Tag(s):
• Keluarga
• Persahabatan
• Sekolah Menengah Atas
• Remaja

Penampilan boleh tomboi, kelakuan boleh urakan. Tapi, sastra yang melankolis adalah potongan jiwa seorang gadis yang dipanggil Sadina itu. Kehilangan orang tuanya membuatnya menjadi seorang yatim piatu. Seandainya semuanya hanya sebatas itu, maka kalian salah besar. Hidupnya bagai di neraka karena adik angkat ayahnya yang tamak mengambil alih semuanya. Memberikan sebuah trauma terdalam dalam diri gadis berusia belia itu. Lalu, kawan sebangkunya yang terkenal sebagai laki-laki yang tidak banyak bicara, siapa sangka di balik dinginnya sosok itu juga memiliki ketertarikan yang sama lewat sajak-sajak yang ditulisnya. Tanpa mereka berdua sadari, kecintaan mereka melebur menjadi sebuah kekuatan untuk saling menguatkan lewat sajak yang mereka tulis.

Última Atualização

Escolha do Editor

Não era para te amar

Tinyty

Collection Adventures in Dimensions

SasinaZariel

Desejo Indecente

Canli Pop

Lágrimas por asas

Danikatrin

Marius || livro 1: irmãos fitzy

Kai D'angel

Asas por sangue

Danikatrin

Recomendação

Encontrando o Sentido de Viver

Nayra Reis

Oásis Infindáveis

Micael Pinto

Perdida

Geisa Matos

Lágrimas por asas

Danikatrin

Escola de Vampiros - Curada

Josy Sant

Diademas da Escuridão

diademas

Amor, Abstração & Realidade

Micael Pinto

Herdeira do Dragão

Isadora Batista

Destino

PAULINY NUNES

Comentário do Livro (31)Deixe o seu comentário na App

• 
  FarahYui

  bagus

  29d

    0
• 
  VidiaSelvi

  seru

  19/08

    0
• 
  Fitriana Tobing

  keren

  10/07

    0
• 
  SaputroSholichin Adji

  good

  15/04

    0
• 
  hayatinur

  ada lanjutannya ngak ya bagus si

  23/03

    0
• 
  deanadleena

  plot ceritanya sangat bagus

  07/03

    0
• 
  NaylaKaesa

  bagus banget

  04/03

    1
• 
  Mohd Azlan

  Good and best

  02/02

    0
• 
  Fathihah

  200

  31/01

    0
• 
  Andi Pertama

  seruh baget kak

  24/01

    1

• Total: 29

• Capítulo 1 Tukang Onar

  "Sial! Jam segini baru beres semua!" Seorang gadis dengan seragam SMA dan rambut yang masih berantak

• Capítulo 2 Kelas Baru

  Sadin berdiri di depan pintu dengan menenteng tasnya malas. Kini tas yang biasanya hanya berisi buku

• Capítulo 3 Rajaka

  Terkutuklah kau, wahai manusia pencari muka! Kira-kira itulah yang sedang digaungkan oleh hati Sadin

• Capítulo 4 Bully (1)

  Hari ini, Sadin dapat berangkat lebih pagi karena ia bangun sejak pukul dua pagi. Itu semua dikarena

• Capítulo 5 Bully (2)

  Seisi kelas bertanya-tanya, karena mereka sadar bahwa tidak mungkin Rinda membuat pengakuan semudah

• Capítulo 6 Imbas

  Sepertinya keputusan guru menjadikannya seksi keamanan itu tepat. Karena, Sadin sudah yakin seratus

• Capítulo 7 Kelompok

  Insiden rok terbakar sudah berlalu seminggu. Putri juga sudah masuk sekolah hari ini. Kemarin, Sadin

• Capítulo 8 Rumah Rajaka

  Sesuai kesepakatan, hari ini Sadin ke rumah Rajaka. Gadis itu mengenakan hoodie berwarna pastel ungu

• Capítulo 9 Kepingan

  Kata orang, aku harus kuat. Tapi, harus seberapa kuat aku bertahan? Bahkan untuk menangis saja aku b

• Capítulo 10 Sakit

  Tubuh Sadin sudah terasa tidak sehat sejak kemarin. Bahkan, semalam badannya demam sampai tidak bisa

• Capítulo 11 Keluar Dari Rumah Sakit

  Sadin menatap jam di dinding kamar rawat inap. Sekarang pasti masih jam pelajaran matematika di kela

• Capítulo 12 Alasan

  “Sadinaaaa!” Putri langsung memeluk Sadina begitu tahu gadis itu telah berangkat sekolah. Beberapa k

• Capítulo 13 Pengeroyokan

  Informasi yang didapat dari Fatih tadi benar-benar membuat Sadina tak habis pikir. Ia pikir, alasan

• Capítulo 14 Luka Tembak

  Lala saat itu sedang menyapu halaman klinik. Sebagai seorang yatim, gadis itu mencari nafkah untuk m

• Capítulo 15 Penyusup di Rumah Sakit

  “Kenapa bisa gini, sih? Bukannya saya sudah bilang untuk tidak menyentuhnya tanpa izin? Bagaimana ka

• Capítulo 16 Aplikasi Baru

  “Baru kali ini gua punya temen yang hobinya nyentrik,” celetuk Putri yang sedang mengupas buah jeruk

• Capítulo 17 Aplikasi Baru 2

  Rajaka mengambil ponsel Sadina dan duduk di dekat gadis itu. Ia mengetikkan huruf demi huruf di mesi

• Capítulo 18 Bukan Date

  Ibarat hujan, menetes, lalu mengalir
  Dahaga ini terbasahi, luka ini terobati
  Ibarat noda yang tersucik

• Capítulo 19 OTW

  “Nanti pulang bareng gua aja, gua anter,” ucap Fatih tiba-tiba. Sadin yang sedang menenggak minumnya

• Capítulo 20 Umi

  Fatih membelokkan setirnya hendak memasuki halaman rumah. Pagar hitam yang setengah tertutup kemudan

• Capítulo 21 Pheonix Biru

  Diawasi dan diikuti orang adalah hal yang selalu Sadina rasakan setiap harinya. Terlebih setelah ia

• Capítulo 22 Menuju Bom Waktu

  Tidak ada yang aneh dari buku bersampul phoenix biru ini. Meskipun Sadina agak bingung kenapa ibunya

• Capítulo 23 Culik

  Orang-orang yang mengawasi Sadina selama ini tiba-tiba saja tidak terasa pergerakannya. Bukannya leg

• Capítulo 24 Firasat Rajaka

  Sadina tidak bisa memperhatikan arah jalannya, ke mana ia akan dibawa. Sebab matanya ditutup selemba

• Capítulo 25 Pencarian Dimulai

  Rajaka, Putri, dan Lala sedang duduk di dalam mobil yang terus melaju membelah jalanan. Kepindahan S

• Capítulo 26 Berusaha Memecahkan

  Ketiga remaja itu memilih untuk melanjutkan penyelidikan mereka di rumah Putri. Rumah yang sangat be

• Capítulo 27 Satu Titik Cerah

  Pemuda itu dengan segera menelepon seseorang. Kakinya mengetuk-ngetuk tak sabar, berharap bahwa sebe

• Capítulo 28 Menuju Penyelamatan

  Esensiku, Dalam Ruang Semu
  Aku, dalam bentuk hadirku
  Semu, tak ada yang tahu
  Antara ada dan tiada, kaki

• Capítulo 29 Tanda

  Kesadaran Sadina perlahan kembali. Gadis itu perlahan membuka matanya, menyesuaikan retinanya yang b