Total : 69Bab 1 Talak
"Mas Anan," seruku. Saat wajah lelaki yang kurindukan selama lima tahun kini datang menemuiku tepat
readmore Bab 2 Gosip
Kupeluk tubuh Habib yang kurus dengan erat sembari menangis. Belaian lembut mengusap rambutnya yang
readmore Bab 3 Menahan Lapar
"Asalamualaikum," ucapku pada Bu Helmi. "Waalaikumsalam," jawab Bu Helmi dari dalam rumah. Aku berdir
readmore Bab 4 Disekor Dari Sekolah
Mentari masih menunjukkan garis merah di ufuk timur. Ayam berkokok bersahutan menandakan fajar telah
readmore Bab 5 Pertemuan Yang Tak Disengaja
Aku dan Habib berjalan beriringan menyusuri perkebenunan sawit pulang dari sekolah. Sementara Nara a
readmore Bab 6 Mendapat Bea Siswa
Habib masih menangis sembari memegangi lututnya yang berdarah akibat terjatuh sewaktu mengejar ayahn
readmore Bab 7 Lulus Seleksi
Mentari pagi masih terlihat malu-malu muncul di garis cakrawala. Udara yang terasa dingin menusuk k
readmore Bab 8 Berangkat Ke Jakarta
Sebelum fajar terbit, mentari bergegas naik di atas ufuk timur. Aku sudah bersiap-siap untuk berangk
readmore Bab 9 Teganya Ayah
Pesawat yang ditumpangi rombongan kami sedang landing. Setelah melakukan perjalanan selama dua jam,
readmore Bab 10 Kejahatan Paripurna
"U- Ustaz," aku tertegun melihat lelaki berpakaian jubah panjang ke bawah dan memakai kopiah, kini b
readmore Bab 11 Tertawa Di Atas Derita
Mobil yang di kemudikan Ustaz Rahman memasuki rumah sakit. Kami pun segera turun dan membawa Habib
readmore Bab 12 Meraih Kemenangan
"Habib, Nak bangunlah!" aku menguncangkan tubuh Habib yang diam tak bergeming. Dokter yang sedari tad
readmore Bab 13 Perdebatan
Bruk. Hampir saja Anan menabrak truk kalau saja dia tidak membanting setir. Alhasil mobilnya menabrak
readmore Bab 14 Tanpamu Aku Bisa Bahagia
Dokter Raka masih mengemudikan mobil dengan kecepatan sedang. Lima puluh menit kemudian mobil yang k
readmore Bab 15 Fitnah
Rencananya Habib akan dibawa pulang setelah dokter Raka menyatakan sembuh. Kesehatan Habib kian memp
readmore Bab 16 Fitnah 2
"Seret, Ustaz munafik ini. Kedoknya sebagai ustaz hanyalah topeng saja. Ustaz Rahman sudah berzi
readmore Bab 17 Kemenangan
Sungguh ada hati yang terluka menyaksikan dua orang insan terikat dalam pernikahan. Sudut mata Anan
readmore Bab 18 Penyesalan Selalu Datang Terlambat
"Habib...." Mata kami terpana melihat Anan berdiri di depan panggung. Wajah teduhnya mengguratkan ke
readmore Bab 19 Minder
"Bunda...." Nara menangis sembari memanggil bundanya yang masih tak bergeming. Sebuah mobil dengan
readmore Bab 20 Penolakan Umi
"Bunda," teriak Habib dan Nara serentak. Tubuhku jatuh ke lantai keramik berwarna putih. Aku lupa ka
readmore Bab 21 Mertua Yang Dingin
Hening. Tak sepatah kata pun kalimat keluar dari bibir Mas Rahman. Seketika ia memelukku dari bela
readmore Bab 22 Gadis Pikihan
"Asalamualaikum," ucap wanita itu begitu menginjakkan kaki di ruang keluarga. Senyuman indah terulas
readmore Bab 23 Janji Kepala Desa
"Asalamualaikum," ucap Mas Rahman saat masuk ke dalam rumah. Aku langsung menyambutnya dengan mencium
readmore Bab 24 Status
"Kau ....?!" "Aku datang untuk memberi ucapan selamat atas prestasi yang diraih Habib, Mbak," ucap Nu
readmore Bab 25 Kasih Sayang Seorang Ibu
"Astagfirullah, Nara," teriakku histeris. Aku melihat Nara menangis menahan kesakitan karena kakinya
readmore Bab 26 Belajar Mengihklaskan
"Uhug ... uhug ...." Mas Rahman seketika tersedak dan terbatuk-batuk mendengar ucapan Umi Fatimah. Bu
readmore Bab 27 Ijinkan Aku Pergi
Kondisi rumah terlihat mulai didekorasi. Umi meminta para pekerja untuk menghias ruang tamu dan kama
readmore Bab 28 Hijrah
Bus melaju dengan kecepatan sedang melakukan perjalanan dari Medan menuju ke Jakarta. Selama lima ha
readmore Bab 29 Demi Sesuap Nasi
"Syawal, keluar kamu!" Suara teriakkan seorang laki-laki menghentikan aktivitasku yang ingin menunai
readmore Bab 30 Mencari Nafkah Halal
Matahari semakin tinggi di atas awan. Sinarnya yang cerah membiaskan cahaya dipermukaan bumi. Siang
readmore Bab 31 Ikhlas Membantu
"Hentikan, Baron!" Seorang pria tinggi tegap berkulit putih menangkis tangan Bang Baron yang siap mel
readmore Bab 32 Tawaran Rekaman
"Tunggu!" sergah seorang pria tampan. Pemuda itu berdiri di bawah pohon palem di depan rumah gudang. K
readmore Bab 33 Penyesalan Rahman
Pov Rahman "Ayi?!" Aku terkesiap ketika menyaksikan Ayi, membawakan lagu sholawat ya Asiqil Musthofa d
readmore Bab 34 Pertemuan Kembali
Pesawat Garuda air sudah mendarat di bandara Suekarno-Hatta dengan selamat pukul sepuluh lewat lima
readmore Bab 35 Menolak Kembali
Kehilangan seseorang yang di cintai itu sakit, tapi kehilangan seseorang yang di cintai karena kebod
readmore Bab 36 Hukuman Untuk Sang Pendosa
"Kau?" Aku terkesiap saat menyaksikan siapa yang sedang dipukuli para warga. Tubuh kurus, pakaian com
readmore Bab 37 Demi Harta Rela masuk Bui
"Ayah ...." Seorang anak kecil berlari mendekati Ustaz Adam, memeluk dengan erat. Usianya tak jauh d
readmore Bab 38 Akhir Sebuah Kisah
Umi dan Nur berjalan dengan hati-hati menuju ke arah kami. Langkah mereka semakin dekat dan dekat. "
readmore Bab 39 Sesaknya Menahan Cemburu
"Ay, ini buat kamu dan anak-anak," ucap umi menyerahkan sebuah bingkisan. "Apa ini, Umi?" tanyaku pe
readmore Bab 40 Masa Lalu Bukan Untuk Dikenang
Hari sudah malam, pemandangan excotic di malam hari sungguh memanjakan mata. Kuteringat akan tatapan
readmore Bab 41 Kepribadian Ustaz Rahman
"Hem ... Maaf, Ustaz," ucapku cepat. Aku segera menarik tanganku dari gelas yang tadi kami sentuh ber
readmore Bab 42 Wanita Kejam
"Sarah," gumamku. Wanita bergaya elegan itu turun dari mobil dan menghampiriku. "Apa kabar, Ayi? Sena
readmore Bab 43 Hukuman
Suasana begitu ramai di dalam rumah bersamsakit. Ustaz Rahman dan Ustaz Iman terlihat menunggu di
readmore Bab 44 Permohonan
Waktu bergulir sangat cepat, di luar hari tampak sudah gelap. Ayi melirik jam yang melingkar di per
readmore Bab 45 Duka
"Aku turut berduka cita, Abi," ucap Ayi. Abi masih berdiri di samping jasad umi dengan wajah yang se
readmore Bab 46 Tidak Rela
Pov Faaiz Aku sangat marah pada Ustaz Rahman. Seorang ustaz pemuka agama telah mencampakkan istri yan
readmore Bab 47 Kesempatan Kedua
Suasana pondok pesantren begitu ramai hari ini. Persiapan mengadakan lomba cerdas cermat akan diadak
readmore Bab 48 Gosip Di Tengah Kemenangan
"Habib?" Mataku membulat sempurna mendengar pengumuman nama Habib disebut sebagai pemenang lomba. Bur
readmore Bab 49 Dendam Hati
"Sarah?" ucap Ustaz Rahman ternganga. Lelaki itu terlihat syok saat melihat kedatangan Sarah. Wanita
readmore Bab 50 Menolak Lamaran
"Faiz?!" seruku lirih. Aku ternganga melihat Faaiz menyodorkan sebuah cincin permata hijau dan seika
readmore Bab 51 Masa Lalu Penuh Derita
"Mas Anan?" Mataku membulat sempurna melihat isi pesan whatsapp Mas Anan. Pesan itu berisi nada penek
readmore Bab 52 Surat Ustaz Rahman
"Bunda, Habib pamit. Doakan semoga Habib berhasil dalam meraih cita-cita," ucap Habib berwajah sendu
readmore Bab 53 Dendam Anan
"Wanita tidak tahu malu. Dasar pezina. Tega-teganya kau menghianatiku demi seorang laki-laki miskin
readmore Bab 54 Karma
"Humairah ….!" Aku mencari gadis kecil seumuran Nara. Entah dimana ia bersembunyi hingga tidak keliha
readmore Bab 55 Dia Kembali
Beberapa Tahun Kemudian "Bunda," seru Habib berlari memelukku. Hari ini Habib pulang ke Indonesia set
readmore Bab 56 Mantan Masa Lalu
"Ustaz Rahman?!" Seruku terperanga. Sepuluh tahun tidak bersua baru kali ini kami dipertemukan kemba
readmore Bab 57 Selamat Ulang Tahun Ayi
Tanganku gemetar ketika membuka isi pesan whatsapp dari Ustaz Rahman. Sejak pertemuan kami kemarin s
readmore Bab 58 Lamaran Kedua
Bulan purnama penuh bersinar dengan indah di malam hari. Suara binatang malam menghiasi susana malam
readmore Bab 59 Wanita Kedua
"Bunda, ada tamu yang datang mencari," ucap Nara menghampiriku. Seketika aktivitasku terhenti melant
readmore Bab 60 Pertemuan Dengan Anan
Siang itu matahari begitu terik tepat di atas kepala. Ayi dan Nara memutuskan untuk berbelanja kebut
readmore Bab 61 Benci Ayah
Anan masih menatap pandangan itu dengan mata yang berkaca-kaca. Lelaki itu tampak canggung di hadapa
readmore Bab 62 Antara Aku, Kau Dan Dia
Tidak mudah melepas kepergian orang yang kita cintai. Meskipun kepergian itu katanya hanya sementara
readmore Bab 63 Undangan
Jika memang jodoh sejauh apa pun dia akan pergi, sekencang itu berlari atau pun mengelak pasti akan
readmore Bab 64 Penantian Berakhir Bahagia
Siapa yang tahu jodoh kita dengan siapa? Hanya Allah pemilik semesta alam yang tahu rahasia kehidupa
readmore Bab 65 Pesan Nurul Ekstra Part
Ponsel Mas Rahman bergetar, pertanda pesan masuk. Aku malas membukanya karena sedang menyusui Hafiz
readmore Bab 66 Pesan Nurul ekstra part
"Nurul?" Ayi terkejut melihat siapa pengirim pesan dari ponsel suaminya. Tangannya gemetar memegang
readmore Bab 67 Dusta Ekstra Part
"Mas Rahman!" Lelaki yang aku tunggu kedatangannya ada bersama seorang wanita. Dia sedang tertawa ba
readmore Bab 68 Nikah Siri Ekstra Part
Pulang dari rumah sakit, Mas Rahman ingin berbicara empat mata denganku. Dia memintaku duduk, dan be
readmore Bab 69 Drama (Tamat)
Pagi ini, aku melihat Nurul sedang menyiapkan sarapan. Dapur berantakan, piring kotor menumpuk di wa
readmore
Cerita yang menarik, apabila membaca, terasa diri ini dlm kisah cerita ini... 👍
03/02/2022
0ok 👍
10d
0ditunggu cerita berikutnya
31/07
05.0
01/07
0okkk
15/06
0bagus
12/06
0Semangat trus berkarya nya kak walau aku ga baca full tapi seru
09/06
0ceritanya menarik untuk dibaca
07/06
0bagus juga
27/05
0bagus
18/05
0