logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 5 Jemput

Hayu mengambil tas dan memasukkan ponselnya. Jarum jam menujukkan pukul lima sore, itu berarti sudah waktunya mereka pulang. Beberapa rekan kerjanya bahkan sejak tadi sudah meninggalkan ruangan.
Hayu membalas sapaan mereka dengan anggukan. Dia segera mengunci ruangan dan berjalan menuju lift, ikut menunggu bersama yang lain.
"Pulang ya, Bu?" tanya seorang lelaki menyapa Hayu. Namanya Bayu, supervisor divisi IT. Laki-laki berperawakan jangkung itu semakin mendekat saat mendapatkan renspons yang baik.
"Eh, Bapak. Iya, nih!" jawab Hayu bercanda.
Hayu dan Bayu. Dua orang yang sering dijodohkan di kantor oleh para karyawan karena sama-sama lajang dan mempunyai jabatan yang bagus. Keduanya juga berpenampilan menarik, sama cantik dan gantengnya dengan usia yang tidak terpaut jauh. Pasangan yang cocok jika bersanding di pelaminan.
"Pulang bareng?" tanya Bayu. Laki-laki itu berharap jika Hayu mengiyakan tawarannya, sehingga mereka bisa menjadi lebih dekat.
Hayu menimbang-nimbang tawaran itu. Hari ini dia tidak membawa mobil karena masuk bengkel. Tadi dia pergi ke kantor menggunakan taksi online. Jadi, tidak ada salahnya jika menerima ajakan Bayu untuk pulang bersama.
"Boleh."
"Yes!" ucap Bayu bersorak sembari menekuk lengan kanannya.
Beberapa orang yang melihat kejadian itu mengulum senyum. Tingkah Bayu memang menggelikan. Rata-rata penghuni divisi IT di kantor ini memang begitu, mempunyai sifat yang agak nyentrik.
Hayu sendiri mempunyai posisi sebagai sekretaris bos besar, karena itulah dia mempunyai ruangan sendiri.
Hayu tersenyum sembari membuang pandangan. Dia sudah tahu sejak dulu kalau Bayu mengincarnya. Hanya saja sebagai seorang wanita, dia memilih diam dan menunggu.
Sebenarnya Hayu juga menyukai Bayu tetapi mencoba menahan diri. Rasanya tak pantas jika dia memulai duluan. Setahun ini hubungan mereka masih sebatas bercanda atau sesekali makan siang bersama.
"Kamu cantik banget hari ini," puji Bayu saat melirik ke arah Hayu karena wanita itu tetap rapi dan wangi setelah seharian bekerja.
"Gombal."
"Eh, gak percaya dibilangin. Beneran!" Bayu mengacungkan dua jarinya, kemudian menaikkan alis.
"Apaan, sih. Gak jelas."
Hayu memukul lengan Bayu pelan. Mereka tertawa sambil berjalan menuju parkiran. Sesekali membalas sapaan karyawan lain yang kebetulan lewat atau berjalan searah.
"Silahkan masuk tuan putri," ucap Bayu saat membukakan pintu mobil.
"Terima kasih, Pangeran," jawab Hayu iseng yang disertai dengan gelak tawa mereka.
Hayu hendak masuk ke mobil ketika sebuah suara mengagetkannya.
"Mbak!"
Hayu menoleh dan terkejut saat melihat siapa yang memanggil.
"Ngapain kamu ke sini?" tanya Hayu dengan nada tak suka. Matanya mendelik menatap sosok itu. Dalam hatinya merutuk kedatangan Aksa di waktu yang tidak tepat.
"Jemput kamu," jawab Aksa singkat sembari memasukkan kedua tangannya di saku celana.
Aksa terlihat santai dengan memakai kaus juga sepatu kets dan membawa ransel.
"Hayu pulang dengan saya." Kali ini Bayu yang menjawab. Sejak tadi dia hanya diam memperhatikan.
Aksa mendelik tak terima.
"Sorry, Om. Mbak Hayu pulang sama aku," kata Aksa saat menarik tangan Hayu.
Mata Bayu menyipit. Apakah dia setua itu sehingga dipanggil om? Dia bertanya dalam hati, siapa sebenarnya  laki-laki ini? Tiba-tiba saja datang dan hendak membawa pujaan hatinya. Seingatnya, Hayu tidak mempunyai adik lelaki. Hanya kakak, itu juga tinggal di luar kota.
Matanya menatap Aksa dari atas hingga ke bawah. Melihat dari penampilannya, Bayu menaksir usia anak itu masih muda sekali, mungkin dua puluh tahunan. Gayanya terlihat canggung, hanya saja terlihat lebih berani.
"Kamu ngapain ke sini? Sana pulang. Aku udah janji sama Bayu." Hayu mencoba menarik tangannya, tetapi genggaman Aksa semakin kuat.
"Dek. Kalau orangnya gak mau, jangan dipaksa," ucap Bayu kesal. Dia maju ke depan dan menarik tangan Hayu agar segera terlepas. 
"Sorry, Om. Aku berhak."
Bayu terdiam. Apa maksud anak itu mengatakan berhak?
"Kamu pulang aja sana. Aku juga gak minta jemput, kok" tolak Hayu. Sejak tadi dia saling berpandangan dengan Bayu dan berpikir bagaimana cara mengusir Aksa.
"Tante Sarah yang nyuruh aku ke sini jemput kamu, Mbak," jawab Aksa tenang.
"Bentar."
Hayu menarik langan Bayu dan mengucapkan sesuatu. Lalu, dia membuka tas dan mengambil ponsel dan men-dial sebuah nomor. Wajahnya  berubah kecewa saat mendengar apa yang dikatakan oleh mamanya.
Benar, ternyaga mamanya yang meminta Aksa untuk menjemputnya hari ini. Wanita itu menarik napas panjang dan mengusap wajah karena tidak mungkin membantah.
"Kenapa?" tanya Bayu.
"Sorry, aku pulang bareng dia," ucap Hayu lemas sembari menunjuk ke arah Aksa. 
Tadinya mereka berencana akan jalan sebentar karena besok libur. Semua jadi batal karena kedatangan bocah itu.
"It's ok. Gak apa-apa. Lain kali," kata Bayu tenang. Padahal dalam hati, laki-laki itu tidak terima.
"Ayo, kita jalan," ajak Aksa saat meraih lengan Hayu dan menggenggam jemarinya erat.
Hati Bayu panas melihat itu. Dia tak tega melihat Hayu yang setengah hati, tetapi harus pasrah menuruti anak itu.  Dengan sedikit emosi, dia menegur Aksa.
"Kamu jangan kasar sama cewek, dong!"
"Kan aku udah bilang, aku berhak."
"Memang kamu siapanya dia?" tanya Bayu.
"Aku calon suaminya Hayu," jawab Aksa dengan senyum kemenangan.
***
Sepanjang perjalanan, suasana hening. Hayu memilih diam dan mengutak-atik ponsel. Dia berpura-pura sibuk membalas pesan atau membuka akun media sosial agar jangan sampai berbicara dengan Aksa.
Aksa sendiri beberapa kali mencuri pandang. Melihat wajah pujaan hatinya cemberut, laki-laki itu mengulum senyum. Dia merasa puas setelah mengerjai Hayu.
Anggap saja satu sama, setelah malam itu Hayu tidak mau keluar saat mereka berpamitan pulang. Sampai dia dicurigai oleh mama-papanya telah berbuat sesuatu sewaktu hingga membuat wanita itu marah.
Aksa hanya mengajak Hayu menikah, lalu kenapa harus marah?Ada banyak wanita diluar sana yang berharap dilamar oleh kekasihnya, tetapi tak kunjung datang hingga merasa sedih dan kecewa.
Harusnya Hayu merasa bahagia karena dia menyampaikan niat baik. Bukan bersikap kekanakan seperti itu.
Aksa kembali melirik ke samping di mana sang gadis pujaan berada, lalu berkata, "Anak gadis gak usah cemberut. Nanti jodohnya jauh."
Hayu membuang pandangan dan tidak mau menanggapi sama sekali. Anggap saja ocehan Aksa tadi sebagai angin lalu. Mau jodohnya jauh atau dekat, itu semua sudah diatur oleh Tuhan.
"Tapi kalau pun jauh, aku siap mendekatkan diri," ucap Aksa saat melirik lagi.
Ada sebaris senyum yang melengkung dari dari bibir merah nan menggoda milik Hayu. Bibir yang membuat Aksa menjadi gemas karena dari situlah keluar berbagai macam perkataan yangmenyakitkan hati.
"Bocah."
"Adek kecil."
"Sana pulang."
"Maaf ya, Dek Aksa."
"Mbak sama sekali tidak tertarik dengan tawaran adek."
Dan masih banyak yang lain.
Aksa masih ingat semua ucapan yang mencemoohnya. Namun, dia tidak peduli. Orang tua mereka bahkan sudah setuju atas perjodohan itu. Salah satu buktinya adalah ketika Sarah mengiyakan sewaktu tadi Hayu menanyakan apakah memang dia diminta menjemput atau tidak. 
Sebenarnya, Sarah tidak menyuruh Aksa menjemput putrinya. Laki-laki itu mampir berkunjung setelah kuliah. Ternyata Hayu belum pulang. Mendengar penjelasan itu, dia langsung berinisiatif menjemput sang pujaan hati.
"Mbak, mampir bentar, ya," kata Aksa saat memarkir mobil ke sebuah mini market yang berada di salah satu jalan yang mereka lewati.
"Mau beli apaan?" tanya Hayu malas.
"Pengaman," jawabnya asal.
Hayu menoleh dan menatap laki-laki itu tajam, memastikan apa dia tidak salah dengar. Pengaman? What the ....

Komentar Buku (165)

  • avatar
    RayyanKharis

    ceritanya menarik 👍

    21/08/2022

      0
  • avatar
    DITAPUSPAADYTIA

    eleh authour akhirnya tamat terharu sama perjuangan aksa dia lelaki idaman untung akhir nya bersama dan gak ada pelakor kirain sed ending gara2 muncul si tama itu ternyata gak.lega bahagia. permasalah dapat di selesaikan bersama best 😭 cuman gak da adegan dewasa yg lebih wah doang nih kaya cerita lain 😍

    15/08/2022

      4
  • avatar
    uj4N6nY4_ikon

    sumpah bacaannya ringan dan gak bikin bosen,konfliknya juga gak berat-berat amat,bikin baper pembaca,gregetan pokoknya.Untung gak ada pelakor yang bisa memisahkan Hayu&Aksa.Mungkin karena mereka bisa memegang teguh komitmen mereka dan memupuk rasa cinta diantara mereka. POKOKNYA WAJIB BACA!!

    14/02/2022

      1
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru