logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 4 Pertemuan tak terduga

“Tante, perasaan aku tadi ketiduran di sofa tapi pas bangun saya ada di kamar tamu?“ tanyanya dengan kebingungan saat ia berbangun di kamar tamu, ia tak tahu siapa yang memindahkan dirinya, tak mungkin Fita mampu mengangkat dirinya ke kamar.
“Tadi Tante lihat kamu sepertinya kelelahan makannya tante tidak bangun kan kamu terus tante minta anak tante Dimas gendong kamu ke kamar tamu,” jawabnya menjelaskan kepada gadis itu.
Ketika Fita menyebut nama Dimas jatungnya berdebar dengan cepat nama yang tak asing baginya tetapi ia fikir Dimas yang di sebut Fita bukanlah yang ia kenal melainkan hanya namanya saja yang sama.
"Dimas?” gumamnya dalam hati, ia bertanya-tanya mungkin kah Dimas yang ia kenal atau bukan.
“Duduk sini Hen, kamu kan tadi ketiduran enggak jadi minum teh kan,”ucapnya meminta Henny untuk meminum tehnya.
“Iya Tante, makasih,” ucap Henny ia pun duduk di sofa bergabung dengan tante Fita , mereka memang sudah lama tak bertemu beberapa bulan membuat Fita banyak bercerita seperti biasanya.
Ketika sedang asik berbincang ,Ia melirik jam dinding seketika, ia pun kaget saat mengetahui bahwa jarum jam sudah menunjukan pukul 21:00 ia pun langsung berdiri ingin segera pulang karena takut akan di marahi oleh tantenya.
“T-tante seperti saya tadi sudah lama ketiduran sampai tidak tahu sudah jam segini, saya harus pulang takut nanti tante Nita khawatir karena saya belum pulang juga." Ucapnya dengan terbata-bata.
“Ini sudah malam Hen, kamu tidak boleh pulang sendirian takut terjadi apa-apa, nanti Tante panggilkan anak Tante dulu buat antar kamu,” ucapnya menawarkan untuk pulang di antar oleh anaknya.
Fita pun menghampiri kamar anaknya itu dan meminta Dimas untuk mengantarkan Henny pulang kerumah karena ia takut jika gadis itu pulang malam-malam sendiri takut terjadi hal yang tidak di inginkan dengan gadis itu.
“Dimas, tolong kamu antarkan Henny pulang kerumahnya ya, Mama takut kalo dia pulang malam takut ada apa-apa di jalan nanti,” pintanya kepada anak tunggalnya itu.
Ia pun langsung mengiyakan permintaan mamah nya untuk mengantarkan Henny pulang,bukan hanya mamahnya yang tak tega jika Henny pulang sendirian tetapi dirinya juga khawatir jika membiarkan wanita harus pulang sendirian di malam, Dimas pun langsung mengeluarkan mobilnya dari garansi, ia menunggu gadis itu di dalam mobilnya.
“Maaf ya Tante, saya ngerepotin tante dan juga Dimas, aku jadi nggak enak banget,” ucapnya sebenarnya ia tak enak hati karena telah merepotkan anak dan ibu tersebut, Fita sudah terlalu baik pada dirinya sejak ibunya tiada, Fita lah yang selama ini ia anggap sebagia ibunya sendiri.
Fita yang memang sudah mengenal Henny dari kecil itu sangat faham sifat gadis itu yang sederhana,mandiri hingga tak mau merepotkan oranglain di sekitarnya, tetapi sifat itu lah yang ia sukai dari gadis itu.
“Tidak apa Hen, kamu kan anak gadis nggak baik pulang malam-malam sendirian, ” ucapnya sambil memeluk Henny yang akan pulang itu, ia memang menyayangi Henny seperti anaknya sendiri.
“Aku pulang dulu, Tan,” ucapnya sambil mencium punggung tangan Fita.
Henny pun melangkah meninggalkan rumah tamu setelah berpamitan dengan Fita ia berbegas menuju mobil yang berada di teras yang di dalamnya sudah ada Dimas yang menunggunya dari tadi, ia pun masuk kedalam mobil tersebut.
Betapa kagetnya saat mengetahui bahwa yang anak dari tante Fita itu adalah Dimas kakak kelasnya waktu ia bersekolah di SMA PERTIWI, mereka memang sudah lama tak bertemu membuat dirinya agak canggung dengan pertemuanya kali ini.
“Kak Dimas!” ucapnya saat melihat yang berada di tempat duduk pengemudi yaitu Dimas.
“Henny koq kamu kaget begitu, kamu kaget liat aku makin ganteng sekarang?” tanyanya dengan percaya diri pada wanita yang sedang duduk di sampingnya itu, ia memang tak segan-segan untuk berbicara seperti itu pada Henny pasalnya ia sudah mengetahui sifat konyol Dimas dari dulu.
“Iiih kak Dimas mulai deh,kakak tuh bukan makin ganteng tapi malah keliatan makin jelek sekarang,” ejeknya dengan asal jawab saja tetapi dalam batinya berkata lain Dimas memang semakin terlihat tampan dari pada dulu.
“Bilang aja yang jujur Hen, kakak makin gantengkan sorot mata kamu itu enggak bisa bohongin kakak,” mengoda gadis itu lagi agar Henny mau mengatakan bahwa dirinya ganteng, ia memang suka menggoda Henny dari dulu.
Henny yang pipinya mulai memerah karena malu ia pun mengeluarkan jurus andalannya yaitu mencubit perut Dimas, kebiasaan itu yang dari dulu selalu ia lakukan jika Dimas membuat dirinya kesal.
“Aww aww sakit Hen, tuh kan kamu pake jurus maut andalan kamu lagi” pekiknya kesakitan karena cubitan dari gadis itu cukup terasa sakit di perutnya.
“Kak Dimas sih dari dulu sampe sekarang PDnya enggak ilang-ilang malah makin jadi,” Ucapnya menghentikan aksinya mencubit pria yang sudah 7 tahun tak ia lakukan sejak tak bertemu dengannya.
Dimas pun hanya terkekeh dengan kelakuan Henny Sambil melanjutkan perbincangan dengan Henny, Dimas pun langsung melajukan mobilnya itu ke jalan raya dan meninggalkan teras rumahnya menuju tempat tinggal wanita itu.
***
Di dalam mobil Henny yang sedang asik memperhatikan Dimas yang fokus mengemudikan mobil berwarna hitam itu, ia memandangi Dimas tanpa berkedip sama sekali membuat pria yang di sebelahnya itu merasa terganggu dengan tatapan wanita itu.
“Ada yang salah sama muka kakak sampe kamu liatinya kaya begitu?” tanya membuat Henny menghentikan aksinya memandangi wajahnya.
“Kakak sadar enggak kak? Kalo dari tadi muka kakak itu noda hitamnya,” jawabnya agar dirinya tak tak di curigai lagi.

Komentar Buku (955)

  • avatar
    KhanifudinMuhammad

    novelnya keren banget👍👍

    05/04/2022

      0
  • avatar

    cerita ni best sangat sangat

    05/04/2022

      0
  • avatar
    AdawiyahArya

    I like thisss❤️❤️❤️

    29/03/2022

      5
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru