Tag(s):
• Kriminal
• Cinta pertama
• Persahabatan
• Sekolah Menengah Atas
• Remaja

Hanya satu prinsip hidup Dean Asher. Jika ia menginginkan sesuatu, maka ia akan mendapatkannya, bagaimanapun caranya. Termasuk dengan meminta Emma Cassell—gadis yang tidak pernah berminat menjalin hubungan—untuk menjadi kekasihnya. Sebelum musim panas ini berakhir, Dean bertekad untuk mewujudkannya.

Última Atualização

Escolha do Editor

Collection Adventures in Dimensions

SasinaZariel

Sangue por liberdade

Danikatrin

Oásis Infindáveis

Micael Pinto

Renascidos

Livi Astrid

O Viuvo e a Secretária Virgem

Jéssyca Gil

Escola de Vampiros - Curada

Josy Sant

Recomendação

Encontrando o Sentido de Viver

Nayra Reis

Quem é você Maya?

Melissa Montes

Sangue por liberdade

Danikatrin

Oásis Infindáveis

Micael Pinto

Perdida

Geisa Matos

Renascidos

Livi Astrid

Amor e Objetivos

Jéssyca Gil

MALÚ

PAULINY NUNES

Marius || livro 1: irmãos fitzy

Kai D'angel

Entre pinceladas sombrias

Nara

Comentário do Livro (23)Deixe o seu comentário na App

• Kamu 221Didik

  hebat

  13/07

    0
• 
  Farin Farin

  Verry good story

  20/06

    0
• 
  lindarosa

  Aku suka cerita ini, ringan, tipe anak remaja yang lagi nakal-nakalnya, apalagi ini latarnya western kan jadi seru aja bacanya👍🌹 semangat kaka author😘

  17/05

    0
• 
  IzzzIzz

  so good

  08/03

    0
• 
  DelilaMarshaa

  semangt nulisnya🥰🥰🥰

  09/02

    0
• 
  Olpi Riski Riski

  asuuu

  02/02

    0
• 
  SofyanRino

  bagusss

  08/01

    0
• 
  PebritySiyani

  👌👌

  08/12

    0
• 
  Linaa 1109

  Sukaa banget sma alur storyy ny 💗💗 jdi delulu sendiri disini hehehe . Salam dri Malaysia <3

  03/12

    0
• 
  Iraa erilya

  cerita yang sangat bagus

  13/07/2023

    0

• Total: 43

• Prolog

  “Oh astaga, apa ini. Emma Cassell, urutan kedua—lagi.”
  Ah, ya ampun.
  Emma merotasikan bola matanya mal

• Bab 1

  Libur semester selama dua minggu terasa berlalu dengan sangat cepat bagi Emma. Rasanya, ia belum bel

• Bab 2

  “Menurutmu aku tidak terlihat aneh?”
  “Tidak, tidak, kau sangat keren.”
  Tetapi, kenapa Dean merasa tida

• Bab 3

  Matahari bersinar terik. Meskipun ini sudah sore, panasnya tidak berkurang sama sekali. Emma jadi me

• Bab 4

  Apa aku sudah terlambat?
  Emma melirik sekitar dengan panik, setengah berlari menaiki tangga menuju ke

• Bab 5

  “Kau benar-benar ingin ikut les menari?”
  Emma mengangguk. “Hm, begitulah.”
  Sofia cemberut, kedua tanga

• Bab 6

  Hari ini katanya ada murid baru.
  Namanya Olivia Western. Ia mendengar kabar tersebut lewat obrolan be

• Bab 7

  Seharian ini Emma merasa heran karena Sofia tidak terlihat di mana-mana, bahkan saat istirahat kedua

• Bab 8

  Ponsel Dean.
  Mata Emma terpaku pada stiker kecil bunga lily di bagian atas layar ponselnya, di sampin

• Bab 9

  “Hei, Tuan Muda kita sudah datang!”
  Suara gelak tawa seketika memenuhi ruangan tatkala Justin berseru

• Bab 10

  Tidur nyenyak apanya?
  Nyatanya, Emma tidak bisa tidur.
  Jadi semalam, beberapa jam sebelum Dean menelep

• Bab 11

  Bel pulang telah berbunyi sekitar setengah jam yang lalu, tetapi Dean sama sekali belum berniat untu

• Bab 12

  Lihat saja, Dean akan memberinya pelajaran. Ia pikir ia siapa bisa menyentuh Emma seenaknya?
  Dean mel

• Bab 13

  Dean mendorong pintu rumahnya dengan perasaan senang luar biasa sebab telah berhasil mengantar Emma

• Bab 14

  Hari ini rasanya berlalu dengan sangat cepat.
  Emma membereskan buku-bukunya dan memasukkannya ke dala

• Bab 15

  Kenapa Dean tidak bisa mendekati Emma dengan tenang tanpa halangan apa pun? Kenapa harus selalu ada

• Bab 16

  Ya, hati-hati dalam kamus Dean tentu berbeda dengan kamus Emma.
  Jantung gadis itu rasanya akan terjun

• Bab 17

  Kepanikan dan ketakutan Emma perlahan menghilang seiring ia memperhatikan pohon-pohon rindang di sek

• Bab 18

  Matahari bersinar terik tepat di atas kepala. Sekarang, jam 12 lewat 14 menit. Mereka tidak butuh wa

• Bab 19

  Ini gila, namun terasa menakjubkan.
  Ternyata berada di kolam air terjun tidak semenakutkan apa yang a

• Bab 20

  “Ugh, kepalaku sakit.”
  Emma mengerang pelan. Ia membuka mata dan mengerjap-ngerjap bingung tatkala me

• Bab 21

  Emma baru bangun beberapa menit yang lalu.
  Sepertinya gadis itu kelelahan dan tidur pulas sekali. Sek

• Bab 22

  Matahari tampak bersinar malu-malu dibalik awan ketika Dean keluar dari rumahnya dan mendongak ke la

• Bab 23

  Dean bosan.
  Ia memangku sisi kepalanya di atas meja dan kembali menghela napas. Mendengar penjelasan

• Bab 24

  Kenapa bel istirahat lama sekali berbunyi?
  Untuk kesekian kalinya, Dean menggeser bokongnya di kursi,

• Bab 25

  “Kenapa? Aku hanya sedang rajin. Walaupun aku jarang ikut di setiap pertemuan tapi aku masih anggota

• Bab 26

  Dilihat dari sini ternyata lebih bagus.
  Emma mendongak ke langit dengan senyum lebar terukir di bibir

• Bab 27

  Seharusnya Emma tidak memberitahu Sofia secepat ini!
  Gadis itu berguling di atas kasur, berusaha meng

• Bab 28

  “Wolf dan David belum datang?”
  Dean mengalihkan atensinya dari ponsel ketika suara Alex terdengar. Di

• Bab 29

  Sepertinya Emma datang lebih lambat hari ini.
  Dean menyandarkan kepalanya ke sandaran kursi. Ia mereg

• Bab 30

  “Kau yang harus mengambil langkah pertama.”
  Emma mengerjap. “Langkah pertama?” Tanyanya tidak yakin.

• Bab 31

  Emma menggerutu pelan sembari melangkah ke ruang guru. Ia tidak berbohong, Guru Eleanor benar-benar

• Bab 32

  Emma menghindarinya.
  Dean sangat sadar akan hal itu. Setelah istirahat kedua, tingkah Emma jadi semak

• Bab 33

  Dean tiba di rumahnya dan ia tidak bisa berhenti memikirkan perkataan Sofia mengenai Emma yang akan

• Bab 34

  Dean berdiri di tempatnya dengan linglung.
  Emma? Sungguhan dia? 
  Penampilan Emma sangat berbeda dari b

• Bab 35

  Me caes bien.
  Aku menyukaimu.
  Rasanya seperti mimpi.
  Bayangan kejadian di pesta beberapa jam yang lalu

• Bab 36

  Dean berbelok ke dalam ruangan bagian kolam dengan napas yang tersengal-sengal. Matanya dengan liar

• Bab 37

  “Dia mengalami serangan panik karena trauma yang muncul saat jatuh ke kolam. Aku sudah memberikan ob

• Bab 38

  Emma terbangun dari tidurnya saat mendengar suara pintu kaca yang digeser. Ia melihat punggung Dean

• Bab 39

  Emma menarik napas panjang melalui hidung dan mengembuskannya perlahan-lahan lewat mulut. Setelah ti

• Bab 40

  Suasana kantin sesak dipenuhi murid yang meraung kelaparan—maksud Emma, hanya Dean yang cocok dengan

• Bab 41

  Bel pulang berbunyi keras.
  Ketika murid-murid berangsur keluar dari kelas, baik Emma maupun Dean masi

• Epilog

  Setelah mengganti seragamnya dengan kaos kebesaran dan celana santai, Dean langsung membawa Emma ke