logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 6

Seorang lelaki penjaga kamar jenazah dilarikan ke ruang operasi, setelah mendapat gigitan di lehernya.
Operasi memang berjalan lancar, hanya saja kondisi lelaki penjaga kamar jenazah itu semakin lemah. Untung saja, saat itu rekan kerjanya yang saat itu sedang keluar memutuskan untuk kembali.
Karena ponselnya tertinggal di salah satu ranjang kamar. Saat rekan yang lebih muda menuju kamar jenazah, dia mendengar suara teriakan seseorang dari arah kamar itu.
"Pak Lim," teriaknya memanggil nama rekan kerjanya yang lebih tua darinya.
Teriakan Pak Lim semakin menjadi, tanpa berpikir panjang rekan Pak Lim langsung memukul kepala si mayat tadi dengan tinjuan tangan berkali-kali.
Setelah berhasil lepas, Pak Lim langsung dibawa ke ruang ICU sebelum akhirnya di operasi.
Sedangkan mayat yang menggigit Pak Lim terkunci di kamar jenazah, entah apa yang terjadi disana hingga kini belum ada orang yang datang ke kamar itu.
"Apa yang terjadi? Mengapa kau meminta kami semua berkumpul? Apa situasinya menjadi sangat rumit?" Celoteh Eun Na Gun, setelah mendapat telfon dari Asisten Yan. Dia meminta ketujuh tuan muda untuk berkumpul di tempat biasa.
Ternyata tidak semua tuan muda hadir dalam diskusi. Masih ada Li Soon Sae yang tidak bisa hadir, karena masalah penjaga kamar jenazah yang tergigit. Karena kebetulan dokter yang berjaga malam itu adalah Li Soon Sae. Dia sudah memberitahukan alasan ketidakhadirannya pada Asisten Yan.
Selain Li Soon Sae, Lee Rui Yoo juga berhalangan hadir karena jadwal syuting iklan yang harus dia lakukan di luar kota.
"Kak Sae apa yang terjadi?" Celetuk Lim A Roo.
"Ya, ada masalah apa Ah Gu?" timpal Rama.
"Sebentar. A Raa, tolong kamu gabung disini," pinta Sae Ah Gu pada Lim A Raa yang selalu asyik bermain game.
Sae Ah Gu, Eun Na Gun, Lim A Raa dan Lim A Roo juga Rama. Kelima pria tampan itu kini duduk melingkar dengan meja bundar di tengah.
Beberapa piring makanan juga minuman turut hadir dalam diskusi.
Sae Ah Gu membuka pembicaraan, dengan apa yang telah di dengarnya di rumah orang tuanya sore itu. Ya, pria bertubuh tinggi dan kekar yang telah mencuri dengar sore itu adalah Sae Ah Gu.
Ia datang ke rumah orang tuanya dengan niat menanyakan perihal masalah tanaman obat, yang membuat para pemegang saham di perusahaannya menjadi cemas.
"Kita harus menyelidiki tanaman itu, masalahnya sudah menjadi rumit. Bae Yang bilang, Soon Sae tidak bisa hadir karena ada masalah yang cukup serius di Rumah Sakit. Aku khawatir, ini ada kaitannya dengan tanaman obat itu," jelas Sae Ah Gu.
"Sebentar, kamu tadi bilang kalau pasien yang meninggal setelah dinyatakan sembuh itu adalah salah satu orang yang mengalami sakit kanker otak, bukan?" ujar Rama.
"Ya, benar," jawab Sae Ah Gu.
"Mungkin, masalahnya ada dalam tanaman obat itu. A Roo, apa kamu sudah mencari informasi dari Dr. Kim tentang nama tanaman itu?" tutur Rama, kini semua orang memandang ke arah Lim A Roo dan Lim A Raa secara bergantian.
Mendapati tatapan penuh tanya dari ketiga temannya, Lim A Raa merasa tak nyaman. Dia mengalihkan tatapan ketiga temannya ke arah A Roo dengan menggunakan tunjukan dagu.
Karena merasa pertanyaan itu ditujukan padanya, Lim A Roo merasa harus memberi tahu mereka semua tentang apa yang dilihatnya di ruang kerja Dr. Kim, ayahnya.
"Iya Kak Rama, A Roo tau apa nama tanaman obat itu. Berkas yang A Roo lihat adalah berkas yang berisi hasil penelitian Prof. Han tentang tanaman obat yang selalu di gunakan di Sae Joon Hospital," jawab Lim A Roo.
"Ya, katakan A Roo. Apa nama tanaman itu?" Desak Eun Na Gun.
"Sebenarnya apa yang kalian bicarakan dari tadi? Mengapa membahas tanaman obat?" ujar Lim A Raa bingung.
"A Roo, apa nama tanaman itu?" tutur Sae Ah Gu tak menggubris ucapan Lim A Raa. Salah sendiri terakhir kumpul kemarin tidak mau mendengarkan dengan baik.
"Ayo A Roo, beritahu kami semua nama tanaman itu? " ujar Eun Na Gun terus mendesak Lim A Roo.
"Iya Kak Joon, sabar," ucap Lim A Roo.
"Hhhhh, sudahlah A Roo cepat katakan dan beritahu mereka semua. Sebenarnya apa sih yang dibahas sejak tadi," gerutu Lim A Raa kesal sendiri.
"Iya Kak A Raa, nama tanaman obat itu adalah Sikrus Hidup," jawab Lim A Roo. Terjawab sudah rasa penasaran mereka semua tentang nama tanaman itu.
"Sikrus Hidup?" ujar ketiga pria tampan bersamaan, mereka terkejut sekaligus heran hanya dengan mendengar namanya saja.
(Siang hari, LeeJoon Hospital)
"Dr. Kim sebenarnya apa yang terjadi?" ujar Li Soon Sae, dia penasaran atas apa yang menimpa penjaga kamar jenazah.
"Memangnya ada apa?" Dr. Kim justru bertanya balik karena beliau baru saja datang ke Rumah Sakit dan belum mendengar kabar soal pasien yang meninggal kemarin telah menggigit manusia.
"Ada salah satu penjaga kamar jenazah yang mengalami luka di lehernya karena gigitan mayat," jelas Li Soon Sae.
"Apa kamu bilang? Di gigit mayat? Bagaimana bisa?" tanya Dr. Kim tak percaya.
"Maaf sebelumnya dokter, tapi sebenarnya apa yang terjadi dalam penelitian Prof. Han? Apa yang beliau temukan dalam penelitian itu?" Li Soon Sae tak berhenti bertanya. Karena rasa penasarannya sejak pertama ia mendengar soal kasus tanaman obat.
"Apa maksud kamu?" tanya Dr. Kim lagi.
"Saya minta maaf atas kelancangan saya, di hari Prof. Han datang kesini saya sedikit mendengar apa yang dikatakan oleh Prof. Han tentang tanaman obat," ungkap Li Soon Sae mengakui kelancangannya yang telah mencuri dengar, walaupun itu tidak disengaja.
"Jadi kamu sudah mendengarnya? lalu siapa lagi yang tau selain kamu?" Selidik Dr. Kim.
"Sekali lagi saya minta maaf, tapi keenam teman saya sudah mengetahuinya termasuk A Raa dan A Roo. Dan sepertinya para pemegang saham di LeeJoon Group juga sudah mengetahuinya," ungkap Li Soon Sae membuat Dr. Kim terkejut karena kedua putranya juga mengetahui hal ini.
"Apa? Mereka juga sudah tau?" tanya Dr. Kim tak percaya.
"Iya, karena saya merasa ada sesuatu yang janggal. Oleh karena itu, saya mencoba menduskusikannya dengan yang lain," jelas Li Soon Sae.
"Baiklah, tidak apa-apa. Lalu apa yang terjadi dengan mayat itu?" Kini topik bicara Dr. Kim alihkan pada titik utama kasus.
"Saya juga belum tau pasti. Tapi rekan Pak Lim yang juga penjaga kamar jenazah itu bilang, kalau mayat yang menggigit masih didalam kamar. Sepertinya tidak ada tanda-tanda hal aneh lainnya," jelas Li Soon Sae.
"Apa sudah ada orang yang memastikan hal itu? Kalau belum, mintalah pihak keamanan untuk memeriksanya," tutur Dr. Kim.
"Baik Dr. Kim. Lalu bagaimana dengan pasien yang tergigit?" Li Soon Sae mencoba mencari solusi untuk pasien yang bernama Pak Lim.
"Bagaimana kondisinya? Bukankah operasinya berjalan dengan lancar?" tanya Dr. Kim memastikan.
"Operasinya memang berjalan lancar, hanya saja Pak Lim mengalami koma dan juga ... " Li Soon Sae berhenti, dia bingung harus bagaimana menjelaskan lebih lanjut mengenai keadaan Pak Lim.
"Juga apa Soon Sae? Katakan ada apa?" Desak Dr. Kim sangat penasaran dengan penjelasan Li Soon Sae.
"Urat nadinya berubah menjadi kehitaman. Selain itu, ada cairan aneh yang terkandung dalam darah Pak Lim," jelas Li Soon Sae.

Komentar Buku (88)

  • avatar
    RosdianaDian

    bagus

    06/08

      0
  • avatar
    KhoirurRizki

    𝚋𝚊𝚐𝚞𝚜

    29/07

      0
  • avatar
    Viina Siagian

    keren banget ceritanya

    22/07

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru