logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Om, Nikah Yuk?

Om, Nikah Yuk?

Kenong Auliya Zhafira


BAB 1 Status Konyol

Om, Nikah Yuk?
Status Konyol
Oleh: Kenong Auliya Zhafira
'Di cari pria tampan dan mapan tapi bukan mantan. Untuk dijadikan manten. Agar bisa membuat hidupku nyaman tanpa beban'
Satu unggahan status konyol baru saja diunggah oleh seorang gadis berlesung pipi. Gadis itu kegiatannya hanya main, makan dan rebahan setelah gelarnya sebagai siswi terlepas sebulan yang lalu. Dia bernama Rega Saputri, biasa disapa Rere.
Untuk mengusir rasa jenuhnya, terkadang Rere mengunggah status yang sering mengundang banyak like dan juga komentar. Rere adalah siswi lulusan SMA korban korona. Di mana keseluruhan kegiatan sekolah berada hanya dalam satu genggaman. Saat ujian nasional pun, ia mengerjakan lewat online.
Rere tidak tahu harus bangga atau malu dengan kondisi saat ini. Meskipun begitu Rere dapat mengambil sisi positifnya. Ia jadi bisa belajar lebih lama di rumah. Akan tetapi, terkadang juga merindukan duduk di bangku kelas dalam keadaan tegang karena pengawas tes akhir semester tidak memberi celah untuk menyontek. Ia pun rindu bercanda dengan teman-teman.
Suasana itu terkadang membuat hatinya nyeri. Ia tidak bisa mengulang bagaimana paniknya saat waktu tes hampir selesai, juga bagaimana cara konyolnya menjawab pilihan ganda dengan menghitung kancing baju. Semua itu kini tersimpan sebagai kenangan yang tidak akan terlupa dalam hidupnya.
Semenjak semua serba online, Rere menjadi pemuja ponsel. Ia sering menggunakan satu jam untuk menyelesaikan tugas sekolah, selebihnya berselancar ria mencari hiburan.
Bahkan setelah ujian online berakhir, ia masih sering memantau kegiatan atau pun pengumuman sekolahnya lewat benda pipih itu. Ponsel sudah seperti kekasihnya yang selalu membuatnya tertawa dan menangis secara bergantian. Apalagi statusnya memang jomlo. Jadi, terasa menemukan sesuatu yang membuatnya bahagia dan marah meski bukan pada sesuatu yang nyata.
Rere sendiri adalah tipe gadis ceria. Walau kelakuan di dunia maya bisa dikatakan absurd, tetapi di dunia nyata ia seperti gadis pada umumnya. Rere mudah bergaul dan punya banyak teman.
Akan tetapi, soal hati ia sedikit pemilih. Ia lebih menyukai pria dewasa yang sudah mapan agar bisa membahagiakan dirinya secara sempurna. Bisa menjamin masa depannya tanpa kekurangan suatu apa pun. Baik itu harta dan juga cinta. Bukankah itu menjadi mimpi yang sempurna?
Menikah dengan pria dewasa yang akan memberi perlindungan dari sisi mana pun menjadi harapan gadis yang baru beberapa bulan lalu melepas masa putih abu-abu itu.
Baginya menulis unggahan status-status konyol kadang membuat hatinya sedikit terhibur. Siapa tahu juga memang ada pria yang seperti itu di dunia ini. Selain mengisi waktu luang, ia juga ingin mencari pria impiannya lewat jalur nyata dan gaib.
Bukankah ini seperti kata pepatah 'Sekali mendayung dua pulau terlampaui?'
Kan, lumayan habis dapat ijasah lalu ijabsah.
Seulas senyum tipis terukir di wajahnya membaca setiap komentar yang ada. Ternyata hal semacam ini mampu memberikan kebahagiaan tersendiri. Dari sekian banyak komentar mendoakan dirinya, ada satu komentar yang membuat Rere sedikit tersulut emosi.
Sepertinya yang punya akun sedang mengalami menstruasi. Mata Rere membaca dengan teliti nama akun yang berkomentar. Kemungkinan besar dia pria.
Awan Biru
[Nikah itu omong kosong. Awalnya nyaman, akhirnya bubaran karena selingkuhan.]
"Komentarnya, kok, ngeselin ya? Bikin tensi naik aja," ucap Rere kesal. Bahkan giginya saling beradu saking geramnya.
Rere pun menulis balasan komentar dengan kasar karena dilanda kekesalan. Akalnya menolak keras anggapan orang yang punya akun. Setahu yang ia lihat, pernikahan orang tuanya selalu penuh romansa meski usia tidak lagi muda. Akan tetapi, orang ini seenaknya sendiri membuat kesimpulan.
"Hmm ... perlu dikasih pelajaran tambahan kayaknya nih orang," lirihnya sembari merangkai kata.
Rega Violet
[Idih. Bilang aja iri karena di tinggal jodoh.]
Awan Biru
[Sok tau!]
Rega Violet
[Halah! Pantes aja ceweknya pergi. Egonya selangit.]
Awan Biru
[Pria juga bisa marah kalau disakiti.]
Rere menghela napas kasar. Rasanya darah dalam ubun-ubun menekan kepala hingga membuat pening. Ia merasa tidak ada gunanya meladeni semua ini. Apabila ia nekad meneruskan perdebatan ini, maka yang ada akan makan hati. Memang susah memberi pembenaran kepada orang yang sudah diselimuti prasangka.
"Baiklah. Berhenti cukup di sini. Biarkan saja dia dengan lukanya." Rere menutup aplikasi birunya. Hatinya tidak ingin semakin panas meladeni sikap judesnya.
Niat hati ingin mencari hiburan, malah yang ada mendapatkan permusuhan. Kan, nggak asyik.
Akan tetapi, baru lima menit aplikasi biru ditutup, Rere kembali membukanya. Jiwa keponya meronta ingin mengintip akun Awan Biru. Siapa tahu wajahnya sebanding dengan tulisannya.
Wanita yang baru saja menahan amarah tiba-tiba terpesona ketika melihat foto profil Awan Biru di aplikasi birunya. Wajahnya terkesan dewasa dan ... tampan.
Rere meneliti setiap wajah foto profilnya dengan seksama. "Lumayan cakep sih, tapi kok ngeselin ya?" batinnya dalam hati.
Matanya kembali menatap foto itu lekat. Ia memperhatikan lebih teliti. "Jangan-jangan pakai foto orang lain ... kan, banyak foto asli beda jauh sama foto di dunia maya," gumamnya mulai meragu.
Akan tetapi, pikiran itu segera ditepis oleh rasa penasaran tentang hal lain. Rere mencari info lebih rinci, dan hanya dengan satu sentuhan jemarinya, informasi tentang Awan Biru seketika terpampang jelas di layar ponsel. Rere membaca perlahan dan teliti, jangan sampai ada info yang terlewat tentangnya.
Mulai dari statusnya yang masih single, berasal dari Kebumen, lahir tanggal 24 Maret 1986, warna kesukaan hitam dan putih, dan masih banyak lagi yang lain. Bahkan pekerjaannya tertulis memiliki usaha sendiri.
Mata Rere berbinar seketika saat mendapati kalau pria itu masih satu kota dengannya. Bahkan hatinya tumbuh kuncup ingin mengenal lebih dalam siapa Awan Biru dibalik sikap ketusnya.
"Wah, masih satu kota ternyata," ucap Rere dalam hati sambil melengkungkan sudut bibir menjadi senyuman.
Hati Rere diam-diam mulai tertarik seperti apa sosok Awan Biru. Ia juga mulai berharap bisa bertemu di dunia nyata untuk menyaksikan seberapa egois cara berpikirnya. Rere mulai merasa kalau Awan Biru adalah pria yang bisa menjaga wanitanya. Karena dari caranya menyampaikan amarah, ia terkesan seperti korban patah hati. Mungkin saja egonya yang membuat wanita memilih pergi darinya.
Wanita terkadang membutuhkan sosok pria yang bisa membuatnya tersenyum hanya dengan candaan receh.
Akan tetapi, ia juga membutuhkan keseriusan di waktu yang tepat. Wanita bisa saja memilih pergi jika sang pria hanya mengumbar janji-janji.
Rere tiba-tiba menjadi kasian pada akun Awan Biru. Ia ingin mengenal lebih jauh siapa sosok Awan Biru. Siapa tahu aslinya orang itu mengasyikan.
Siapa tahu juga ia adalah jodoh yang sesuai dengan kriterianya. Kalau benar jodohnya, kan, harus digali sampai ketemu ujungnya. Misal pun bukan jodoh, ia ingin berusaha membuatnya berjodoh.
Hiaaa ....
"Tarik, Re ... semburkan racun rayuanmu."
---------***--------
Bersambung

Comentário do Livro (153)

  • avatar
    Rabiatul Adawiah

    Karya yg bagus. Success buat penulisnya 🌹🌹🌹❤️❤️❤️

    21/05/2022

      0
  • avatar
    Sukini Yg Indah

    200

    15/07

      0
  • avatar
    mustikaDD syifa

    bikin pengen baca terus✌

    29/05

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes