Tag(s):
• Petualangan
• Bukan manusia
• Etnis Lain
• Supranatural

Dayun Jinggo Sekilas ia seperti Manusia biasa yang apa adanya. Padahal dirinya adalah keturunan separuh manusia separuhnya lagi adalah bunian. Ia bisa mudah memasuki dimensi lain tanpa harus meraga sukma. Tak ada yang istimewa darinya. Hanya seorang tukang cuci motor yang bahkan hidup pas-pasan. Namun ia selalu saja diminta tolong oleh orang-orang. Untuk masalah supranatural. Bertarung dengan makhluk gaib adalah hal biasa baginya. Sekalipun ia bisa saja kembali ke alam asal bapaknya dulu. Tetapi ia memilih hidup di alam Manusia. Sebab sudah berjanji untuk membantu Manusia lainnya yang diganggu oleh makhluk tak kasat mata dengan kekuatan warisan mendiang bapaknya. Ini adalah kumpulan cerita pendek genre horror aksi dari tokoh utama bernama Dayun Jinggo.

Última Atualização

Escolha do Editor

Não era para te amar

Tinyty

Encontrando o Sentido de Viver

Nayra Reis

Quem é você Maya?

Melissa Montes

Perdida

Geisa Matos

Renascidos

Livi Astrid

Asas por sangue

Danikatrin

Recomendação

Encontrando o Sentido de Viver

Nayra Reis

Quem é você Maya?

Melissa Montes

Perdida

Geisa Matos

Escola de Vampiros - Curada

Josy Sant

Diademas da Escuridão

diademas

Amor, Abstração & Realidade

Micael Pinto

Renascidos

Livi Astrid

Amor e Objetivos

Jéssyca Gil

O Mundo de Arkana: A Guerra dos Sete Dragões

Patrick Leo

Marius || livro 1: irmãos fitzy

Kai D'angel

Comentário do Livro (159)Deixe o seu comentário na App

• 
  KupilApai

  mantap

  10d

    0
• 
  rhdiono

  bagus si tapi coba pindah in video 😄

  11d

    0
• 
  Mexla

  cerita yang bagus Dan seronok sekali

  24d

    0
• 
  NirmalaAnggun

  bgus

  25d

    0
• IqbalMohammad

  bagus

  21/07

    0
• 
  ZegaGuslinus

  arigatou gozaimas

  20/07

    1
• 
  KepoSaha

  1000

  12/07

    0
• 
  Atterr Y'k

  Sangat bermanfaat

  12/07

    0
• Clarisa Ica

  bagus banget

  10/07

    0
• 
  anggrainiqueena

  crita nya sungguh bagus

  10/07

    0

• Total: 76

• Frekuensi yang Hilang (Bab 1)

  "Wah, makin rame ya pos ronda!"
  "Iya, Pak Bayu! Kan malah enak kalau jaganya gini. Maling mana berani

• Frekuensi yang Hilang (Bab 2)

  "Sri, kapan koe bali?"
  "Sri sopo, Mas Dayun? Koyone awakmu iseh jomblo sak ngertiku!"
  Dayun hanya mend

• Frekuensi yang Hilang (Bab 3)

  Keesokan paginya, tempat cucian motor ini masih buka seperti biasa. Anak Pak Djito si Sarmila biasa

• Frekuensi yang Hilang (Bab 4)

  Dayun bersiap dengan memakai kemeja hitamnya serta celana panjang. Tak lupa kain ikat kepalanya. Set

• Frekuensi yang Hilang (Bab 5)

  "Ki, tolonglah saya kali ini! Sudah banyak paranormal yang datang kemari. Tapi juga tidak berhasil m

• Frekuensi yang Hilang (Bab 6)

  Peristiwa yang dimaksud adalah demo tentang pemaksaan agar stasiun radio itu ditutup. Sebab acara ho

• Frekuensi yang Hilang (Bab 7)

  "Rita itu dulu teman saya. Kami pernah jadi penyiar di stasiun radio yang sama."
  Dayun akhirnya menan

• Frekuensi yang Hilang (Bab 8)

  Dayun terkejut mendengar suara itu. Sosok laki-laki yang memakai pakaian serba hitam tiba-tiba ada d

• Frekuensi yang Hilang (Bab 9)

  Sang ksatria masuk duluan kesana. Tetapi Dayun harus membuka pintunya agar bisa masuk. Dia terhalang

• Frekuensi yang Hilang (Bab 10)

  "Kamu bukan Rika!"
  "Eeh, maksud Ki Dayun apa ya?”
  Segera dilepas kain ikat kepala Dayun. Rika langsung

• Frekuensi yang Hilang (Bab 11)

  Dayun ceritakan dulu masalah yang dia hadapi. Sardi yang mendengarnya pun hanya mengangguk saja. Ses

• Frekuensi yang Hilang (Bab 12)

  "Kita buktikan siapa yang paling kuat?"
  "Jangan sombong dulu kamu ya!"
  Karena meremehkan Sardi, sosok

• Frekuensi yang Hilang (Bab 13) TAMAT

  "Aku menolak untuk itu!"
  "Aduh, jangan sia-siakan kesempatan dariku! Kau bisa jadi raja disini bukan?

• Dendam Nurhayati (Bab 1)

  “Eh, kok kita lewat sini sih Cung?"
  “Iya, aku juga baru sadar Ben!”
  Tiga anak laki-laki melewati tempa

• Dendam Nurhayati (Bab 2)

  "Bagaimana tawaran saya, Ki Dayun?"
  Pertanyaan Pak Gunadi selaku pemilik stasiun radio Gardan itu cuk

• Dendam Nurhayati (Bab 3)

  “Saya Amirudin temannya Irul, mas. Katanya dia punya teman yang bisa bantu saya. Mana ya yang namany

• Dendam Nurhayati (Bab 4)

  “Ngopo sih mas memang e?”
  “Awakmu gak ngerti kan nek warung kuwi isine demit kabeh?”
  Barulah Irul sada

• Dendam Nurhayati (Bab 5)

  Dok! Dok! Dok!
  “Sopo kuwi?”
  Dayun tak perlu bersopan santun lagi. Sebab jam segini rasa tak mungkin ma

• Dendam Nurhayati (Bab 6)

  Cerita tentang Nurhayati ini terus berlanjut hingga tersiar kabar kalau dia banyak diincar oleh laki

• Dendam Nurhayati (Bab 7)

  Sorenya, mereka bertiga datang juga ke rumah Pak RT. Disambut sama anak bujangnya karena ternyata Ke

• Dendam Nurhayati (Bab 8)

  Dayun meminta ijin untuk meninggalkan tempat ini dulu. Sebenarnya Amir merasa keberatan. Karena dira

• Dendam Nurhayati (Bab 9)

  Sebenarnya Dayun tidak terlalu yakin Dita mau datang kemari. Baru kenal sudah minta tolong. Rasa tid

• Dendam Nurhayati (Bab 10)

  “Mbak Dita sudah siap?”
  Dita hanya mengangguk saja menanggapi pertanyaan Dayun. Dia sudah berganti pa

• Dendam Nurhayati (Bab 11)

  Dayun langsung paham siapa yang dimaksud. Itu adalah istrinya Amir yang bercerita banyak tentang Nur

• Dendam Nurhayati (Bab 12) TAMAT

  Akhirnya Dayun kembali ke wilayah kelurahan Arumsari RT 01 RW 09. Amir sebenarnya sudah khawatir kar

• Bukan Nikah Batin (Bab 1)

  "Bapak sudah bilang sama kamu berulang kali. Jangan dekati Prayitno lagi! Paham kamu?"
  "Tapi, cintaku

• Bukan Nikah Batin (Bab 2)

  Pagi hari yang begitu cerah. Secerah hatinya Irul karena akhirnya Dayun meminta dia untuk bantu di t

• Bukan Nikah Batin (Bab 3)

  "Tahu nggak mas apa kabar terbarunya dari si Resti?"
  "Ya mana kutahu memangnya aku ahli terawangan, L

• Bukan Nikah Batin (Bab 4)

  Resti akhirnya datang lagi ke tempat cucian motor. Dia baru saja menyebar selebaran untuk mencari Si

• Bukan Nikah Batin (Bab 5)

  "Mas, maaf rumah sebelah itu sudah lama kosong ya?"
  "Kalau yang sebelah kanan memang baru kosong satu

• Bukan Nikah Batin (Bab 6)

  "Mas, aku tuh sebenernya menemukan ini waktu datang dulu itu."
  Irul berikan seutas senar layangan. Da

• Bukan Nikah Batin (Bab 7)

  Akhirnya warga, Pak RT, termasuk penguni rumah ini pun berkumpul. Mak Ijah semula tak mau ikut karen

• Bukan Nikah Batin (Bab 8) Tamat

  Warga sudah bubar. Menyisakan keluarga penghuni rumah ini serta Dayun dan Irul. Dani dan Dina juga d

• Ngelmu Tanpo Guru (Bab 1)

  "Man, ikut nggak ke padepokannya Mbah Suriyam?"
  Firman yang ditanya begitu oleh Mardi temannya langsu

• Ngelmu Tanpo Guru (Bab 2)

  "Ini ya mas uangnya!"
  "Makasih ya, mbak!"
  Irul senang menerima uang dari pelanggan tempat cucian motor

• Ngelmu Tanpo Guru (Bab 3)

  "Mas Dayun, maaf kalau ganggu sebentar ya."
  Dayun sedang menangani satu motor yang masuk. Hanya menga

• Ngelmu Tanpo Guru (Bab 4)

  Firman sudah ada di kamarnya tapi tubuhnya masih terasa lemas. Matanya terbuka namun hanya mampu ter

• Ngelmu Tanpo Guru (Bab 5)

  "Kita perlu beri pagar gaib dulu rumahnya Firman, Di."
  "Terus kalau begitu nanti aman ya dari makhluk

• Ngelmu Tanpo Guru (Bab 6)

  "Budhe, Sardi kemana ya?"
  "Walah, dia lagi diajak keliling Yun! Kenapa?"
  "Eh, nggak apa-apa kok Budhe!

• Ngelmu Tanpo Guru (Bab 7) Tamat

  "Kita mau boncengan nih, bang?"
  "Naik sepeda motor masing-masing saja, Mas Dayun. Nanti malah tidak b

• Warung Makan Mbak Ima (Bab 1)

  Malam ini angin bertiup tak biasa. Membawa nuansa mistis pembuat bulu kuduk berdiri. Warung makan ya

• Warung Makan Mbak Ima (Bab 2)

  "Wong ko ngene kok dibanding-bandingke saing-saingke yo mesti....Eeh, tumben warungnya Mbak Ima tutu

• Warung Makan Mbak Ima (Bab 3)

  Akhirnya Dayun kembali ke tempat cucian motor. Pak Sardjito sudah menunggunya di kursi panjang tempa

• Warung Makan Mbak Ima (Bab 4)

  Rasa penasaran Amira tak terjawab di satu hari itu. Sebab Ima memintanya untuk bantu dia di TK-nya E

• Warung Makan Mbak Ima (Bab 5)

  "Mas, ceritakan ke kita ada apa di tempatnya Bu Diro waktu itu?"
  "Kamu ngajak Mas Dayun kesana, Mir?"
  

• Warung Makan Mbak Ima (Bab 6)

  Setelahnya memang tak ada lagi laporan dari Ima tentang warungnya. Setidaknya dua hari ini Dayun bis

• Warung Makan Mbak Ima (Bab 7)

  Pagi harinya, masih Dayun beraktifitas seperti biasa ditempat cucian motor. Seolah tak terjadi apa-a

• Warung Makan Mbak Ima (Bab 8)

  Memang harus pergi ke rumah Ima untuk tahu masalahnya. Sekalipun Dita bisa melihatnya lewat Tarot. T

• Warung Makan Mbak Ima (Bab 9) Tamat

  “Mbak Dita sama Mas Dayun nggak apa-apa kan?”
  “Mbak Ima bisa lihat sendiri kita berdua baik-baik aja.

• Sang Jenderal, Putra Jinggo dan Dendam Serigala Putih (Bab 1)

  Pertarungan masih saja terjadi. Padahal ini sudah berlangsung lama. Entah berapa jam Dayun tak mampu

• Sang Jenderal, Putra Jinggo dan Dendam Serigala Putih (Bab 2)

  Laki-laki ini pun pulang dengan rasa mengganjal dihatinya. Rupanya Sarmila dan Pak Djito berkata hal

• Sang Jenderal, Putra Jinggo dan Dendam Serigala Putih (Bab 3)

  "Eh, ini masih siang ya! Aku lupa kalau Nyai Ayu jadi patung saat begini."
  "Sekarang sudah nggak lagi

• Sang Jenderal, Putra Jinggo dan Dendam Serigala Putih (Bab 4)

  Makin jadi saja rasa penasaran Dayun. Saat berjalan meninggalkan area sendang ia bisa menghilang beg

• Sang Jenderal, Putra Jinggo dan Dendam Serigala Putih (Bab 5)

  Kembali lagi ke tempat cucian motor. Dayun sudah disambut oleh Irul. Rupanya selama dia pergi, Pak D

• Sang Jenderal, Putra Jinggo dan Dendam Serigala Putih (Bab 6)

  Ternyata dalam waktu dua hari sudah muncul berita yang buat heboh banyak orang. Baik koran, TV sampa

• Sang Jenderal, Putra Jinggo dan Dendam Serigala Putih (Bab 7)

  Firasat Dayun tak baik malam ini. Padahal dia sedang santai saja diluar sambil memainkan gitarnya. I

• Sang Jenderal, Putra Jinggo dan Dendam Serigala Putih (Bab 8)

  Sardjito lemas setelah mengetahui kalau anak gadis satu-satunya itu sungguhan menghilang. Istrinya h

• Sang Jenderal, Putra Jinggo dan Dendam Serigala Putih (Bab 9)

  "Mas, mau kemana kok udah rapi bener?"
  "Itu mau ke rumahnya Maya. Kenapa?"
  "Ooh, nggak makan dulu nih

• Sang Jenderal, Putra Jinggo dan Dendam Serigala Putih (Bab 10)

  Daun di pepohonan bahkan seolah ikut tertarik ke arah gerbang dimensi. Cukup sulit juga menarik makh

• Sang Jenderal, Putra Jinggo dan Dendam Serigala Putih (Bab 11)

  "Kau berani menantangku, Zendega? Lihat saja hidupmu akan berakhir disini!"
  "Mau suruh serigala-serig

• Sang Jenderal, Putra Jinggo dan Dendam Serigala Putih (Bab 12) Tamat

  "Tapi ada untungnya juga aku merawatmu. Setidaknya tidak susah mencari darah perawan untuk ritual aw

• Pangeran Serigala Terakhir (Bab 1)

  Hutan Broceliande-Prancis
  Jangan pernah menapaki hutan ini saat malam hari. Aura mistisnya terasa sek

• Pangeran Serigala Terakhir (Bab 2)

  Kembali ke Indonesia tepatnya di Kebumen, Jawa Tengah. 
  Zendega sungguhan mau mengajak Dayun pergi ke

• Pangeran Serigala Terakhir (Bab 3)

  “Saya mau mengajak Mas Dayun ke Prancis, pak.”
  “Oh, jadi benar ya mas mau ke sana? Saya dengernya dar

• Pangeran Serigala Terakhir (Bab 4)

  Sambil memesan makanan, mereka berdua duduk di gerbong kereta makan. Memang ada juga yang ikut makan

• Pangeran Serigala Terakhir (Bab 5)

  Tepat sekali mereka sampai di Bandara tidak perlu menunggu waktu lama. Langsung menuju ke bagian keb

• Pangeran Serigala Terakhir (Bab 6)

  Akhirnya sampai di Dubai. Mereka bertiga mendapatkan fasilitas menginap di hotel saat transit. Bahka

• Pangeran Serigala Terakhir (Bab 7)

  Bandara Charles De Gaulle
  Baru jalan keluar dari bandara, Dayun sudah bertingkah. Dia foto setiap are

• Pangeran Serigala Terakhir (Bab 8)

  Suara domba terdengar nyaring sampai di ruang tamu kediaman keluarga Belerick. Nuansa pedesaan masih

• Pangeran Serigala Terakhir (Bab 9)

  "Apa kalian melupakanku?"
  Yvanna alias Dita itu terus saja menatap para Serigala yang menggeram. Mere

• Pangeran Serigala Terakhir (Bab 10)

  "Apa maksudnya ini?"
  Raol pun mundur selangkah. Yvette akhirnya minta dia untuk duduk dulu. Sejenak m

• Pangeran Serigala Terakhir (Bab 11)

  "Mbak Dit, aku boleh nanya?"
  "Apa itu, Mas Dayun?"
  "Bentar, ini tapi jangan marah dulu ya!"
  "Ya apa dul

• Pangeran Serigala Terakhir (Bab 12)

  "Kau lihat sendiri kan, sayang? Bahkan Vampir pemanahku tidak mampu menembus tubuhnya."
  "Zendega tida

• Pangeran Serigala Terakhir (Bab 13)

  Empat lawan satu rasanya masih kurang. Itu sudah dibantu oleh para Serigala yang berusaha menyerang

• Pangeran Serigala Terakhir (Bab 14)

  Beruntung mereka bertiga sampai di tempat Raol berada. Rupanya ia sudah beradu pedang dengan Viens s

• Pangeran Serigala Terakhir (Bab 15) Tamat

  "Jangan mendekat kemari, Candice!"
  "Aku tidak bisa, Zendega! Maaf sudah ikut campur dalam pertarungan