logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

BAB 6

KEESOKAN HARINYA.
Matahari mulai kembali terbit, dengan sinar mentarinya yang menghangatkan tubuh, membangunkan setiap mahkluk dengan cahayanya yang menerobos paksa, berusaha masuk ke dalam celah celah setiap ruangan rumah.
"Mahhh dimana?" Teriakku sambil menjinjing tas punggungku,hendak berangkat ke sekolah.
"Apa,Na?Mau berangkat kah?Emang ngga makan dulu,Na?" Tanya mama dari dapur.
"Engga mah masi ngga enak kalo makan pagi pagi." Jawabku sambil berjalan mendekat ke arah mama.Ku kecup tangan kananya begitu hangat dan sedikit kasar.
"Papa kemana mah?"
"kerja abis subuh tadi berangkat " Jawab mama.
"Ohhh mahh emhh boleh make motor kan ?" Tanyaku sedikit was was.Mama hanya menganggukkan kepalanya tanpa melihatku krna masih sibuk dengan masakannya.
"yaudah,Nana berangkat dulu yah mah.Assalamualaikum." Ucapku sambil berjalan ke bagasi.
"Heh heh lupa kah?" Timpal mam sambil berjongkok dengan kode pipi yang di arahkan ke aku.
"Ehehe hampir mah." Segera ku berjalan kembali ke arah mama dan mengecup singkat kedua pipi kanan dan kiri mama.
"Dada mahh ,Nana berangkat ya mah."Ucapku.
" Hati hati di jalan jangan ngebut, jangan nakal di sekolah."Pesan mama sedikit berteriak.Aku hanya menganggukkan kepala dan mengiyakan ucapan mama.
Perlahan lahan kecepatan motor sedikit meninggi tak terasa sudah melebihi kapasitas yang di anjurkan mama dari kata pelan pelan.Namun aku tak menghiraukan itu, terus melewati sepinya jalanan karena masih pagi.
********
BEBERAPA MENIT KEMUDIAN
Dari kejauhan terlihat pagar putih bersih dengan pohon cemara dan beringin di dalamnya pagar, perlahan ku mengurangi kecepatan motor dan masuk ke dalam kawasan sekolah.Lirikan mata dari setiap siswa perempuan mulai tertuju kepadaku terlihat sinis.Dan aku tak perduli soal itu.
Ckettt~
(Suara rem motor)
"Hahhh panas banget, padahal masi pagi juga." Gerutuku sambil melepas helm dan berjalan ke arah lorong kelas dengan santainya.
"Nana...woyyy tungguinnn." Teriak Raka yang sedikit jauh dari posisiku.
"Tumben awal..hahh ya ampun capek gw Sampek ngos ngosan nih." Gumam Raka sambil memegang lututnya saat sudah berada di dekatku.
"Iya naik motor sendiri gw.Bdw mana yang lain?" Tanyaku sambil celingukan melihat belakang tubuh Raka
"Kayaknya udh di kelas deh." Jawab Raka.
"Yaudah jalan ayok." Ucapku sambil berjalan terlebih dahulu dari Raka.
"Na?"
"Hemm? apa?" Jawabku masih fokus dengan jalan yang ku lalui.
"Tumben?"
"Apa??"
"Aa ngga ngga... ngga jadi.."Jawab Raka.
Hanya sebentar saja akhirnya sampai juga di ambang pintu kelas.Perlahan ku berjalan ke arah mejaku, meletakkan tas di sana dan mendudukan badanku.
"Mana? ngga ada tuh." Ucapku sambil melihat meja Rizal dan yang lain masih kosong.
"Aaaa ngga tau ..Eh itu mereka." Jawab Raka sambil menunjuk ke arah 3 joli lainnya yang baru masuk ke dalam kelas.
"Eh lu bawa cewe kelas sebelah kah,Zal?" Tanyaku sambil melihat siswa perempuan kelas sebelah yang masuk ke dalam ruanganku.
"Kagak.." Jawab Rizal sambil berbalik badan dan melihat cewe kelas sebelah bahkan jurusannya sudah lain dari kita.
"Ehhhh cewe murahan.Dah lama gw tungguin lu masuk, akhirnya datang juga." ucap perempuan itu yang tak lain adalah Dinda dari kelas 9A IPS.Aku yang tak mengerti apa apa hanya menoleh mencari orang yang ngga tau siap yang di maksud oleh Dinda.
"Heh...lu yang gw maksud."
"Gw? ngapain?" Tanyaku
"Lu ngerebut cowo gw? Gw sampai putus sama cowo gw, gara gara lu!" Ucap Dinda sambil sedikit mendorong tubuhku dengan jari telunjuknya.
"Heh heh heh ada apa ini? Si Nana ngga pernah main dengan siapa siapa selain sama kita, ya kan,Zal?"Ucap Farrel sambil berjalan ke arah mejaku
" Omong kosong...muka lu yang seakan akan tong sampah ini,bahkan lebih cantikan gw dari pada lu Berani banget ngerayu cowo gw."
"Hei astaghfirullah gw masi sabar nih yah, sapa juga yang mau sama cowo lu? murah banget masih banyak noh di luar sono cakep cakep ." Timpalku padahal aslinya juga ngga tau siapa yang mau sama aku.
"Halahhh sok ngga tau lu." Ucap Dinda sambil menyiramkan se air ke muka ku dan menarik paksa dasi bajuku.
"Liat liat nih.Temen kelas kalian liat nih, uuu kasihan." Akunnya melihat matanya saja tak merasa takut sama sekali hanya menahan amarah yang akan akan sudah mencapai ubun ubun.
"Heh heh he..lepasin! " Teriak Arga sambil mendorong Dinda sedikit menjauh dariku.
"Wah wahhh udh muka pas pasan, temennya cowo cowo gateng.Kalian kena pelet dari cewek kek dia ini yah?" Ucap Dinda.
"Heh...kau urusannya denganku bukan dengan mereka.Lagipula mereka sahabat aku Dari kecil, bukan hasil pelet pelet ilmu hitam itu." Ucaoku sambil berjalan ke arah Dinda.
Buk~
(Pukulanku melayang di pipinya membuatnya jatuh tersungkur.)
"Auuu auuu sakit hiks hiks." Ucapnya sambil menahan tangis.Perlahan tubuhku berjongkok di hadapannya, ku angkat dagunya dengan kaki nya yang ku pijak dengan sepatuku.
"Hei lain kali jangan berani urusan dengan gw, lu aja ngga ada bukti asal nuduh aja " Gumam ku sambil sedikit menekan kakiku dan berjalan kembali ke arah mejaku, dengan pakaian yang basah di bagian depannya.
"Selamat pag~ apa apaan ini? kenapa ada siswa perempuan menangis dan kalian semua membiarkannya.Siapa yang membuat ulah di dalam kelas ini?" Tanya guru Bahasa yang tak lain adalah Bu Rossa.
"Nana bu." Ucap salah satu siswa perempuan dalam kelasku.Senyum smirk dia lontarkan ke arahku, ku tatap tajam matanya kesal.
"Nana apa apaan ini." Ucap Bu Rossa padaku.
"Bu, dia duluan yang mulai, lihat baju Nana sampai basah kayak gitu."Ucap Rizal.
" Iyah bu, liat cewek murahan kek dia kok di bela."(tertawa bersama) timpal Arga.
"Murah banyak dipasar sok cantik sekali." Timpal Farrel. Setelah di rasa posisinya terpojokkan Dinda membalik fakta yang sudah ada.
"Ngga bu, Nana yang duluan." Seketika tatapan nanarku keluar."Heii jangan macam macam dengan gw.Itu masi permulaan belum ku habisin lu."Timpalku sambil mengalihkan pandangan ke layar ponsel karena lagi lagi ada Chat masuk dari Pak Ace.
"Bu,Rossa disini saya tidak bersalah yah bu,Silahkan bawa dia oergi dari sini bu. berisik banget." Ucapku sambil mengambil jaket dan mengenakannya karena bajuku basah dan itu membuatku risih.
"Baiklah biar adil kalian berenam ikut Ibu ke ruang BK." Ucap Bu Rossa sambil menunjuk ke arah kita berlima.
"What? Are you crazy, ma'am?"Ucap Farrel sedikit menggunakan bahasa intelek
"No.Pokonya ibu ngga mau tau, ibu tunggu si ruang BK 5 menit lagi." Ucap Bu rossa sambil membawa DInda keluar ruangan.

Komentar Buku (239)

  • avatar
    gunasusenodwi

    luar biasa

    21d

      0
  • avatar
    AlfanurulAlfa

    makasih ya

    17/08

      0
  • avatar
    123Wawa

    sangat bagus sayang suka sekali dengan novel ini saya senang karena sudah membaca novel ini dan sangat bahagia sekali saya akan membaca nya berulang kali dan saya sangat tabjuk dengan novel tersebut

    16/08

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru