logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Soul Journey

Soul Journey

Moody Moody


Bab 1 Acara Tahunan

Cuaca yang bagus terlihat berwarna. Di mana hari ini semua orang sedang merayakan festival tahunan di kampus. Semua orang berpartisipasi dalam acara tersebut tidak terkecuali dengan Marchell. Dirinya hari ini menjadi tukang foto yang membuat dirinya sibuk. Di hari penting ini, orang-orang mengabadikan momen mereka yang tengah berpartisipasi dalam acara tersebut. Melihat mereka yang begitu antusias membuat Marchell dan teman-temannya merasa puas. Acara yang di selenggarakan untuk memperingati hari ulang tahun kampus, membuat mereka harus melaksanakan acara tersebut dan melibatkan banyak orang. Sudah banyak sekali orang yang meminta dirinya untuk memotret mereka yang berdiri di depan hiasan-hiasan foto. Di waktu yang sama, seorang anak perempuan yang berasal dari jurusan kimia mendatangi mereka yang sedang sibuk.
“Hey kalian berdua,” ucap perempuan itu kepada Marchell dan temannya.
“Apa?”
“Cepat kemari.”
“Kami?”
“Iya. Kalian berdua cepat kemari. Astaga,” sahut perempuan itu kepada mereka berdua.
Marchell bersama dengan Arron saat itu langsung pergi bersama dengan perempuan itu. Tepat di sebuah ruangan yang ada di dekat ruang biologi, perempuan itu menyuruh mereka berdua untuk mengantarkan banyak sekali barang kepada tim dekorasi. Merasa bingung dengan permintaannya, mereka berdua kemudian mengatakan sesuatu kepada perempuan itu.
“Arnette. Kau yakin dengan ini?” tanya Marchell
“Iya. Tolong bawakan itu kepada mereka. Aku tidak membawa barang sebanyak itu secara bersamaan,” ucap Arnette sambil membawa barang.
“Kenapa tidak menyuruh mereka saja,” sahut Arron
“Kalau kau tidak mau membantu pergi saja sana.”
“Astaga.”
“Aku juga ada pekerjaan. Jadi, sebaiknya selesaikan saja ini.”
“Apa boleh buat.”
Mereka berdua kemudian memindahkan barang tersebut dengan cepat. setelah semuanya selesai, mereka kemudian melanjutkan pekerjaannya yang barusan tertunda karena Arnette meminta bantuan mereka berdua. Saat itu, acara sudah mencapai puncaknya. Semua orang yang menikuti festival itu dengan antusias menyambut acaranya. Di waktu yang sama, tepatnya di sebuah ruangan yang ada di lantai tiga. Di sana, beberapa anak sedang berkumpul dan mereka kemudian melihat ke arah bawah. Dari atas mereka terlihat menyaksikannya dan kemudian mereka juga mulai melakukan keributan dengan menyorakan kata-kata tidak enak di dengar sampai akhirnya mereka kena tegur. Waktu berjalan terlalu cepat. hari sudah mulai gelap. Di sini, Marchell bersama dengan rekannya itu akhirnya selesai dengan pekerjaannya itu dan mereka kemudian duduk di kursi yang ada di dekat tempat makanan.
“Melelahkan,” ucap Arron
“Ya. Kau benar.”
“Selanjutnya apa rencanamu?”
“Apa? hmm... kurasa aku akan melihat sampai akhir atau paling tidak pulang saja.”
“Acaranya tidak terlalu menarik sebenarnya. Apa ini hanya pikiranku saja.”
“Oh, kalian berdua di sini rupanya,” ucap Ethan yang tiba-tiba datang ke arah mereka berdua
“Kau dari mana saja?” tanya Marchell kepada Ethan
“Dari tadi aku berada di area seni. Kalian tidak melihatku?”
“Mana mungkin. Kau seharusnya tahu kami tadi sangat sibuk.”
“Benar juga ya. Sia-sia saja aku bertanya.”
“Kau ada waktu lusa?”
“Ada. Bagaimana dengan kalian?”
“Kebetulan bebas. Bagaimana kalau pergi ke Internet Cafe?”
“Itu ide yang bagus dibandingkan dengan karoke.”
“Oh iya. Apa kalian tidak bertemu dengannya? Dari tadi aku tidak melihatnya,” ucap Ethan
“Siapa?”
“Apa maksudmu?”
“Perempuan itu, ku dengar perempuan itu akan mengadakan pameran seni di festival ini.”
“Maksudmu, siapa?”
“Apa kalian ini amnesia? Itu permpuan itu bernama Jane Francius.”
“Oh, aku pernah mendengar namanya,” ucap Marchell
“Astaga kalian ini. Padahal anak itu terkenal. Jane pelukis yang terkenal itu loh,” ucap Ethan dengan nada kesal kepada mereka berdua.
“Iya. Mungkin.”
Perbincangan mereka terus berlanjut sampai larut malam. Di malam hari, suasana festival menjadi meriah. Mereka semua menampilkan banyak pertunjukan. Dari semua itu yang menarik perhatian Marchell adalah salah satu teater yang di tampilkan oleh anak teater. Suasana acara yang sudah hampir mendekati akhir membuatnya kemudian memutuskan untuk pulang setelah pertunjukan tersebut berakhir. Marchell kemudian beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju ke suatu tempat. Ketika dirinya sedang berjalan, tidak lama kemudian dirinya mendapati pesan teks yang di kirimkan oleh pamannya dan menyuruhnya untuk segera pulang. Dengan cepat Marchell pun pulang. Sesampainya di depan rumahnya, dirinya kemudian memasuki apartemen itu dan bertemu dengan pamannya yang dari tadi sudah berada di sana sendirian.
“Kau sudah pulang?” ucap pamannya
“Iya.”
“Tumben sekali kau pulang larut begini?”
“Hari ini ada festival. Jadi aku terpaksa mengikutinya.”
“Festival?”
“Benar. acara festival.”
“Begitu rupanya. Oh iya, apa kau bersedia untuk mengikuti pertunjukan itu?”
“Apa? pertunjukan apa?”
“Kau bilang kau akan melakukan pertunjukan band.”
“Itu tidak jadi.”
“Kenapa? Ini tidak sepertimu.”
“Aku merasa itu membosankan. Ada hal lain yang ingin ku lakukan dari pada bermain band.”
“Benarkah?”
“Iya. Aku sedang focus membuat rancangan penelitian. Ini memang hanya sekedar hobi jadi aku tidak terlalu menganggapnya serius.”
“Terserah kau saja. Apa kau akan tetap berada di kota ini? Kau yakin tidak akan ikut dengan paman?”
“Aku sudah memikirkan itu jauh-jauh hari. Aku sudah memutuskannya.”
“Bailklah kalau begitu. Namun, jika kau ada masalah hubungi saja paman.”
“Iya. Tentu saja paman.”
Setelah perbincangannya bersama dengan pamannya, Marchell kemudian memasuki kamarnya dan menyalakan komputer miliknya. Selain itu, dirinya juga memutar lagu favoritnya. Pamannya masih berada di rumahnya dan sedang beristirahat. Setelah acara festival yang membuatnya pusing, dirinya tidak langsung pergi tidur dan melainkan membuka forum internet. Di dalam forum tersebut sedang di hebohkan dengan salah satu kasus yang membuat seseorang di tahan karena terjerat barang psikotropika secara tidak senganja di sebuah club. Berita tersebut memenuhi forum dan tidak lama kemudian lenyap karena berita baru yakni festival ini. Melihat hal tersebut membuat Marchell merasa puas akan semua kerja kerasnya dalam partisipasi. Jam sudah menunjukan pukul 2 malam. Marchell kemudian bergegas untuk pergi tidur.
Malam hari yang cukup tenang. Semua orang yang tinggal di kota ini terasa begitu damai dengan lingkungan yang terbilang lumayan sibuk. Perkotaan yang di penuhi dengan banyak sekali orang membuat terasa ramai dan penuh warna. Marchell Victorian merupakan seorang mahasiswa tingkat tiga di sebuah perguruan tinggi di kota ini. Dirinya sengaja mengambil jurusan kimia karena ada beberapa hal menarik yang membuat dirinya mengambil itu. Tidak banyak orang yang mengetahui akan siapa dirinya dan mereka hanya berteman dengan siapa pun yang mereka inginkan begitu juga dengan Marchell. Malam ini setelah acara tersebut berakhir, semua orang pergi ke rumahnya tepat setelah acara tersebut selesai. Mereka mulai pergi dan kemudian datang ke kampus ke esokan harinya untuk rutinitas.
Di waktu yang bersamaan tepatnya di kediaman Arron. Hari ini dirinya tidak akan masuk kuliah dan harus pergi ke rumah sakit karena kakak perempuannya cedera akibat terjatuh di tangga apartemen ketika dirinya hendak pergi ke atap. Kakak perempuannya terlihat begitu kesakitan ketika ambulan membawanya dan kemudian dengan cepat dokter menanganinya. Arron yang ada di sana harus menunggu untuk sesaat sampai dokter mempersilahkannya untuk menjenguknya. Di satu sisi, dirinya merasa cemas dan juga merasa bersalah karena hari ini Marchell mengajaknya untuk melakukan penelitian. Arron kemudian menghubunginya dan ternyata tidak ada jawaban sama sekali. Hal itu membuatnya merasa tertekan. Tidak lama kemudian, akhirnya Marchell mengangkat panggilannya.
“Halo, Arron ada apa?” ucap Marchell dalam telepon
“Maafkan aku. Sepertinya aku tidak bisa mengikuti penelitian hari ini. Karena ada sesuatu yang tidak dapat ku jelaskan.”
“Baiklah. Tidak masalah. Lagi pula aku sengaja mengundurnya karena pofesor juga hari ini tidak masuk.”
“Apa? sungguh?”
“Iya. Ini sungguhan. Kau bisa tenang. Jangan khawatir.”
“Okay. Kalau begitu aku bisa lega.”
“Oh iya, apa kau besok ada waktu?”
“Iya.”
“Baguslah. Ada sesuatu yang harus kau tahu.”
“Okay.”
Marchell kemudian menutup teleponnya. Kali ini Marchell sedang berada di tempat kerjanya Ethan yang tidak lain adalah sebuah Cafe. Di sana, Ethan menghampirinya dan mulai menanyakan sesuatu kepadanya.
“Siapa tadi?” tanya Ethan
“Itu Arron. Rupanya anak itu tidak masuk kelas.”
“Oh, bukankah profesornya juga tidak masuk?”
“Iya. Karena itu lah aku berakhir di sini.”
“Kau benar juga.”
“Apa kau tidak ada jadwal kelas?”
“Oh itu, biasanya malam hari.”
“Wow pasti merepotkan.”
“Kadang benar kadang juga tidak. Itu hanya tergantung bagaimana kondisi.”
“Kau mu pesan apa?”
“Ice americano.”
“Okay.”
Tepat di depan sebuah ruangan yang merupakan laboratoium kimia. Di sana seorang perempuan yang berpenampilan menarik sedang berada di sana seorang diri. Perempuan berambut hitam pendek dengan mata berwarna biru. Perempuan tersebut bukanlah dari jurusan kimia. Namun, dari tadi dirinya berdiri di sana dan seakan menunggu seseorang. Dan bernar saja, ternyata perempuan itu menunggu temannya yang sedang berada di dalam laboratorium. Tidak lama kemudian, temannya yang bernama Lily itu menghampirinya. Dan mereka berdua kemudian membicarakan sesuatu.
“Kau sudah di sini. Maaf menunggu waktu lama,” ucap Lily kepada perempuan itu
“Tidak juga. Aku baru saja datang.”
“Benarkah? Kalau begitu tunggu sebentar.”
“Okay.”
Lily kemudian masuk ke dalam laboratoium lagi dan mengatakan sesuatu kepada teman-temannya yang ada di dalam.
“Hey teman-teman, aku permisi pulang duluan ya,” ucap Lily kepada mereka semua.
“Iya. Pulanglah.”
“Terimakasih.”
“Sama-sama.”
Lily kemudian menutup pintu laboratorium dan kemudian menemui pempuan itu yang ada di depannya.
“Sudah selesai?” tanya perempuan itu kepada Lily
“Iya. Aku sudah selesai.”
“Apa kau biasanya sesibuk itu? bagaimana dengan reuninya?”
“Tidak juga. Tentu saja akan pergi. Sekarang aku sudah tidak ada beban tugas lagi jadi ayo pergi.”
“Okay. Lagi pula mereka juga sudah pasti menunggu.”
“Memangnya rencananya akan di mana?”
“Sudah ku duga kau tidak membaca pesan teksnya rupanya. Mereka sudah mengirimkan alamatnya di grup.”
“Oh iya, baru saja aku lihat. Dasar Lily kau bodoh,” ucap Lily
“Tunggu dulu, apa ini?” sahut perempuan itu dengan terkejut.

Komentar Buku (97)

  • avatar
    BuwieKebuwie

    lumayan lah mata gw jadi sakit malah langsung pakai kacamata enak banget anjing

    18d

      0
  • avatar
    Yunitafr

    500

    18d

      0
  • avatar
    Marshel Harefa

    kerja bagus

    18d

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru