logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

BAB 4 Saling Mencari

PELAS TERI 4
Saling Mencari
Oleh: Kenong Auliya Zhafira
Ketika orang sesama patah hati bertemu, maka mereka akan saling mencari cara untuk menghibur satu sama lain.
Meski hati masih semu dan terasa beku.
Malika masih diam membisu. Tidak tahu apa yang dia mau. Bahkan rasanya saja masih dipenuhi banyak keraguan.
"Lika ...."
Gegen memanggil lagi. Membuat hati menjadi terisi.
Entah isi apa, ia masih tidak peduli. Yang jelas, kedua pipi ini mulai menghangat dan merona.
"Hmmm ...."
"Boleh, kan?"
Lagi, kedua mata mereka kembali bertemu.
Malika terpaksa menantang sorot mata itu. Tajam. Setajam bagaikan busur anak panah, yang mungkin bisa secepat kilat menghujam tepat ke jantungnya.
"Takut ketahuan sama Gendis. Entar dikira aku ngerebut kamu darinya."
Akhirnya hanya kata itu yang terpikirkan oleh Malika saat ini. Namun, memang seperti itulah adanya.
Walau sepupu jauh dan jarang bertukar cerita, tetapi untuk mengenalkan boyfriend masih mereka lakukan.
Gegen tersenyum mendengar nama Gendis disebut. Untuk apa mengkhawatirkan perasaannya?
Sedangkan ia saja tidak pernah memikirkan rasanya sama sekali.
"Kenapa kamu bilang begitu? Gendis, kan, udah milih jalan sendiri. Ia sudah tidak berhak lagi marah. Aku aja yang dibuat begini nggak marah. Cuma kesel aja," jelas Gegen.
"Sambil jalan ngobrolnya yuk? Udah agak panas soalnya," imbuhnya lagi lalu berdiri dan berjalan berdua.
Gegen mengulurkan tangan kanannya untuk membantu Malika berdiri.
Meski ragu, Malika menerima uluran tangan Gentala dan menariknya hingga berdiri sejajar dengannya.
Karena terlalu kencang menarik, tubuh mereka hampir bersentuhan. Ada rasa yang mulai mengetuk pintu hati keduanya.
Akan tetapi, penghuni rumah belum mendengar.
Jantung yang mulai berdebar mereka sembunyikan dalam sikap kepura-puraan.
"Ma--maf ...." Gegen melepaskan genggaman tangan Malika. Lalu mempersilakannya melangkah lebih dulu.
Karena wanita itu selalu menjadi yang pertama.
Berjalan menyusuri jalanan membuat mereka terdiam dan memutar kembali memori kenangan tentang pasangan masing-masing.
Pasangan yang telah pergi tanpa pernah menepati janji. Hingga membuat hidup menjadi tidak berarti dan hampir mati.
Akan tetapi, itu mereka, bukan Gentala apalagi Malika.
"Dulu kamu pacaran berapa lama sama si pelas teri?" Gegen mencoba bertanya agar suasana tidak hening.
Biar ada sedikit keseruan di perjalanan. Setidaknya bisa mengusir keheningan.
"Lumayan lama sih. Hampir mau tiga tahun. Mungkin belum jodoh. Tapi aku nggak nyangka kalau Andaru diam-diam sama Gendis. Kalau kamu?"
"Mungkin setahun. Eh ya, kamu rencana di sini berapa lama?"
"Sampai nanti kayaknya. Soalnya udah tidak punya kegiatan, alias pengangguran," jawab Malika diselipi tawa.
Gegen semakin meleleh melihat tawanya. Jiwanya mulai mendesah memberontak dari kesedihan.
"Oh ... sama berarti, aku juga pengangguran. Jomlo pula gara-gara pelas teri." Gegen ikut tertawa karena nasibnya sama.
"Makasih ya? Bertemu kamu hari ini lumayan bisa menghilangkan sedihku. Dari kemarin rasanya ingin teriak tapi tenggorokan malah tercekat. Ternyata kalau bertemu dengan sesama komunitas broken heart bisa saling menguatkan," ucap Malika menunduk menatapi jalan yang beraspal dan berlubang.
Seperti hatinya yang hampir menghitam seperti aspal dan mulai berlubang karena rasa perih yang kian memaksa menerobos masuk.
"Sama-sama. Aku juga merasa lega. Karena ternyata bukan aku saja yang merasakan sakitnya. Ternyata aku ada temannya."
Setelah mengatakan itu, Gegen berpisah dan memilih jalan lain di pertigaan. Malika ke utara, sedangkan dirinya ke arah timur.
"Nanti aku chat ya?" teriak Gegen sambil melambaikan tangannya dalam posisi berjalan mundur.
Biar bisa melihat wajah Malika sekali lagi. Wajahnya memang enak dipandang, dan kemungkinan akan selalu membuat terngiang.
"Iya ...." Malika pun membalas lambaian tangan pria yang menurutnya tampan.
Mereka berdua saling berlari kecil agar dapat menjauh dari kenyataan dan bisa sampai rumah dengan cepat.
**
Di rumah, Gegen baru saja selesai mandi. Meski tidak berkeringat banyak, tetapi cukup bisa membuat kepalanya menjadi kembali segar.
Untuk seorang yang lagi patah hati hanya cara seperti ini yang terbilang cukup keren dan menguntungkan, yakni lari pagi yang bisa membuat fisik menjadi sehat dan kuat.
Soalnya patah hati juga memerlukan ketahanan fisik supaya jiwa selalu merasa asyik.
Bertemu cewek cantik pastinya membuat hati menjadi tertarik dan bisa melupakan orang yang telah melukai hati.
Dengan saling mencari dan memberi semangat satu sama lain. Acara patah hati dipastikan happy.
"Jadi inget Malika, lagi apa ya dia sekarang?" tanyanya dalam hati.
Iseng, Gegen mengambil ponselnya lalu membuka aplikasi hijau.
Sejak pulang lari pagi hingga selesai mandi, ia belum melihatnya lagi.
Gegen penasaran akan story yang ia unggah sebelumnya. Mungkinkah menjadi tema utama?
Baru saja dibuka, sudah ada beberapa pesan yang masuk.
Mereka kebanyakan pada komentar tentang story yang ia buat.
Radit
[ Cie yang udah lupa sama pelas teri ]
Fian
[ Gebetan baru ya, Gen? Cantikan yang ini dari pada yang onoh ]
Gegen membiarkan chat tersebut begitu saja. Ia memilih melihat seberapa banyak orang yang melihat story-nya.
Dua nama membuat mata Gegen mendelik kaget. Malika dan Gendis.
Mereka berdua melihatnya?
"Aku sampai lupa masih nyimpen kontaknya Gendis. Tapi tak apa lah, biar dia tahu kalau aku masih hidup dan masih bisa menikmati isi dunia. Biar dia mikir, kalau bumi itu sebenarnya luas. Meski cintaku pernah dibuatnya pupus," ucap Gegen sudah seperti orang gila.
Kepalanya kini mulai dipenuhi oleh Malika, Malika, dan Malika.
"Coba chat ah ...," lirihnya.
Gentala
[ Malika .... ]
Menunggu balasan chat semenit itu rasanya seperti sebulan. Lama.
Dan ketika terbalas rasanya itu tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Yang pernah ngerasain pasti tahu.
Malika
[ Apa ...? ]
Balasan chat Malika seperti iklan biskuit kesukaan Gendis.
Gegen pun yang ingin tersenyum berubah menjadi wajah datar tanpa ekspresi.
Akan tetapi, hati tergelitik ingin meneruskan balasan chat agar sesuai dengan iklannya.
Gentala
[ Ada yang baru loh ...! ]
Malika
[ Apa? ]
Gentala
[ Hatiku ]
Hening. Pesan tidak terbalas lagi.
Gegen pun meletakkan kembali ponselnya di meja. Kemudian bersiap pergi ke rumah Radit.
Sementara Malika, ia tengah menjadi setengah waras. Dari dulu Gegen memang orangnya tidak terlalu serius. Suka bercanda.
Bahkan ketika sedang patah hati pun hatinya masih bisa membuatnya tertawa.
Malika menatap ponselnya lagi. Dilihatnya gambar dirinya yang dipotret Gegen tadi pagi.
Bahkan gambar tersebut ia jadikan sebagai foto profilnya.
Tanpa sadar, Gendis sedang memperhatikan Malika dari belakang.
Ada rasa tidak suka melihat Gegen menjadikan foto Malika di unggahan story WA-nya.
Gendis tidak menyangka kalau mereka bisa dekat secepat ini. Padahal dulu sama sekali tidak pernah bertegur sapa ketika berjumpa.
"Lika, kamu kenapa senyum-senyum sendiri?" tanya Gendis pura-pura, padahal lagi mencari tahu kenyataan yang sebenarnya.
"Ini, ternyata Gentala orangnya lucu. Kamu gimana sama Andaru? Kamu tenang aja, aku nggak akan meminta dia kembali," jawab Malika tanpa mempedulikan ekspresi wajah Gendis.
"Seminggu lagi kami menikah. Aku harap kamu bisa datang," ucapnya penuh harap.
Malika tersenyum getir. Ternyata bersama Gendis, ia bisa menempuh jalan sejauh ini.
Sedangkan dulu, ia masih saja banyak alasan ini dan itu.
Ya, impian dan kenyataan memang kadang tidak sesuai harapan. Namun, tetap harus ada ikatan untuk bisa mewujudkan impian yang lain agar tidak kembali berserakan.
Mencari asa lain yang mungkin sedang Tuhan sembunyikan di balik kesedihan, yang akan menjadi bingkisan terindah dalam kehidupan.
Bicara tentang ini, mendadak ia mengingat Gentala.
Mungkinkah mencari bersamanya bisa menemukan dermaga terakhir yang akan bermuara di mana?
-------***---------
Bersambung

Comentário do Livro (82)

  • avatar
    KhidayahZaitunnur

    Bagus banget ceritanya

    16d

      0
  • avatar
    Fahrul RoziMochammad

    bagus

    21d

      0
  • avatar
    SamosirZulkarnain

    bagus banget kak/bang cerita nya!!

    17/08

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes