Tag(s):
• Komedi
• Tokoh Wanita
• Religi
• Pergaulan remaja

Kebebasan Nadia terrenggut karena dipaksa menikah di usia muda. Dia yang hidup bebas dan selalu pulang malam terpaksa menerima perjodohan itu hanya gara-gara kesalahannya melanggar aturan jam malam. Hidup dengan lelaki datar yang miskin ekspresi membuatnya tersiksa. Apalagi setelah sang suami membawa pulang wanita dewasa yang terlihat anggun dan cantik dengan hijab lebarnya, membuat api cemburu di hati Nadia berkobar. Mampukah Nadia menjalani pernikahannya? Siapakah wanita yang selalu dibandingkan dengannya oleh suami datarnya itu? cover diambil dari freepick.com (gratis)

Última Atualização

Escolha do Editor

Não era para te amar

Tinyty

O Mundo de Arkana: A Guerra dos Sete Dragões

Patrick Leo

Quem é você Maya?

Melissa Montes

Amor, Abstração & Realidade

Micael Pinto

Renascidos

Livi Astrid

Depois do Clichê - Livro 2

becky lovely

Recomendação

Encontrando o Sentido de Viver

Nayra Reis

Sangue por liberdade

Danikatrin

Perdida

Geisa Matos

Asas por sangue

Danikatrin

O herdeiro negro

Danikatrin

Depois do Clichê - Livro 2

becky lovely

Amor, Abstração & Realidade

Micael Pinto

Renascidos

Livi Astrid

O Mundo de Arkana: A Guerra dos Sete Dragões

Patrick Leo

A outra face

Flávia Matias

Comentário do Livro (121)Deixe o seu comentário na App

• 
  Meilani

  keeeeren bgtt

  7d

    0
• MaharaniAudrey

  ceritanya bagus banget

  7d

    0
• 
  LaksonoLanggeng

  bagus

  28d

    0
• 
  Rizal S

  aku sangat senang membaca novelah sangat bagus

  29d

    0
• 
  Kojn Jaseng

  kamu sangat baik

  09/08

    0
• 
  Afiqah Azmi

  niceee

  26/07

    0
• Pebrina

  bagus

  12/07

    0
• whaikal satria

  baguss

  07/07

    0
• 
  GantengFarul

  lumayan bagus

  04/07

    0
• ParahitaBintang

  bagus bngt

  02/07

    0

• Total: 30

• Capítulo 1 Ketangkap Basah

  "Nadia!"
  Tiba-tiba lampu ruangan menyala terang. Gue yang mengendap-endap sambil menenteng heels, ter

• Capítulo 2 Menikah Tanpa Cinta

  "Mi, Nadia nggak mau ... tolonglah, Mi, batalin aja ya?” rayu gue sambil memasang wajah seimut mungk

• Capítulo 3 Ketiduran Saat Salat

  “Kenapa tiba-tiba orang itu bisa ada di kamar? Radar bahaya di otak gue mulai bekerja setelah bebera

• Capítulo 4 Kebohongan

  "Terima kasih sudah menemaniku salat."
  "Hah?"
  Sepertinya telinga gue ada masalah deh. Dia, lelaki itu

• Capítulo 5 Berdamai dengan Takdir

  "Nadia," gue mendongak mendengar suara lembut itu. Suara yang baru-baru ini mendominasi akal sehat.

• Capítulo 6 Gara-gara Cicak

  Tubuh gue menggigil tiba-tiba. Dari luar terdengar gedoran pintu. Semakin lama semakin keras. Tapi k

• Capítulo 7 Belajar Memasak

  Apa-apaan ini, masa gue di suruh masak beginian? Seumur hidup belum pernah masak sayuran aneka macam

• Capítulo 8 Kabur

  "Om Alfin?"
  "Nadia?"
  Duh, perasaan gue jadi gak enak, nih. Jangan sampai temen-temen gue tahu kami ada

• Capítulo 9 Baper

  Tatapan kami beradu. Sesaat kami saling membeku. Mata elang itu menyeret ke dalam pusaran tak beruju

• Capítulo 10 Wanita Lain

  Tatapan kami beradu. Sesaat kami saling membeku. Mata elang itu menyeret ke dalam pusaran tak beruju

• Capítulo 11 Membuang Sesak Bersama Ombak

  Tanpa melihat siapa pemiliknya, sapu tangan biru itu gue samber lalu menggunakannya untuk mengusap a

• Capítulo 12 Hati yang Luka

  Gue mulai waspada. Kenop pintu itu terus berputar. Suara kunci berbunyi, membuat dada ini berdegub k

• Capítulo 13 Tingkah Konyol Nadia

  "Nadia, Kamu nggak dengar saya?"
  Gue menoleh sebentar, mengangguk lalu pergi. Langkah kaki kali ini t

• Capítulo 14 Kembali ke Kampus

  Menyadari posisi kami yang berbahaya buat jantung dan hati gue, serta merta gue mencoba bangkit. Nam

• Capítulo 15 Drama Menyakitkan

  "Ada apa, Nad? Siapa yang telepon?" tanya Icha ikutan panik. Gue hanya bergeming dengan tatapan koso

• Capítulo 16 Perdebatan Tak Berujung

  Pria itu tersenyum lebar, seolah baru saja mendapat kabar bahagia. Sungguh melihatnya tak merasa ber

• Capítulo 17 Terus Terang

  Mati gue, sepertinya bakal ada badai setelah ini. Di saat yang sama, bang Rizal datang mencari. Meng

• Capítulo 18 Mengatakan yang Sebenarnya

  "Siapa yang sudah nikah?" ucap seorang pria yang tiba-tiba datang membuat kami semua bungkam. Gue me

• Capítulo 19 Pertengkaran

  "Nadia, kamu dengar aku?" Lelaki itu sudah berada di samping gue. "Kita harus bicara," ucapnya, lalu

• Capítulo 20 Kebahagiaan yang Sempurna

  "Jadi tuan putri yang cantik ini cemburu pada saudara kembarmu?"
  Sa--saudara kembar? Siapa yang dima

• Capítulo 21 Bulan Madu yang Tertunda

  Entah kenapa mendengar permintaannya yang sederhana itu, membuat kedua mata gue merebak dan mengabur

• Capítulo 22 Cemburu

  'Buku, sudah. Proposal, sudah. HP, sudah. Ah, kayaknya sudah semua, deh,' gumam gue. Setelah menata

• Capítulo 23 Nasehat Suami untuk Istri

  "Eh, maaf, Pak. Saya buru-buru. Permisi," ucap gue langsung meninggalkan Pak Rafael dan ketiga tema

• Capítulo 24 Main Api

  Wajah gue pasti semakin merah dengan pujiannya. Ah, Bang Alfin, kenapa baru sekarang sih membuat bun

• Capítulo 25 Ada yang Berubah

  Bang Alfin mengerikan ternyata kalau sedang cemburu. Pribadinya yang kaku berubah jadi lebih garang

• Capítulo 26 Tekad Kuat

  Kuliah hari ini terasa begitu membosankan. Entah karena mata kuliahnya yang kurang menarik atau kare

• Capítulo 27 Artis Dadakan

  Habis subuh, gue mempersiapkan sarapan untuk kami berdua. Nggak ribet, hanya roti bakar dan dua gela

• Capítulo 28 Kenangan Masa Lalu

  Alunan merdu tilawah Bang Alfin samar-samar terdengar di telinga gue. Memaksa keluar dari alam mimpi

• Capítulo 29 Perjodohan Aisyah

  "Nadia!"
  "Tante!" ucap kami kompak. Bagi Bang Alfin, ini tidak mengejutkan karena dia sudah tahu kisa

• Capítulo 30 Akhir Bahagia

  Tubuh gue membeku, seolah ada perekat yang membuat gue tak bisa bergerak. Hp itu kembali bergetar. N