Total : 50Capítulo 1 Seribu Hari Memuakkan
Muhammad Ali, itu namaku. Mirip legenda tinju dunia. Setidaknya dari nama ini aku mendapat sedikit k
readmore Capítulo 2 Aroma Kebebasan
Sejak tiga tahun belakangan kondisi RAR kemput-kemput: Hidup segan, mati tak mau. Apakah ini pertand
readmore Capítulo 3 Poligami
SMS Emma membuatku terjaga. “Al, telpon aku sekarang, penting!” Emma ini temanku di RAR. Kami sama-sa
readmore Capítulo 4 Restumu Ibu
Berkelana ke pulau yang sama sekali tak kukenal kehidupan masyarakat serta budayanya, bikin miris. S
readmore Capítulo 5 Puspa
Tanggal 6 esoknya, aku dan Yoga sepakat bertemu terlebih dahulu. Sebuah rencana cerdik kami susun, m
readmore Capítulo 6 Lautan Lumpur
Sore, berjubel-jubel penumpang memadati stasiun Wonokromo. Sambil menunggu loket buka, mereka menjej
readmore Capítulo 7 Cerita Kehoror-hororan Tank Tenggelam
Temanku masih memacu motor dengan kecepatan penuh. Tanpa menengok belakang, kami bagai memiliki ilmu
readmore Capítulo 8 Kota Lampu
Perjalanan berikutnya giliran aku yang memegang setir. Yoga duduk di jok belakang, sesekali ia mence
readmore Capítulo 9 Ngerinya Hutan Baluran
Pasir putih, semula kami membayangkan pasirnya berwarna putih, lautnya berwarna putih, ikannya berku
readmore Capítulo 10 Teroris
Di pelabuhan Ketapang (Banyuwangi) seorang petugas kepolisian nampak berjaga-jaga di pintu masuk. De
readmore Capítulo 11 Masjid Langka
Malam kian padat merayap. Sapuan gelombang air laut yang menghantam badan kapal membuyarkan angan-an
readmore Capítulo 12 Cerita Kadek
Jika dibiarkan berlarut-larut panasnya terik bisa membuat kulit terbakar. Sedikit demi sedikit matak
readmore Capítulo 13 Lher
Pukul dua siang, dalam keadaan letih dan mengantuk, kami mendatangi kantor redaksi. Lagi-lagi kami d
readmore Capítulo 14 Kalah Sebelum Perang
Membaca satu persatu lembaran yang diberikan Heru butuh waktu lama. Belum lagi kami harus mendengar
readmore Capítulo 15 Arak Bali
Jurnalis juga manusia, bukan robot, maupun mesin. Seorang jurnalis yang berperikemanusiaan merupakan
readmore Capítulo 16 Diajak Kencan Bule Cantik
Setelah peta kupegang, kami langsung memacu motor. Mencari Kuta ternyata tak sesulit yang kami kira.
readmore Capítulo 17 Mata Biru Itu
“Let’s go,” Selin bangkit dan mengajak kami untuk mengikutinya. “Where?” Tanyaku. “In my hotel. I mus
readmore Capítulo 18 Mencium Selin
Selin memandangku. Mata biru itu membuatku salah tingkah. Sambil senyum, Selin mendekat manja. Berdi
readmore Capítulo 19 Tawaran Menggiurkan
Aku tidak tahu apa jadinya hubunganku dan Selin. Hubungan singkat itu. Tapi mengesankan seperti bert
readmore Capítulo 20 Goodbye
Malam itu kami tidak jadi menginap di hotel. Kuputuskan untuk menghabiskan waktu semalaman di pantai
readmore Capítulo 21 Namanya Astrid
Sepulang dari Kuta, esoknya kami memutuskan sebuah perkara paling dramatis. Yoga pulang. Sementara, k
readmore Capítulo 22 Rinjani
Memasuki musim kemarau, udara dingin mulai merambati sekujur tubuh. Tak seorang pun menyertaiku, han
readmore Capítulo 23 Mengalami Halusinasi
Puluhan orang berbadan kekar dan bertelanjang dada berkumpul di depan tenda. Mereka membawa tombak y
readmore Capítulo 24 Perpisahan
Mentari menyeruduk memasuki pori-pori kulit kepalaku, aku telah menginjak Denpasar. Reza duduk di ga
readmore Capítulo 25 Shodancho Supriyadi
Paginya pukul tujuh, sewaktu jalanan dipadati orang-orang berangkat ke kantor, kukebut motorku seken
readmore Capítulo 26 Khitan Dibayari Bupati
Aku meneruskan perjalanan menuju Jember. Tiga jam berjalan akhirnya aku tiba. Untuk melepas lelah ak
readmore Capítulo 27 Piket Nol
Di Jember aku tidak menginap. Sekiranya perjalanan kuteruskan ke Blitar. Sebelumnya aku sudah menghu
readmore Capítulo 28 Musisi Penggembala
Saat Subuh, aku sholat berjamaah dengan Kyai Masyhuri. Hanya berdua saja. Aku dan dia. Namun demikia
readmore Capítulo 29 Ditolong Petani Gunung Kelud
Sebelum meninggalkan Blitar, aku menyempatkan mampir di makam Bung Karno. Duduk di depan makamnya, a
readmore Capítulo 30 Obrolan Malam Bersama Lik Man
Sejak masih muda keluarga Lik Man bertani nanas di kaki gunung Kelud. Atau tepatnya keluarga istri L
readmore Capítulo 31 Mengemis
Sudah tiga hari aku menginap di rumah Lik Man. Sore itu tetangga Lik Man datang ke rumah dengan meng
readmore Capítulo 32 Wong Elek
Sebuah SMS dari nomer tak kukenal tiba-tiba masuk. SMS itu membangkitkan kenangan lama yang sudah ku
readmore Capítulo 33 Reok
Kutinggalkan Kiftiya dengan kecemberutannya sebelum kutemui, dan dengan kebahagiaannya di pintu surg
readmore Capítulo 34 Hasan Besari
Nama seseorang yang nyaris dilupakan tapi menyisakan sebuah ketenaran, menggagalkan niatku meninggal
readmore Capítulo 35 Menyantap Ular Kobra
Matahari waktu Dhuha condong di atas jalanan, kemudian semakin condong ke arah barat. Kukebut motor
readmore Capítulo 36 Ikhlas
Aku menggeragap terbangun mendengar desing suara kereta. Nyaris saja terjatuh dari kursi. Buru-buru
readmore Capítulo 37 Yogyakarta
Kurogoh saku yang kutemui uang koin. Kukepyok-kepyok tangan, koin tersebut menghasilkan suara gemeri
readmore Capítulo 38 Tersesat di Gunung Merapi
Sesuatu telah membangunkanku pagi-pagi sekali. Rengekan bocah kepada ibunya dari kamar sebelah membu
readmore Capítulo 39 Menjadi Satria Bisma
Aku kini tak sendiri lagi dalam meraih kebahagiaan. Di puncak Merapi kusebar SMS sebanyak-banyaknya
readmore Capítulo 40 Menyambangi Pujangga Besar
Hari berikutnya di Klaten kulalui dengan perasaan was-was. Setiap malam aku merasakan ketegangan ant
readmore Capítulo 41 Jabalkat
Dari makam Ronggowarsito, sekiranya tidak afdol jika tidak mampir ke makam Sunan Bayat atau Sunan Pa
readmore Capítulo 42 Cocor Merah
Paginya aku bertolak ke Semarang. Menurut orang perjalananku lebih cepat bila melewati Boyolali, Sal
readmore Capítulo 43 Kota Bawah dan Kota Atas
Setelah perut terisi pecel Semanggi, perjalanan kulanjutkan. Cuaca di atas awan belum menunjukkan ta
readmore Capítulo 44 Masjid Dari Langit
Perjalananku masih sama seperti kemarin-kemarin. Aku dapat makan berkat beberapa jiwa-jiwa dermawan
readmore Capítulo 45 Bisikan Gaib
Hari itu sebenarnya aku ingin menginap di Masjid Demak, karena parkir motor hanya sampai pukul sembi
readmore Capítulo 46 Kampung Nelayan
Rumah Afif tidak begitu besar, juga tidak kecil. Ketika memasuki rumahnya tampak tempelan cap-capan
readmore Capítulo 47 Temayang
Kuperhatikan dengan seksama, kondisi motorku sangat memprihatinkan. Sudah beberapa bulan ini dia tid
readmore Capítulo 48 Bambang Wisanggeni
Dengan tangan-tangannya yang terampil dia mencampurkan bubuk jamu racikannya sendiri. Tak lupa kunin
readmore Capítulo 49 Ngajidin
Malamnya aku tak bisa tidur nyenyak. Seperti yang kuduga sebelumnya bila badan ini diforsir terus-me
readmore Capítulo 50 Airmata Kematian
Dari Nganjuk perjalanan berikutnya lebih mudah. Aku tak perlu bingung menentukan tujuanku karena kal
readmore
saya suka critanya
06/02
0Love you
22/02/2023
0Sangat bgus pembahasanya
07/02/2023
0Bagus banget bahasa yang di sajikan tidak begitu rumit
14/01/2023
0novel yang bagus
18/08/2022
0mantap
15/07/2022
0puas hati
27/05/2022
0good
24/05/2022
0100
15/04/2022
0hfsfdgkdgkxjgxgkxgx
27/03/2022
0