Jatuh cinta bukanlah sesuatu yang salah, yang salah itu ketika rasa cinta tumbuh pada tempat yang tak seharusnya. Mencintai pasangan halal orang lain, misalnya.
Dilihat dari sudut manapun, perasaan yang seperti itu gak seharusnya menyelinap di ruang hati. Apalagi sampai tumbuh subur di dalamnya. Mampukah Arif Pradipta menghapus cinta yang hanya bisa dirasa, tapi tak bisa dikatakan ini?
Penuturan yang enak dibaca. Bahasa harian yang khas pula.
Ada kekakuan atau kalimat yang mungkin hilang, seolah lompat adegan. Basa-basi nya diperhalus lagi, kak.
Sejauh ini (bab 8) masih aman memainkan PoV 1. Sayangnya, bab 15 pake PoV 1 campuran, banyak pengulangan kalimat PoV Arif. Mendingan langsung PoV 3 aja klo gini
Betewe, tag Gay masih belum kutemukan sesuai isi cerita.
Seru. Detektif, plot twist. Wow.
17/03
0
Total: 31
Capítulo 1 Tetangga Baru
Arif Pradipta, begitu Emak memberiku nama ketika aku terlahir ke dunia. Hidupku baik-baik saja selam
Capítulo 2 Pesona Istri Orang
"Padahal gimana?" tanyaku memotong ucapan Angga karena saking penasarannya. "Kenapa lu jadi bersemang
Capítulo 3 Tukang Ojek
Emak mengambil barang yang terbungkus dengan kemasan bergambar daun sirih dari etalase bagian bawah.
Capítulo 4 2 Telur 1 Sosis
"Nyuruh lu nganterin dia ke supermarket, katanya ada barang yang perlu dibeli. Sedangkan adiknya sel
Capítulo 5 Rayuan Maut
"Yang spesial buat orang spesial … nasi goreng toping dua telur satu sosis, biar cepet gedhe. Hehe."
Capítulo 6 Mbak Rifani Bercerita
Sebuah parfum berkelas, keluaran luar negeri yang harganya cukup fantastis. Padahal, sebelumnya Mas
Capítulo 7 Undangan Makan Malam
Memeluk guling yang ada di sampingku. Membayangkan jika itu adalah tubuh Mbak Rifani. Kupeluk erat,
Capítulo 8 Mimpi Liar
Berarti hubungan mereka termasuk dekat. Enak ya, kalau bisa bergaul dengan kalangan atas, bisa mudah
Capítulo 9 Harus Melupakan
Kupelorotkan celana sedikit ke bawah, untuk memastikan sesuatu. Ah sial. Kain segitigaku beneran bas
Capítulo 10 Pertama Kali Masuk Kamarku
"Halo assalamualaikum." Akhirnya kuangkat juga itu telepon. Gak sampai hati mengabaikan perempuan ya
Capítulo 11 Pov Rivani Oktavia (Perhatian yang Tersita)
Aku berpamitan pada suami untuk tidur lebih dulu, karena memang sudah sangat mengantuk. Kelopak mata
Capítulo 12 Bermain Cantik
Sampai di teras, keempat teman Mas Nata berpamitan pada suamiku itu, juga padaku. Setelahnya, mereka
Capítulo 13 Menghindar
Aku mendekati sumber suara yang berasal dari kamar tamu. Tidak terlalu jelas, tapi mirip orang mengo
Capítulo 14 Mencari Tahu
Rasa cemburu hadir begitu saja, tanpa punya malu. Astaga … Tuhan … tolong waraskan otakku, sadarkan
Capítulo 15 Hilang Kesadaran
Entah sudah berapa lama aku menangis. Aku sudah tidak bisa memendam semua ini sendirian. Aku pun kel
Capítulo 16 Menggerebek
Meski masih sedikit pusing, tapi aku berusaha untuk bangun. Tidak enak berada di kamar orang berlama
Capítulo 17 Kamar Hotel
"Udah … udah. Semua pasti akan baik-baik aja." Arif menepuk-nepuk pundakku. Cukup lama kami duduk di
Capítulo 18 Tertangkap Basah
"Iya tidak apa-apa. Jika tidak ada kepentingan lagi, silakan pulang ke rumah, Nona. Di luar sangat t
Capítulo 19 Pelampiasan
Mas Nata tidak mau menjawab pertanyaanku. Dia melengos ketika nama Arif kusebutkan. Perlahan, aku men
Capítulo 20 Masuk Angin
"Mas, handphone kamu berbunyi, kenapa nggak diangkat?" tanyaku yang mulai risih mendengar bunyi tele
Capítulo 21 Tanggal Merah
"Aneh, perasaan tadi ada orang yang mengikutiku, tapi kok nggak ada ya …." Gumamku sebelum menutup p
Capítulo 22 Samar
"Tanggal merah apaan, sih, Mak? Terakhirnya ya kemarin lah, sekarang 'kan hari senin," celetuk Arif.
Capítulo 23 Amplop Coklat
"Dari keterangan dan hasil pemeriksaan yang dilakukan pada, Ibu Rifani, menunjukkan bahwa Ibu Rifani
Capítulo 24 Anak Siapa Dalam Rahimku?
Dengan gemetar, aku membuka amplop tersebut hati-hati agar tidak sobek. Mengambil surat di dalam amp
Capítulo 25 POV Author (Kembali Melakukan)
Kembali, Rifani mengambil surat pernyataan kesuburan milik Nata yang tadi sengaja dibawa untuk ditun
Capítulo 26 Praduga
"Yang, ka-mu dari mana saja? Sa-ya mencarimu sejak tadi." tanya Nata gagap karena tidak siap dengan
Capítulo 27 Sudah Masuk, Sulit Keluar
Nata membuka aplikasi hijaunya, lalu mendengkus kesal. "Alex lagi. Huffh." Dibacanya pesan dari seseor
Capítulo 28 Perpisahan
"Kenapa ada truk di sana?" Arif masih berdiri di depan pintu dengan tubuh menghadap ke rumah tetangg
Capítulo 29 Preman
Meski begitu, Nata tetap berusaha tenang. Dia terus melajukan mobil. Gawainya yang ditaruh di atas d
Capítulo 30 Kamu di Mana?
"Lu tadi juga dapat pesan dari, Mbak Rifani kah, Ngga?" tanya Arif setelah turun dari motornya. "Iya,
Capítulo 31 Ganjaran
"Nomor siapa ini? Kenapa tiba-tiba mengirim chat padaku?" Arif mengernyikan alis, kemudian segera me
okk
03/08
0bagus
10/07
0muito bom amei
13/06
0cerita nya berkaitan apa yah?
06/05
0asoy
27/04
0iya mnto
07/04
0bgus
06/04
0Ceritanya bagus
21/03
0mantap
20/03
0Penuturan yang enak dibaca. Bahasa harian yang khas pula. Ada kekakuan atau kalimat yang mungkin hilang, seolah lompat adegan. Basa-basi nya diperhalus lagi, kak. Sejauh ini (bab 8) masih aman memainkan PoV 1. Sayangnya, bab 15 pake PoV 1 campuran, banyak pengulangan kalimat PoV Arif. Mendingan langsung PoV 3 aja klo gini Betewe, tag Gay masih belum kutemukan sesuai isi cerita. Seru. Detektif, plot twist. Wow.
17/03
0