logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Bab. 5 Melapor Pada Pak RT.

     Mobil angkutan kota yang dinaiki oleh Rika akhirnya sampai juga didepan jalan menuju rumah Rika. Dia segera turun dan memberikan uang pada sopir mobil angkutan kota itu.
     Dengan santai Rika berjalan menuju rumahnya. Wajahnya ceria dan bibirnya terus mengukir senyum.
     Rika bertemu dengan tetangganya dan mereka saling bertegur sapa. Dia berhenti sebentar untuk mengobrol dengan tetangganya.
     "Selamat siang, buk Rika. Lho, kok jalan sendirian? Mana pak Anwar dan Ritanya? Bukannya tadi pagi kalian pergi bersama?"
     "Iya, buk. Tadi pagi kami pergi keluar untuk sarapan pagi bersama. Tapi setelah selesai sarapan, Rita minta ditemani jalan - jalan dan beli mainan. Karena bapaknya sedang punya waktu yang banyak, saya suruh bapaknya saja yang temani. Saya mau pulang kerumah untuk melanjutkan pekerjaan rumah."
     Tetangganya itu tertawa mendengar perkataan Rika.
     "Iya, buk Rika. Pekerjaan rumah kita kan emang banyak. Kalau bapaknya bisa temani, suruh bapaknya saja. Saya sama suami saya juga begitu. Kalau suami saya sedang punya banyak waktu, saya suruh dia yang temanin anak - anak saya pergi beli mainan. Biar sekalian bapaknya saja yang keluar duit. Bagi - bagi tugas dan bagi - bagi pengeluaran lah."
     Rika ikut tertawa mendengar perkataan buk Atiek.
     "Betul itu, buk Atiek. Kalau begitu, saya permisi dulu ya? Mau segera mengerjakan pekerjaan rumah saya."
     "Iya, buk Rika. Silahkan."
     Rika pun kembali melangkahkan kaki menuju rumahnya. Setelah sampai didepan pintu rumah, Rika langsung mengeluarkan kunci rumah dan membuka pintu rumah. Dia melangkah masuk kedalam rumah dan menutup pintu rumahnya.
     Rika berjalan menuju dapur dan menarik keluar sebuah kursi. Dia duduk diruang makan dan mengeluarkan termos tahan panas miliknya.
     Rika membuka tutup termos itu dan meneguk teh manisnya sampai habis. Dia sudah haus sekali. 
     Setelah itu, Rika pergi ke dapur untuk mencuci dan mengeringkan termosnya. Dia menaruh termosnya di sebelah kotak makanan miliknya.
     Rika berjalan menuju kamar tidurnya. Dia membuka pintu kamar tidur dan masuk kedalam. 
     Rika mengeluarkan dompet suaminya dan menyimpannya didalam laci tempat dia menyimpan ponsel dan kartu identitas milik suaminya. 
     Setelah selesai, Rika membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur dan memikirkan rencana untuk selanjutnya.
Keesokan harinya, jam enam pagi.
     Rika keluar dari rumah dan berjalan dengan tergesa - gesa menuju rumah pak RT.
     Setelah sampai didepan pintu rumah pak RT, Rika segera mengetuk pintu rumah milik pak RT. 
     Rika mengetuk pintu sambil memanggil pak RT,"Permisi, pak RT. Saya mau minta tolong." 
     Pak RT yang baru selesai mandi dan sedang duduk di meja makan sambil menyeruput kopi buatan istrinya yang sedang memasak.
     Pak RT bertanya pada istrinya,"Ibu dengar suara ketukan pintu dan bilang minta tolong tidak?"
     "Iya, pak. Ibu dengar. Seperti suara perempuan sedang mengetuk pintu dan bilang minta tolong. Coba bapak lihat dulu kedepan. Kira - kira siapa yang sedang mengetuk pintu rumah kita pagi - pagi seperti ini."    
     "Iya, buk. Bapak pergi lihat kedepan dulu ya?"
     Kemudian pak RT segera bangkit dari kursinya dan berjalan menuju ruang tamu. Pak RT bertanya,"Siapa ya?"    
     "Saya Rika, pak RT. Istrinya Anwar yang tinggal dirumah nomor sepuluh."
     Pak RT mendengar orang yang sedang mengetuk pintu rumahnya adalah warganya sendiri itu segera membukakan pintu rumahnya dan bertanya,"Ada apa, buk Rika?" 
     Saat pintu rumahnya sudah terbuka, pak RT terkejut melihat Rika yang sedang berdiri didepan pintu rumahnya itu sedang kelihatan sangat gelisah, cemas, dan ketakutan.
     Pak RT pun segera mempersilahkan Rika untuk masuk kedalam rumahnya.
     "Silahkan masuk dulu, buk Rika."
     Kemudian Rika melangkah masuk kedalam rumah pak RT. Lalu pak RT mempersilahkan Rika untuk duduk.
     "Silahkan duduk dulu, buk Rika."
     Rika duduk di tempat yang ditunjuk oleh pak RT. Pak RT sendiri pun langsung mengambil tempat duduk di hadapan Rika.
     Pak RT bertanya pada Rika,"Ada apa, buk Rika?"
     Rika menatap wajah pak RT dan berkata,"Maaf, saya menganggu pak RT pagi - pagi begini."
     "Tidak apa - apa, buk Rika. Kalau ada masalah, buk Rika boleh cerita."
     "Begini, pak RT. Semalam suami saya membawa Rita pergi dan sampai hari ini mereka berdua belum juga pulang, pak RT."
     "Buk Rika, sudah coba telepon ke nomor ponselnya pak Anwar?"
     "Sejak semalam sampai pagi ini, saya sudah telepon ke ponsel suami saya. Tapi ponselnya tidak aktif sampai sekarang."
     "Sebelumnya buk Rika dan pak Anwar sempat bertengkar?"
     "Tidak, pak RT."
     "Buk Rika tahu pak Anwar pergi dengan Rita?"
     "Tahu, pak."
     "Pak Anwar sempat bilang mau bawa Rita pergi kemana?"
     "Suami saya sempat bilang sama saya, pak. Dia mau membawa Rita pergi membeli mainan. Tapi dia tidak bilang sama saya mau pergi membeli mainan dimana."
     "Apakah Rita memang minta dibelikan mainan?"
     "Iya, pak."
     "Mungkin pak Anwar membawa Rita pergi menginap di rumah kerabat dan lupa mengabari buk Rika. Coba ibu telepon kerabatnya pak Anwar dan buk Rika untuk bertanya tentang keberadaan pak Anwar dan Rita."
     "Baik, pak. Boleh saya telepon mereka dari sini saja?"
      "Boleh, silahkan. Ibu bawa ponsel?"
     "Bawa, pak."
     Rika langsung memencet nomor ponsel kerabat Anwar dan menghidupkan loudspeaker agar pembicaraannya dengan kerabat Anwar dapat didengar oleh pak RT."
     Semua kerabat dan teman Anwar yang ditelepon dan ditanya oleh Rika menjawab tidak tahu tentang keberadaan Anwar dan Rita.
     Pak RT lalu berkata,"Kalau begitu, saya akan menyuruh istri saya untuk menemani buk Rika ke kantor polisi untuk membuat laporan tentang kehilangan orang. Buk Rika pulang ke rumah dulu untuk mengambil kartu keluarga dan akta lahir bapak Anwar dan Rita yang asli. Ingat, yang asli ya buk? Bukan yang fotocopy. Setelah itu, buk Rika kembali lagi kerumah saya. Saya akan menyuruh istri saya untuk bersiap - siap sekarang."
     Rika segera bangkit dari sofa dan berkata,"Baik, pak. Saya akan segera siapkan kartu keluarga dan akta lahir suami dan anak perempuan saya yang asli. Terima kasih ya, pak RT. Sudah mau membantu saya dan terima kasih juga pada buk RT yang sudah bersedia menemani saya untuk membuat laporan kehilangan suami dan anak perempuan saya di kantor polisi."     
     "Iya. Tidak apa - apa, buk Rika. Sudah menjadi kewajiban saya untuk membantu warga saya yang sedang kesusahan."     
     Kemudian Rika pamit pada pak RT dan segera pulang kerumahnya untuk menyiapkan dokumen yang diperlukan untuk membuat laporan kehilangan suami dan anak perempuannya. 
     Setelah Rika pulang, pak RT masuk kedalam rumah dan meminta istrinya untuk bersiap - siap menemani Rika ke kantor polisi.
     "Buk, tolong siap - siap sekarang dan nanti kalau buk Rika sudah datang, tolong ibu temani buk Rika ke kantor polisi XXX untuk membuat laporan kehilangan."
     Buk RT yang baru selesai mengoreng pisang dan memasak lauk untuk makan siang bertanya pada suaminya,"Kehilangan? Memangnya buk Rika kehilangan apa, pak?"  
     "Buk Rika kehilangan suami dan anak perempuannya. Pokoknya ibu bersiap - siap saja dan temani buk Rika ke kantor polisi XXX untuk membuat laporan kehilangan orang, buk."
     "Iya, pak. Ibu mandi sekarang dan bersiap - siap menunggu buk Rikanya datang."
     Setelah selesai mandi dan berganti pakaian, Rika belum datang juga. Akhirnya buk RT mengajak suaminya untuk sarapan dulu.
     "Pak, ibu baru saja selesai menggoreng pisang dan membuat teh manis panas. Sambil menunggu buk Rika datang, kita sarapan dulu."
     "Iya, buk."
     Pak RT dan istrinya pun duduk di meja makan sambil menikmati pisang goreng buatan buk RT.
     Rika yang sudah sampai didepan pintu rumah pak RT, segera memanggil pak RT.
     "Permisi, pak RT. Saya sudah datang."
     Pak RT yang mendengar suara Rika memanggilnya segera ke ruang tamu dan menyuruh Rika untuk masuk kedalam dan ikut sarapan bersama mereka.
     "Buk Rika, ayok masuk dulu. Kita sarapan dulu sebelum pergi ke kantor polisi. Kita mau membuat laporan di kantor polisi juga perlu tenaga. Kita isi dulu tenaga kita dengan sarapan pagi."
     "Baiklah, pak RT."
     Kemudian Rika melangkah masuk kedalam rumah pak RT. Buk RT sudah duduk di meja makan menunggu pak RT dan Rika datang ruang makan.
     Saat melihat Rika datang, buk RT segera berdiri dan mempersilahkan Rika duduk disebelahnya. Sementara pak RT mengambil tempat duduk disebelah istrinya.
     Mereka menikmati pisang goreng buatan buk RT dengan ditemani segelas teh manis panas.
     Setelah selesai sarapan, Rika membantu buk RT membereskan meja makan. Setelah itu baru Rika dan buk RT berangkat ke kantor polisi XXX untuk membuat laporan.

Comentário do Livro (151)

  • avatar
    Adamezza

    Bagus

    17/08

      0
  • avatar
    DarmanKoko

    ruarbisa

    16/08

      0
  • avatar
    AswarHaerul

    ceritanya membuat diri ini jadi semangat

    06/08

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes