logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bidadari untuk Raka

Bidadari untuk Raka

Ideabadar


Bab 1 Kebahagiaan yang Terenggut

”Azkia!”
Suara lelaki itu agak berat, persis sedetik ketika Raka hendak mengucapkan akad nikahnya dengan wanita yang sudah berada di sampingnya sekarang. Azkia akan menjadi isteri sah bagi Raka.
Saat Raka mengucapkan, ”Saya terima...” dan kalimat itu berhenti karena sebuah ratapan dari seorang lelaki yang berada di pintu masuk saat akad nikah akan dilaksanakan.
Raka, Azkia dan penghulu serta keluarga dari kedua keluarga itu pun kaget dan melihat ke arah pintu masuk. Disana, ada seorang lelaki yang meneteskan airmatanya. Dan, dia adalah Azzam. Lelaki yang pernah akan menikah dengan Azkia.
Dari sanalah, kisah ini bermula... kisah untuk Raka.
@ @ @
Mentari mulai naik dari peraduannya, terang telah menyapa manusia dan seluruh makhluk di dunia ini. Raka bersiap berangkat bekerja, Dia adalah seorang guru honorer di Sekolah Menangah Atas yang berjarak sekitar 5 km dari rumahnya.
Raka membenahi bajunya, dia pun mengambil tasnya dan menenteng sepatunya hingga ke depan rumah. Bersiap hendak memakai sepatunya, Oya lupa! Raka segera menaruh sepatunya kembali dan menuju kearah dapur. Ibunya masih mencuci piring di dapur.
”Ibu, Raka berangkat ya,” Raka menarik tangan kanan Ibunya dan mencium punggung tangan ibunya itu.
”Raka tidak bawa bekal?” Ibu Rahmiza menatap rambut anaknya itu, sudah besar anaknya itu. Tanpa terasa, sudah 25 tahun terlewati, anaknya kini sudah sangat besar dan bahkan akan segera menikah.
”Tidak usah Bu, nanti kalau lapar makan di kantin saja.”
Mereka saling terseyum, Raka kembali keluar dan memakai sepatu hitamnya. Dia menatap langit sejenak, bibirnya tersungging senyum.
Bismillah...
Raka berangkat, dia mengendarai motor maticnya. Di perjalanan pun dia selalu berdzikir dan tersenyum beberapa kali. Dia terlihat bahagia, seperti seorang pemain basket yang sudah memasukkan bolanya ke jaring, atau seperti pesepakbola yang dengan susah payah sudah melalukan tendangan dan gol. Raka masih saja tersenyum sambil mengendarai motornya. Kebahagiaan benar-benar membuncah dalam dirinya. Ya, sebentar lagi dia akan menikah.
Akan ada seorang bidadari yang akan menamani ibunya, Rahmiza. Raka sudah kehilangan Ayahnya sejak dirinya masih Sekolah Dasar. Ibunya selama ini selalu merawatnya dengan baik dan tidak pernah terbetik pun keinginan Ibu untuk menikah lagi. Raka merasakan kesepian Ibunya, hanya ditemani dirinya.
Kali ini, Raka akan membawakan seorang bidadari ke rumahnya. Bidadari itu akan selalu menemani Ibunya. Hati Raka semakin berbunga-bunga. Senyumnya mengembang lagi, dan dia pun mendendangkan dzikirnya pada Allah.
Sekali lagi, Raka tersenyum. Aku bahagia.
Tak akan lama lagi, Raka akan melepas masa bujangnya. Lewat perjalanan berliku mencari seorang bidadari hingga beberapa kali dia gagal mempersunting wanita yang tepat untuknya.
Raka teringat pernah akan melamar seorang gadis bernama Bella. Ya, dia adalah seorang perawat di Rumah Sakit Umum di kotanya. Wanita itu sangat perhatian dan cantik, Raka pun merasa cocok karena diperkenalkan oleh paman dari gadis itu. Sayangnya, saat taaruf dan saling menyampaikan gambaran tentang nantinya setelah menikah. Bella tak ingin pekerjaannya terganggu hanya karena pernikahan. Dia lebih mengutamakan karir sehingga Raka harus rela jika nanti Bella sering jaga malam.
Raka akhirnya shalat istikharah, namun Dia tak menemukan jawaban. Raka menemukan bahwa Ibunya selalu kesepian. Raka memutuskan untuk tak meneruskan hubungannya dengan Bella, Bella pun demikian dan dia merasa tidak mau di kungkung. Dia juga merasa tidak cocok dengan Raka.
Beberapa kali Raka juga mendapatkan penolakan. Ada yang merasa tidak akan bisa hidup enak menikah dengan seorang Guru. Raka pun tetap sabar hingga dipertemukan dengan Azkia Camilla.
Raka merasa cocok pada Azkia karena beberapa kesamaan visi dan misi dalam berkeluarga. Azkia adalah seorang guru di Sekolah Dasar Islam. Wanita itu mengenakan hijab dan itu juga kriteria yang diinginkan oleh Raka.
Raka tersadar sejenak dari lamunannya. Astaghfirullahal ’adhim. Raka beristighfar berulang kali. Raka merasa berdosa mengingati wajah cantik bertudung kerudung Azkia, padahal dia belum halal baginya. Takdir memang ingin menyatukan mereka, namun Allah-lah Penentu segala sesuatu.
Allah yang Lebih Tahu mana yang terbaik untuk hamba-hambaNya. Mata Raka lurus ke depan, meski bahagia, manusia tidak boleh terlena. Raka tersadar kembali, dunia hanyalah tempat singgah sementara untuk menimba bekal.
Bekal terbaik untuk menghadap Allah.
Raka pun berdoa dalam hatinya, ’Ya Allah, jika memang Azkia terbaik untukku, maka mudahkanlah jalan kami untuk membangun rumah tangga. Jadikan kami ikhlas atas semua ketetapanmu. Ya Allah, kepadamu kami akan menyembah dan kepadaMu kami memohon. Mudahkanlah segala urusan kami. Amin.”
Raka pun melaju. Hatinya tenang kembali. Dia bahagia, namun dia tak boleh terlena karena semuanya atas kehendak Allah semata. Manusia hanya menjalani.
@ @ @
Hari bahagia itu akhirnya tiba. Janur kuning terlihat melengkung di beberapa titik menuju rumah seorang wanita bernama Azkia Camilla. Pernikahannya dijadwalkan oleh KUA pada pukul 13.00 WIB.
Beberapa wanita nampak mondar-mandir keluar dan masuk sedari pagi di kediaman Azkia. Empat orang teman dekat Azkia pun menemani Azkia yang tengah didandani, demikian indah wajahnya dan cantik wajahnya, menjadi permaisuri dalam sehati dan dinobatkan jadi ratu di singgasana, alangkah bahagianya.
Sedari tadi, teman-teman Azkia terus menggodanya, hingga merona merah wajah Azkia karena saking malu atau bahagia. Campur aduk jadi satu, itulah kebahagiaan yang sedang dialaminya saat ini.
MUA sibuk mendandani Azkia, meskipun terkadang tersenyum-senyum melihat tingkah malu Azkia digoda teman-temannya itu. Wanita setengah baya itu sudah banyak wanita yang didandaninya setiap hari pernikahannya, dan memang kebanyakan gadis yang menikah akan menganggap hari itu adalah hari terindah sepanjang usianya.
Nyonya MUA itu merasa dandanannya sudah pas, namun dia membetulkan lagi di sekitar pipi karena dirasanya kurang merona. Setelah itu, dia juga akan mendandani teman-teman Azkia yang nanti akan menjadi pengiring pengantin wanita. Mereka pun harus dipoles meskipun tidak seperfect pengantin wanita.
”Kalian berempat juga harus dipoles, bersiaplah,” Rita yang merupakan MUA itu melihat keempat teman Azkia yang masih saja menggoda Azkia.
Keempat gadis cantik itu pun juga harus bersiap, tak baik menggoda teman mereka terus. Apalagi, Azkia adalah yang pertama menikah diantara gang mereka. Akhirnya mereka pun bersiap karena Azkia sudah selesai, mereka pun bersiap dengan riasan yang sudah mereka rencanakan tempo hari.
Kebahagiaan membuncah disanaa-sini, kedua ibu dan bapak Azkia juga sedari tadi membantu para panitia untuk mengatur tempat kursi dan juga beberapa perlengkapan yang belum tersedia untuk acara tersebut. Meskipun sudah diserahkan pada panitia pernikahan seluruhnya, mereka merasa masih harus membantu juga.
Azkia melihat sekelilingnya, dia merasakan ada kebahagiaan yang mulai muncul di hatinya. Setelah..., ya setelah dulu pernah akan menikah dan nyatanya gagal, semoga kali ini adalah kebahagiaan yang akan menemuinya bersama Raka, ya Ismail Raka adalah calon suaminya yang akan menjadi imamnya setelah akad nanti.
@ @ @
Deka, adik dari Azkia tiba-tiba datang tergopoh-gopoh selepas dhuhur tersebut. Napasnya terlihat terburu-buru, dia membawa kabar bahwa rombongan pengantin pria sudah datang dan semua kini sudah bersiap untuk menyambut tamu agung tersebut.
Azkia pun mulai gemetaran tangannya, ada kebahagiaan yang mulai menyusup lagi di hatinya. Rekan-rekannya pun menguatkannya agar ikhlas dalam memulai membina rumah tangganya. Mereka saling tersenyum dan terdengar musik lembut terdengar menyambut rombongan pengantin pria yang sudah mulai memasuki ruangan pernikahan yang sudah dipersiapkan dengan baik.
Azkia pun diminta untuk segera bersiap dan juga memasuki ruangan khusus untuk akad. Dia bersiap, rekan-rekannya membuntutinya dari belakang. Gaun yang dipakainya juga terlihat indah, renda tranparan juga menambah keindahan yang membungkus kain putihnya.
Benar-benar seperti bidadari yang turun dari langit. Azkia memasuki ruangan pesta, dia pun segera dipandu untuk memasuki ruangan khusus yang akan digunakan untuk ijab qabul, petugas KUA pun sudah datang, saksi juga sudah dipersiapkan.
Mata Raka mengintip sejenak wanita berjilbab putih dengan gaun yang akan menjadi isterinya beberapa menit lagi.
Pandanngan Raka dan Azkia pun bertemu, beberapa orang melihat senyuman mereka bertemu dan tentu saja menimbulkan keirian, terutama bagi yang belum menikah.
Matahari telah meninggi, acara pun dibuka oleh MC yang bertugas. Begitu khidmat.
Petugas KUA memeriksa berkas pernikahan antara Ismail Raka dan Azkia Camilla. Petugas itu bernama Arman, dia membuka catatan dan mencocokkan, dia tersenyum dan datanya lengkap dan sesuai.
”Apakah bisa dimulai sekarang Bapak-bapak, Ibu-ibu?” Tanya Arman setelah dipersilakan MC untuk memimpin jalannya akad setelah tadi acara dibuka dan acara membaca Kitab Allah, Quran.
”Sudah!” Para keluarga dan tamu pun riuh hampir berbarengan.
Sedari tadi, Raka pun tersenyum demikian indah, dia juga tegang. Saksi untuk pernikahan pun sudah bersiap duduk di samping agak jauh Raka. Raka benar-benar nerveus, disandingkan dengan bidadari calon isterinya yang akan selalu membersamainya hingga ajal menjelang. Raka pun tak berani melirik ke kiri, dia benar-benar canggung.
”Mas Raka sudah belajar bunyi ijab qabulnya?” kini, Penghulu yang menggoda Raka sehingga Raka terkaget.
Begitulah bahagia dan gugupnya detik-detik akad. Penghulu, pak Arman pun akhirnya tak basa-basi lagi. Dia memberikan sedikit petuah untuk calon mempelai nikah, lalu bersiap dan mengajari lafadz ijab qabul pada Raka. Semua fokus mendengarkan persiapan ijab qabul tersebut.
Raka sudah mempelajarinya sekitar tiga kali, lafadznya sudah dirasa bisa. Akad pun akan dimulai, mereka berdua; pengantin pria dan wanita diminta bersyahadat kembali dan beristighfar.
Ijab qabul pun siap, ayah dari Azkia memegang tangan Raka, mereka berjabat tangan. Arman selaku penghulu mengajari ayah Azkia ucapan penyerahan, ”Wahai Raka Zulkarnaen... bla bla bla.”
Tibalah giliran genggaman calon mertua raka disentak, artinya kode untuk Raka dalam menyelesaikan ijab dan qabul tersebut.
”Saya...”
”Mas Azzam...!” suara seorang wanita tiba-tiba keras terdengar. Nyatanya suara itu pun yang menghentikan suara Raka ketika akan mengucapkan qabulnya. Raka terkaget dan tak meneruskan kalimatnya karena calon isterinya, Azkia tiba-tiba berdiri dan memandang kearah pintu. Gaun Azkia bergoyang karena berdiri dengan tiba-tiba, Raka kemudian menatap kearah pintu diikuti oleh para saksi dan juga orang banyak yang berada di dekat akad nikah itu.
Disana, seorang pemuda yang tengah berdiri tepat di pintu. Lelaki itu tampak kuyuh dan sedih matanya karena ada bening yang masih menempel di bawah matanya. Pemuda itu melihat kearah akad nikah yang hendak terjadi.
”Mas Azzam, kamu masih hidup?” suara Azkia bergetar, suaranya parau dan dia bingung hendak berbuat apa karena itu adalah hari agung pernikahannya, namun ternyata seseorang lelaki datang membuatnya kembali bingung tentang apa yang akan dilakukannya segera.
Lelaki itu...
Abdullah Azzam. Seorang tentara, 4 tahun yang lalu dia melamar Azkia Camilla karena mereka berasal dari pesantren yang sama saat Aliyah. Keduanya adalah kekasih, hingga sebelum hari pernikahan mereka, Azzam ditugaskan di Papua. Dikabarkan bahwa dia tertangkap oleh pemberontak disana dan meninggal dunia.
Nyatanya, pria itu kembali dan langsung menuju pernikahan Azkia untuk yang terakhir kalinya, meski tak berjodoh, Azzam berharap untuk melihat kebahagiaan dari Azkia.
”Azkia...” Azzam mengangguk seolah merelakan pernikahan itu. Azkia pun meneteskan airmatanya.
Raka tak mengetahui apa-apa soal Azzam. Kini dialah yang bingung hendak melakukan apa. Dia berada di tengah sebuah cinta lama yang bertemu, dan dia muncul dalam cinta segitiga itu.

Komentar Buku (50)

  • avatar
    Agus Wibowo

    nice story

    24/06

      0
  • avatar
    UdinBurhan

    mana nih kelanjutannya?

    23/05

      0
  • avatar
    Aipupun Punikawati

    bismillah mudh" dapet banyak aamiin ya rabbal alamiin

    20/05

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru