Visão geral
|Catálogo
- Tag(s):
- Detail
- Keluarga
- Pornografi
Tidak ada yang pernah mengetahui seperti apa takdir. Perjalanan hidup sudah diatur hanya tinggal kita menjalankan. Kalimat itulah yang selalu diucapkan oleh gadis bernama Alisa Mahera yang berusia 18 tahun. Yang harus berjuang membiayai kehidupan keluarganya serta pengobatan ibunya yang sedang sakit. "Bila tubuh ini bisa dibelah Aku ingin membelahnya menjadi tiga bagian. Aku akan membagi satu bagian untuk sekolah, Satu bagian lagi untuk mengurus ibu dan satu bagian lagi untuk pekerjaan," Ucap gadis yang berusia 18 tahun yang duduk di bangku kelas 12 SMA tersebut. Ketika Ia merasakan tubuhnya yang begitu amat lelah. Ia bukan hanya lelah bekerja namun juga lelah berfikir. Seperti apa kelanjutan kisah gadis Alisa? Mampukah Ia mencapai cita-citanya di saat kondisi yang sulit seperti ini? Apa yang akan terjadi padanya ketika Ia bertemu dengan pria tampan yang berstatus lajang. Berusia 34 tahun yang bernama Attar Aditya.
Última Atualização
Escolha do Editor
Recomendação
Comentário do Livro (146)
- Total: 149
Chapter 1
Chapter 1. Gak Bisa Jagain Mama
"Assalamualaikum ma," ucap Alisa yang masuk ke dalam kamar.
"WaalaikumChapter 2
Jam 11 malam Alisa baru sampai di rumahnya. Ia membuka pintu rumahnya yang sudah terkunci. BiasanyaChapter 3
'Mama sudah bangun?" Alisa berkata ketika masuk ke dalam kamar mamanya.
"Iya nak," jawab Nur.
"Ma, IChapter 4
Ini sudah yang kedua kalinya Alisa dipanggil ke ruang bendahara sekolah. Ia berjalan menuju ruang beChapter 5
Ia mengangkat kepalanya dan melihat seorang pria tersenyum memandangnya.
"Makan dulu baru tidur," ucaChapter 6
Alisa pulang ke rumahnya membawa kantong yang berisi sate madura kesukaan mamanya. Hari ini Alisa gaChapter 7
Ferdi tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Doakan aku menang jangan sampai aku kalah dengan cewekChapter 8
Nur tersenyum saat mendengar pertanyaan putrinya. "Nanti ya Mama bakalan bangunin Isa, kalau mama suChapter 9
Ferdi memberhentikan mobilnya di depan pintu masuk rumah sakit. "Sebentar ya ma," dengan cepat FerdiChapter 10
Ferdi berjalan menuju ruang bendahara sekolahnya. Pria berseragam putih abu-abu itu berdiri di depanChapter 11
Selama mengikuti ujian Alisa hanya bekerja di pom bensin saja. Waktunya dihabiskan untuk belajar danChapter 12
Alisa mengendarai motornya menuju bangunan kantor yang akan menjadi tempat ia bekerja. Selama satu mChapter 13
Attar melangkahkan kakinya menuju ke pintu. Namun matanya masih memandang gadis cantik yang sibuk dCapter 14
Alisa mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Sudah lewat 30 menit ia terlambat ke tempat kerjchapter 15
Atar duduk di meja kerjanya yang ada di dalam ruang kerja pribadinya. Ia masih teringat akan gadischapter 16
"Gimana kerjaannya apa sudah siap?" Nur bertanya ketika melihat putrinya yang sudah pulang kerumah sChapter 17
"Kita isi minyak sebentar ya pak," ucap sopirnya ketika mereka baru selesai kembali dari luar kota.
AChapter 18
"Kita beli makan siang dulu," ajak Ferdi.
"Iya Fer," jawab Alisa yang memandang wajah pria tersebut.
FChapter 19
"Bang Isa bersihkan toilet dulu." Alisa berkata dengan sedikit berlari saat Zaki terus memandangnya.Chapter 20
"Ferdi duduk di tepi tempat tidur sambil terus memijit-mijat kaki Nur. Di lihatnya jam yang sudah jaChapter 21
Selesai salat subuh Ferdi masuk ke dalam kamar mama Nur. Dilihatnya mama Nur yang sudah bangun. "MamChapter 22
Ferdi memberhentikan Mobilnya di parkiran kampus Alisa. Pria itu menjemput Alisa pulang dari kampus.Chapter 23
"Kenapa nggak mau diajak ke mall!" ucap Ferdi yang menggigit bakso bakar di tangannya.
Alisa menggeleChapter 24
Alisa memberhentikan motornya di depan teras rumahnya dan langsung turun dari atas motor.
Alisa berlaChapter 25
Alisa memandang mamanya dipindahkan ke ruangan perawatan. Alisa mengambil kamar kelas 3 untuk mamanyChapter 26
Alisa datang ke rumah sakit dan melihat kondisi mamanya semakin kritis. Dokter menyarankan untuk dilChapter 27
Setelah puas menangis, Alisa keluar dari ruangan ICU. Ia berjalan ke kamar mandi dan mencuci wajahnyChapter 28
"Isa akan cari tahu di google om," jawabnya
sambil memandang pria di depannya. Alisa seakan bermimpiChapter 29
Alisa memandang pria yang akan menjadi suaminya. Air matanya menetes saat mendengar ucapan calon suaChapter 30
"Saya terima nikahnya dan kawinnya Alisa Almaira binti Samsul Arifin dengan maskawinnya yang tersebuchapter 31
Attar menyandarkan kepala istrinya di dadanya. Tangannya mengusap-usap punggung istrinya. "Berdoa sachapter 32
Kamu ingin makan berdua dengan saya?" Ucap Attar yang tersenyum tipis.
Alisa diam saat mendengar ucapChapter 33
Alisa memandang rumah mewah yang berhalaman sangat besar di depannya. Alisa menelan air ludahnya saaChapter 34
Attar hanya tersenyum tipis dan pergi meninggalkan istrinya. Pria itu masuk ke dalam kamar mandi. BeChapter 35
"Suhu air panasnya sudah saya turunkan. Maaf tadi saya lupa. Apa Kamu terkena siraman air panasnya?"Chapter 36
"Sudah harum, tidak bau seperti tadi." Attar yang mendekatkan hidungnya dengan rambut istri
Alisa memchapter 37
"Kenapa nggak boleh?" tanya Alisa.
"Nanti kamu kabur," ucapnya yang membuat Alisa sedikit tertawa.
"GiChapter 38
"By Isa tidur ya," ucapnya.
Attar menganggukkan kepalanya.
Alisa mengambil posisi paling pinggir dan mChapter 39
"By Tolong ambilin baju Isa." Alisa berteriak dari dalam kamar mandi.
Attar mengambilkan baju istrinyChapter 40
Morning kiss
Nurjanah membuka matanya secara perlahan-lahan. Matanya mulai menyapu setiap sudut ruanChapter 41
"By, apa Isa boleh minta duit?" Alisa begitu sangat ragu untuk meminta uang kepada suaminya.
Attar meChapter 42
Alisa duduk di kursi penumpang bersama dengan suaminya. "Isa sudah tidak sabar, mau ketemu sama mamaChapter 43
By, Isa mau bicara sama mama sebentar," Pinta Alisa.
Attar tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "SaChapter 44
"Laki-laki yang baik, dia akan meminta Isa untuk menjadi istrinya. Bila dia ingin memanfaatkan Isa pChapter 45
"Pak Attar ini yang anda minta," ucap Farhan yang masuk ke dalam ruangannya.
Attar memandang barangChapter 46
Alisa memandang pintu kamar yang terbuka. Seorang wanita dengan tubuh yang tegap tinggi masuk ke dalChapter 47
Alisa diam memandang wajah pengawal pribadinya. "Kenapa harus sampai seperti ini." Alisa begitu sangChapter 48
"Saya diminta Pak Attar untuk membawa Nona Alisa ke dalam ruangan," ucap Rina yang berdiri di depanChapter 49
Attar masuk ke dalam ruangannya setelah menyelesaikan rapat dengan staf-stafnya yang ada di perusahaChapter 50
Alisa sudah berada di dalam kamar. Jantungnya berdegup dengan hebatnya disaat mengingat pesan dariChapter 51
Suara teriak istrinya terdengar cukup keras memenuhi ruang di dalam kamar mandi. Alisa menutup matanChapter 52
Suara teriak istrinya terdengar cukup keras memenuhi ruang di dalam kamar mandi. Alisa menutup matanChapter 53
Attar yang baru keluar dari kamar mandi memandang istrinya yang sedang berdiri di depan lemari pakaiChapter 54
Alisa memandang dapur yang begitu sangat besar dan juga mewah. Dapur yang memiliki desain warna abu-Chapter 55
Attar masuk ke dalam kamar. Dilihatnya istrinya yang sedang sibuk membersihkan kamarnya.
"Lagi ngapaiChapter 56
"Ada apa sih by, Isa lagi nelpon mama, hubby malah narik-narik baju,” ucap Alisa yang mengomel memanChapter 57
"By Ini menunya kenapa banyak banget by,” ucap Alisa ketika melihat hidangan yang memenuhi meja makaChapter 58
"Ini suami Isa Bu, Isa udah nikah,” ucap Alisa.
Ibu Aminah sangat terkejut saat mendengar ucapannya,Chapter 59
"Ibu, Isa pulang ya,” ucapnya ketika Alisa telah memastikan kondisi Pak Maman.
Aminah memeluknya. "TeChapter 60
"Bi, Isa mandi dulu ya by," ucap Alisa ketika sudah berada di dalam kamarnya.
"Mandi berdua ya sayanChapter 61
"Hubby setelan jasnya banyak, tapi kenapa nggak pernah dipakai?” Alisa merasa sangat binggung ketikaChapter 62
By, Isa kuliah dulu," ucap Alisa yang menempelkan punggung tangan suaminya di keningnya.
Attar tersenChapter 63
“Tumben pakai jas," uca Farhan yang duduk di depan Attar.
Attar memandang sahabatnya, yang juga meraChapter 64
"Sakit sayang." Attar memegang tangan istrinya.
"Kenapa hubby nggak kasi tahu Isa kalau ada orang," kChapter 65
Menantunya terlihat begitu sangat gagah dengan memakai setelan jas seperti saat ini.
"Hubby, Isa mauChapter 66
"By dua hari lagi Mama akan keluar dari rumah sakit,” ucap Alisa yang berbaring di atas tempat tidurChapter 67
"Alisa masuk," ucap Dian yang tersenyum.
"Ibu Dian apa kabar?" ucap Alisa menyalami tangan Dian.
“AlhaChapter 68
"Hubby, apa kita masih lama ke rumah sakitnya,” tanya Alisa.
Attar menggelengkan kepalanya. “Tungguchapter 69
"Mama hari ini kita pulang,” ucap Alisa saat sudah berada di dalam kamar mamanya.
“Alhamdulillah akhiChapter 70
Pak Maman dan Ibu Aminah menangis saat mereka melihat rumah yang akan mereka tempati. Semua ini sepeChapter 71
Alisa memeluk tubuh suaminya dari belakang. Ia menyandarkan wajahnya di punggung lebar suami.
"Ada apChapter 72
Alisa keluar dari kamar bersama dengan suaminya. Alisa memandang mamanya yang sudah duduk di meja maChapter 73
Alisa masuk ke dalam kamar mamanya setelah suaminya berangkat ke kantor. Hari ini Ia tidak memilikiChapter 74
Attar terbangun ketika mendengar bunyi sirene di dalam kamarnya. Sirine akan berbunyi bila ada kondiChapter 75
"Sayang kita makan dulu ya," ucap Attar yang memandang istrinya.
Alisa menggelengkan kepalanya. "IsaChapter 76
Alisa membuka pintu ruangan suaminya. “Assalamu’alaikum,” ucapnya yang masuk ke dalam ruangan tersebChapter 77
Attar masuk ke dalam kamar. Pria itu sangat terkejut ketika melihat istrinya yang duduk di atas tumChapter 78
"By, Isa boleh duduk di teras gak," ucap Alisa yang tersenyum memandang wajah suaminya.
Mau duduk diChapter 79
“Tante, kita ke mana?" ucap Lyra saat ia sudah terlihat sangat cantik dengan memakai mini dress. WajChapter 80
Alisa menghubungi suaminya melalui panggilan video call.
"Halo sayang,” ucap Attar yang mengangkat paChapter 81
"Ayo ke Bali," ucap Attar memandang istrinya.
Alisa menganggukkan kepalanya, “iya by,” ucapnya.
“Iya sChapter 82
"Kita apa nginap di hotel by,” tanya Alisa ketika mereka selesai makan di restoran besar yang dibawaChapter 83
"Selamat datang Tuan Attar, nyonya muda,” ucap para pelayan villa tersebut saat menyambut kedatanganChapter 84
"Kenapa Isa didandan cantik-cantik gini by,” tanya Alisa yang memandang suaminya.
"Ini akan menjadi mChapter 85
Alisa seakan tidak percaya saat melihat apa yang ada di depannya saat ini. Pesta resepsi pernikahannChapter 86
Alisa menatap wajah suaminya ketika mereka sudah berada di dalam kamar. "Hubby, Isa udah nggak bisaChapter 87
Ella duduk di tepi pantai, matanya memandang ke arah ombak. Udara yang dingin tidak membuatnya inginChapter 88
Alisa mencium punggung tangan suaminya ketika mereka selesai sholat subuh.
Attar tersenyum dan menciuChapter 89
"By, Isa ngantuk. Isa mau tidur," ucap Alisa ketika selesai makan malam. Alisa begitu sangat sulit mChapter 90
Attar masih diam tanpa bergerak sama sekali saat mendengar ucapan selamat dari temannya.
Dika diam daChapter 91
"Selamat ya pak Attar. Pak Attar benar-benar keren, topcer," ucap dokter Rani saat akan memeriksa koChapter 92
Lyra memandang ponselnya yang sedang berdering. Sudah berulang kali ponselnya berdering, namun LyraChapter 93
"Hubby, baju Isa sudah pada sempit," ucap Alisa yang duduk dipangkuan suaminya. Alisa memasang dasiChapter 94
Lyra memandang layar ponselnya, Ketika benda pipih itu berdering. Saat ini Lyra sudah memakai nomorChapter 95
Attar berbaring di atas tempat tidur, pria itu mengusap-ngusap perut istrinya yang sudah mulai membuChapter 96
Alisa mendengarkan suaminya bercerita tanpa memotongnya sama sekali.
“Apa masih mau dengar kelanjutanChapter 97
“Isa mau ikut." ucap Alisa menangis memeluk suaminya.
"Jangan sayang Prancis itu jauh," ucap Attar.
"Chapter 98
Attar duduk diatas tempat tidur, pria itu sibuk dengan layar laptop yang ada di depannya. Pria berwaChapter 99
“By, Isa mau makan coklat,” ucap Alisa yang menarik-narik hidung mancung suaminya hingga mata suamChapter 100
“Bumil kenapa, sepertinya lagi sedih,” ucap Lyra yang duduk di sebelah Alisa.
Alisa yang sejak tadiChapter 101
Selesai kuliah, Alisa langsung pulang ke rumahnya. Saat ini hanya di dalam kamar tempat yang palingChapter 102
Pria berwajah tampan dengan tubuh yang tinggi itu masuk ke dalam kamar hotelnya. Pria itu mendaratkaChapter 103
“Hai bumil,” ucap Lyra yang duduk disebelah Alisa.
Alisa tersenyum dan memandang temannya tersebut.Chapter 104
“Bumil duduk di sini aja,” ucap Lyra yang menunjuk kursi sofa yang menjadi tempat duduk untuk tamuChapter 105
Alisa merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Setelah berkeliling melihat-lihat coffee shop milikChapter 106
Setelah melakukan rapat penting bersama pemilik perusahaan yang ada di Prancis, Attar langsung menyeChapter 107
Setelah melakukan rapat penting bersama pemilik perusahaan yang ada di Prancis, Attar langsung menyeChapter 108
Alisa terbangun ketika merasakan tangan yang berada di pinggangnya.
Alisa membuka matanya berulang kaChapter 109
Alisa mencium tangan suaminya dan kemudian mencium bibir suaminya setelah mereka selesai sholat subuChapter 110
Sejak pulang ke rumah Attar tidak ada henti-hentinya menuruti keinginan istrinya, bahkan pria itu teChapter 111
“Ini sudah bisa ditinggal, kalau adik mau pulang, pulang aja gak apa-apa, biar Abang yang selesaikanChapter 112
“By cepat,” ucap Alisa ketika suaminya masih duduk di sofa sambil memandangi ponselnya.
“Ngapain cepaChapter 113
Attar memandang 3 biji durian yang ada di dalam piring. Pria itu hanya diam dan memperhatikan istrinChapter 114
Alisa terbangun saat subuh. Dengan mata yang masih terpejam Alisa menggerak-gerakkan tangannya di saChapter 115
“Assalamu’alaikum,” ucap Alisa yang membuka pintu diruangan suaminya. Sekretaris suaminya tidak akanChapter 116
Attar memandang istrinya, pandangan matanya terlihat sedang menunggu jawaban dari istrinya.
Alisa menChapter 117
Alisa hanya diam sambil memajukan bibirnya ketika suaminya tidak memenuhi keinginannya.
Alisa begituChapter 118
“Permisi, ibu makan malamnya sudah selesai,” ucap pelayan memberitahu Indah.
Indah menghentikan obrolChapter 119
Ferdi masuk ke dalam kamarnya. Ferdi merasakan sakit didadanya ketika mengingat Alisa yang duduk diChapter 120
“Mama begitu sangat berterima kasih dengan Ferdi, Ferdi sangat menyayangi mama." Ferdi kembali melanChapter 121
Alisa menangis dan memeluk Suaminya. “Tapi bagaimana caranya untuk memberi tahu Bang Andi dan kak IChapter 122
Attar dan Ferdi duduk di samping makam papa dan adik Alisa.
“Assalamual’aikum Papa, Raihan,” ucap FerChapter 123
“Apa sudah siap uncle,” tanya Ferdi ketika melihat Attar datang dan duduk di kursi sebelahnya.
AttarChapter 124
Attar sudah bersiap-siap untuk pulang ke rumah. Pria itu merapikan barang-barang miliknya ke dalam tChapter 125
“Selamat sore pak Attar, selamat sore ibu Alisa,” ucap dokter Diana yang tersenyum ketika melihat AtChapter 126
“Jalannya nggak usah terburu-buru sayang," ucap Attar. Pria itu memegang tangan istrinya ketika memaChapter 127
“Apa di sini rumah makannya,” tanya Alisa ketika mobil mereka berhenti di parkiran rumah makan yangChapter 128
Alisa memandang menu yang saat ini ada di atas meja.
“Ini namanya asam pedas ikan baung,” ucap AttarChapter 129
“Kita langsung pulang ya,” ucap Attar ketika mereka selesai makan bersama.
“Iya, Abang pengen istirahChapter 130
Alisa sampai di perumahan mewah milik suaminya. Perumahan yang berada di kota Pekanbaru.
“Ini rumah hChapter 131
“Ini sayang rumah ayah dan ibunya hubby,” ucap Attar ketika ia dan istrinya sampai di rumah orang tuChapter 132
Ferdi diam berdiri di depan pintu. Ferdi melihat bagaimana mesranya Pamannya bersama dengan istrinyaChapter 133
“Alisa nggak usah ngerjain apa-apa dek, duduk aja,” ucap Yanti memandang Alisa yang berencana untukChapter 134
“Isa lihat dia cuman pakai baju kemeja panjang tangan dan juga celana kain. Isa nggak tahu kalau diaChapter 135
“Apa kesannya saat di Pekanbaru adek Alisa,” tanya Indra yang duduk di depan Alisa.
“Enak,” jawab AliChapter 136
Attar masuk ke dalam kamar dengan membawa satu gelas susu coklat untuk istrinya. “Minum susu dulu saChapter 137
"Apa masih jauh Sumatera baratnya by?" tanya Alisa.
“Sudah dekat,” ucap Attar.
“Jadi ini sekarang kitaChapter 138
“Ini Harau by?" tanya Alisa memandang tempat yang saat ini dikunjunginya. Pemandangan yang sangat inChapter 139
Alisa bersembunyi di dalam selimut sambil memeluk tubuh suaminya. “Selama hamil Isa nggak pernah merChapter 140
“Apa masih sanggup ke kampus,” tanya Attar memandang istrinya yang masih memakai handuk.
“Masih by,”Chapter 141
“Nanti pulang dari kantor kita ke coffee shop Lyra ya by," pinta Alisa yang duduk di atas pangkuan sChapter 142
Attar merasakan tubuhnya yang digoyang goyang oleh istrinya. "Ada apa sayang?" pria itu bertanya denChapter 143
“Apa mau jalan pagi,” tanya Attar ketika ia selesai sholat subuh bersama dengan istrinya.
Alisa mengaChapter 144
Attar tersenyum memandang istrinya yang duduk dengan menyandarkan punggungnya di kepala tempat tidurChapter 145
“Assalamu’alaikum,” ucap Attar yang berdiri di pintu kamarnya. Pria itu tersenyum memandang istrinyaChapter 146
“Melahirkan normal memang seperti ini Pak Attar, jadi walaupun sakit tetap harus dibawa berjalan,”Chapter 147
Alisa sudah berada di dalam kamarnya. Alisa tidak ada henti-hentinya menatap wajah bayi mungilnya. WChapter 148
"Assalamu'alaikum," ucap Attar saat ia masuk ke dalam kamar.
"Wa’alaikumsalam." Alisa tersenyum saatChapter 149
"Mau gendong depan atau belakang?" Ferdi tersenyum memandang gadis kecil nan cantik tersebut.
"Depan,
ditunggu karya terbarunya thorr🥰suka banget sama cerita ini dan konflik nya aku suka yg ringan gini jadi ga tegang bacanya😂
31/03/2022
0Benih” mulai muncul
23h
0sangat bagus skli
21d
0lanjut
08/08
0sangat sangat bagus 🌟🌟🌟🌟🌟🌟
24/07
0keren
21/07
0bagus mantap
20/07
0yang bagus ya
16/06
0bagus
22/01
0bagus
02/12
0