logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

6. Kebahagiaan Sementara

Elina berjalan mondar-mandir di depan pintu kamarnya, “Apa aku harus cerita sama mas Aldi tentang kelakukan Naufal? Bukan aku saja yang resah di sini, tetapi para maid muda juga.”
Elina tidak habis pikir dengan masalah yang berdatangan di hidupnya. Mertua dan kedua adik ipar nya  tidak menyukainya. Sekarang suami dari Keyra selalu mengganggunya. Entahlah masalah apalagi yang akan datang. Semoga saja bukan masalah dari suami Naila.  
Mendengar suara pintu yang akan dibuka, Elina menyingkir dari depan pintu. Pasti itu suaminya yang telah pulang bekerja.
“Kenapa?” tanya Aldi langsung karena melihat wajah istrinya yang tampak muram tidak seperti biasanya. Setiap pulang kerja pasti istri cantiknya akan menyambutnya dengan senyum termanisnya.
“Tidak ada Mas.” Elina meraih dasi yang suaminya pakai, terlihat sedikit berantakan. Bukan merapikannya kembali, elina membuka lilitan dasi dan melepasnya dengan sangat lembut. 
Terlihat jelas Aldi sangat menikmati sentuhan istri kecilnya. Tubuhnya meremang, istri kecilnya selalu berhasil membangkitkan sesuatu yang tidak sembarang orang bisa melakukannya.
Aldi memperhatikan wajah Elina. Hamil empat bulan menambah kecantikan Elina berkali-kali lipat. Wajah istrinya terlihat lebih bercahaya, mungkin bawaan bayi mereka dalam kandungan. Aldi pernah search di internet, mengenai kehamilan. Bagaimanapun istrinya tengah mengandung. Dia juga harus siap siaga sebagai suami.
Tangan Aldi perlahan terangkat ke udara membuat Elina yang ada di depan lemari  menaruh dasi suaminya  mengerutkan alisnya bingung. Pasti lengan suaminya kram. Tidak mungkin suaminya ingin memeluknya. Biasanya tidak pernah seperti itu. Elina melanjutkan aktivitasnya kembali tanpa menoleh ke belakang.
Tiba-tiba tubuhnya tersentak ketika kedua tangan kekar Aldi telah berada di perut buncitnya dengan tidak menekan janin mereka, tangan kekar Aldi melilitnya menolak untuk dilepaskan. Bahu Elina menopang dagu suaminya.
“Mas minta peluk tadi. Kenapa menghindar?” suara halus Aldi berbisik di telinga Elina, membuat Elina merasa geli. Ada apa dengan suaminya? Tidak biasanya biasanya manja seperti ini.
“Kirain tangan Mas kram,” jawab Elina. Elina tipe istri yang pemalu, jadi Aldi harus bertindak langsung, bukan malah menunggu Elina peka terlebih dahulu. 
“Besok kalau Mas seperti itu lagi. Jangan menghindar sayang. Mas mau peluk kamu.”
Hati elina menghangat mendengar kata ‘sayang’ keluar dari mulut suaminya. Aldi paling jarang mengungkapkan kata-kata sayang untuknya. Dan hari ini suaminya membuat Elina sedikit melupakan masalah tentang Naufal yang akhir-akhir ini selalu mengganggunya dan menggodanya untuk bertemu di luar.
Sampai kapanpun. Bahkan sekaya apapun pria lain ketimbang suaminya, Elina tidak akan pernah berpaling. Karena mendapatkan restu menikah dengan seorang Aldinata Maheswari bahkan hampir membuat Elina ingin bunuh diri karena tidak direstui oleh ayahnya. Dan ketika sudah berhasil, Elina bukan orang bodoh yang akan menyia-nyiakan suaminya hanya karena pria lain.
Cup. Melihat istrinya melamun. Aldi mengecup leher jenjang istrinya dari belakang. Mereka belum melepaskan posisi ternyaman untuk saat ini. Aldi akhirnya membalik tubuh kecil istrinya dan kembali memeluknya dengan sangat erat.
“Dedek Mas!” Peringat Elina karena perut buncitnya terjepit pelukan suaminya.
Aldi melepaskan pelukannya namun kembali berjongkok di bawah Elina, mencium perut buncit istrinya membuat Elina tersenyum.
Andai kamu bersikap seperti ini mas, pasti aku adalah istri paling beruntung memiliki suaminya yang sempurna seperti Mas Aldinata, batin Elina mengusap wajah suaminya yang sekarang telah berdiri tegak di hadapannya.
“Apapun yang terjadi. Percayalah! hanya kamu yang ada di hati Mas,  Elina. Selamanya.”
Elina menatap manik mata suaminya, tidak ada tanda-tanda kebohongan di sana. Elina juga sempat merasakan degup jantung suaminya yang berdetak dengan cepat ketika mereka berpelukan. Degup jantung itu masih sama seperti awal mereka saling jatuh cinta untuk pertama kalinya.
“Aku percaya Mas,” Elina tersenyum lirih, membuat Aldi mengusap surai istrinya sayang.
***
Sedangkan di tempat lain. Tiga wanita tengah berbelanja dengan sepuasnya. Belanjaan mereka hampir satu Miliar. Setiap hari mereka berfoya-foya dengan kartu digital yang diberikan oleh suami masing-masing.
“Kita beli apa lagi, Ma?” tanya Naila menatap mamanya dengan wajah sumringah.
Puluhan barang branded di pegang oleh tiga bodyguard mereka masing-masing. Dari peralatan makeup dan barang-barang kebutuhan wanita lainnya.
“Sekarang Elina pasti sedang menyesali pernikahannya,” kata Naila seakan mengejek posisi Elina yang tidak harganya di rumah mereka.
Walaupun Elina istri dari kakaknya sendiri, mereka tidak mengizinkan Elina keluar rumah apalagi berbelanja seperti mereka.  
“Kamu masih saja memikirkan Elina,” kata Keyra kesal, ”Elina itu cocoknya menjadi pembantu kita, bukan malah bermimpi menjadi ratu.”
“Penampilannya yang norak membuat keluarga Maheswari malu,” cibir Tamara menambahkan kejelekan menantunya. Andai menantunya dokter Shanika, dia akan dengan senang hati mengajak menantunya menghabiskan uang keluarga Maheswari seperti sekarang.
Tiba-tiba ponsel yang berada di dalam tas mungil Keyra bergetar, “sial,” umpat Keyra menatap ponselnya yang memperlihatkan gambar suaminya yang sedang menyentuh bahu Elina. Selain miskin, ternyata Elina wanita murahan.
“Kenapa?” tanya Naila melihat raut wajah adiknya yang terlihat emosi. Naila segera mengambil ponsel Keyra dan terkejut melihat gambar yang membuat adik kecilnya mengumpat.
“Wow, ini tidak bisa dibiarkan Ma,” protes Naila memperlihatkan gambar di ponsel Keyra yang dikirim oleh orang asing. Karena Keyra tidak menyimpan nomor tersebut. 
“Kita pulang! Dan untuk kamu Keyra, mama tidak akan membiarkan wanita seperti Elina menghancurkan rumah tangga anak mama. Ternyata wanita itu semakin menjadi-jadi.”
Tamara mengepalkan tangannya. Elina ternyata wanita munafik ingin membalaskan dendam kepada kedua putri kesayangannya dengan mendekati salah satu suami anaknya. Tamara tidak akan membiarkan ini terjadi, secepatnya dia akan menyingkirkan Elina.
***
“Kamu wanita munafik, Elina. Dasar murahan.” Keyra langsung menghampiri Elina yang tengah berada di meja makan ingin menjambak rambut Elina, namun Aldi yang berada di sana tidak sengaja mendorong adiknya sampai terpental jatuh ke lantai.
“Mas....” Elina berucap lirih melihat tubuh Keyra yang dihempaskan dengan kasar oleh suaminya karena ingin menyerangnya.
Bukannya merasa bersalah Aldi menatap tajam adiknya. Sedangkan Tamara dan Naila yang baru masuk ke dalam rumah bergegas menghampiri Keyra terperosok di lantai. Entahlah apa yang terjadi? sampai Keyra berada di bawah karena tadi Keyra langsung meninggalkan mereka berdua dengan nafas memburu ingin langsung menghujam Elina.
“Apa yang kamu lakukan Aldi pada adikmu?” bentak Tamara marah.
Naila membantu adiknya berdiri, “Kakak lebih belain wanita ular itu ketimbang Adik, Kakak sendiri?” tanya Naila kecewa.
“Dia ingin menyakiti istri Kakak. Kalian jangan pernah berani menyentuh Elina barang sedikitpun. Atau kalian semua akan bernasib sama dengan Keyra.”
Keyra menangis menumpahkan air matanya karena kakaknya tidak lagi menyayanginya seperti dulu. Ini semua karena wanita ular itu. Setelah merebut kakaknya sekarang Elina ingin merebut suaminya.
“Ada apa ini?” tanya kedua suami Naila dan Keyra keluar dari kamar mereka karena mendengar suara keributan di luar.
Shaka menghampiri Naila, sedangkan Naufal yang melihat istrinya menangis ikut juga menghampiri Keyra dan ingin memeluk sang istri. Namun bukan balasan pelukan yang dia dapatkan, tapi tamparan yang terdengar sangat nyaring membuat seisi rumah terkesiap.
Plak!
“Selama ini pekerjaan kamu berduaan dengan wanita ular ini, kalau aku pergi ke luar rumah?” sentak Keyra mendorong kasar suaminya menjauh dari tubuhnya. Dan menunjuk Elina yang berada di dekat Aldi.
Naufal meringis merasakan tamparan kuat istrinya, “Berdua maksud kamu bagaimana sayang?” tanya Naufal bingung.
Keyra melempar smartphone dan Naufal dengan sigap menangkapnya, dan menyalakannya langsung. Gambar dirinya bersama dengan Elina tadi pagi. Siapa yang melaporkan ini semua? Dirinya juga tidak salah di sini, mereka hanya mengobrol dengan jarak yang berjauhan, namun di gambar ini akan membuat semua orang salah paham, karena memperlihatkan Naufal memegang bahu Elina.
“Apa?” sentak Keyra mengamuk, “Mau mengelak bagaimana lagi ahh?” 
Merasa aneh dengan smartphone Keyra, Aldi langsung merebutnya dari Naufal. Begitupun dengan Elina yang ikut melihat gambar di dalam smartphone tersebut. Elina langsung menggelengkan kepalanya. Menolak semua tuduhan kepadanya.
“Mas! Aku bisa jelaskan!” kata Elina memegang tangan suaminya namun langsung ditepis oleh Aldi. Baru beberapa menit dirinya merasakan kebahagiaan, sekarang suaminya membencinya karena masalah ini.
“Dasar menantu tidak tahu malu kamu Elina. Kamu mau jadi wanita murahan di rumah saya? Setelah Naufal yang kamu goda besok Shaka.” Suara tamara menggebu-gebu ini juga kesempatan dirinya merusak reputasi Elina di depan semua anggota Maheswara.
“Ma! Elina tidak pernah melakukan hal itu. Kami hanya tidak sengaja bertemu di dapur,” bantah Elina langsung. Aldi sekarang benar-benar kecewa dengan istrinya. Ternyata ketika dirinya mencari nafkah di luar, ini kelakukan istrinya di dalam rumah bersama dengan suami Keyra. Elina memberikan semua pria menyentuhnya.
Merasa hatinya sesak. Aldi memilih pergi ke kamarnya meninggalkan Elina yang berteriak memanggilnya dikerubungi oleh manusia-manusia jahat yang menempati rumah ini.
Naufal menunduk, bukannya menjelaskan yang sebenarnya dirinya malah bahagia melihat keluarga Maheswara perlahan hancur karenanya. Dia juga sudah bosan dengan keluarga ini, apalagi istrinya yang hanya kerjanya menghabiskan uangnya. Jadi walaupun dirinya digugat cerai oleh Keyra nantinya dia akan menyetujuinya. Untuk apa bertahan dengan istri mandul seperti Keyra.
“Atau jangan-jangan yang di kandunganmu itu bukan hasil benih anak saya. Kamu kan murahan!” cibir Tamara sinis.
“Kenapa kamu diam Mas?” tanya Keyra mendorong naufal kasar, “Jawab perkataan Mama!”
“Yang ada dikandungan aku darah daging mas Aldi. Kalian jangan menyebar fitnah yang tidak pernah kalian tahu kebenarannya. Untuk kamu Naufal! Ajarkan istri kamu sopan santun. Dengan sikap kalian yang seperti ini, aku yakin keluarga Maheswara suatu hari akan hancur karena generasinya semuanya tidak memiliki attitude yang baik.”
Mereka yang mendengar perkataan Elina meradang. Berani sekali wanita seperti Elina mengomentari keluarga mereka, “Saya pastikan kamu akan segera angkat kaki dari rumah saya,” ancam Tamara teriak melihat punggung Elina yang menjauh dari mereka.
“Sayang....” Naufal memanggil istrinya dengan suara lirih. Namun Keyra tidak menanggapinya dan memilih pergi. 
Setelah semua orang pergi. Shaka menghampiri Naufal dan menepuk bahunya pelan. Menyadari semua orang telah tiada dia mulai bersuara.
“Sebelum gue angkat kaki di rumah ini. Gue mau melihat keluarga ini hancur.”
“Ide yang bagus.” Shaka mendukung permainan Naufal. Ini kesempatan mereka perlahan membuat keluarga Maheswara hancur karena berani merendahkan mereka.

Komentar Buku (122)

  • avatar
    RIskha

    lanjut , dalam cerita ini juga ngajarin kalo cuma cinta aja belum bisa memperkuat hubungan tapi harus ada kepercayaan satu sama lain dan itu yang belum bisa dimiliki Aldi

    05/02/2022

      2
  • avatar
    Sunadi22

    makasih

    36m

      0
  • avatar
    Hanani

    apakah sampai disini saja

    03/04

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru