logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 7 Laki laki Selain Achmad

Keesokan harinya aini mengambil cuti satu hari dari pekerjaannya kerena hari ini sepepunya menikah, aini menjadi pagar ayu bersama dengan ketiga saudaranya yang lain, pagar ayu adalah sebutan untuk orang yang menjaga stand makanan atau meja yang berisi buku tamu untuk diisi ketika tamu undangan datang, aini kebagian menjaga meja tamu, hari itu aini terlihat sangat cantik, ia mengenakan baju kebaya berwarna abu abu, banyak tamu yang memandanginya dan bertanya kepada sang pengantin untuk dikenalkan kepadanya, ketika sedang istirahat untuk makan, tiba tiba sepupu aini yang tengah menjadi penganti menghampirinya, namanya sinta, ia datang bersama seorang laki laki, sinta hendak mengenalkan temanya itu kepada aini, namanya lukman, lukman adalah teman kerja sinta, lukman seorang yang mapan dia telah menjadi supervisor di tempat ia bekerja.
“Ainiiiii, eh ada yang mau kenal nih temen gw, mau ya gaenak dia nanyain mulu daritadi”
“Astaga lu ngapain dah pegantin kabur kaburan, lagian gw udah punya cowo gila kali” aini dan sinta berbincang sambil berbisik agar temannya tidak mendengar.
“Aduh iya tau, Cuma kenalan aja jadiin temen plissss demi gw oke, titik gaboleh nolak”
Sinta langsung mempersilahkan lukman untuk berkenalan dengan aini, dan meninggalkan mereka berdua, aini bingung dan merasa canggung tapi mau tidak mau dia akhirnya berkenalan karena merasa tidak enak dengan sinta.
“Hey salam kenal aku lukman sori ya ganggu” lukman memberi salam kepada aini sambil terseyum.
“Oh I..iya aku aini salam kenal juga”
“Kerja dimana aini? Lagi liburkah?”
“Kerja di minimarket, iya lagi ngambil cuti sehari buat nikahannya sinta”
“Udah lama kerja disana?”
“Baru kok sekitar setahun, mas siapa tadi maulana ya? Maaf banget sebelumnya, sinta bilang ga kalo aku udah ada pacar?”
“Oh iya bilang kok, tapi aku mau kenal sebagai temen aja gapapa kan?”
“Oh iyaudah kalo gitu” aini tersenyum canggung mendengar perkataan lukman, sebenarnya dia agak risih, tapi demi menghormati lukman dan sinta dia berusaha untuk bersikap baik.
Sejak perkenalan mereka, lukman sering menghubungi aini lewat telfon, sinta memberikan nomer aini kepadanya, aini tidak terlalu merespon lukman karena dia takut achmad akan marah kepadanya.
Hari itu aini pulang lebih awal dari pekerjaanya karena dia merasa tidak enak badan, dia pulang mengendarai motornya, sesampainya dirumah alangkah kagetnya aini melihat lukman sedang mengobrol dengan ayahnya, mereka terlihat sangat akrab, ibu aini dan kakaknya pun ada bersama dengan lukman, terlihat banyak sekali makanan yang dibawa lukman untuk keluarga aini dan beberapa mainan untuk keponakan aini.
“Lah itu aini udah pulang, sini nih ada temennya datang, udah nungguin daritadi” ucap ayah aini menyuruh aini untuk menhampirinya, aini bergegas dan memberi salam kepada ayah dan ibunya.
“Kok tau rumahku?” tanya aini heran
“Sinta yang kasih tau, gapapa kan mau silaturahmi?”
Aini hanya mengangguk pasrah, ada rasa khawatir di diri aini, ia khawatir lukman akan sering mengunjungi keluarganya dan berusaha mengambil hati keluarganya, terutama ayah dan ibu, ia takut hubungannya dengan achmad akan berantakan.
Aini hanya diam dan tidak berusaha mengajak ngobrol lukman, ibunya pun langsung memarahinya karena berlaku tidak sopan.
“Aini ada tamu ya diajak ngobrol jangan diem aja, gasopan! Udah jauh jauh datang juga, yah ayo tinggal mereka dulu biar ngobrol, permisi ya nak”
Ayah dan ibu aini pergi meninggalkan mereka berdua, aini mengehela nafas dan memasang tampang sedikit jutek.
“Ka maaf banget lain kali ga usah kesini ya, aku takut pacarku marah”
“Aku kan Cuma silaturahmi emang gaboleh? Kalo pacarmu tau pun apa yang harus dipermasalahkan? Silaturahmi itu kan sangat dianjurkan dalam islam”
Aini memutarkan kedua bola matanya, dia kesal dengan ucapan lukman yang tidak mengerti dengan apa yang aini inginkan.
“Iya aku paham tapi kan aku takut pacarku tau dan marah sama aku, sekarang mending kaka pulang ya, aku cape banget, aku lagi gaenak badan pengen istirahat”
Mendengar perkataan aini, lukman langsung bergegas untuk berpamitan pada kedua orangtua aini.
“Pak bu lukman pulang ya, kasian aini lagi gaenak badan, kapan kapan lukman mampir lagi ya pak bu”
“Loh cepet cepet banget, yaudah hati hati dijalan ya, makasih ini makanan banyak banget”
Lukman langung memberi salam kepada ayah ibu serta aini, aini masih memasang tampang cemberut dan tidak membalas salam lukman, setelah lukman pergi aini langsung masuk kedalam kamarnya, melihat itu ibu aini langsung menghampirinya didalam kamar.
“Aini kamu kenapa sih? Ga sopan ada tamu kaya gitu, cemberut aja, orang pergi juga bukan dianter sampe luar malah kamu cuekin”
“Aduh bu aini lagi gaenak badan, aini cape banget tadi datang barang banyak”
“Ya tapi ga harus begitu kan? Lukman itu sopan banget anaknya, coba lebih mengenal dia, kerjaanya juga udah enak, mau sampe kapan kamu sendiri?”
“Bu aini tuh udah punya pacar jadi ibu gaperlu jodoh jodohin aini”
“Ya kalo punya pacar kenalin ke sini, bawa kerumah keluarga juga pengen tau gimana pilihan kamu?”
“Iya nanti aini bawa kerumah” aini langsung menutup seluruh badannya dengan selimut seraya menghindari percakapan dengan ibunya, ibu aini langsung bergegas meninggalkan aini sendiri dikamarnya.
Ada rasa kekhawatiran dalam benak aini jika ia mengenalkan achmad ke keluarganya, ia takut keluarganya tidak akan setuju dengan hubungannya, apalagi pekerjaan achmad hanya penjual motor second, tapi mau tidak mau aini harus mengenalkan achmad kepada keluarganya agar lukman tidak mengganggunya lagi.

Comentário do Livro (411)

  • avatar
    Dede Temon

    saya seneng baca baca di sini

    15d

      0
  • avatar
    AliMohd

    1000

    15d

      0
  • avatar
    FariAgi

    bagus

    16d

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes