logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 4 Kilas balik

" Apa kamu bilang? Aku berkerja juga untuk kita semua, aku membantu kamu untuk membuat hidup kita lebih berkecukupan." Sambung ibu Ambar membalas meninggikan nada.
Pak Surya terheran mendengar perkataan ibu Ambar, seolah-olah selama ini ia seperti tidak becus mencari nafkah untuk keluarganya, sehingga istrinya itu merasa kekurangan.
" Hah... Apa katamu! Memangnya selama ini kita hidup susah jika hanya aku yang bekerja, tidak bersyukur kamu! Kita tidak akan kekurangan jika hanya aku yang berkerja, aku hanya ingin kamu dirumah."
Ibu Ambar meliriknya sinis dan berkata " Oh Kamu ingin aku berhenti berkerja, kamu mau memutuskan karirku iya? Egois kamu."
" Yang egois itu kamu, disuruh berdiam diri dan menikmati hasil nafkah ku apa susahnya!" Teriak pak Surya
" Kamu mau seenaknya mengatur aku." Teriak ibu Ambar membalas perkataannya semakin meninggi.
Kami berdua pun hanya bisa mendengar mereka berantem, entah meributkan apa? Kami hanya bisa mendengar dari balik dinding kamar.
Dari apa yang ia dengar saat itu, Rainna terdiam, dia tak menyangka ternyata keluarganya patah, ia juga tak menyangka akan merasakan atmosfer kehancuran seperti ini. Entah karena apa sebab awalnya? Rainna dan Ravi sempat memberanikan diri bertanya kepada mereka.
Kenapa mereka semakin sibuk sekarang? Lebih sering tidak ada dirumah. Kenapa mereka tidak pernah lagi makan bersama satu meja? Tapi jawaban mereka sama karena ibu bapak sibuk, alasan kesibukan mereka semua ini dilakukan untuk kebaikan Rainna dan Ravi.
Kebaikan seperti apa yang mereka maksud? Jawaban yang tidak jelas seperti itu membuat Rainna dan Ravi menjadi semakin tak mengerti. Hari demi hari berlalu rumah yang semakin hari semakin sepi, Ravi yang juga mulai sibuk dengan kegiatannya disekolah. Ravi merupakan senior Rainna dua tingkat, sehingga dia sibuk dengan banyak kegiatan, sehingga Rainna pun menjadi sering sendirian dirumah.
Pada waktu itu, saat Rainna pulang sekolah ia mendengar bapak dan ibunya bertengkar lagi. Rainna langsung berlari memasuki kamarnya, akan tetapi ia masih mendengar ibu Ambar berteriak dan juga pak Surya yang semakin meninggi nada suaranya. Ia menutup telinganya rapat-rapat dan merasakan kesedihan yang teramat sangat.
" Jangan melarang aku, Jangan mentang-mentang kamu suami ya!" Teriak ibu Ambar pada suaminya. Dengan tak mau kalahnya pak Surya meninggikan suaranya " Mau sampai kapan kamu seperti ini? Jangan buat aku menjadi tidak percaya dengan kamu!"
" Silahkan, terserah kamu! Memang itu kan yang ada dipikiran kamu soal aku, kamu kan selalu berpikir buruk terhadapku, biar anak- anak kita menganggap ibunya ini yang buruk, yang lebih mementingkan karirnya daripada berdiam diri dirumah bersama mereka." Teriak ibu Ambar semakin marah kepada pak Surya.
Pak Surya pun semakin dibuatnya emosi " Jaga perkataan kamu!" "Praang.." terdengar suara benda berjatuhan dikamar mereka.
Di kamar Rainna hanya mendengarkan, pikirannya kosong dan ketakutan, ia pun hanya bisa menangis. Entah sampai kapan mereka seperti ini. Tak lama Ravi pun kembali dari sekolah, dia langsung berlari menuju kamar adiknya.
Melihat adiknya meringkuk ketakutan ia langsung bergegas menghampiri dan memeluknya " Na ini kakak, sudah tidak apa apa, ada kakak disini."
" Iya kak." Rainna menangis dalam pelukan kakaknya. Dipelukan Ravi, ia mengintip sedikit melihat raut wajah kakaknya yang campur aduk itu.
Sehingga Rainna pun tau bagaimana perasaannya? Mungkin sama sepertinya kakaknya itu juga merasakan sedih dan marah kepada kedua orang tuanya, yang lebih menuruti ego mereka daripada perasaan anak-anak mereka.
Setelah mereka berhenti ribut, mereka seperti orang asing yang tinggal satu atap, tidak saling berbicara, tidak saling melihat, mereka kembali dengan kesibukan mereka masing-masing.
Pak Surya lebih sering tidur di ruang tv daripada di kamar bersama istrinya. Rainna dan Ravi hanya bisa melihat dan tak berani mendekat. Itulah mereka sesekali bertemu mereka selalu ribut, adakalanya mereka tidak ribut tapi saling acuh tak acuh. Suasana rumah menjadi sangat berubah tidak hangat seperti dulu melainkan sekarang menjadi sedingin es.
Waktu itu dan saat ini kakak beradik itu hanya bisa berusaha saling menguatkan diri meyakinkan diri sendiri bahwa semuanya akan baik-baik saja, akan bisa kembali seperti dulu.
Tetapi senyatanya salah, tidak hanya itu pandangan orang-orang terhadapnya pun berbeda, orang disekitar kebanyakan memandangnya dengan sinis. Rainna pun sering terdiam dan bertanya-tanya dalam dirinya "Kenapa mereka seperti itu ada apa denganku? Layak kah aku diperlakukan seperti ini?" Batinnya.
Berbeda dengan Ravi kakaknya yang berusaha untuk tidak menghiraukan keadaannya, Ravi hanya berusaha menegakkan kepalanya, berjalan lurus meskipun sebenarnya ia hancur. Meskipun terkadang Ravi berkata kepada adiknya bahwasanya " Kita tidak pernah tau ataupun tidak pernah mau terlahir dan dibesarkan dari keluarga yang seperti itu? Dan ternyata semua keharmonisan itu, keramahan itu hanyalah bayangan semata! Mau tidak mau kita harus mau. Dan cukup berusaha semua baik-baik saja." Perkataannya itu yang membuat diri Ravi menjadi cuek dan dingin.
Rainna dan Ravi berusaha menjalani dengan baik-baik saja meskipun hati mereka sebenarnya hancur. Hingga akhirnya hari kelulusan Ravi tiba, kakaknya itu tidak pernah membicarakan rencana dia setelah lulus, hanya sesekali pak Surya bertanya padanya tapi Ravi hanya menjawab " Nanti saja setelah lulus dibicarakan kembali." Hari itu pun tiba kini mereka akan membicarakan rencana Ravi setelah lulus.
" Aku ingin ke kota J, aku ingin berkerja di perusahaan K, kebetulan guruku merekomendasikannya kepadaku, dan bapak ibu tidak usah khawatir aku tinggal di mes perusahaan." Jelasnya kepada mereka semua.
Rainna sontak kaget dan sangat merasa sedih mendengarnya karena Ravi akan meninggalkannya sendirian. Karena selama ini Ravi pun juga tidak membicarakan kepada Rainna rencananya seperti apa?.
" Lalu kamu enggak akan kuliah?" Tanya pak Surya kepada Ravi.
" Biarkan saja dia sudah mersa besar, kenapa masih ngatur-ngatur? Cukup kita awasi saja," celetuk ibu Ambar.
" Tidak seperti itu," sahut pak Surya sedikit kesal.
Ravi memandang orangtuanya yang akan memulai perdebatan, ia pun langsung bergegas berkata " Bapak dan ibu tidak perlu khawatir aku akan kuliah dan berkerja disana, aku hanya minta kalian percaya padaku" jelas Ravi yang tak mau membuat orang tuanya ribut gara-gara keputusannya itu.
" Baik lah," ucap mereka. Setelah pembahasan berakhir kedua orang tuanya pun meninggalkan anaknya diruang tamu dan kembali seperti biasanya, sibuk dengan kesibukan mereka masing-masing, saling acuh tak acuh.
Rainna hanya menunduk saat kakaknya tadi menjelaskan, ia hanya berfikir bahwa kakaknya telah menemukan bagaimana cara dia baik-baik saja.
Melihat adiknya yang menundukkan kepala dengan sedih, Ravi pun memeluknya sambil berkata " Aku tidak bermaksud meninggalkanmu sendirian, aku hanya perlu waktu dan tempat agar kakak bisa merasa baik-baik saja." Rainna hanya diam tak menjawab perkataan Ravi padanya, kakaknya pun melanjutkan perkataannya " Bersabarlah sedikit lagi, kamu harus tetap kuat!" Kata Ravi yang menyemangatinya.
Rainna hanya mengangguk dan merasa sedih karena kakak yang dia sayangi akan pergi. Ravi menepuk-nepuk pundak adiknya seraya berkata "Kamu harus ikut banyak kegiatan ekstra sekolah, agar tak cepat pulang ke rumah sehingga waktumu banyak kamu habiskan disekolah." Sembari menangis dalam pelukan kakaknya Rainna hanya berkata " Baik kak." Sambil mengangguk.
Seminggu kemudian Ravi pun berangkat ke kota J.
Saat Ravi pergi, Rainna juga merasakan ingin keluar dari rumah pada saat itu! Akan tetapi ia bingung entah kemana? Ia pun bingung karena ia masih sekolah dan tak ada arah tujuan yang jelas sehingga Rainna tidak bisa berbuat apa-apa. Pergi Kerumah nenek pun juga sama saja, nenek juga mengeluhkan anak dan mantunya yang selalu ribut karena keegoisan mereka.
-----

Komentar Buku (13)

  • avatar
    RdpSukamto

    bagus banget

    23/06

      0
  • avatar
    DiantoYaasss

    bagus

    08/04/2023

      0
  • avatar
    Afifah Abdullah

    ok faham

    31/03/2023

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru