Total : 88Part 1. Anindya di usir dari rumah. Oleh Ibu tirinya. Tanpa sengaja, saat ia tengah berjalan ia menemukan selebaran.
"Pergi Kamu!" bentak wanita yang berdandan cukup menor tersebut. Alisnya yang cekung, serta warna li
readmore Part 2. Setelah menemukan selebaran. Anin mengunjungi alamat rumah yang tertera kertas tersebut.
Wanita anggun itu, menatap Anin dengan seksama. Dari atas kepala hingga ujung kaki. Ia tersenyum, da
readmore Part 3. Anin lolos menjadi calon 'Menantu Kontrak' sang Nyonya. Reivan salah paham dengannya.
Nyonya tersebut berdiri tepat di hadapan Anin. Ia menggenggam erat kedua pundak Anin. Dan menatap An
readmore Part 4. Amarah Reivan yang meluap serta usaha Nyonya yang berhasil meluruskan kesalahpahaman putranya.
Dengan langkah sedikit berlari, Reivan begitu bersemangat menuruni anak tangga. Ia ingin cepat - cep
readmore Part 5. Karena keadaan yang telah mendesak akhirnya Anin dan Reivan menikah kontrak. Nenek Zyl datang secara mendadak ...
Lunar pun membuka pintu kamar dan melempar senyum kepada Anin. "Selamat malam Non Anin," sapa Lunar. "
readmore Part 6. Nenek Zyl memiliki sikap kekanak - kanakan. Anin dengan sigap melayaninya. Sandiwara suami istri Anin dan Reivan dimulai
Nampak mobil sedan mewah bewarna putih. Memasuki area pintu gerbang pagar yang di jaga ketat oleh du
readmore Part 7. Nenek Zyl tidak mau makan. Anin memasak makanan spesial dan sehat untuknya.
Malam hari tiba. Waktunya untuk makan malam. Terlihat Nyonya, Nenek, serta Tuan besar dan Anin tenga
readmore Part 8. Tubuh Anin kotor penuh adonan. Anin salah paham. Ia histeris gara - gara sleepwalking.
Ia berniat akan mengantar Nenek Zyl ke kamarnya. "Ayo, Nek biar Anin antar," ajak Anin seraya mengga
readmore Part 9. Nenek Zyl mengintrogasi Anin dan Reivan di kamar mereka. Nenek memerintah Anin untuk mencarikan kemeja Reivan.
Setelah berhasil menenangkan Anin. Nyonya mengajak Anin untuk masuk ke dalam kamar. Mereka duduk di
readmore Part 10. Surprise dari Nenek Zyl, tiket bulan madu untuk Anin dan Reivan.
Anin mengatupkan dua sisi kemeja tersebut. Dan mengancingkan kimanya satu - persatu, dari atas kemej
readmore Part 11. Setelah mendapatkan tiket bulan madu, Anin menjadi galau. Nyonya Nadia kembali menyusun rencana.
Seketika Anin tersedak, dan tanpa sengaja mengeluarkan isi makanan dari dalam mulutnya. Setelah Nene
readmore Part 12. Nyonya dan Anin pergi ke kantor Reivan. Untuk membicarakan rencana bulan madu yang akan di manipulasi.
Setelah 30 menit melakukan perjalanan. Nyonya dan Anin pun tiba di sebuah perusahaan yang cukup tern
readmore Part 13. Nenek Zyl merajuk. Nenek ingin Anin dan Reivan segera berangkat bulan madu.
Siang hari … Anin dan Nyonya telah sampai. Mereka berdua sudah berada di rumah. Ketika mereka masuk, d
readmore Part 14. Anin dan Reivan berpamitan, akhirnya mereka berangkat bulan madu. Bukan bulan madu! Tepatnya ke Villa.
Nyonya menghampiri Anin yang tengah duduk di salah satu kursi, di sudut ruang kamar tersebut. Ia dudu
readmore Part 15. Anin dan Reivan telah tiba di Villa. Reivan dengan bebas menunjukkan kebenciannya terhadap kehadiran Anin.
Part 15 Dalam perjalanan ke Villa. Di dalam mobil, Anin dan Reivan duduk dengan jarak yang saling ber
readmore Part 16. Suasana makan malam di rumah penuh canda tawa. Berbanding terbalik dengan Anin dan Reivan yang berebut makanan.
Part 16 Sore hari … Anin terbangun dari tidurnya yang panjang. Ia menggeliatkan tubuhnya, dan mengucek
readmore Part 17. Anin kembali terluka karena perilaku Reivan. Mimpi Lunar yang kerap kali membawanya mengingat masa lalunya.
Part 17 Reivan melangkahkan kakinya secara mengendap. Ia mendekati Anin dari arah belakang, untuk men
readmore Part 18. Kupu - Kupu dan Air Terjun.
Pagi hari … Sang surya menampakkan batang hidungnya. Bunyi gemericik air terjun, serta merdu kicauan
readmore Part 19. Kupu - Kupu dan Jurang.
Anin beranjak dari duduknya. Usai menatap Reivan yang ada di sana. Ia kembali bersemangat dan melupa
readmore Part 20. Hampir Saja!
Part 20 Secara bersamaan dengan insiden tersebut, tiba -tiba foto pernikahan Anin dan Reivan yang ter
readmore Part 21. Pengecut yang menutupi rasa bersalah ...
Sesampainya di dalam. Tepatnya ruang tamu, Reivan yang terlihat cemas. Meletakkan tubuh Anin yang ma
readmore Part 22. Perdebatan di malam hari. Dan dendam yang mulai terkuak.
Malam hari tiba. Rasa perih begitu melilit di lambung Anin. Membuatnya terbangun dari tidur. Hampir s
readmore Part 23. Kabut Tebal
Pagi hari. Udara sejuk kembali menyelimuti suasana di Villa. Cuaca hari itu sedang tidak begitu cera
readmore Part 24. Musibah yang terelakkan dan hari yang ceria.
"AARRKKHH …!" Serempak ketiganya berteriak histeris. Suasana saat itu tampak terasa sangat mencekam.
readmore Part 25. Ramuan penyubur kehamilan season 1.
Di depan meja makan, terlihat semuanya sudah duduk berkumpul untuk menyantap hidangan makan siang. Ma
readmore Part 26. Ramuan penyubur kehamilan season 2.
Dengan sangat terpaksa Anin meraih cangkir yang ada di hadapannya. Tangannya gemetar ketika menyentu
readmore Part 27. Ramuan penyubur kehamilan season 3.
Ayo mengaku!
Anin menatap Reivan dengan pandangan yang kabur. Ia tampak memegangi kepalanya yang terasa masih ber
readmore Part 28. Gelut Lagi!
"Terserah kalau Tuan tidak percaya!" balas Anin dengan mata melotot. Reivan pun balas menatap Anin ta
readmore Part 29. Ramuan penyubur kehamilan season 4.
Pagi hari tiba … Lunar terlihat, berjalan menuju kamar Anin dan Reivan. Sesuai dengan perintah Nenek
readmore Part 30. Ramuan Penyubur Kehamilan season 5. End.
Nyonya, Lunar dan Tuan besar saling menatap tegang. Terkecuali Nenek Zyl dan Reivan. Reivan yang sud
readmore Part 31. Nenek Zyl kecewa dan teka-teki gadis yang Nyonya Nadia sebutkan.
Usai mendengar pernyataan Dokter. Raut wajah Nyonya Nadia berubah drastis, urat di leher yang sedari
readmore Part 32. Anin ingin makan bersama Nenek.
Malam hari, tepatnya di ruang makan. Hanya ada Nyonya dan Tuan besar yang duduk di depan meja. Untuk
readmore Part 33. Hanyut dalam suap - menyuapi dan tidak sengaja.
Anin melempar senyum manisnya kepada Nenek Zyl. Tetapi Nenek hanya membalasnya dengan senyuman kilas
readmore Part 34. Kebaikan Reivan malam itu.
"Huh! Lagi - lagi Dia marah …" batin Anin kesal. Anin menutup pintu kamar, tanpa menguncinya. Reivan
readmore Part 35. Nyonya, "Apa Kamu jatuh cinta dengan Reivan?"
Mendengarnya Anin menjadi tenang. Ia pun memulai sarapannya. Meski masih merasa cemas dengan keadaan
readmore Part 36. Masa lalu Reivan yang terkuak.
"Eng … tidak Mah, hanya saja_" sahut Anin terputus dan mencari alasan. "Sudahlah, tidak apa - apa. Ma
readmore Part 37. Kegembiraan sesaat.
"Bagaimana Mah?" tanya Anin mendesak. Perasaannya begitu menggebu untuk membuat Nenek Zyl riang lagi
readmore Part 38. Gaun.
"Uhuk …uhukk …" saking bahagianya Nenek Zyl tertawa hingga terbatuk. Gelak tawa ketiganya, seketika b
readmore Part 39. Terpesona dan High hels
Selesai. Anin sudah siap untuk berangkat makan malam atau dinner bersama keluarga besar Reivan Wijay
readmore Part 40. Debat menu dan suapan romantis.
"Apa kalian sudah memesan menu untuk makan malam, ini?" tanya Tuan besar menarik kursi lalu duduk. R
readmore Part 41. Musibah yang tak terelakkan.
"Erghheem …" sentil Nyonya mengganggu Anin dan Reivan, yang seolah di mabuk asmara. Ia sengaja berde
readmore Part 42. Donor Darah
Mobil Reivan tiba di rumah sakit. Ia bergegas turun, dan mengangkat tubuh Anin. Darah masih saja men
readmore Part. 43 Penyesalan
Saat Lunar terus berusaha megingat. Tenaga medis yang bertugas menangani Anin datang menghampiri ked
readmore Part 44. Persimpangan yang bermula.
"Kenapa Kamu harus meminta maaf? Bukankah, ini sudah tugasku untuk merawatmu. Aku ingin Kamu lekas s
readmore Part 45. Pertemuan histeris yang kembali menguak masa lalu.
"Aku pesan kopi," ucap salah satu dari mereka. "Aku pesan jus." "Aku pesan teh saja," sahut yang lain
readmore Part 46. Kisah Pilu Sherly
Sherly berdiri di depan sebuah pintu rumah, yang berukuran tidak terlalu besar. Tok … tok … ketuknya
readmore Part 47. Ku mohon hentikan Bang!
Duurkgh … duurrkggh … "Sherly! Buka pintunya!" panggil seseorang dengan nada lantang dari luar pintu.
readmore Part 48. Kecurigaan Anin
Semangat Reivan yang tadinya untuk cepat - cepat kembali pulang ke rumah, telah memudar. Bayang - ba
readmore Part 49. Nasi goreng yang tidak terjamah.
"Tuan, eh Kak!" panggil Anin lembut. Anin memandang Reivan yang berdiri di sampingnya, dengan seksam
readmore Part 50. Mall dan Alamat Sherly
Hingga Reivan menghilang dari balik ambang pintu, Anin masih terus saja memandangnya dengan hati yan
readmore Part 51. Kemunculan Sekar
Ketiganya terlihat mengunjungi sebuah butik ber - merk di mall tersebut. Mereka tampak berkutat di b
readmore Part 52. Ibu Tiri yang Menguntit
"Kemana mereka?" ucap Sekar sembari terus memperhatikan ketiganya dari kejauhan. Ia sepertinya tak i
readmore Part 53. Mimpi buruk Reivan dan rencana penculikan Ibu tiri yang jahat.
Reivan begitu sibuk, di tumpuki dengan banyaknya pekerjaan. Ia harus mempertanggung jawabkan perbuat
readmore Part 54. Rasa rindu yang menggebu, serta Sekar dan Tommy yang mulai melancarkan aksinya.
Anin menoleh ke arah jam dinding. Sembari menguap dan menutup mulutnya. "Pukul 08.00! Aku bangun kes
readmore Part 55. Usaha Sekar berhasil.
Part 55 Dan dengan sengaja ia berlutut, di hadapan kedua penjaga itu. Ia pura - pura menangis. "Bapak
readmore Part 56. Aksi Sekar dan Tommy 1.
Sekar dan Tommy mulai bekerja, mereka menuju halaman taman bunga yang luas tersebut. Tommy berpura -
readmore Part 57. Aksi Sekar dan Tommy 2.
Ketiganya pun serempak masuk bersamaan ke dalam rumah. Menuju toilet, yang ada di dekat ruang tamu.
readmore Part 58. Aksi Sekar dan Tommy 3.
Nyonya, Sudah dobrak saja pintunya!
Dengan sekejap, Tommy melakukan tindakan jahatnya. Dengan memberikan obat biusnya melalui hidung Ani
readmore Part 59. Secarik kertas yang membuat Nyonya kaku.
Wajah Lunar pucat pasi. Kedua penjaga tersebut melongo menatap Lunar. Sedangkan Nyonya terlihat begi
readmore Part 60. Nomor Reivan tidak aktif.
Seraya memegang secarik kertas tersebut. "Ya Tuhan … kemalangan apa lagi yang menimpa gadis ini. Di
readmore Part 61. Aku bukan menantu mereka! Aku hanya Menantu Kontrak mereka ...
Nyonya pun menceritakan, apa yang telah terjadi tadi siang di rumahnya. Hingga Anin di culik. Tuan b
readmore Part 62. Reivan, Sherly ku mohon ...
Mobil Reivan tiba, tepat di depan gang sempit. Yaitu tempat di mana Sherly dan Damar tinggal. Ia sen
readmore Part 63. Alasan Dendam yang Terkuak
Melihat Sherly yang keluar dari balik ambang pintu, membuat wajah Reivan terlihat berbinar kembali.
readmore Part 64. Pengakuan Damar, adu jotos, dan Sherly yang masih bungkam.
"Damar!? ucap Reivan mencoba mengingat - ingat kembali. Tak ada satu pun temannya yang bernama Damar
readmore Part 65. Kembali ke pelukan Sherly.
"Aku terperangkap dalam tipu daya kebusukan kalian …" ucap Reivan lirih. Separuh tubuhnya merasa lem
readmore Part 66.
Part 66. Cari Anin, Reivan! "Aku senang akhirnya kita bisa bersama kembali," ujar Reivan dengan wajah
readmore Part 67. Terimakasih Tuan ...
"Aku akan paksa Anin, untuk menghubungi mereka!" lanjut Sekar lagi. Ia dan Tommy pun masuk ke dalam.
readmore Part 68. Anindya adalah Lily
Part 68 Reivan pun mengangkat tubuh gadis itu. Ia membawanya perlahan untuk menuju ke mobilnya. Sed
readmore Part 69. Air mata haru dan kebahagiaan.
Part 69 Lunar yang juga shock dan menangis histeris, mendekati Anin yang duduk di atas tanah. Dengan
readmore Part 70. Reivan, Aku ingin menikah dengan Sherly Mah!
Part 70 Esok harinya, semuanya berjalan seperti biasa sesuai kehendak Nyonya. Mereka sarapan dengan t
readmore Part 71. Leonard Mattew?
Part 71 Lunar berusaha untuk tegar menghadapinya. Ia buru - buru, menyeka air mata yang akan keluar d
readmore Part 72. Leonard Mattew 2
Part 72 Sembari terus menguleni adonan kue, dengan tenang Lunar membeberkan siapa Leo pada putrinya. "
readmore Part 73. Beautiful Girl
Part 73 Merasa Leo, mengalihkan pandangan padanya. Anin menarik senyum kikuk. Ia merasa gugup, takut
readmore Part 74. Rahasia yang terbongkar 1.
Part 74 Pagi hari tiba … Hari itu tepatnya hari Minggu. Di mana semua orang sedang libur dengan aktivi
readmore Part 75. Rahasia yang terbongkar 2.
Berhenti berbohong! Maaf kan Nadia Bu ...
Part 75 Setelah mengetahui kenyataan yang begitu menyakiti perasaannya, Nenek Zyl memutuskan untuk ke
readmore Part 76. Keputusan Nenek. Why Leo? Air mata Anin yang kembali tumpah.
Part 76 "Apa katamu!? Demi kesehatanku? Apakah demi kesehatanku, kau harus mempermainkan hidup anakmu
readmore Part 77. Mungkin ini yang terbaik.
Part 77 Anin buru - buru, menghapus air mata yang menggenang di pipi Ibunya. "Ibu … berhentilah menan
readmore Part 78. Menyambut kedatangan Sherly, dan jus wortel?
Part 78 Siang itu, di kantor. Saat jam istirahat kerjanya. Senyum lebar terus tersungging di wajah kh
readmore Part 79. You are like a clown!"
Part 79 Lalu memblendernya, dan menuangkannya pada sebuah gelas. "Ini Tuan …" ucap Anin seraya menyer
readmore Part 80. Menuju hari pertunangan.
Part 80 Sherly mengangguk mengiyakan perkataan Reivan. Begitu Lunar tiba, di depan ruang dapur di irin
readmore Part 81. Malam Pertunangan yang mendadak membuat Reivan gelisah.
Part 81 Percakapan keempatnya, tanpa sengaja di dengar oleh Anin. Yang baru keluar dari kamar mandi d
readmore Part 82. Reivan, Kenapa? Anin, apa yang harus aku lakukan?
Part 82 Usai acara pertunangan malam itu. Entah kenapa Reivan tak bisa memejamkan matanya. Anehnya, i
readmore Part 83. Kau atau aku yang bodoh?
Part 83 "Ayo, ikut aku!" ajak Leo menggandeng lengan Anin. Anin terpaksa mengikuti langkah Leo. "Tuan
readmore Part 84. Ibu mana yang tidak ingin anaknya bahagia.
Part 84 Sore hari tiba … Lunar terlihat melangkahkan kakinya dengan gontai, namun pasti. Ia akan menu
readmore Part 85. Reivan apa yang kamu pikirkan?
Part 85 Usai pamit dan meminta izin pada Nyonya. Malam harinya Anin dan Ibunya berkemas, untuk kebera
readmore Part 86. Kejar Anin!
Part 86 Akhirnya Sherly meminta Reivan, untuk mengakhiri pertengkaran mereka di sebuah cafe. Agar mer
readmore Part 87. Bawa dia padaku!
Part 87 Reivan yang bersimpuh di hadapan Nenek, tampak tertunduk lesu. Dan menggeleng perlahan. Semen
readmore Part 88. The End
Part 88 Sepeninggal Nenek, Reivan bangkit dari duduknya dengan derai air mata. Begitupun Sherly dan N
readmore
akhirnya happy ending setelah menanti kelanjutan ceritanya
09/04/2022
0gratis
11d
0mantap
28d
0zainal
25/07
0suka sangat
03/07
0bagus
13/06
0Good
26/05
0asyik
18/04
0Good I like this story
08/03
0bagus
06/03
0