logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Chapter 6 : dia membandingkan

Krish:" Aku lihat mamak ku aja bisa atur keuangan. 
Aku : kamu cuman kasih aku 300 ribu doang  di situ air, listrik, beras, sayur. Selama aku nikah sama kamu baru 2 kali kamu beri akau nafkah, itu pun 300 ribu
Biasanya kamu memeberikan uang dengan mamak mu untuk belanja bulanan kita
Aku ini istri mu aku berhak di nafkahin. 
Krish: " Tapi kamu nggak pandai mengatur keuangan,mamak ku pandai mengatur keuangan
Kami saling menjawab 
Aku:"Mamak mu dapat uang bulanan itu banyak dari anak-anak yang lainya, sedangkan aku 300 ribu
Aku bukan merengut tapi  gaji yang di beri abang kamu 7 juta
Tapi kamu cuman memberi ku 300 ribu 
Aku ini lagi hamil kepingin makan ini itu tapi tidak sedikit pun kau mengerti.
Krish tidak menjawab langsung membanting pintu kamar. 
Ahkirnya aku pun tidak ingin bertengkar lagi
Kenapa ya kok dia pelit kali waktu dulu sebelum nikah dia memberikan aku yang yang berjuta-juta  tapi sekarang kok perhitungan, padahal gaji dia juta-juta. 
Selama perkahwinanku dengan dia aku tidak pernah keluar jalan -jalan makan ke kedai atau mana pun pergi bersama dia
Kadang aku berfikir apa dia merasa malu punya istri seperti ku, kenapa dia menikahi ku
Aku tidak pernah membeli baju atau pakaian dalam
Sedangkan dia tiap pulang rumah selalu bawah jeans baru dan mahal-mahal 
Teringin rasa nya di belikan kan dia tapi dia sikit pun tidak perhatian untuk ku
Badan ku makin lama makin membesar karena aku sedang hamil 
Keesokan nya hari libur aku menghampirinya
Krish aku ingin makan ketoprak boleh kita keluar jalan-jalan membelinya
Krish tidak menjawab hanya diam aja, lalu aku langsung masuk ke dapur bersihkan kulkas rumah
Setelah siang hari krish pun keluar, dan kembali malam hari jam 11.20 dia membawa sebuah bungkusan berisi ketoprak
Sedangkan aku sudah tidor dia mengedarkan pintu sehingga aku terbangun,dan aku pun terbangun
Krish ": ni ketoprak tadi siang kau kan minta ketoprak 
Aku": sudah terlalu malam, besok aja aku makan lagi pun aku sudah mengantuk. 
Dalam hati ku padahal aku ingin jalan-jalan bersama cari makan
Selama perkawinan aku selalu di rumah kerjaan cuman masak, bersihkan rumah, kadang aku ingin seperti orang lain  di manja di sayangi layak nya seperti istri. 
Tapi sekarang dia sangat berubah menjadi lebih pelit, 
Dan dia selalu menghinaku  dan keluargaku,kami selalu bertengkar hari demi hari ku penuh dengan tangisan . 
Aku merasa dia seperti ada perempuan lain, ke eseokan hari nya saat dia pergi kerja, aku mengikutinya  dia dalam keadaan sakit karna hamil
Kepergok selingkuh.
Tok tok tok
"Assalamu'alaikum Maaa--"
Aku berhenti saat membuka kenop pintu kantor suamiku.
Aku berdiri mematung, tubuhku beku, bibir ini kelu, dengan kedua kaki bergetar, dan mataku yang memerah menganak sungai mulai meluncur deras tak bisa di bendung lagi.
Prang
Seketika dengan jatuhnya nampan, berhenti pula aktifitas mereka yang tengah memadu kasih itu. Lalu Keduanya menyambar pakaian mereka yang berserakan di lantai.
"Sayang a-aku bisa jelaskan." Ucap laki laki yang bergelar suami itu dengan suara tergagap.
"Mau jelasin apa krish? mau jelasin kalau kamu itu tidak selingkuh, begitu?
Mau jelasin kalau kamu itu tidak sedang bergumul, tidak memadu kasih dengan bajingan ini, begitu kan krish? Yang jelas jelas aku lihat sendiri dengan kedua mataku sendiri"Jawabku dengan napas yang memburu.
Bruk krish menjatuhkan badannya persis di hadapan kakiku.
" Sa-sayang maafkan aku ,aku hilap".
"Hilap, katamu ! Kamu bilang hilap, setelah apa yang kamu lakukan dengan gundikmu ini, hah?"
"Sayang tolong! maafin aku " Kata krish,aku janji tidak akan mengulanginya lagi!" Kini dia menangis tergugu di hadapanku.
"Maaf krish aku tidak bisa."
Kini krish duduk bersimpuh sambil memegang ke dua kakiku.
"Sayang tolong kali ini aja ya, aku janji,  gak akan ngulangi lagi."
Kata laki laki dengan  dengan jambang tipis itu sambil duduk bersimpuh di hadapanku.
"Lepasin aku,aku jijik dipegang sama tanganmu itu, yang telah sukarela menjamah tubuh gundikmu itu!" kataku sambil membalikkan badan dan berjalan keluar dari kantor tempat kantor nya bekerja.
"Nata tunggu nat,tolong maapin aku, aku mohon..." Suara krish trdengar memelas.
Namun aku tak menggubris ucapannya, dan aku langsung keluar dari kantornya setengah berlari sambil berlinang air mata. Perih hati ini, dengan goresan luka yang begitu besar dan dalam yang di torehkan suamiku.
Sampai di parkiran, aku berdiri di pinggir jalan menunggu taxsi yang lewat.
Kulihat sekilas krish lari ke arahku.
"Sayang, aku anter pulang yah," Ucap  krish setelah sampai di dekatku.
Namun aku acuh tak ingin menanggapinya.
"Sayang, ayo lah, aku anter kamu pulang yah." Krish terdengar memohon.
"Gak usah krish aku bisa sendiri!" Langsung ku tolak tawarannya sambil melambaikan tangan ke arah taxsi yang lewat.
"Pak ke jalan kemayoran ya." Kataku setelah aku masuk dan duduk di jok belakang mobil tersebut.
"Baik Mbak." Ucap Pak sopir yang langsung tancap gas.
***
Tes... tanpa terasa air mataku jatuh lagi, bagai mana tidak, bayangan pergumulan panas suamiku tadi masih berputar putar di otakku.
Aku tak menyangka dia tega mengkhianatiku di belakang. Saat aku dalam keadaan hamil   tega melakukan hal tak senonoh seperti itu.
Mungkin, kalau tidak melihat dengan mataku sendiri, dan cuman denger cerita orang lain, aku pastikan, aku tak akan percaya akan semua berita itu.
Karena apa,? karena selama ini dia tak pernah menunjukkan tabi'at seperti itu
Dulu, waktu aku masih gadis, dia memperjuangkan cintanya untuku. Padahal waktu itu, tak terbesit sedikit pun dalam angan ku untuk menikah muda kala itu. namun dengan perjuangan cintanya, sayangnya, ramah-tamah nya, yang sudah meluluhkan hatiku untuk menerima pinangannya.
"Mbak, sudah sampai." Kata Pak sopir membuyarkan lamunanku.
"Ah iya Pak, ini ongkosnya ya!"
"Temikasih Mbak." Kata Pak sopir sambil menyalakan lagi mobilnya.
Aku bergegas masuk ke dalam rumah dan langsung menuju ke kamar, kemudian menjatuhkan diri di atas kasur.
" Aku benci sama kamu krish! Kenapa kamu tega mengkhianati kepercayaan ku."
Aku tak kuasa menahan air mata, aku menangis sejadi-jadinya.
Ku dengar pintu kamarku ada yang mengetuk, namun aku tak menghiraukannya.
" Mbak, Mbak, ini ibu ! Apa ibu boleh masuk?" Terdengar suara ibu memanggil dari luar.
" Masuk aja Bu, gak di kunci ko." Jawab ku sambil menghapus air mata.
"Mbak, ini ibu bawain kue"
"Taruh aja di situ Bu!"
"Mbak, Mbak ini kenapa toh? Kaya habis nangis gitu!" Ungkapnya sambil duduk di dekatku. "Gak kenapa-napa kok Bu! "Jawabku singkat. "Kalau Mbak mau cerita, ibu siap kok jadi pendengar." Terdengar ucapan perempuan paruh baya ini yang sangat menghawatirkanku. 
Lanjut part 7

Comentário do Livro (106)

  • avatar
    Aisyah Olivia

    teriama kasih

    5d

      0
  • avatar
    MaslikhanAndry

    bagus sekali ceritanya

    06/08

      0
  • avatar
    SetiaAl

    lumayan bagus

    29/07

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes