Orang bilang cinta pertama itu istimewa, yah... memang benar.
Karna cinta pertama itu sulit di lupakan.
Tapi apa cinta pertama akan menjadi cinta terakhir?
Jawaban itu yang masih menjadi misteri dalam hidupku.
Namaku Melisa, gadis SMA yang baru saja mengenal cinta.
Tapi sayangnya cinta pertamaku harus diuji dengan hubungan jarak jauh.
Dion terpaksa harus pergi demi mengurus ibunya yang sedang sakit.
Hubungan jarak jauh teramat menyiksaku. Tapi aku berusaha untuk mempertahankan hubungan ini.
Namun Dion malah menghilang, dan hal itu membuatku hancur.
Bagas teman dari masa kecilku datang membawa sejuta rasa.
Apa aku jatuh cinta?
Entalah ... mungkin iya, tapi aku masih sangat mengharapkan Dion.
Bagas, hadir menawarkan bahunya untuk bersandar. Sepertinya Tuhan mengirimkan Bagas untuk menggantikan Dion, tapi sayangnya hatiku masih untuk Dion.
Melisa Aurelie
Melisa yang bertemu dengan Bagas sejak kecil akhirnya bisa menjalin cinta dan menikah bahagia walaupun awalnya banyak sandungan seperti masing masing sudah punya pasangan dan masalah perasaan.
23/02
1
Total: 94
Capítulo 1 Berpisah
Cuaca cerah seakan kelabu, aku masih berdiri dengan kedua mata yang sembab. Hari ini tepatnya... aku
Capítulo 2 Menepati Janji
Hembusan angin pagi begitu lembut dengan percikan sinar mentari dari balik pohon rindang. Aku baru s
Capítulo 3 Putus Sekolah
Puas sudah aku mengobrol panjang lebar bersama Nenek dan Kakek. Kemudian Tante Diani beranjak kekama
Capítulo 4 Pria Tanpa Nama
Aku terlalu asik mengobrol dengan Dion, tak sadar sudah hampir sore, mataku yang sejak tadi malam be
Capítulo 5 Ocehan Tante Diani
Tante Diani mengocehiku tanpa henti. Rasanya aku ingin menutup telinga di depannya, tapi kalau seper
Capítulo 6 Mel
Suara gending Jawa khas pedesaan terdengar begitu indah, nyanyian merdu khas sinden membuatku merasa
Capítulo 7 Oh Ternyata!
"Mbak Mel, mau kemnana?" tanya Pria itu sambil memegang tanganku. Astaga, jantungku berdegup begitu
Capítulo 8 Sudah Ingat
Cir... cir... cir.... Suara burung bersahut-sahutan, menandakan jika malam sudah berganti pagi. Aku
Capítulo 9 Salah Paham
"Mel, itu kucing jantan, Mbak," jawab Bagas. "Jantan?" Aku syok mendengarnya, "masa jantan namanya,
Capítulo 10 Menjelaskan
Setelah mengobrol bersama dengan Tante Diani, aku pun menerima ajakan Tante untuk pergi ke rumah Dio
Capítulo 11 Pulang
Kehadiran gadis yang yang bermama Nadira ini benar-benar sangat mengusikku, apalagi dengan gaya rama
Capítulo 12 Pelukan
Ya Tuhan, Bagas marah kepadaku, aku jadi tidak enak kepadanya. Dulu waktu kecil aku juga tidak berpa
Capítulo 13 Memancing Keributan
"Duh, Mbak Mel, jangan peluk-peluk saya, Mbak!" teriak Bagas. Aku pun sampai, tersentak. "Kenapa?" t
Capítulo 14 Sampai Di Jakarta
Tak terasa kami sudah sampai di Jakarta. Mobil travel yang kami tumpang berhenti tepat di depan ruma
Capítulo 15 Bukan Orang Yang Diharapkan
Yah ternyata Bagas, yang mengirim pesan untukku. Aku mendengus lemas. Aku pikir yang mengirim pesan
Capítulo 16 Merasa Terabaikan
Bising suara kendaraan dipinggir jalan ditambah ribuan partikel debu yang berterbangan dimusim kema
Capítulo 17 Bukan Cinta Monyet!
Satu minggu telah berlalu, akhirnya aku mendapatkan kabar bahagia ... Dion mengirim pesan kepadaku.
Capítulo 18 Hubungan Terpaksa
Semua orang terdekatku mulai mengkhawatirkan keadaanku. Aku lebih sering melamun dan menangis sendir
Capítulo 19 Pria Menyebalkan
Aku langsung terdiam saat Dino merebut ponselku. Aku tak marah ataupun menangis walaupun dia sudah m
Capítulo 20 Cowok Saiko
"Din, elu mau bawa gue kemana sih?!" tanyaku dengan wajah yang panik. "Elu, diam aja!" bentaknya. Di
Capítulo 21 Lebih Baik Pingsan
"Ayo, Mel, keluar! Sebelum penghuni kamar itu datang!" ucapnya. Sebenarnya aku merinding juga sih, t
Capítulo 22 Bukan Kekuatan Super
Setelah itu aku tak ingat apa-apa lagi. Sepertinya do'aku dikabulkan. Dan aku benar-benar pingsan. H
Capítulo 23 Jangan Emosi!
Ciri-ciri yang dijelaskan oleh seorang Ibu-ibu di depanku ini sangat mirip dengan Dino. Aku pun memp
Capítulo 24 Belum Bisa Melupakan
Esok harinya aku berangkat sekolah seperti biasa, Jeni dan Elis berdiri menghampiriku dengan teriak
Capítulo 25 Demi Sahabat
Aku dan Bagas masih duduk di bangku taman sambil mengobrol santai. Kami bergurau seraya memandangi
Capítulo 26 Sudah Dewasa
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Kini tiba saatnya libur kenaikan kelas. Aku tak mau menyia-n
Capítulo 27 Kekanak-kanakan
Tak di pungkiri Bagas itu memang aneh, menyebalkan, dan kadang membuat emosiku melonjak karna tingka
Capítulo 28 Bukan Cemburu
Esok harinya, seperti biasa aku selalu bangun pagi dan dilanjutkan berolahraga. Di bawah pohon talok
Capítulo 29 Laras Dan Bagas
Namamya Larasati Cristina, gadis berdarah Tionghoa blasteran Jawa. Berkulit putih, bermata sipit dan
Capítulo 30 The Jamet
Insiden kaca kamar mandi yang pecah tidak mengurungkan niatku untuk datang ke studio musik milik tem
Capítulo 31 Memalukan!
Ucapan Laras membuatku merasa malu-semalu-malunya. Ternyata benar kata Bagas, jika dandananku ini be
Capítulo 32 Sebuah Alasan
Aku keluar dari dalam studio milik Rio. Sesekali aku menyeka air mataku, yang turun membasahi pipi.
Capítulo 33 Bertemu Dion
"Sekarang, Mbak Mel, sudah paham, 'kan? Kenapa aku melarang, Mbak Mel, bernyanyi?" tanya Bagas. Lalu
Capítulo 34 Pikirkan Perasaan Orang Lain!
Setelah kejadian kemarin sore, hatiku kembali galau, walau aku sudah berusaha untuk melupakannya, ta
Capítulo 35 Cinta Pertama
Laras dan yang lainnya meminta maaf kepadaku dengan tulus. Aku tak bisa menolak permintaan maaf mere
Capítulo 36 Cinta Pertama Part2
Cinta pertama bisa datang kapan saja, dan bisa menghampiri siapa saja. Bahkan bisa dirasakan sejak m
Capítulo 37 Pertemuan
Aku tidak tahu apa alasan Dion, sampai harus menginap di rumah Nadira, yang jelas ini benar-benar me
Capítulo 38 PUTUS!
Meski dalam dadaku terasa sesak, dan ingin mengeluarkan segala beban yang ada di dalamnya, tapi aku
Capítulo 39 Nembak Bagas
"Tapi apa sih, Ndok? Nenek bakal setuju banget kalau kamu pacaran sama Bagas, apalagi kalau sampai n
Capítulo 40 Ditolak
Aku terpaksa meninggalkan Nenek sendirian dan ikut Laras keluar rumah. Kami duduk di teras, dan sete
Capítulo 41 Minta Maaf
Esok paginya, aku mendatangi rumah Laras, berharap sebelum aku pulang ke Jakarta, Laras sudah memaaf
Capítulo 42 Memberikan Kesempatan
"Mbak Mel, ngapain ke rumahnya, Laras?" tanya Bagas. "Ya aku mau minta maaf, Gas," jawabku. "Memangn
Capítulo 43 Setatus Baru
Hiruk-pikuk Jakarta menyapaku, sudah saatnya aku kembali dalam kesibukanku. Sepulang dari Semarang,
Capítulo 44 Elis Yang Ugal-ugalan
Satu minggu telah berlalu, aku menyandang siswi kelas 2 SMA. Aku menjalani hari-hariku yang tak jauh
Capítulo 45 Ide Jeni
Setelah kejadian kemarin aku tidak mau lagi berangkat ke sekolah bersama dengan Elis. Aku trauma! Da
Capítulo 46 Mengerjai Dino
Sabtu siang sepulang dari sekolah telah kami habiskan untuk berdiskusi di kos-kosan Elis. Tentunya u
Capítulo 47 Bunga Kantil
Dino seakan kenyang sendiri saat melihatku makan seperti orang yang sedang kesetanan. "Mel, kamu mak
Capítulo 48 Aroma Bunga Melati
Sampai di hari berikutnya aku masih bersikap manis terhadap Dino. Seolah-olah aku benar-benar bersung
Capítulo 49 Elis Yang Sedang Jatuh Cinta
Ah ... akhirnya aku bisa bernafas dengan lega, aku bisa menjalani hari-hariku di sekolah dengan tena
Capítulo 50 Pria Tampan
"Tapi apa, Jen?" tanya Elis. "Tapi cowok itu gak cocok buat Elis," jawab Jeni. "Lah kenapa gak coco
Capítulo 51 Kencan
Malam telah tiba-tiba, aku menepati janji bersama Bagas. Yah jalan-jalan, Bagas bilang dia ingin meni
Capítulo 52 Makan Malam
Aku dan Bagas mulai memasuki restoran. Dan aku juga melihat Elis yang sudah duduk di kursi mengobrol
Capítulo 53 Berdoa Saat Hujan
Aku mulai panik saat melihat Elis dan Julian sudah meninggalkan meja mereka. "Mbak Mel, nyariin apaa
Capítulo 54 Bagas Dalam Bayanganku
Menunggu sampai hujan reda cukup lama juga, aku dan Bagas duduk jongkok di pinggir ruko. "Mbak Mel,
Capítulo 55 Pria Yang Bertanggung Jawab
Rintik hujan masih jatuh meski ukurannya sangat kecil dan sangat lembut. Bagas membantuku menuruni m
Capítulo 56 Calon Menantu Idaman
Setelah meneleponku, Bagas benar-benar datang ke rumah. Dia memksaku untuk berobat tapi lagi-lagi ak
Capítulo 57 Akan Hilang Dengan Sendirinya
Bagas masih duduk di sampingku, dan aku juga masih berpura-pura tidur. Padahal mata ini terasa pegal
Capítulo 58 Kesepian Tanpa Bagas
Satu minggu berada di Rumah Sakit, aku sudah mulai merasa penat, aku rindu kamarku, dan aku juga bos
Capítulo 59 Klub Malam
Elis masih terdiam, dan kedua sudut netranya mengeluarkan cairan bening. "Elis, kenapa?" tanyaku lag
Capítulo 60 Dijual Sama Om-om
"Udah gak usah ditutupin," kata Julian pada Elis Hal itu membuat Elis syok mendengarnya. Bisa-bisanya
Capítulo 61 Serangan Elis
Elis benar-benar syok mendengar Julian berkata dengan nada tinggi kepadanya. Sebelumnya Julian selalu
Capítulo 62 Waspada Dengan Pria Tampan
Elis berlari sambil meraih kembali tongkat besinya. Dan ketiga pria bertubuh besar itu masih mengejar
Capítulo 63 Sikap Posesif Jeni
Masalah Elis sudah kami anggap selesai, dan kini Elis juga sudah mulai melupakan Julian. Mungkin awal
Capítulo 64 Penyamaran
Aku dan Elis langsung terdiam saat Jeni berkata, 'kata siapa kita, lemah?' Tentu saja kalimat itu ada
Capítulo 65 Kerja Sama
"Maaf, dengan siapa saya berbicara?" tanya Jeni pada Sarah. "Nama saya, Sarah," jawab Sarah seraya me
Capítulo 66 Tante Genit
Julian menceritakan dengan detail bagaiamana cara dia mendapatkan para gadis yang akan ia jual kepad
Capítulo 67 Bangun Kesiangan
Sudah berulang kali aku menyuruh Bagas untuk menutup teleponnya, tapi dia selalu menolak. Setiap aku
Capítulo 68 Kematian Mellow
Akhirnya rasa ketakutanku hilang, setelah sampai di depan gerbang. Kulirik jam tangan, masih menunjuk
Capítulo 69 Tidak Enak Hati
Aku yakin jika saat ini Bagas tengah bersedih karena baru saja kehilangan kucingnya. Aku juga turut b
Capítulo 70 Telepon Terakhir
Sudah lama aku tidak berpapasan langsung seperti ini dengan Dino. Walaupun kami masih satu sekolahan
Capítulo 71 Bertemu Dengan Dino lagi
Kali ini aku sedang duduk di restoran milik teman Tante Diani. Masakan di sini lumayan enak, dan tent
Capítulo 72 Liburan Kenaikan Kelas
Tak terasa satu tahun telah berlalu, hari ini adalah hari terakhir berada di sekolah. Besok akan tiba
Capítulo 73 Belum Siap Cemburu
"Mel! Buruan, Sayang!" teriak Mama yang sudah bersiap di depan mobil, dan Papa sudah berada di depan
Capítulo 74 Mengobrol Bersama Bagas
Aku malu saat Mama mengatakan aku hanya makan nasi saja, dan aku belum makan sayur atau lauk apapun.
Capítulo 75 Hari Ulang Tahun Bagas
"Mbak, saya akan merasa senang kalau Mbak Mel, berkata 'iya' atas pertanyaan saya," ujar Bagas. "Kena
Capítulo 76 Bertemu Teman Lama
Aku sudah berpakaian rapi. Dari balik jendela rumah Nenek aku melihat Bagas sedang berjalan menghamp
Capítulo 77 Tembok Pembatas
"Hai, Ras, apa kabar?" sapaku seraya mengulurkan tangan.
"Baik, Mbak," sahut Laras. Kami berdiri salin
Capítulo 78 Beda Keyakinan
Sepulangnya dari kafe semalam, pikiranku semakin tidak tenang. Jarak pembentang antara aku, dan, Lara
Capítulo 79 Ditabrak Motor
Sekarang aku sudah tahu apa alasan mereka putus. Ternyata bukan karena aku, tapi karena keluarga mere
Capítulo 80 Pria Yang Kemarin
Aku dan Laras sampai terperangai saat si pria membuka masker. Wajah pria itu sangat tampan, hidungny
Capítulo 81 Betapa Besarnya Cinta Bagas
Sepulangnya dari rumah Laras, Bagas mengajakku mampir di sebuah warung bakso langganannya. "Mbak Mel,
Capítulo 82 Deg-degan
Hari ini tepatnya aku dan Bagas resmi berpacaran. Hatiku berbunga-bunga, kini aku tidak lagi tersiksa
Capítulo 83 Malam Perpisahan
Hari-hariku selama di rumah Nenek kian terasa indah. Aku sering menghabiskan waktu bersama dengan Ba
Capítulo 84 Anak Angkat
Pagi hari ini, aku sedang mempersiapkan barang-barangku. Kerena sore nanti kami akan memulai perjala
Capítulo 85 Resmi Berpacaran
Aku sudah membawa koperku keluar rumah. Mama dan Papa sedang menata barang-barangnya ke dalam mobil.
Capítulo 86 Pertunangan Jeni
Akhirnya Mama tahu jika aku dan Bagas berpacaran. Betapa bahagianya Mama sampai jingkrak-jingkrak tak
Capítulo 87 Pertunangan Jeni Part2
Aku dan Elis benar-benar sok saat melihat pria yang dijodohkan dengan Jeni benar-benar diluar ekspek
Capítulo 88 Lelaki Baik
Aku, Jeni, dan Elis, langsung terdiam dengan kedua mata membulat saat mendengar Tante Rini memanggi
Capítulo 89 Dia Datang Lagi
<==7 tahun kemudian==> Senja keemasan itu mengiringi langkahku, yang baru saja keluar dari sebuah kan
Capítulo 90 Dion Melamarku?
Di kafe itu Dion terus mengajakku mengobrol, namun responku tidak begitu baik terhadapnya. Sejak tadi
Capítulo 91 Cintaku Yang Terlanjur Hilang
Dengan sedikit keberatan, Dion mulai menceritakan hubungannya dengan Nadira. Tentu saja aku sangat b
Capítulo 92 Kejutan Dari Bagas
Setelah bertemu dengan Dion, sempainya di rumah aku langsung menelepon Bagas. Rasanya aku sudah tidak
Capítulo 93 Menjelang Pernikahan
Malam ini aku tak bisa tidur lagi. Namun bedanya aku tidak menangis, justru mataku malah berbinar-b
Capítulo 94 Tamat
Hari yang sangat bersejarah bagiku. Aku mencium tangan Bagas setelah ijab qobul selesai diucapakan ol
lumayan bagus
4d
0alhamdulillah ada berkahnya membaca ini
5d
0bagus
9d
0500
10d
0💯🌟🌟🌟🌟🌟
11d
0nice
16d
0qahh baguss
20d
0goodluck
22/06
0good novel
14/05
0Melisa yang bertemu dengan Bagas sejak kecil akhirnya bisa menjalin cinta dan menikah bahagia walaupun awalnya banyak sandungan seperti masing masing sudah punya pasangan dan masalah perasaan.
23/02
1