Total : 40BAB 01
"Pak, apakah perlu saya bawakan kopernya?" tawar pria yang berumur sekitar 45 tahunan. Dengan terges
readmore BAB 02
"Kamu dari mana saja?" teriaknya sambil memeluk bocah yang sudah lari menghampiri dirinya. Hampir du
readmore BAB 03
Melihat Cakra yang bersimpuh membuat Amara mendekati dengan hati-hati takut pecahan kaca menggores t
readmore BAB 04
“Ah, sakit!” pekik Bastian saat rambut keritingnya di tarik oleh Zevanya. “Makanya kamu punya mata
readmore BAB 05
Amara masih berkutat di dapur sederhananya, membuat makanan untuk sang adik dan ibu tercinta tanpa t
readmore BAB 06
Setelah kejadian yang menimpa keluarga, Amara tak pernah melihat lagi sosok sang ayah. Pertama kali
readmore BAB 07
Tak sedikit banyak yang Amara tangkap dari pembicaraan Engkoh Lim dan pria berjas hitam yang memakai
readmore BAB 08
Padahal baru minggu lalu surat lamaran kerja ia berikan pada Engkoh Lim untuk melamar di salah satu
readmore BAB 09
Angkasa memarkirkan mobilnya saat sudah sampai depan rumah. Ia sempat melihat mobil hitam yang sudah
readmore BAB 10
Amara masih tidak yakin bahwa ia akan bekerja di salah satu perusahaan bonafid. Saat tes wawancara d
readmore BAB 11
Sudah hampir seminggu bekerja di Venus Foods akhirnya membuat Amara mengerti. Bekerja di divisi mark
readmore BAB 12
Sejak saat itu, setelah Hanum dan Dewo menikah mau tak mau Angkasa yang bernotabene sebagai teman de
readmore BAB 13
Guntur melihat Amara yang sedang turun dari angkutan umum. Meniti tubuh adiknya dari atas ke bawah.
readmore BAB 14
Tanpa memperlama proses penasaran akhirnya Dina tersadar dari keterkejutannya. Ia dengan cepat menga
readmore BAB 15
"Kenapa lancang sekali memotong pembicaraan saya?" Pria itu menghardik keras. "Sekalinya orang miski
readmore BAB 16
Minggu berganti. Saatnya perusahaan mengeluarkan event puncaknya saat ini. Launching produk baru. Se
readmore BAB 17
Angkasa yang semula melihat kejadian di tengah-tengah prosesi acara langsung turun tangan. Ia tak m
readmore BAB 18
Jam sepuluh menurut Amara adalah waktu yang paling tepat untuk bertemu dengan seorang atasan. Di man
readmore BAB 19
Setelah menyelesaikan laporan-laporan akhir bulan akhirnya Amara bisa pulang dengan tenang. Laporan
readmore BAB 20
”Pah dari mana saja kok baru pulang?” tanya Niken pada suaminya dan membukakan jas. ”Lembur, Mah.
readmore BAB 21
Amara sudah diperiksa dan diberikan obat. Untungnya suster klinik memperbolehkannya tertidur di sana
readmore BAB 22
Angkasa terkekeh dengan tindakannya, ia kira Amara tidak mau makan dengannya. ”Untung saya tadi t
readmore BAB 23
Amara tidak bisa mengabaikan. Perkataan adiknya membuat alam bawah sadarnya terusik. Kakak dan adikn
readmore BAB 24
Angkasa tidak marah bahkan kesal karena Amara tapi ada sesuatu yang tidak baik untuk perempuan itu.
readmore BAB 25
”Kenapa diam? Kamu terkejut saya berbicara seperti itu?” Angkasa menggaruk kepalanya yang tak gatal.
readmore BAB 26
Pagi ini, Venus dihebohkan dengan banyaknya karyawan yang sudah siap-siap menjalani Family Gathering
readmore BAB 27
Tak ada yang berani lagi untuk berbicara, Angkasa dengan pikirannya dan Amara yang kembali menjadi j
readmore BAB 28
Angkasa menggenggam tangan Amara, menikmati udara malam ini yang begitu memesona. Bukan, bukan suasa
readmore BAB 29
Hari ini Amara sengaja mengambil izin kerjanya dan lebih fokus pada dirinya sendiri. Kepalanya masih
readmore BAB 30
Tiba memasuki kantor, Amara dikejutkan oleh semua orang yang memandang sinis ke arahnya. Bukan cuma
readmore BAB 31
Ponsel Amara terus bergetar sedari tadi. Tapi ia memang sengaja mengabaikannya, bukan karena apa. In
readmore BAB 32
“CUKUP, DELLA!” Teriakan Angkasa membuat Della yang sudah diambang kewarasan langsung tergugu. Hingg
readmore BAB 33
Semua kesedihan dan keterpurukan sudah tak bisa dibendung lagi. Amara yakin ini adalah titik terenda
readmore BAB 34
Sampai di kantor, ia tak terkejut karena teman-teman sedivisi mencarinya. Tapi tidak untuk Babe, pri
readmore BAB 35
Amara sungguh malu, di saat ia sedang berada di titik rendah, di saat itu pula Angkasa melihat semua
readmore BAB 36
"Kamu bisa berdiri, 'kan?" tanya Amara sambil mencoba membantu bocah itu. "Bisa, Tante." Suara bocah
readmore BAB 37
"Mas Kasa!" teriak Riksa saat mendapati Angkasa yang berkutat di depan laptopnya. Entah apa yang pri
readmore BAB 38
Angkasa memutar-mutar pena yang berada di tangannya. Semua sudah ia lakukan dengan baik. Pertama, ia
readmore BAB 39 - END
"Hai, Om. Tumben datang ke kantor pagi-pagi sekali, apa ada jadwal dengan papa?" Sambutan itu sepert
readmore EXTRA BAB
"Sayang, bangun ...." Tepukan pelan di pipinya membuat Amara mengerang. Ia langsung membuka matanya
readmore
ceritanya mengandung bawang banget 😭 tp aq suka ,bagus, perjalanan cinta lania dan angkasa ❤️ ditunggu karya selanjutny ya thor💪💃💃
29/01/2022
5ceritanya bagus banget.. alur nya mudah di pahami.. semangat ya buat author.. semoga sehat selalu.. 😊
17/01/2022
5bagus deh
7d
0😊😊😊😊😊🥰🥰🥰🥰🥰😺😺😺😺😺😺😺😺😸😸😸😸
14d
0novel sangat bagus
24/02/2023
0👍hk
17/02/2023
0cerita sangat bagus😊
07/02/2023
0thanks
14/01/2023
0wah cerita nya sangat bagus aku sukaaa
28/12/2022
0Sukses 15
04/12/2022
0