku selalu makan kucingan, aku telusuri setiap gerombolan yang sedang nongkrong di situ . Sekilas aku melihat Andra sedang jongkok sambil meniupkan asap rokok di tengah tengah teman temnnnya.
"Andra!" panggilku.
Andra pun menoleh padaku, dan di tersenyum sumringah saat melihatku.dengan berlari kecil dia menghampiriku.
"Lhoh Mbak Mimin kok ada di sini? Nyari siapa?nyari saya ya?" tanyanya sambil cengengesan.
"Iya Ndra." aneh saat aku dekat dengan Andra sejenak sakit kepalaku menghilang, ah lega sekali.
"Ndra aku mau tanya sama kamu."
" Iya tanya apa mbak Min?"
"Ndra sudah 2 bulan terakhir ini kepalaku selalu pusing dan di kepalaku ini selalu terngiang namamu akan tetapi saat berada di dekatmu sakit kepalaku langsung hilang, aku bingung kenapa ya kok bisa seperti ini." jelasku.
"Mungkin mbak Mimin menahan rindu padaku ya jadi sampai sakit kepala gitu." terangnya.
Ah apa iya aku merindukannya, perasaan rasaku biasa biasa aja deh.
Setelah pertemuan itu Andra pun sering mengunjungiku di teras rumah, yah katanya untuk mengurangi sakit kepalaku.
Selang 1 tahun aku semakin akrab dengan Andra, tiba tiba di sore hari Andra datang bersama rombongan nya.
Ternyata dia datang bersama mama dan kerabatnya untuk melamarku, aku bingung mau jawab apa? rasanya aku tidak mencintainya akan tetapi di kepalaku seperti ada bisikan untuk menerima lamarannya.
Aku minta waktu 1 minggu untuk memikirkan jawaban mau terima atau tidak. Setelah mereka pulang akupun menelepon om dan tanteku, aku ingin tahu bagaimana pendapat mereka tentang apa yang aku rasakan. Tapi om dan tanteku menyuruhku sholat istikharah dulu dan harus di fikirkan mantap mantap setelah itu keputusan ada di tanganku.
Setelah seminggu aku sholat istikharah dengan mantab aku menolak lamaran mereka karena memang perasaanku tidak terpaut olehnya, aku pun minta maaf sebesar besarnya, terlihat wajah mereka seperti menahan amarah dan kebencian kepadaku. Akupun sedikit merasa tidak enak, tapi menikah itu hal yang harus penuh pertimbangan , kalau tidak yakin kenapa harus di paksakan.
Selang beberapa hari setelah penolakan itu kepalaku terasa sangat sakit seperti mau pecah, kembali kepalaku terngiang nama Andra, kali ini lebih sakit dari yang sebelumnya sampai aku berguling guling di atas kasur. Aku sudah gak tahan segera aku telepon Andra memintanya untuk datang kemari.
Sekitar pukul 4 sore Andra pun sudah datang, seketika sakit kepalaku hilang, saat itu Andra melamarku lagi entah kenapa bisikan bisikan untuk menerimanya lebih kuat dari sebelumnya juga.akhirnya akupun menerima pinangannya. Keluarganya meminta pernikahan di adakan sederhana saja yang penting sah dulu, om dan tanteku belum bisa pulang dari korea karena banyak sekali pekerjaan di sana.
SAH setelah satu bulan pasca lamaran kedua kami pun menikah di rumahku yang di hadiri wali hakim karena omku tidak bisa pulang.
Di bulan pertama kedua pernikahanku masih aku anggap biasa saja, setelah sekitar 6 bulan pernikahan, kenapa ada yang aneh dengan hidupku bersama suami dan mertua.rasanya aku di jadikan sapi perah dan pembantu gratisan di rumah sendiri. Akan tetapi pemikiran itu tidak berselang lama, semua kembali seperti awal lagi, aku yang penurut dan tidak mau membantah apapun yang di perintahkan sumiku dan mertua.
Hampir 2 tahun hidupku seperti kacungnya suamiku dan mamanya, aku yang menafkahi mereka aku juga yang mengurus rumah dari hal kecil sampai hal besar, anehnya aku hanya nurut nurut saja seperti kerbau di cucuk hidungnya.selama 2 tahun itupula om dan tanteku hanya pulang 2x menengok keadaanku tapi aku tidak pernah menceritakan hal tentang sakit kepalaku ini takut mereka khawatir.hanya om dan tanteku sangat tahu kalau mas Andra itu pemalas akut, merekapun tidak suka dengan mas Andra dan ibunya yang menjadikanku sapi perah.sering om dan tanteku menyuruh bercerai saja tapi lagi dan lagi aku selalu menolak, bodohnya.
Suatu hari aku dapat undangan pengajian di samping counterku untuk tasyakuran pembukaan lapak baru, malamnya aku pun datang bersama karyawan karyawanku, entah kenapa saat mulai membaca ayat ayat alqur'an tiba tiba kepalaku berdengung pusing badan menggigil tapi terasa panas sekali, aku pun meraung raung karna kepanasan dan rasa sakit sekujur tubuh.
Pak kiyai yang memipin pembacaan surat surat alqur'an tadi memberikan isyarat untuk memberhentikan pembacaan alqur'an sementara, pak kiyai itu memerintah beberapa santri untuk memapahku ke ruangan khusus. Setelah semua yang di butuhkan beres mereka pun mulai membaca ayat ayat alquran lagi, dan seperti tadi aku menggelinjang karena kepanasan dan rasanya remuk badan ini, seakan ada yang mau keluar dari perut. Benar adanya aku pun muntah muntah di baskom yang sudah di sediakan salah satu santri. Entah sudah berapa lama aku muntah sampai akhirnya aku pun mulai tenang dan tidak muntah, melihat aku yang sudah tenang pak kiyai pun menginstruksikan para santrinya untuk berhenti membaca doa dan menyuruhku meminum air putih lalu di basuhkan ke muka.
"Mbak Mimin sepertinya anda sudah terkena pelet dari sesorang, tapi kalau mbak Mimin tanya siapa orangnya saya tidak bisa menjawab dan agar peletnya tidak kembali lagi banyak banyaklah sholat, berdoa dan membaca alquran setiap hari agar pelet itu tidak kembali lagi." terang pak kiyai.
"Astaghfirullah saya kena pelet pak pantas kepala saya sering sakit, saya rasa saya tau siapa yang memelet saya." ucapku.
"Mbak Mimin lebih baik jangan mendendam doakan saja orangnya agar bisa sadar akan dosanya."
"Baik pak, terimakasih sekali atas bantuannya pak."
Akupun berlalu bersama dengan karyawan karyawanku setelah memasukkan uang ke kas pondok.
"Bu Min saya gak menyangka ternyata ada yang tega memelet orang baik seperti bu Min ya, kalau saya tau orangnya sudah saya masukin dia ke tong sampah." ucap Mira geram dia salah satu karyawanku.
"Menurutmu memangnya siapa yang tega melakukan ini padaku Mir?"
Sejenak Mira berfikir seruis.
"AH! Apa jangan jangan suami bu Mimin kah?Kan belakangan ini setelah Bu Min menikah , dari sorot mata bu Min terlihat lelah dan kosong di tambah bu Min seperti kerbau di cocok hidungnya, menuruti semua perintah suami Bu Min dan Mertua bu Min."jawabnya agak takut takut.
"Ya saya juga berfikir seperti itu Mir, hmmm saya gak terima di buat kaya gini Mir, saya harus menyelidiki secepatnya tapi aku harus bersandiwara seolah olah aku belum tau apa yang telah mereka lakukan padaku."
"Iya Bu Min saya pun siap membantu!" ucap Mira semangat 45.
Kami tertawa bersama karena memang Mira ini anak yang lucu.
Sudah waktunya aku pulang ke rumah , sebenarnya males banget ketemu 2 benalu itu akan tetapi aku masih harus meyelidiki kasus yang menimpaku ini.jangan jangan aku mau menikah dengan mas Andra karena di pelet, ya Allah sungguh miris sekali nasibku.
Sesampainya di rumah, belum juga duduk sudah ada suara cempreng memanggil namaku, siapa lagi kalau bukan benalu mama mertua.
"Mimin!"
"Min Mimin."
"Min kamu di panggil daritadi kok gak nyahut sih, udah mulai budek ya!?" teriaknya sambil berkacak pinggang.
Astaga apa selama ini aku nurut aja di perlakukan seperti ini?di bentak bentak.orangtuaku dulu malah tidak pernah ngebentak, La ini cuma mertua main bentak.
"Ma ..mama ini kenapa bentak bentak aku? Kalau mama manggilnya gak sambil teriak teriak gitu pasti aku sahutin! Mulai sekarang mama di larang teriak teriak lagi! Ingat itu!" ucapku sambil ngeloyor ke kamar.
"Loh Min kok kamu sekarang berani ngelawan mama?"ucap mama sambil tangannya mencengkram tanganku.
"Apaan sih gitu aja di anggap ngelawan!"ku kibaskan tangan mertuaku agak keras, mama mertua terhuyung ke belakang untung gak jatuh.
"Ck kamu jangan ngebantah ya!sini mama minta uang, mama mau belanja di Mall."
"Gak ma, mulai hari ini gak ada lagi minta uang buat shoping! Yang ada hanya uang belanja bulanan, lagian koleksi baju tas sepatu branded kosmetik dll mama udah ada 2 lemari besar jadi gak perlu beli beli lagi." ucapku yang membuatnya seketika memegang dadanya wkwkwkwk kalau jantungan ya tinggal kubur beres aduh jahatnya aku, ya kalau orang jahat ke aku pasti aku juga bakal ngebalasnya lebih perih camkan itu!aku bukan istri istri takut suami dan mertua yang mewek mewek saat di tindas kaya di sinetron ikan terbang.
"Min kok ka ..kamu berubah Min?gak kaya Mimin yang biasanya."ucapnya masih dengan memegang dada.
"Kenapa memangnya? Mimin harus memangkas keperluan yang tidak penting ma, mulai sekarang kita harus irit!"
"Tap..tapi kenapa Min?" tanya mama mertua dengan wajah sendunya.
"Karena selama 2 tahun ini kita sudah boros!"
"Iya walaupun boros kamu kan kaya Min jadi gak masalah dong, gak usah pelit kalau sama mertua nanti durhaka!" mama sudah mulai mengusai keadaan, kembali lagi sifatnya yang tak tahu diri itu.
"Gak usah cerewet ya ma." ucapku tanpa babibu, bukan tidak hormat pada orang tua akan tetapi sudah hilang rasa hormatku pada orang yang suka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keinginannya apalagi sampai merugikan orang lain.
Tanpa memperdulikan mama lagi, akupun langsung masuk ke kamar dan menguncinya.
"Loh Min kok kamu sekarang gak sopan banget sama mertua! durhaka kamu Min!" teriaknya, ah bodo amat lah.
Ku lihat mas Andra bobok cantik di atas kasur empuk berkualitas yang aku beli dengan uangku itu, enak banget ya hidupnya!"
"Mas bangun!!!!"

Comentário do Livro (52)

  • avatar
    SalmawatiNida

    woowwww kerennn

    18/08

      0
  • avatar
    OktaviaDini

    oke sih

    21/07

      0
  • avatar
    RaisaYuna

    novel nya bagus cerita nya juga seru

    25/06

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes