Tag(s):
• Kecantikan
• Detail
• Drama

Karena desakan dari keluarga yang meminta dirinya agar segera menikah, Dara yang notabenya seorang jemblo harus memutar otak untuk mennghindar dari keluarga yang selalu meminta dirinya pulang dengan membawa calon suami, kalau tak ingin dirinya berakhir dengan kata keramat yang disebut "Pejodohan" Alfan seorang lelaki yang di tinggalkan istrinya, memiliki satu putri memilih Dara menjadi istrinya demi sang anak agar dapat merasakan kasih sayang seorang ibu.

Última Atualização

Escolha do Editor

Lágrimas por asas

Danikatrin

Perdida

Geisa Matos

Asas por sangue

Danikatrin

Minha flor que veio do espaço

Keyte Aline Medeiros

uma fera para um príncipe

Rafaella jes

Amor e Objetivos

Jéssyca Gil

Recomendação

Encontrando o Sentido de Viver

Nayra Reis

Oásis Infindáveis

Micael Pinto

Sangue por liberdade

Danikatrin

Perdida

Geisa Matos

Asas por sangue

Danikatrin

Diademas da Escuridão

diademas

Rakasa

Nicholas

Meu Soldado

Geisa Matos

O DIÁRIO DE ELIZABETH

Sabrina Reis

Código da Morte

Micael Pinto

Comentário do Livro (913)Deixe o seu comentário na App

• 
  IzzariMukhsin

  yes

  08/08

    0
• 
  DelSun

  👌🏻

  07/08

    0
• Ng Shu Yu

  Best laa jgk

  07/07

    0
• Snti Wngkl

  bagus bnget

  04/07

    0
• 
  Yeni Saragih

  aku mau titip

  29/06

    0
• 
  Sensia RekuKristina

  saya sukuaa

  13/06

    0
• 
  LamaPutra

  aku senang baca

  12/06

    0
• 
  Amanda Lin

  alfan ajak dara nikah

  31/05

    0
• 
  Hisam123Ahmat

  mantap

  26/05

    0
• 
  AriantoDesi arianto

  mantap

  19/05

    0

• Total: 30

• Chapter 1

  Dara menatap tajam pada sosok pria yang berada tak jauh dari dirinya. Pria yang duduk di sofa yang h

• Chapter 2

  "Aku nggak akan minta kamu melakukan pekerjaan rumah, karena aku punya asisten rumah tangga yang aku

• Chapter 3

  Disudut ruangan, Dara tertunduk lesu, selepas menerima panggilan telepon dari keluarganya. Bagaimana

• Chapter 4

  “Selamat pagi, Papi."
  “Selamat pagi juga, Princess”.
  Kucium keningnya, kemudian kutarik kursi yang ber

• Chapter 5

  "Al, masih pagi Kenapa muka loe sudah lecek gitu sih, gue setrika juga muka lu lama-lama." kata Dion

• Chapter 6

  Bagaimana acaranya tadi Princess?" Tanyaku kepada gadis kecil yang saat ini duduk di sampingku.
  "Bagu

• Chapter 7

  Mata ini masih menatap komputer di depan namun pikiranku berkelana entah ke dunia mana. Sedari tadi

• Chapter 8

  Pagi ini aku bangun lebih awal, semalam aku mendapat sebuah bisikan aneh agar pagi ini aku saja men

• Chapter 9

  Suasana di dalam mobil terasa canggung, tak ada yang memulai pembicaraan antara aku dan Dara hanya t

• Chapter 10

  “Aku mencintaimu.” Dipeluknya tubuhku erat, bahkan kepalanya menempel sempurna di dada bidangku.
  “Dar

• Chapter 11

  “Ini gulingnya nggak bisa di singkirkan, Ra?, barangkali kali butuh kehangatan dari tubuhku.” Ucap A

• Chapter 12

  Waktu jam istirahat sudah terlewat beberapa menit yang lalu, tapi Dara sepertinya masih asyik berkut

• Chapter 13

  Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti bulan. Seperti itulah sik

• Chapter 14

  Membuka pintu mobil, aku menatap pemandangan sekeliling. Tak banyak yang berubah rupanya, pohon mang

• Chapter 15

  Cahaya matahari yang masuk melalui celah- celah tirai jendela kamar tak membuat sepasang manusia yan

• Chapter 16

  “Aku punya cara lain kalau kamu pengen cepat bangun in aku .” Ucap Alfan yang seketika membuat Dara

• Chapter 17

  Setengah hari sudah Aku sibuk dengan berbagai kegiatan entah membantu para lelaki memindahkan bebera

• Chapter 18

  Aku sedang berbaring di atas ranjang seraya memainkan gawai pintarku saat Alfan masuk ke dalam kamar

• Chapter 19

  Sudah pernah dengar istilah jangan mengusik singa yang sedang tidur sebelumnya?, hal yang bahkan tid

• Chapter 20

  Perjalanan ke kantor pagi ini di isi dengan keheningan. Tak ada yang mengambil alih suasana di mobil

• Chapter 21

  “Ka... kamu.... mau apa. Hiks.” Dara menepis kasar tangan Alfan yang ingin meraihnya. Pandangan Dara

• Chapter 22

  Tuhan apakah aku sudah jatuh cinta kepada Alfan dengan begitu mudahnya. Seseorang yang tak pernah ak

• Chapter 23

  Pagi telah tiba, cahaya matahari yang masuk melewati celah gorden kamar mengusik tidur Dara. Dara me

• Chapter 24

  Cuaca pagi hari ini terasa hangat karena matahari telah menyapa bumi dengan sempurna, namun berbandi

• Chapter 25

  “Di mana sih mereka?” monolog Dara pada dirinya sendiri. Matanya mengedar sekeliling kantin perusaha

• Chapter 26

  Dara yang sedang duduk di meja rias seketika menoleh ke arah Pintu begitu telinganya mendengar derit

• Chapter 27

  Harusnya saat ini aku sudah mendapat jawaban tentang sosok Reyhan, namun sepertinya tuhan sedang ing

• Chapter 28

  Butuh waktu lebih dari empat puluh menit bagi Dara untuk sampai ke tempat tujuan. Hujan yang turun t

• Chapter 29

  Dara sedang duduk dengan bersandar kepala ranjang. Di tangannya terdapat gawai kesayangan. Gawai den

• Chapter 30

  “A-aku.....” lidahku kelu, tenggorokan juga terasa serat hanya untuk menelan ludah. Pikiranku buntu