logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 5 Dia Adalah Aditya Rashaad

"Bagaimana keadaan Pemimpin saat ini Nyonya?" Tanya Tuan Andi begitu cemas.
"Apa yang terjadi sebenarnya Kak?" Tanya Benny.
"Maafkan kelancanganku tadi Kak, tapi sungguh Aku tidak pernah bermaksud menggantikan pemimpin apalagi berkhianat padanya Kak, bagaimana keadaan Kakak Ipar saat ini?" Tanya Billy.
Sedangkan yang lainya hanya tertegun menunduk, mereka tidak percaya jika ada orang sekeji itu, Nyonya Sandra tak memperdulikan rentetan pertanyaan terhadapnya yang dimana mereka begitu mencemaskan keadaan suaminya, Dia terlihat memperhatikan wajah mereka satu persatu, tak ada yang terlihat aneh, hanya Calvin saja yang bersikap biasa, sehingga Nyonya Sandra menaruh sedikit kecurigaan terhadapnya.
"Mohon maaf Saya tidak bisa menjawab pertanyaan Tuan-Tuan semua, kita fokus ke meeting hari ini saja, yaitu pemilihan Pemimpin baru atau pembaharuan kepemimpinan yah, untuk yang curiga terhadap putera Saya, Saya akan menyuruh Pak Yosef membagikan biodata putera Kami, silahkan Pak bagikan" perintah Nyonya Sandra pada ajudan setianya itu.
Pak Yosef berjalan dan mengelilingi meja anggota meeting di ruangan itu, sambil membagikan selebaran kertas untuk mereka baca dan pelajari. Terlihat para anggota membaca dan menelaah setiap helaian kertas tersebut, data tentang Aditya lengkap ditulis di sana.
Kemudian para anggota manggut-manggut dan saling berunding, berbisik sana sini.
"Baiklah Nyonya, disini tertulis jika Tuan Muda memiliki saham 10% pemberian dari kakeknya yaitu Tuan Ali, secara keseluruhan Dia memiliki 70% lebih jika digabungkan dengan milik Tuan Besar dan Anda, untuk itu sesuai aturan Dialah pemimpin baru perusahaan ini, jika Tuan Besar tidak ada" ucap Tuan Weber.
Semuanya mengiyakan ucapan Tuan Weber, meskipun Calvin terlihat lemas saat mengetahui jika pemimpin tersebut berumur masih di bawahnya, tetapi Dia tak bisa berbuat apa-apa karena jelas-jelas jika Aditya ini adalah Sang Pewaris sah di perusahaan.
"Baiklah Nyonya, silahkan perkenalkanlah Tuan Muda pada kami" ucap Tuan Andi.
Nyonya Sandra menoleh ke arah Pak Yosef, tetapi Pak Yosef menggelengkan kepalanya, Aditya masih belum datang, "mungkinkah Dia mengurungkan niatnya? Mungkinkah Dia meninggalkanku dan Ayahnya?" Tanya Nyonya Sandra dalam hati.
"Apa ada masalah Nyonya?" Tanya Tuan Abraham.
"Iya, putraku belum datang atau mungkin Dia belum siap menerima beban ini" jawab Nyonya Sandra, terlihat raut kesedihan menyelimuti wajahnya.
"Jika Putra Anda tidak datang, dengan terpaksa kita harus memilih Pemimpin lain Nyonya, kan syarat utama menjadi pemimpin, orangnya harus hadir juga di rapat ini" ucap Tuan Weber.
Terlihat Benny merasa senang dan diam-diam tersenyum, karena Dia yakin jika keponakan nya itu adalah palsu, Dia tidak mempercayai jika kakak nya yaitu Sandra memiliki seorang Anak.
Indra dan Calvin juga terlihat saling berbisik, tetapi Calvin main aman karena Dia akhirnya tahu watak sebenarnya Indra, licik dan suka memanfaatkan orang lain untuk kepentingannya sendiri, bahkan Calvin curiga jika dibalik insiden kecelakaan Pemimpin didalangi oleh Tuan Indra. Untuk itu Dia diam dan tak mengikuti permainan Indra.
Dalam keadaan terdesak Sandra semakin kebingungan, Dia berpikir mungkin Aditya berubah pikiran dan tidak mau menolongnya dan Ayahnya.
"Ya baiklah Nyonya, meeting ini kita lanjutkan?" Tanya Tuan Weber.
Nyonya Sandra mengangguk lemah, saat dirinya akan duduk, tiba-tiba pintu terbuka, Aditya berjalan dengan gagah dan begitu tampan, setelan jas yang Dia kenakan begitu pantas melekat di tubuhnya.
"Maaf Ibu, Aku terlambat" ucap Aditya kemudian memeluk dan mencium kening Nyonya Sandra.
Nyonya Sandra begitu bahagia, saat mendapat perlakuan sehangat ini dari Aditya, meskipun Dia tahu jika Aditya hanyalah bersandiwara.
 "Kenapa Nak, kejebak macet?" Tanya Nyonya Sandra, aktingnya sungguh natural.
"Iya Bu" jawab Aditya pendek.
"Mr. Weber ini Putra Saya, Aditya Rashaad" ucap Nyonya Sandra sambil menggandeng lengan Aditya.
Semua anggota terkagum-kagum dengan kegagahan Aditya, Pemuda ini begitu mirip dengan Pemimpin yaitu Tuan Fajar Rashaad.
Dengan kedatangan Aditya tentu saja kepemimpinan tidak terelakan lagi jatuh kepada Aditya, Nyonya Sandra merasa begitu lega karena situasi yang sempat membuatnya putus asa, sekarang sudah aman, Dia bisa mengamankan posisi Suaminya.
Aditya dibawa oleh Tuan Weber dan diperkenalkan dengan semua anggota, tidak ada yang janggal disini, semua anggota pemilik saham terlihat begitu senang saat berkenalan dan bersalaman dengan Aditya.
Terutama Calvin, raut wajahnya begitu senang saat berhadapan dengan Aditya, padahal sebelumnya Dialah orang pertama yang terlihat menentang bahkan mencalonkan diri untuk menjadi Pemimpin, Sangat sulit bagi Nyonya Sandra mencari siapa dalang penusukan yang terjadi pada Suaminya kemarin.
Tetapi kegelisahanya sedikit terobati dengan adanya kehadiran Aditya dan sikap hangatnya, Nyonya Sandra merasa seakan dirinya memiliki seorang Putra sesungguhnya.
Aditya dan Nyonya Sandra keluar dari ruangan meeting, untuk selanjutnya dibawa ke ruangan tempat kerjanya nanti, ruangan tersebut biasanya dipakai oleh Tuan Fajar. 
"Adit, Saya pikir jika nanti kita ada waktu, kita harus mencari berkas-berkas tentang para anggota pemilik saham, nanti Kamu bisa pelajari silsilah mereka" ucap Nyonya Sandra dan kali ini Dia berbicara dengan sedikit Canggung.
"Baiklah Nyonya" jawab Adit.
"Biasakan memanggilku Ibu" perintah Nyonya Sandra sedikit malu.
"Baik Bu" jawab Adit tanpa pikir panjang.
Baginya Nyonya Sandra adalah Perempuan yang sangat Dia hormati, sama seperti Ibunya jadi apa pun yang Dia perintahkan, akan dengan suka rela Adit lakukan, apalagi Dia sudah mendapat izin dari Ibu kandungnya sendiri. Dan meskipun terpaksa, kehidupan sebagai Pewaris yang tidak pernah Dia inginkan harus Dia jalani mulai hari ini.
Tok, tok, tok.
Terdengar seseorang mengetuk pintu kantor, Adit dan Nyonya Sandra langsung berdiri berhadapan, Paman Yosef membukakan pintu, terlihat Tuan Weber dan Tuan Abraham datang mengunjungi Aditya yang tampak sedang berbincang dengan Nyonya Sandra, seperti halnya pemandangan Ibu dan Anak, terlihat Nyonya Sandra sedang merapikan dasi Putranya tersebut yang tentu saja itu hanya sandiwara yang sengaja sedang Nyonya Sandra pertontonkan.
"Oh, Mr. Weber, Mr. Abraham, silahkan masuk Tuan-Tuan" sapa Sandra terlihat bahagia dengan senyum merekah menghiasi wajahnya.
"Oh, ada Nyonya rupanya, Kami ingin menyapa dan berbincang dengan Tuan Muda, tetapi jika Kami mengganggu, nanti kami datang lagi" jawab Tuan Abraham.
"Tidak Tuan-Tuan, silahkan masuk, mari duduk saja, Saya sebentar lagi akan pergi, Putraku Saya titip pada Kalian berdua" ucap Nyonya Sandra, masih terlihat begitu bahagia.
Tuan Weber dan Tuan Abraham mengangguk bersamaan lalu memasuki ruangan, Aditya mempersilahkan mereka duduk sementara Nyonya Sandra berpamitan untuk pergi ke Kantornya.
"Silahkan duduk Tuan Weber, Tuan Abrahan, Anda biasa meminum apa? Maukah Saya pesankan?" Tanya Aditya begitu sopan dan ramah.
"Air putih saja Tuan Muda, maaf merepotkan" jawab Tuan Weber.
"Tidak Tuan, Tuan Yosef dimana Saya bisa mengambil air putih?" Tanya Aditya pada Yosef asisten yang Nyonya Sandra persiapkan di sampingnya.
"Biarkan Saya yang mengambilnya Tuan Muda, Anda duduk saja" jawab Paman Yosef dan segera mengambilkan air untuk para tamu.
 
 
 
 

Comentário do Livro (95)

  • avatar
    c******n@gmail.com

    Cerita yang menarik 💙

    07/06/2022

      0
  • avatar
    TaryanaYaya

    saya mau dapat dm 10000

    14d

      0
  • avatar
    Baik2Jaga

    iya

    22d

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes