logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 5 Terkadang merasa kasihan

My bos adalah suamiku,
 Kami menikah namun tidak saling mencintai.
My bos memang banyak dicintai wanita.
 Tetapi Direktur Yuna yang selalu tetap berada di dalam hatinya.
 
 Ini sudah hampir satu tahun sejak aku menjadi karyawan serta istrinya. Memang kami tinggal di rumah yang sama namun berpisah kamar.
 
 Meskipun My bos sering berganti-ganti pasangan, My bos tidak pernah membawa satu orangpun wanitanya masuk ke dalam rumah ini.
 
 My bos sebenarnya sangatlah setia hanya dengan satu pasangan di dalam hatinya, hanya saja, dia merasa tertekan melihat kebahagiaan diretur Yuna bersama suami wanita itu.
 
 Aku lumayan mengenal bagaimana rasanya mengalami cinta bertepuk sebelah tangan, karena aku pernah mengalaminya.
 
 Ada laki-laki teman sekampusku yang kucinta di masa lalu, namanya Royanda.
 Tapi dia telah memiliki kekasih  dan mereka akan segera menikah.
 
 Jadi aku tahu apa yang dirasakan oleh bosku saat ini.
Karena itu, aku sedikit merasa kasihan dengannya dan ikut serta membantu merusak kebahagiaan rumah tangga direktur Yuna.
 
 Tetapi sayang, kami berdua selalu gagal. Kuakui, direktur Yuna sangat cerdik, dia bahkan mampu mengalahkan kami sendirian apalagi jika Pak Halun ikut campur tangan, maka sedikitpun kami berdua tidak akan mungkin mengalahkan mereka.
 
 Kami menikah juga karena dijebak oleh mereka berdua. Dan sekarang kami juga berada disini karena mereka berdua.
 
 “Kapan Suna akan hamil?” Hm.. sudah kuduga, direktur Yuna memang berniat menyatukan aku dan bosku selamanya.
 
 “Iya, Suna, nenek berharap sekali bisa menimang cucu dari darah Dian.”
 
 “Besok.”
 Bosku kalau menjawab memang seenaknya, mengapa dia tidak pernah memikirkan penderitaan yang telah terjadi padaku selama ini?, astaga.
 
 Selama hidupku, aku belum pernah sekalipun melihat Orang kaya yang tidak mempermasalahkan keluarganya menikah dengan orang miskin sepertiku.
 
 Namun disini, aku merasa berbeda. Mereka semua menganggapku sama. Mereka menghargaiku padahal mengetahui bahwa aku ini adalah orang miskin.
 
 Mungkinkah ini yang disebut keberuntungan?
 Padahal aku hanya berharap hidup biasa. Terus berusaha dan menjadi kaya dengan usahaku sendiri.
 
 Tetapi memang takdir kadang menentukan berbeda. Tunggu...
 
 Ini masih awal, belum tentu akan berjalan mulus seperti ini sampai akhir.
 
 Kalau melihat drama di pertelevisian, Biasanya banyak penderitaan yang terjadi ketika orang miskin menikah dengan orang kaya.
 
 Yang pasti, aku hanya harus berjaga-jaga.
 “Ayo Suna!” setelah selesai makan, mereka semua mulai mengobrol, lalu kini direktur Yuna mengajakku ikut pergi bersamanya.
 
 Aku mengikutinya, meninggalkan bosku yang masih mengobrol dengan Pak Halun di rumah mewah tempat tinggal Pak Halun dan Direktur Yuna.
 
 Sungguh,
  Bosku itu benar-benar munafik. Di depan pak Halun, ia terlihat memuji tetapi di belakang laki-laki itu, bosku malah memaki.
 
 Kami memasuki kamar direktur Yuna.
 Astaga.
 1, 2 , 3...
 
 Tidak.
 Mungkin ada puluhan boneka serta patung para karakter anime Naruto di dalamnya.
 
 “Aku adalah penyuka anime, ayo kita nonton anime naruto bersama!”
 
 Astaga, dibalik kehebatan Direktur Yuna, ternyata ada sisi lain yang membuatku terkejut.
 Memang benar, didunia ini tidak ada manusia yang sempurna.
 
 “Mengapa sudah episode seratusan, bu?”
 
 “Jadi episode ke berapa yang belum pernah kamu tonton?"
 
 “Belum pernah nonton semua sih, bu.”
 
 “Kamu tidak pernah nonton naruto ya?"
 
 “Iya bu.”
 
 “Jadi pernahnya nonton apa! Tenang saja, drama Korea, Cina, Indonesia. Semua sudah pernah kutonton waktu aku kuliah.”
 
 “Tidak ada satupun bu, selama ini aku hanya  terus bekerja untuk biaya kuliahku dan tidak memiliki waktu untuk nonton seperti itu."
 
 “Jadi, kamu tidak pernah nonton drama apapun, seperti itu?”
 
 “Pernah waktu SMA, itupun sudah lupa dengan judul yang kutonton."
 
 “Mungkinkah kamu memiliki masalah?”
 
 “Punya, Yaa.. masalahku hanya tidak banyak uang saja, bu."
 
 “Masalah lain, seperti masalah keluarga  atau tetangga gitu?”
 
 “Tidak punya, cari uang saja susah, mana mungkin aku mencari masalah lainnya."
 
 “Hmmm, gitu ya.”
 
 “Iya.”
 
 Pintu kamar terbuka, pak Halun sudah terlihat berada di depan pintu bersama bosku.
 
 Mereka kelihatan akrab, hm padahal.
 Itu hanya di depan nenek mereka saja.
 
 Ahh, iya, sedikit yang aku tahu. Nenek mereka memiliki empat orang cucu.
  Seorang dari mereka adalah pengusaha perhotelan dan sedang berada di negara singapura.
 
 Seorang lainnya, masih berkeliling dunia, dia sedang berjalan-jalan dan dia adalah pengusaha salah satu merek sepatu terkenal di Indonesia, kemudian dua orang lagi yaitu bosku dan pak Halun.
 
 Dan mereka semua berbeda orang tua.
 
 Nenek mereka hanya memiliki empat orang anak, dan semua anaknya hanya memiliki satu orang anak saja dan anak-anak mereka berjenis kelamin laki-laki semua. Kebetulan bukan?
 
 Hm, semua dalam hidupku memang terasa menjadi serba kebetulan ketika aku bertemu dengan direktur Yuna.
 
  mungkinkah saat ini aku sedang bermimpi?
 
 “Ayo Suna, kita pulang!”
 My bos sudah memberikan perintah, dan aku harus segera melaksanakannya.
 
 "Kalian tidur di sini saja?”
 Direktur Yuna sepertinya tidak ingin aku pergi darinya.
 
 “Tidak bisa, kalau tidur di sini, kapan Suna akan hamil, ayo pulang!" Astaga, sebenarnya dia ini bicara apa?
 
 “Oh oke bos," sudahlah turuti saja, hanya itulah tugasku.
 
 “Tolonglah Dian, sangat jarang, bukan?, Yuna bisa nyaman dekat dengan orang.” pinta bos Halun, wajahnya terlihat sangat sedih.
 
 “Aku tidak mau.”
  Bosku memang tegaan, sekeras apapun orang memohon padanya, kalau dia bilang tidak, Maka tidak akan pernah dia lakukan. Kecuali kalau itu adalah..
 
 “Tidur disini saja dian!" Permintaan dari neneknya maka dari itu bosku tidak mampu menolaknya.
 
 My bos sangat menyayangi neneknya, karena merasa bahwa hanya neneknya sajalah yang menyayanginya ketika ia masih kecil.
 
 My bos,
 aku lumayan mengenal banyak hal tentangnya karena dia sering berbagi cerita kepadaku.
 
 My bos percaya padaku, maka dari itu aku akan tetap menjaga kepercayaannya.
 
 “Tapi nenek..”
 
 “Kamar kalian sudah disiapkan, kamu bilang besok Suna sudah bisa hamil, bukan?, maka kalian perlu tidur satu kasur bersama."
 Huh, Ck, 
Bosku memang suka mencari masalah. Aku bahkan tidak tahu bagaimana cara menghentikannya.
 
 Ini sudah sangat berbahaya, aku mulai mengalihkan pandangan,
 Benar saja, direktur Yuna terlihat tersenyum bahagia.
 
 Sepertinya, memang benar. Direktur Yuna tidak ingin aku dan bosku berpisah.
 Ntah apa penyebabnya?
 Tapi perasaanku mengatakan bahwa direktur Yuna sangat ingin aku selalu bersamanya.
 
 Bos Halun terlihat lega melihatnya, di pandangan matanya jelas sekali bahwa dia sangat mencintai direktur Yuna.
 
 Bosku malah terlihat sangat sedih. Dia mungkin menyesal karena kata-katanya.
 
 
 
**** Yes My Boss, Kupatuhi perintahmu*****
 
 Malam ini, bosku dan aku terpaksa mendekam semalaman di dalam satu kamar. Astaga dingin sekali dan selimut hanya satu.
 
  Bosku selalu saja memelukku sedari tadi dan tidak ingin melepaskanku, bahkan setelah kusingkirkan tubuhku menjauh, dia tetap saja mendekat.
 
 “Yuna.”
 Dia mengigau dan memanggil nama direktur Yuna. Dia bahkan sampai menangis mengeluarkan air mata.
 
 Terlihat sekali penyesalan di dalam dirinya. Aku kasihan bahkan sangat kasihan.
 Namun setelah mendengar cerita masa lalu mereka, aku lebih kasihan dengan Bos Halun yang bahkan lebih berusaha keras untuk mendapatkan hati direktur Yuna.
 
 Haaa, aku tidak ingin menjadi direktur Yuna. Biarlah seperti ini saja meskipun tidak mendapatkan cinta sejati sepertinya.
 
 Dimasa lalu, direktur Yuna sangat menderita karena perbuatan Bosku. Dia bahkan tidak membenci Bosku, Malahan berbaik hati mencarikan cara agar Bosku melupakannya.
 
 Direktur Yuna pantas mendapatkan cinta sejati karena perjuangannya, tapi aku tidak mau menderita seperti dia.
 
 Memang, seperti itulah hidup ini, jika ingin bahagia, seseorang harus menderita terlebih dahulu.
 
 “Yuna, maafkan aku."
 Bosku menginggau lagi.
 Baiklah, aku yang baik hati ini, akan mengelus kepalanya agar dia sedikit tenang.
 
 Bos, aku berharap suatu hari kamu bisa berubah menjadi orang yang lebih baik lagi dan melupakan direktur Yuna.

Komentar Buku (39)

  • avatar
    KamsaniHirianzie

    uuu

    24/07

      0
  • avatar
    NurulFika

    Bagusss

    22/07

      0
  • avatar
    ZeniMuhamad

    bagus banget critanya...

    17/07

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru