logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 4 Empat

Tak terasa, hari H untuk festival band pelajar kurang dua hari lagi. Aku dan bandku semakin intens latihan. Ingin mengukur sejauh mana kemampuan kami dalam bermusik. Festival band ini diselenggarakan di Universitas Brawijaya, Malang. Aku bersyukur bahwa kami makin solid dalam latihan. Jika ada perselisihan pendapat, kami selalu bisa berkomunikasi dengan baik. Aku sangat menghargai kedisiplinan teman-temanku tentang jadwal latihan. Meski kami memiliki masalah pribadi masing-masing, kami berusaha untuk tidak mencampuradukkannya dalam hal bermusik.
Seperti biasa, tiap pagi aku selalu datang lebih awal, supaya dapat melihat Bu Nike datang ke sekolah dengan penampilannya yang beda. Rasanya aku lebih bersemangat dan selalu tak sabar menunggu jam istirahat. Aku baru tahu kalau Bu Nike memiliki kebiasaan ke perpustakaan saat waktu luang mengajar.
Seperti sore itu saat pulang sekolah. Aku sengaja selalu pulang paling akhir, karena ingin nyamperin Bu Nike. Aku penasaran dengan penampilannya yang amat berbeda. Sepertinya suatu kebetulan, hujan turun deras sore itu. Aku menatap langit yang kelabu, hujan yang turun bak ditumpahkan dari langit, disertai petir yang menyambar.
"Topan?" sapa seseorang.
Aku menoleh. "Sensei?"
Bu Nike tersenyum. "Kok belum pulang?"
Aku mendongak melihat ke arah langit. "Hujan, Sensei. Nunggu reda dulu. Sensei nggak pulang?"
Bu Nike menatapku. "Hujan, Topan, dan karena saya lupa nggak bawa mantel, saya nunggu reda, dulu."
Aku tertawa mendengar kalimatnya.
"Sensei mau saya antar? Atau pakai saja mantel saya," tawarku.
"Trus, nasib sepeda saya gimana?"
Aku mengerutkan kening. "Sensei bawa sepeda federal? Komplek garuda kan agak jauh?"
Bu Nike tertawa. "Jauh? Enggak lah...paling cuma lima belas menit dari sini."
Aku paham sekarang. Jadi itu sebabnya Bu Nike selalu ganti kostum tiap hari. Karena beliau naik sepeda federal? Berapa orang cewek yang kukenal, mau capek-capek olah raga seperti Bu Nike? Sementara cewek- cewek di sekolahku saling berlomba membawa kendaraan model terbaru, penampilan yang selalu sempurna, tapi Bu Nike? Aku nggak tahu berapa usia Bu Nike, tapi dengan kostum olah raga gombrong, rambut panjang yang diikat ekor kuda, dan wajah polos tanpa riasan, Bu Nike lebih cocok menjadi mahasiswa. Cantik.
"Boleh nanya, Sensei?"
Bu Nike mengalihkan pandangannya dari langit, ke arahku. " Nanya apa?"
"Kenapa Sensei bawa sepeda kalau ngajar? Bukankah bawa motor lebih nyaman?"
"Karena saya suka, Topan. Lagipula saya merasa nyaman mengendarai sepeda. Kalau cuma jarak dekat, saya lebih suka pakai sepeda daripada motor..."
"Tapi, bukankah agak ribet kalau harus selalu ganti pakaian, riasan...," kugantung kalimatku.
Bu Nike tertawa ringan. "Enggak lah...kalau bisa datang lebih awal, nggak butuh persiapan lama kok."
"Saya temani Sensei ya?"
Bu Nike menatapku. "Well...terima kasih, Topan, tapi bukankah kamu harus segera pulang? Hari sudah sore dan orang tuamu pasti sudah menunggumu."
Aku mengangkat bahu. "Saya sudah telpon Mami kalau saya akan pulang terlambat, dan Sensei harus mengusir saya, karena saya akan tetap di sini."
Bu Nike tersenyum. "Okey...thanks a lot."
Sesaat keheningan tercipta. Aku diam-diam bersyukur, hujan turun agak lama hari ini. Dengan begitu aku bisa menemani Bu Nike. Ada sesuatu dari guruku ini yang membuatku nyaman.
"Sepertinya hujan sudah mulai reda, Topan. Mungkin sebaiknya saya pulang," suara merdu Bu Nike memecah kesunyian.
"Sensei bawa jaket?"
"Enggak. Saya juga lupa nggak bawa mantel...," suaranya terdengar menyesal.
Tanpa pikir panjang kulepaskan jaket kulit hitamku, dan kuulurkan pada beliau. "Pakai saja jaket saya, Sensei..."
Tangan Bu Nike yang sedang membetulkan ranselnya di pundak, terhenti. Sepasang matanya yang bening memandangku dengan heran. Pelan-pelan senyumnya terkembang. "Nggak usah, Topan...rumah saya dekat kok. Nggak butuh waktu lama.."
Aku balas menatapnya. "Saya nggak mau Sensei sakit."
"Ah Topan, saya nggak bakalan sakit cuma karena kehujanan kok."
"Sensei, apa kita akan berdebat soal jaket ini?"
Bu Nike tertawa. "Oke. Saya pinjam jaketmu ya? Besok saya kembalikan."
"Nggak usah keburu-buru, Sensei..."
"Oke...saya bawa ke sekolah ya, setelah selesai dicuci...," Bu Nike memakai jaket kulit hitam milikku yang agak kebesaran. Kedua lengannya langsung lenyap dibalik lengan jaket yang agak sedikit kepanjangan. Tapi dimataku Bu Nike amat sangat menarik saat mengenakan jaketku. Jaket milikku. Man...kamu nggak tahu betapa luar biasanya perasaan, saat melihat perempuan yang selalu hadir dalam mimpi, mengenakan salah satu barang kepunyaan kita.
"Nggak usah dibawa ke sekolah, Sensei..."
"Kenapa?"
"Kuatir nanti Sensei terlalu berat bawanya..."
Padahal sih aku berharap punya alasan untuk main ke rumahnya. Males banget kalau ngobrol dengan Bu Nike hanya di sekolah.
Bu Nike tertawa ringan. "Enggak lah...kan saya masukkan ransel..."
"Tuh jaket buat Sensei juga nggak apa-apa kok...," kusadari kalimatku semakin ngawur. Entah darimana aku mendapat ide seperti itu. Terlontar begitu saja keluar dari mulutku diluar kehendakku.
Lagi-lagi Bu Nike tertawa. "Trus gimana nasibnya nih jaket? Dibawa ke sekolah nggak boleh, malah saya disuruh nyimpen nih jaket. Padahal saya juga nggak mau lho kalau Topan sakit gara-gara kehujanan dan nggak pakai jaket."
"Ehm...," aku berdehem sebentar. "Kalau saya ambil di rumah Sensei boleh nggak?"
Bu Nike menatapku sejenak. "Tentu saja...," Bu Nike tersenyum geli, seakan pertanyaanku tadi terdengar amat lucu.
"Besok malem?" tanyaku.
"Boleh, Topan..."
"Terima kasih, Sensei..."
"Saya pulang dulu. Terima kasih banyak...,"Bu Nike menyenyumiku dan melangkah pergi, menyandang tas ranselnya dan berjalan semakin menjauh. Aku masih memperhatikan beliau, berharap Bu Nike akan membalikkan badan dan...
Tuhan, ternyata keberuntungan sedang berada dipihakku. Bu Nike berhenti dan menoleh ke arahku. Seulas senyum menawan dan sorot mata yang bening menatapku. Saat itu aku tahu, aku jatuh cinta pada guruku...
Sidoarjo, 120122

Komentar Buku (38)

  • avatar
    LUTFILKS

    bagus banget

    6d

      0
  • avatar
    mlmnovita

    bagus banget

    26/06/2023

      0
  • avatar
    FizHafiz

    ini agar luar biasa a

    30/03/2023

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru