Total : 23Capítulo 1 prolog
Penyesalan datang setelah semua kesempatan habis. Perasaan saat lenyapnya nyawa dalam raga ketika ma
readmore Capítulo 2 Seorang Anak Yatim
Seperti daun yang jatuh tak pernah menyalahkan angin, begitu juga hati yang patah tak ingin menyalah
readmore Capítulo 3 Orang baru?
Embusan angin dingin menerpa pepohonan, membuat pohon meliuk-liuk. Sinar matahari yang baru muncul d
readmore Capítulo 4 Rindu
Acara berdoa bersama di hari ke empat puluh wafatnya Ridwan, semua berjalan lancar. Fauzan pamit unt
readmore Capítulo 5 Marah
Tabuh dipukul diiringi suara azan. Fauzan dibangunkan untuk segera mandi. Anak itu berjalan ogah-oga
readmore Capítulo 6 Sosok Ayah?
Tiba hari keseratus setelah ayahnya wafat, Fauzan duduk di bangku depan rumahnya. Sesekali ia menole
readmore Capítulo 7 Patah Hati Pertama
Hal yang tidak diinginkan itu terjadi. Cinta pertama dan harapan kini mulai memudar. Fauzan berdiri
readmore Capítulo 8 Akad Nikah Ningrum
Fauzan pulang setengah jam sebelum maghrib. Ia begitu lusuh, baju olahraganya sangat kotor. Ia tidak
readmore Capítulo 9 Kembali
Ijab qobul telah terucap diikuti kata 'sah' dari para saksi. Pernikahan Ningrum dan Kono sudah seles
readmore Capítulo 10 Sepasang Sepatu Lusuh
Setibanya di rumah, Fauzan bergegas menuju kamar. Saat itu pula Ningrum menahan langkah Fauzan sehin
readmore Capítulo 11 Nasi Jagung
Pukul 12.15 WIB. Lonceng telah dipukul, bunyi gemerincingnya menandakan kalau waktu pulang sekolah s
readmore Capítulo 12 Sebelum semua rasa Sakit
“Ayah, Ibu sudah tidak sayang aku lagi. Kenapa Ayah pergi? Ayah tahu tidak kalau ibu menikah lagi? A
readmore Capítulo 13 Bukan Yang Dipentingkan
Sesampainya di sekolah, semua murid yang hadir diminta untuk membantu para guru mendekor panggung, s
readmore Capítulo 14 Sendiri
Selepas makan, Fauzan beranjak menuju dapur. Ia membawa bekas pembungkus nasi, meremasnya dan langsu
readmore Capítulo 15 ranting
Hari libur setelah kenaikan kelas dimulai. Fauzan bangun telat hari ini, ia keluar dari kamar saat m
readmore Capítulo 16 Kebohongan
Fauzan kembali memasuki kamarnya dengan meloncat lewat jendela, lalu ia mengunci jendelanya. Ia meny
readmore Capítulo 17 Bak Air
“Rum, bisa kamu antarkan semua bingkisan ini bareng Kono?” tanya Icah pada menantunya. Ningrum yang
readmore Capítulo 18 Terlambat
Ningrum bergeming, menggenggam keresek obat. Pikirannya bertanya-tanya. Tidak mungkin Kono melakukan
readmore Capítulo 19 Terakhir
Selesai membuat surat pindah sekolah dari ruang TU, Ningrum dan Fauzan berjalan keluar dari halaman
readmore Capítulo 20 Kabar
Tini berdehem, lalu menoleh ke arah Hendar. “Um … Ibu sudah pulang saat kamu tidur tadi,” ucap Tini
readmore Capítulo 21 Kehilangan Kedua
“Bi Nur, saya pamit pulang dulu. Ini sedikit rejeki untuk mengurus kematian Teteh!” ucap Hendar samb
readmore Capítulo 22 Pertemuan Kembali
Di sekolah, Fauzan hanya diam duduk di kursinya sambil menunggu bel masuk, ia belum memiliki teman d
readmore Capítulo 23 Ancaman
“Untuk sementara, kamu tinggal di sini!” titah Kono. Fauzan bergeming menatap ruangan yang luas dihad
readmore
best, tapi tergantung
22d
0👍👍👍
28d
0sangat baguss ceritanyaa
25/05
0bang aku mau diamond bang
23/05
0sangat cocok
06/03
0good
23/01
0bgud
22/01
0nice story
27/07/2023
0Hay đặc sac
16/07/2023
0sangat menarik
23/06/2023
0