logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 7 Merasa dalam Bahaya

Di dalam markas James. Di sana, seorang gadis yang berambut hitam itu berada di sana sambil mengerjakan sesuatu. Rupanya dia tidak lain adalah seorang programer dan sedang melakukan tugasnya. Bersadarkan informasi yang di temukan olehnya, rupanya terdapat beberapa orang yang kemungkinannya berada di balik kejadian mengerikan ini. Dalam pikirannya terlintas bagaimana mereka melakukan kejahatan dan itu membuatnya merasa geram. Di balik kejadian yang sangat janggal ini, salah satu korbannya mengatakan bahwa belum lama ini dia melakukan sebuah pertunjukan musik dan ternyata beberapa kelompok orang datang menghancurkannya dan membunuh siapa pun yang ada di lokasi. Beruntung, dirinya berhasil melarikan diri setelah sebelumnya terjebak dianatara bagunan. Dia berjalan menuju ke suatu tempat dengan keadaan yang tidak memungkinkan hingga akhirnya seseorang datang menolongnya. Orang itu mengulurkan tangannya dan ketika dia sadar, dia sudah berada di sebuah rumah sakit. Luka yang dia derita juga rupanya sudah sembuh sehingga dirinya memutuskan untuk kembali. Beberapa hari yang lalu, seorang reporter bernama Charlotte datang menemuinya dan menanyakan banyak hal kepadanya. Dengan jujur pria tersebut langsung mengatakannya sehingga pendapatnya itu langsung tersebar ke media. Keinginannya adalah hidup dengan normal seperti di masa lalu. Ketika dimana Mozart masih hidup dan mereka bisa menikmati musik dengan bahagia tidak ada bencana yang mengintai mereka. Pria tersebut tanpa sengaja menitikan air matanya dan dia menginginkan harapannya itu terwujud.
Semua orang yang menyaksikan berita tersebut merasa tergerak hatinya. Pendapat yang dia ungkapkan itu berhasil membuat salah satu organisasi yang berada di sudut kota melihatnya dan seketika mereka melakukan rapat umum. Beberapa orang hadir yang di duga merupakan petinggi organisasi tersebut. Di sisi lain saat ini, Gadis tersebut sedang memperhatikan siaran berita dan tidak lama kemudian dia pergi menuju ke suatu tempat.
“Kau mau kemana Jane?” tanya Rey yang ada di sana
“Mencari udara segar.”
“Oke.”
“Kau tidak akan pergi keluar?”
“Tidak. Terimakasih. Aku tidak suka keramaian.”
“Yasudah. Aku pergi dulu.”
Gadis berambut hitam tersebut bernama Jane Eleanor. Dia seorang anak sekolah menengah atas yang sebentar lagi akan memasuki perguruan tinggi. Penampilannya memang terbilang sangat misterius. Kali ini dia sedang berjalan menuju ke suatu tempat. Ketika dirinya sedang berjalan di sekitar kota, semua orang yang berlalu lalang banyak yang membicarakan hal itu. Mereka seakan mengangap apa yang di sampaikan oleh pria tersebut dalam berita hanyalah harapan kosong. Karena bagaimana pun juga dunia ini tidak akan pernah berubah. Ketakutan yang sudah mengakar itu membuat mereka melupakan sebuah harapan yang kemungkinanya bisa saja terwujud. Di balik keramaian kota, tersimpan suatu luka yang sangat dalam. Jane kemudian sampai di tempat yang di tuju olehnya yang tidak lain adalah sebuah tempat yang beradan di dekat laut. Bebatuan karang di sana cukup tinggi sehingga banyak orang yang berdiri dan bahkan duduk di sana hanya untuk menikmati keindahan. Dirinya sekarang ini berdiri memandangi lautan yang terlihat cerah. Matanya tidak bisa menyembunyikan kekosongan yang ada pada dirinya. Selama beberapa waktu terakhir. Di tempat yang berbeda, saat ini Jason keluar dari rumahnya dan dia hendak pergi ke minimarket. Dirinya yang merasakan sesuatu yang aneh belakangan ini membuatnya merasa stress. Saat ini dia sudah sampai di sebuiah minimarkaet dan membeli beer.
“Terimakasih,” ucap penjaga toko
Dengan perlahan dia berjalan di sekitar lingkungan tersebut dan seketika merenungkan apa yang sebenarnya terjadi kepada dirinya. Jason tidak terasa dia sudah sampai di suatu tempat yang tidak lain adalah bebatuan karang yang berada di pinggir pantai di lingkungan rumahnya. Dia berjalan ke sana dan secara tidak sengaja dia bertemu dengan Jane. Mereka berdua saling berpandangan dan ternyata itu membuat Jason tersedak karena terlalu lama memperhatikannya dengan pandangan yang terlihat terpana. Jane kemudian tidak mempedulikannya dan dia kembali melihat pemandangan yang ada di depannya itu. Sementara Jason, dia di panggil oleh seseorang yang tidak lain adalah temannya bernama Charles.
“Jason, apa itu kau?” ucap Charles kepadanya sambil berteriak
“Apa?”
“Kau tumben berjalan-jalan. Biasanya kau hanya mengurung diri di ruanganmu itu.”
“Hey, kau ini berisik sekali.”
“Tunggu dulu, apa kau datang ke sini bersama dengans seseorang?”
“Kau bisa melihatnya sendiri. Aku datang ke tempat ini seorang diri. Jangan mengada-ngada kau.”
“Ah, kau ini. Aku hanya bercanda.”
“Berhentilah bercanda.”
“Oh iya, bagaimana dengan kuliahmu? Kau sungguh melakukannya dengan baik?”
“Kenapa kau bertanya seperti itu?”
“Aku hanya perlu tahu. Seorang Jason tentu saja akan sangat populer karena kau musisi.”
“Hey, bodoh! Kau jangan berteriak keras-keras.”
“Memangnya kenapa? Biarkan saja mereka mendengarnya. Lagi pula, apa dosa dari itu?”
“Kau sudah tahu kan? Itu adalah hal yang tabu untuk saat ini.”
“Sayang sekali ya. Padahal aku ingin sekali melihatmu bermain piano dan membuat semua orang bertepuk tangan kepadamu.”
“Sudahlah. Lagi pula hal seperti itu tidak akan pernah terjadi.”
“Hey, kenapa kau menjadi pesimis seperti itu? apa kepalamu terbentur?”
“Tidak sama sekali.”
“Kau minum beer di siang hari?”
“Memangnya apa salahnya?”
“Tentu saja salah. Kau seharusnya meminum itu di malam hari.”
“Bodo amat.”
“Kau ini.”
Suara berisik mereka perlahan-lahan mulai menghilang karena sudah tidak lagi berada di sana. Jane yang sekarang mulai bergerak. Dia sebelumnya sempat mendengar pembicaraan mereka berdua secara tidak sengaja dan itu membuatnya terdiam untuk sesaat. Hari sudah semakin siang. Di dalam markas milik James, Ray sedang sibuk dengan pekerjaannya. Meski begitu, dia sesekali bermain game untuk menghilangkan rasa bosan. Selama ini dirinya hidup seperti ini sebagai seorang pekerja di tempat ini. Mereka yang tergabung di sini tidak lain adalah karena sebuah takdir. 10 tahun yang lalu, kejadian mengerikan yang membuat mimpi buruk bagi semua orang di seluruh dunia. Beberapa orang tidak bisa melupakan mimpi buruk tersebut dan sering kali terbanyang hingga saat ini. Semenjak kejadian itu, semuanya menjadi hening tanpa adanya melodi dan bahkan hampir kebanyakan orang tidak mengetahuinya dan itu merupakan sebuah sejarah yang pantas untuk di lupakan. Namun, ada beberapa orang yang menentang hal itu dan mereka menginginkan kehidupan normal mereka. Karena itu lah sebuah organsasi di bentuk. Para petinggi berencana untuk mengembalikan dunia seperti sedia kala dan mereka mulai melakukan itu setelah 5 tahun yang lalu. Awal mula dari perkumpulan mereka yang terbentuk di markas pusat yang ada di sudut kota ini. Ray tidak lama kemudian dia beranjak dari tempat duduknya dan hendak pergi ke toko.
“Ah, lelah sekali.,” gumam Rey
Saat ini Jason sedang bersama dengan temannya itu dan tidak lama kemudian, Jason menyadari akan sesuatu. Dia merasakan seseorang sedang membuntuti mereka. Dengan cepat, dirinya berbalik dan melihat ke arah yang di curigainya. Rupanya di sana tidak ada siap pun dan itu membuatnya semakin waspada. Charles yang melihatnya seperti itu seketika dia bertanya.
“Apa ada sesuatu?”
“Ah, aku merasa ada seseorang yang mengikuti kita.”
“Kau yakin?”
“Sungguh. Aku bisa merasakannya.”
“Kalau begitu sebaiknya kita segera bergegas.”
“Kau benar.”’
“Hey, kau tahu suatu hal?”
“Apa?”
“Aku mendengar ada beberapa kelompok yang sengaja menculik para musisi. Mereka melakukan sesuatu kepadanya.”
“Apa? kau tahu itu dari mana?”
“Ada sebuah forum di internet yang membagikan informasi tersebut.”
“Aku tidak pernah mendengarnya. Dan lagi, tidak ada berita yang seperti itu.”
“Jangan percaya dengan media. Mereka sengaja menutupinya. Apa kau tidak merasakan sesuatu yang aneh semenjak 10 tahun yang lalu?”
“Tunggu kau bilang 10 tahun yang lalu? Itu....”
“Apa kau mengingatnya?”
“Tidak. Aku sama sekali tidak ingat apa yang terjadi saat itu.”
“Jangan bercanda. Saat itu kau juga berumur 10 tahun, mustahil kau tidak mengingatnya.”
“Aku tidak bercanda.”
“Astaga, itu adalah hari mimpi buruk.”
“Apa? memangnya apa yang terjadi saat itu?”
“Nanti akan ku ceritakan detailnya.”
“Oke.”
‘Apa dia gila? Bagaimana mungkin dia tidak ingat?,’ batin Charles
Mereka berdua kemudian bergegas menuju ke suatu tempat. Dan kali ini, mereka berada di sebuah gang yang terlihat sepi. Dengan perlahan menahan lelah akhirnya mereka bisa bernafas dengan lega sebelum akhirnya terkejut karena di hadapan mereka ada seseorang yang memakai jubah hitan dan terlihat tersenyum menyerigai ke arah mereka. Dengan wajah yang terlihat menahan takut, keduanya sedang berusaha untuk tetap tenang. Orang itu semakin mendekati mereka dan tidak lama setelahnya dia menodongkan pistol kepada Jason. Hal itu membuat Charles terkejut dan berusaha untuk menghentikannya. Di saat ini lah dia mulai menunjukan kemapuan bela dirinya yang membuat Jason terkejut melihatnya. Orang itu terus menembakan pelurunya hingga akhrinya nyaris mengenai Charles dan tidak lama setelahnya, seseorang menembak orang asing itu tepat di dadanya dan membuatnya berlumuran darah. Mereka berdua kemudian melihat ke arah tembakan dan ternyata orang yang telah menembaknya itu adalah gadis tadi yang tidak sengaja berpapasan dengan Jaon. Dengan perlahan orang yang ada di depan mereka itu sedang terlihat kekitan dan terus memegang lukanya sambil melontarkan umpatan.
“Keparat,” ucap orang tersebut dan tidak lama kemudian dia pergi meninggalkan mereka tanpa jejak.
Jason dan Charles yang melihat hal itu membuat mereka terkejut dan merasa kebingungan karena orang itu pergi secepat itu. Gadis yang ada di belakang mereka itu kemudian menghampiri mereka berdua sambil membawa pistol. Dia berjalan perlahan dengan wajah datar tanpa ekspresi apa pun.
“Hey, kau terimakasih banyak. Jika kau tidak menolongku, mungkin aku sudah mati,” ucap Charles kepadanya
“Kau kan?” sahut Jason
“Kalian sebaiknya tidak sembarangan mengatakan sesuatu yang fatal.”
“Eh?”
“Kau bilang orang ini musisi kan?” ucapnya sambil menunjuk ke arah Jason
“Ah. Iya. Tadi aku mengatakannya tanpa sengaja.”
“Lain kali mungkin kau akan mati.”
“Tunggu dulu, siapa namamu?” tanya Jason
“Jane Eleanor. Sampai nanti.”

Komentar Buku (24)

  • avatar
    atiqahnurul ainaa

    Real

    02/07

      0
  • avatar
    WahyuningsihNita

    Bagus👍

    06/06

      0
  • avatar
    Kartikasari Sari

    729

    20/05

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru