Total : 62Chapter One
Kubuka mata saat suara alarm ponsel meraung-raung di atas meja. Tanpa perlu melihat jam, aku tahu pa
readmore Chapter Two
Waktu menunjukan tepat pukul 20.00 saat ini, seperti biasa pada jam segini suamiku sudah berada di r
readmore Chapter Three
Di tengah-tengah tidur lelapku, aku terperanjat kaget saat merasakan benda kenyal, basah dan hangat
readmore Chapter Four
Flashback On, “Baru pulang ya? Gimana kegiatan kamu hari ini?” Suaranya mengalun dari balik ponsel yan
readmore Chapter Five
“Dibilang sangat cantik sih nggak, itu berlebihan. Dia cantik tapi pasti masih banyak cewek yang jau
readmore Chapter Six
Aku menggandeng tangan putraku memasuki kantor tempat Raefal bekerja yang akan menjadi tempat awalku
readmore Chapter Seven
Aku tidak kehilangan akal meskipun Raefal sudah menutup rapat-rapat akses yang bisa kugunakan untuk
readmore Chapter Eight
Raefal kembali ke kantor begitu makan siang kami selesai, sedangkan aku dan Raffa memilih untuk pula
readmore Chapter Nine
Ketika hari minggu akhirnya tiba, di pagi buta saat aku dan Raefal masih bergelung manja di dalam se
readmore Chapter Ten
Raefal pulang ke rumah tepat pukul 11 malam. Entah apa yang sudah dia lakukan, tapi dari penampilann
readmore Chapter Eleven
Raefal pulang ke rumah tepat pukul 6 sore. Dia bersikap seolah tak terjadi apa pun. Aku tak mengatak
readmore Chapter Twelve
“Siapa bilang aku setiap hari janjian sama dia makan siang di sana? Ngaco kamu. Nggaklah, baru tadi
readmore Chapter Thirteen
Aku berpikir sedang membutuhkan tempat untuk berkeluh kesah karena beban ini rasanya tak sanggup kut
readmore Chapter Fourteen
Aku masih bertahan di dalam mobil, tak beranjak selangkah pun meski kulihat wanita itu masih berdiri
readmore Chapter Fifteen
“Kenyang, Sus?” tanyaku begitu kami menyelesaikan aktivitas makan. Dia yang sedang menenggak lemon t
readmore Chapter Sixteen
Hal yang pertama kali kulakukan setelah berpisah dengan Susi adalah pergi untuk menjemput Raffa di s
readmore Chapter Seventeen
Hanya membutuhkan waktu kurang dari 20 menit, kami tiba di kantor Raefal. Setelah kuparkirkan mobil
readmore Chapter Eighteen
Jika ada yang berpikir aku ketakutan karena tindakanku yang menerobos masuk ruangan ini tanpa permis
readmore Chapter Nineteen
Aku hampir kehabisan kata-kata, beruntung aku kembali mendapatkan kepercayaan diri begitu ekor matak
readmore Chapter Twenty
Hal pertama yang kulakukan begitu tiba di rumah adalah mengunjungi rumah Mbak Alya. Dengan dalih men
readmore Chapter Twenty One
“Jadi Indi, aku cuma mau ngasih saran. Pikirin baik-baik keputusan kamu. Jangan sembarangan mengambi
readmore Chapter Twenty Two
Aku berpikir tidak ada salahnya mengikuti saran Mbak Alya. Setibanya di rumah, bergegas aku menyiapk
readmore Chapter Twenty Three
Beberapa menit lamanya, ruangan terasa hening. Hanya terdengar suara sendok dan piring yang saling b
readmore Chapter Twenty Four
“Liburan selama satu minggu?” Kalimat tanya itulah yang Raefal gumamkan pertama kali setelah beberapa
readmore Chapter Twenty Five
“Ya udah ayo, tapi jangan lama-lama ya. Kalau bisa kita kembali sebelum Raffa bangun.” “Setuju!” peki
readmore Chapter Twenty Six
Selama dua minggu liburan kami di Bali, kami bertiga bersenang-senang di sini. Tiada hari tanpa jala
readmore Chapter Twenty Seven
Raffa mengusap-usap punggungku tiada henti. Dengan sesekali menghapus lelehan air mata di wajahku me
readmore Chapter Twenty Eight
Aku melirik ke arah kalung di lehernya. Dari jarak sedekat ini, aku tak ragu lagi sekarang. Kalung i
readmore Chapter Twenty Nine
Seperti rencana awal, aku benar-benar membawa putraku ke bandara. Membeli tiket mendadak dan bersyuk
readmore Chapter Thirty
Tak sulit bagiku untuk masuk ke dalam rumah mewah bak sebuah mansion milik wanita itu. Para pegawain
readmore Chapter Thirty One
Suasana sempat hening di antara kami berdua. Dia yang lebih memilih meneguk habis minumannya dan aku
readmore Chapter Thirty Two
Saat mobil yang kukendarai akhirnya tiba di depan rumah, waktu menunjukan pukul 3 sore. Aku merasa e
readmore Chapter Thirty Three
“Aku udah sering bilang kok. Aku bilang kamu banyak berubah sekarang. Tapi kamu gak pernah nganggap
readmore Chapter Thirty Four
Seperti biasa, aku menceritakan tentang kejadian ini pada Mbak Alya. Alasan kenapa aku selalu bercer
readmore Chapter Thirty Five
Setibanya di tempat parkir, dia kembali menghentikan langkah, menoleh padaku dengan mengumbar raut r
readmore Chapter Thirty Six
Aku memarkirkan mobil di depan sebuah gedung berlantai lima. Sebuah gedung yang tak asing lagi karen
readmore Chapter Thirty Seven
“Kamu kemarin bilang gak ada niatan ngejalanin hubungan yang serius sama dia, kan? Kalian udah sepak
readmore Chapter Thirty Eight
Dua hari sejak kejadian di kantor Raefal, aku belum bertemu dengannya lagi. Seperti yang dia katakan
readmore Chapter Thirty Nine
Raefal masuk ke dalam ruangan tanpa mengatakan apa pun, bahkan tak ada sapaan ramah atau sekedar bas
readmore Chapter Fourty
“Dad, aku bosen di kamar terus. Ayo jalan-jalan,” ajak Raffa, setelah menyelesaikan kegiatannya di t
readmore Chapter Fourty One
Taman di halaman depan rumah sakit yang kupilih untuk bersantai sekedar menghilangkan penat. Aku cuk
readmore Chapter Fourty Two
“Sebenarnya aku lagi gugat cerai Raefal.” Aradi melebarkan kedua mata, tampak terkejut mungkin syok l
readmore Chapter Fourty Three
Setelah dua malam dirawat di rumah sakit, kondisi Raffa dinyatakan pulih. Suhu tubuhnya sudah normal
readmore Chapter Fourty Four
“OK, aku perhatiin. Cepetan bikinnya, jangan lama. Bentar lagi waktunya Raffa minum obat.” Dia memasa
readmore Chapter Fourty Five
Sejak tragedi Raffa sakit dan dirawat di rumah sakit, aku mengizinkan Raefal kembali tinggal bersama
readmore Chapter Fourty Six
Rumah megah terdiri dari empat lantai dengan halamannya yang luas dan asri karena banyak ditumbuhi b
readmore Chapter Fourty Seven
Raffa terbangun dari tidurnya tepat pukul 8 malam. Dia merengek lapar. Karena kebetulan banyak makan
readmore Chapter Fourty Eight
Raffa tertidur dengan mata bengkak karena terlalu banyak menangis. Aku menemaninya sampai jarum jam
readmore Chapter Fourty Nine
“K-Kamu pulang? Kirain gak pulang ke rumah malam ini,” ucapku. Raefal tak mengatakan apa pun, fokusn
readmore Chapter Fifty
Surat panggilan dari pengadilan agama untuk persidangan perceraian kami, sudah aku terima. Aku yakin
readmore Chapter Fifty One
Setelah mengetuk pintu, kudengar suara Aradi dari dalam ruangan yang mempersilakanku untuk masuk. Ta
readmore Chapter Fifty Two
RAEFAL POV Memiliki istri seperti Indira adalah sebuah keberuntungan untukku. Sepanjang aku mengena
readmore Chapter Fifty Three
Saat ini, aku sedang berdiri seorang diri di depan gedung pengadilan agama, menunggu Indira yang bel
readmore Chapter Fifty Four
RAEFAL POV Kehidupan yang kujalani setelah perpisahanku dan Indira bisa dikatakan sangat kacau. Aku
readmore Chapter Fifty Five
Sesuai rencana, tepat pukul 11 siang, aku pergi ke rumah Indira. Begitu tiba di depan rumahnya, rasa
readmore Chapter Fifty Six
Sesuai kesepakatanku dengan Indira, kami memulai segalanya dari awal. Sehingga kami kembali menjalan
readmore Chapter Fifty Seven
Dua bulan kemudian, kami benar-benar melangsungkan pernikahan. Bukan acara yang besar-besaran karena
readmore Chapter Fifty Eight
Indira Pov Aku tidak pernah menyangka akan seperti ini jadinya. Perselingkuhan Raefal telah menghanc
readmore Chapter Fifty Nine
Hal pertama yang kurasakan saat membuka mata selepas bangun tidur adalah kehangatan karena kedua len
readmore Chapter Sixty
Aku dan Raefal sudah bersiap untuk pergi. Dua buah koper besar yang kami bawa karena Raefal menyuruh
readmore Chapter Sixty One
Pantas saja Raefal memintaku untuk membawa banyak pakaian ganti sampai kami membawa dua koper besar,
readmore Epilog
Raefal Pov Jika ingin tahu bagaimana hidupku sekarang, maka jawabannya adalah sempurna. Hanya kebahag
readmore
bagus
25d
0Ceritanya berhasil buat aku emosi dan akhirnya tersenyum sendiri 😂
02/08
0oky
25/06
0500
13/06
0bagus
25/05
0mantap
30/01
0⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️
26/10
0gg bos
01/10
0👍🏻👍🏻
04/07/2023
0wah keren banget
15/02/2023
0