Tag(s):
• Keluarga
• Persahabatan
• Heteroseksual

Olan bertekad untuk berubah karena terdorong oleh suasana hatinya yang terus mendapat pengharapan yang palsu. Dari mulai perubahan penampilan, jati diri, bahkan sampai ke mindset kehidupannya. Namanya Haura Maulana, yang sehari-harinya lebih dikenal orang dengan nama Olan. Nama pemberian sang sepupu jauh yang ternyata menyimpan satu rahasia hingga belasan tahun lamanya. Dia Malikalfauzan. Sepupu yang berperan sebagai sahabat, kaka, sekaligus pelindung keluarga Olan selepas wafatnya sang ayah. Bukan tanpa alasan Bang Malik siap sedia membantu keluarga Olan, selain sepupu jauh, ternyata ada suatu hal menarik yang membuat mereka justru semakin dekat. Apakah karena sikap mereka yang selalu bertentangan? Itu salah satunya. Dan akhirnya takdir merubah cita-cita mereka. Yang terpaksa harus diterima dengan lapang dada.

Última Atualização

Escolha do Editor

Collection Adventures in Dimensions

SasinaZariel

MALÚ

PAULINY NUNES

A Dama de Companhia

Roseanautora

Lágrimas por asas

Danikatrin

Asas por sangue

Danikatrin

O CEO Conhece O Amor

Ninha Cardoso

Recomendação

Encontrando o Sentido de Viver

Nayra Reis

Quem é você Maya?

Melissa Montes

Oásis Infindáveis

Micael Pinto

Sangue por liberdade

Danikatrin

Perdida

Geisa Matos

Lágrimas por asas

Danikatrin

Asas por sangue

Danikatrin

Renascidos

Livi Astrid

Amor e Objetivos

Jéssyca Gil

Meu Soldado

Geisa Matos

Comentário do Livro (50)Deixe o seu comentário na App

• 
  AndreasJhon

  bagus

  16/08

    0
• Ramadhanzaki

  yabgus

  08/07

    0
• 
  AurelEnjel

  wow

  27/06

    0
• 
  NadiaHofifatun

  bagus, menarik ceritanya

  15/04

    0
• ndiAndi

  bacaan mantap

  23/03

    0
• prasetyoagus

  sangat bermanfaat di bulan ramadhan ini..baca sambil nunggu buka puasa

  22/03

    0
• 
  Anita

  saya sukak ceritanya

  12/07/2023

    0
• Isajaa

  Aplikasi ini sangat menghibur saya

  11/07/2023

    0
• 
  Nur Afiqah Iqah

  Niceee

  10/07/2023

    0
• 
  Nabilah Zaz

  cerita ini sungguh sangat luar biasa

  20/05/2023

    0

• Total: 83

• Capítulo 1 Pembelajaran

  Hari ini Umi menyediakan sarapan jam lima pagi atas permintaanku. Sarapan apa sahur, Non? Haha...dar

• Capítulo 2 Kayak Naik Kora-Kora

  Dengan tubuh lemah, letih, lesu, begah, susah jalan karena kebanyakan makan mi ayam. Aku berjalan se

• Capítulo 3 Pembelajaran Terus

  "Jir, elo nabok gue." Si Ojan tetap melongo saat aku mengata-ngatainya panjang lebar.
  "Karena lo kura

• Capítulo 4 Terjebak

  Pintu kamar yang terkunci dan gak bisa kebuka akhirnya didobrak Si Ojan.
  Bruuggh!
  Braakk!
  Dengan tenaga

• Capítulo 5 Menikah

  Tak terasa, hampir setahun Agus menjadi pacarku. Pacar pertamaku dan mudah-mudahan menjadi pacar ter

• Capítulo 6 Bercadar

  Sudah dua bulan Si Manusia Singa tinggal di rumah mertuanya. Selama itu pula aku tak pernah melihatn

• Capítulo 7 De Javu

  Untung nametag kutuliskan nama lengkap ku. Jika saja yang kutuliskan OLAN, nama panggilanku. Tentu d

• Capítulo 8 NostalGila

  Motor yang dikendarai Si Ojan benar-benar berbelok ke halaman Hotel Khatulistiwa. Kepalanya yang ter

• Capítulo 9 Primadona?

  Di dalam kamar mandi, kubuka gulungan piyama yang diberikan Si Ojan. Mentang-mentang sudah beristri,

• Capítulo 10 Pengagum Rahasia

  Bulan ini sudah memasuki musim penghujan. Ada rintik ditiap sudut netra. Bahkan terkadang kabut teba

• Capítulo 11 Duren

  Kekagetanku mampu membuat semua indraku tiba-tiba sangat lemah. Saat terbangun aku sudah berada di s

• Capítulo 12 Cinta Pertama Datang Tak Diundang

  "Umi, bener Si Ojan sekarang udah jadi duda?" jiwa kepoku mencapai klimaks. Ya ampun, apaan si klima

• Capítulo 13 Pesona Ustadz Fatah

  Suara pesan masuk mmenarikku kembali ke alam nyata. Setelah ikut meresapi peran istri tersakiti di s

• Capítulo 14 Keputusan

  Saat mata terbuka, badan sudah tergeletak nyaman di kamar tercinta. Aku ingat tadi seturun dari taks

• Capítulo 15 Dendam Yang Indah

  Sarapan pagi yang istimewa. Badan setengah sadar kala terbangun tadi, kemudian disuguhi segerombolan

• Capítulo 16 Dijenguk Pujaan Hati

  Telepon kembali berbunyi nyaring. Kemudian kuangkat secepatnya.
  (Lan. Uang fotokopiannya pan belum.)
  

• Capítulo 17 Lamaran

  "Ciye...ciye...ada yang lagi berbunga-bunga nih." Kepala gondrong nyembul dari pintu kamar. Refleks

• Capítulo 18 Mimpi?

  Seminggu semenjak kejadian lamaran beruntun itu, suasana hatiku semakin diaduk-aduk. Apalagi setelah

• Capítulo 19 Lamaran yang Sebenarnya

  Seminggu telah berlalu dari kejadian rapat pleno di rumah Pak RT. Dan setelah itu pula menyebarlah g

• Capítulo 20 Yuk Marni Beneran Datang

  Yuk Marni Beneran Datang
  Aku terus beristighfar saat hati ini salah ucap. Semoga otakku tak salah art

• Capítulo 21 ODGJ

  Entah setan apa yang merasuki otakku sampai lidah yang tak bertulang dibuatnya ngoceh yang bener-ben

• Capítulo 22 Ge-er Yang Hakiki

  "Kenapa, Lan?" tanya Bunda saat aku membanting sendiri di atas sofa yang Ayah dan Bunda duduki.
  "Bun,

• Capítulo 23 Calon Kado Istimewa

  Dua hari ini, aku disibukkan dengan praktikum kampus yang menyita jam istirahat. Bahkan karena padat

• Capítulo 24 Ijab Kabul Istimewa

  Tak terasa hari-hari terlewati begitu saja. Seolah seperti roda yang berputar di jalanan yang curam,

• Capítulo 25 Ijab Kabul Istimewa 2

  Keadaan rumah tidak sericuh sejam yang lalu, karena semua kaum adam sedang melaksanakan solat jum'at

• Capítulo 26 Sah Menjadi Istri Yang Tak Terduga

  Bang Malik membawa sebuah hampers ke meja akad. Didalamnya terlihat kain putih entah apa. Dia duduk

• Capítulo 27 Malam Pertama Keroyokan

  Kulihat Si Ojan menyambut ucapan selamat dari keluargaku yang juga keluarga Si Ojan. Ya, mengingat k

• Capítulo 28 Keluarga Bahagia

  Pagi sebelum subuh, semua sudah siap di depan rumah. Termasuk Teh Widi dan beberapa orang keluarga d

• Capítulo 29 Resmi Pacaran

  Selepas subuh di mesjid besar, perjalanan kembali dilanjutkan. Jam sebelas lewat sepuluh menit, bis

• Capítulo 30 Sunset Pertama

  Jam empat sore persiapan api unggun sudah selesai meskipun akan dinyalakan petang nanti. Berbagai ma

• Capítulo 31 Tersesat

  Aku mencari seseorang yang baru saja memanggil namaku. Tapi, tak kutemukan sosoknya. Mataku menjelaj

• Capítulo 32 Menawarkan Diri

  "Bang, Umi sama yang lain nanyain aku gak?" tanyaku sembari melipat mukena yang kupakai selepas Isya

• Capítulo 33 Nyicil Maksa

  Aku mengerjapkan mata, tapi kembali aku terpejam menikmati hangatnya tempat tidur. Rasa nyaman ketik

• Capítulo 34 Batal Resepsi

  Lima hari sudah sejak sepulangnya dari Pangandaran, Bang Malik benar-benar marah sepertinya. Tak ter

• Capítulo 35 Kayak Kerupuk Tersiram Air

  Aku terdiam di kamar. Tak berani keluar. Memikirkan maskeran yang gagal total membuat kepala kleyeng

• Capítulo 36 Membangunkan Macan Bobo

  Kekakuan hubunganku dengan Bang Malik beberapa hari ini kini lebih mencair. Ternyata butuh keikhlasa

• Capítulo 37 Barisan Para Mantan

  Selepas subuh, aku mulai dirias. Seorang MUA memoles wajahku, sementara satu yang lainnya memasangka

• Capítulo 38 Kecil-kecil Pelakor

  Kecil-kecil Pelakor
  Pusat perhatian tertuju pada seorang tamu yang digotong keluar oleh petugas keama

• Capítulo 39 Buka-bukaan Malam

  Pukul tiga sore tepatnya resepsi selesai. Semua beristirahat untuk satu acara nanti malam, pengajian

• Capítulo 40 Pengantin Baru Dikacangin

  Semua keluarga jauh satu persatu berpamitan. Keluarga Bang Malik dari Jogja sudah diantarkan ke stas

• Capítulo 41 Kangen

  Aku malah asik bengong saat mertua bersih-bersih rumah. Bunda membiarkanku tenggelam dalam lamunan s

• Capítulo 42 Makin Lengket

  Aku terus cemberut di dalam selimut tebal setelah Bang Malik turun ke bawah menemui tamunya. Bunda s

• Capítulo 43 Kembalinya Mantan

  Saat mata terbuka, ternyata hari sudah mulai siang. Sang fajar mulai tergantikan oleh mentari yang s

• Capítulo 44 Percobaan Ketiga

  Setelah tendangan mautku, Bang Malik tak pernah menampakan senyum apalagi sampai bicara. Setiap kuta

• Capítulo 45 Kado Ultah Buat Suami

  Semenjak kejadian memalukan kemarin, besoknya aku langsung meminta maaf sama Ayah. Udah tau salah ja

• Capítulo 46 Goncangan

  "Makasih, Sayang ... makasih ... makasih ... Bun Yah, Abang akhirnya bisa ngehamilin Olan ... Umi, c

• Capítulo 47 Mencintaimu Dengan Tulus

  Aku tahu kalau yang kualami ini hanyalah mimpi. Terus berkelana di padang rumput yang luasnya tak te

• Capítulo 48 Merawat Bayi Manja

  "Abaaang ... jangan pergi, Bang!"
  "Abaaang ... Dokter tolong suami saya, Dok. Suster tolong, ayo semu

• Capítulo 49 Sepet Lagi

  Rutinitas sekarang, setiap harinya merawat bayi manja. Terkadang aku tidak bisa menemani suami selam

• Capítulo 50 Kedatangan Sinta

  Kedatangan Sinta
  Bahagia sekali rasanya karena pagi ini Bang Malik dinyatakan sehat dan bisa pulang.

• Capítulo 51 Skandal

  Muka Mbak Sinta yang tertutup bedak tebal kini penuh dengan coretan glaze donat yang reflek kulempar

• Capítulo 52 Titik Terang

  Sudah satu minggu aku bergelung selimut. Meratapi kebodohan diri. Menyesali keputusan sesaat. Sehing

• Capítulo 53 Cemburu Buta

  "Kamu kenapa? Kok bisa ada disini?" tanyanya yang menghampiri bilik tempatku berbaring.
  "Olan hanya k

• Capítulo 54 Sarapan yang Tersiksa

  Pukul empat sore aku diizinkan pulang setelah tak ada keluhan yang memberatkan. Akhirnya aku akan me

• Capítulo 55 Detektif Ghofar

  "Ghofar ini ... sebenarnya ... mantan menantu Bunda, Olan," ucap Bunda saat kami mencuci piring beka

• Capítulo 56 Lapor Polisi

  Aku meninju paha Bang Malik yang berada di sampingku. Gak su'udzon gimana, jelas-jelas fotonya ngeri

• Capítulo 57 Pembalasan Bang Malik

  Setibanya di kamar hotel, aku langsung berkeliling ruangan. Membuka setiap kabinet juga kulkas kecil

• Capítulo 58 Siapa Bianca?

  Pergulatan marathon setelah subuh membuat tenaga habis tak bersisa. Ketika terbangun, jam sudah menu

• Capítulo 59 Tumbang

  Bang Malik kemudian menghubungi pihak hotel untuk mengurus tamu yang memaksa masuk. Tentunya atas de

• Capítulo 60 Ngidam 1

  "Abang tuh sebenernya peka gak sih sama yang dibilang dokter tadi?" gerutuku tak henti saat mobil ya

• Capítulo 61 Ngidam 2

  Usia kandunganku sudah masuk trimester kedua. Perut yang tadinya ramping sekarang sudah nampak membu

• Capítulo 62 Pertemuan Kedua Belah Pihak

  Pagi ini aku kembali harus bersuci setelah kembali menyatu karena cuaca yang mendukung. Setelah subu

• Capítulo 63 Kedatangan Syifa

  Pagi ini aku terlambat lagi. Setiap hari semakin siang jam keberangkatanku ke kampus. Semua gara-gar

• Capítulo 64 Permintaan Syifa

  "Mbak Syifa? Maaf saya tidak mengenali karena baru pertama bertemu, dan serasa berbeda dengan dulu,"

• Capítulo 65 Diceramahi Mertua

  "Maaf," ucap Mbak Syifa, singkat padat dan jelas datar tanpa ekspresi. Sepertinya memang mereka tida

• Capítulo 66 Kejujuran Yang Bikin Was-was

  "Bang, maaf menelponmu tengah malam, sengaja biar istrimu tidak tau," ujar perempuan di seberang san

• Capítulo 67 Cemburu Level Mabelas

  Keberangkatan suami ke kantor polisi kuiringi dengan bibir mengerucut dan muka masam. Karena kondisi

• Capítulo 68 Libur Seminggu

  "Sayang ... katanya mau nonton terus makan, atau mau beli gamis? Sama kerudungnya juga boleh ... sep

• Capítulo 69 Diundang Ummah

  Suara pintu pagar yang digeser membangunkanku dari lamunan masa lalu. Kini, aku termakan omonganku s

• Capítulo 70 Sidang

  Begitulah hati yang sakit. Tak kan mudah untuk menerima takdir yang sudah disuratkan Ilahi. Takdir y

• Capítulo 71 Kecelakaan Ringan

  "Maaf, Abah saya kembalikan putri Abah secara baik-baik karena saya merasa sangat lalai dalam menjal

• Capítulo 72 Perdarahan

  Semakin lama, perutku serasa ingin buang air besar. Bahkan mungkin sudah mulai keluar diem-diem dari

• Capítulo 73 Puasa Wajib Di Bulan Muharam

  "Kepala Abang pening," ungkap Bang Malik saat kutanya kenapa wajahnya terpasang dengan raut yang sem

• Capítulo 74 Minta Duluan

  Setelah seminggu pulang dari rumah sakit, sikap Bang Malik masih saja dingin. Bahkan terkadang ada n

• Capítulo 75 Tambah Energi

  Sudah jam tujuh malam, tapi Bang Malik belum menampakan diri di rumah ini. Sekian jam menunggu tanpa

• Capítulo 76 Satu Rahasia Terungkap

  Perut rasanya kurang nyaman setelah memasukkan berbagai macam hidangan. Padahal tidak semuanya dihab

• Capítulo 77 Penjelasan

  "Aku mau malam ini kalian ceritain semuanya dari rahasia yang terkecil sampai yang paling besar."
  Waj

• Capítulo 78 Hampa

  Ranjang kecil yang kutiduri ini nampak luas karena tak ada yang membuatnya berderit. Mataku sulit te

• Capítulo 79 Curhat Pada Abi

  Jam tujuh malam, perkuliahan akhirnya selesai sudah. Rasa lelah kini bercampur dengan rasa lapar yan

• Capítulo 80 Tracking 1

  "Alhamdulillah, kamu sekarang sudah bisa menerima Abang."
  Aku segera membalikkan badan ke arah sumber

• Capítulo 81 Tracking 2

  Perkulian kali ini kulewati dengan sangat ... sangat ... super terpaksa. Sejak di mobil tadi, bahkan

• Capítulo 82 Jodoh Di Tangan Tuhan

  Pagi menjelang terasa cepat. Baru saja aku terlelap, mentari sudah terlebih dahulu menyapa. Ayah Bun

• Capítulo 83 The Finally

  Ternyata ucapan Bunda memang benar, aku harus menerima takdir. Apapun itu. Ketentuan yang bahagia ma