logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 7

Kulepas Kau Dengan Ikhlas 7
Part 7
Setelah pulang dari rumah sakit, Mas Arya menanyakan kondisi kehamilan dan maksudnya apa dengan meminta tes DNA saat anak ini lahir nantinya.
Dert... Dert... Dert...
Tertera Mas Arya calling di layar, aku ambil telepon dan mengeser warna hijau di handphone.
"Hallo, Aira, bisa kamu jelaskan, kenapa tidak memberi tahuku tentang kehamilanmu, dan maksud kamu apa meminta aku buat tes DNA bayi dalam kandunganmu itu?
"Assalamualaikum, Mas, salam dulu lah," jawabku setelah Mas Arya menyelesaikan ucapannya.
"Iya, Waalaikumsalam, Ra, sekarang jelaskan padaku," ujarnya penuh penekanan.
"Begini Mas, sudah aku katakan tadi waktu di rumah sakit, dulu saat akan memberi tahu kehamilan ini, kamu seolah tak peduli lagi denganku, di telepon tidak pernah ada jawaban yang lembut seperti biasanya, untuk masalah tes DNA, aku tak mau anakku lahir tak jelas siapa ayahnya, karena banyak orang yang mengganggap pekerjaan yang kulakukan itu pekerjaan yang tidak baik, jadi saat lahir tetap punya akta kelahiran, dan aku juga tak mau ibumu menganggap anakku, anak yang tak jelas nasabnya, kau tahu sendiri kan Mas ibumu tidak menyukai apa saja yang ada pada diriku ini," ujarku menjelaskan mengapa meminta Mas Arya melakukan tes DNA.
"Lalu, jelaskan apa maksudnya dokter kandungan tadi?" tanya Mas Arya.
"Begini Mas, kondisi kehamilanku ini sangat rawan keguguran, berat badanku yang sangat kurang, membuat dokter memberikan vitamin dan juga nutrisi, susu ibu hamil pun harus dengan resep dokter, dan beberapa kali harus di rawat inap di rumah sakit, agar janinnya tetap sehat, karena itulah aku sekarang tak pernah lagi menerima tawaran menyanyi, banyak yang aku batalkan, tapi alhamdulillah aku masih bisa menghidupi diriku sendiri, Allah memberikan kemudahan dalam hal rejeki," jawabku menjelaskan kondisi kehamilan yang aku alami.
"Baiklah, aku mengerti, nanti hubungi Mas, jika akan periksa kandungan, akan mas temani ya," jawab Mas Arya lembut, mungkin merasa bersalah dengan tindakannya dulu.
"Iya, Mas, tapi aku tidak mau merepotkanmu Mas, aku tak mau nanti istrimu cemburu denganku, aku juga tak mau dikatakan sebagai wanita tak tahu diri, karena sudah pisah masih saja merepotkanmu sebagai mantan suamiku," ujarku menjawab permintaannya.
"Ya, sudahlah, terserah kamu saja, aku tutup teleponnya ya, assalamualaikum, ucap Mas Arya menutup sambungan telepon.
"Iya, Mas, waalaikumsalam," ucapku menjawab salam dari Mas Arya dan menutup sambungan telepon.
💔💔💔💔
Hari ini rasanya, ingin sekali makan mie hot dengan level 7, tapi inginnya yang ada di dekat rumah Mas Arya dulu, semoga tidak bertemu dengan mereka, mantan suamiku dan istrinya, juga mantan ibu mertua, serta adiknya Mas Arya.
"Ma, aku pengen makan mie, yang ada di dekat rumah Mas Arya dulu, mama antarkan ke sana ya, Ma," ucapku meminta Mama menemaniku untuk beli mie hot.
"Ha, kenapa pengennya makan mie di sana sih, sayang? Ya sudah tunggu Mama, ganti baju dulu ya," ucap Mama setuju dengan permintaanku, dan segera pergi kekamarnya.
Dua puluh menit kemudian, Mama sudah siap, kami pun berangkat, sampai di sana, kedai mie hot nya penuh, karena terkenal sangat enak, jadi banyak yang datang ke sini, apalagi ini jam makan siang, dari kejauhan terlihat mantan ibu mertua, sedang sibuk mengambil mangkok yang sudah kosong, apa yang beliau lakukan disini, apa bekerja di sini, sungguh kasihan melihatnya.
"Ayo, Ra, kamu mau pesan yang mana?" tanya Mama menggagetkan aku yang sedang melihat Mantan ibu mertua.
"Aku pesan yang ini, saja Ma," ucapku menjawab Mama sambil menunjuk menu mie yang ada di kedai itu.
"Ah, baiklah, kamu menu mie hot level 3 aja, kan kamu lagi hamil, aku tidak mau, calon cucu Mama, kenapa-napa! Minumnya yang biasanya kan?" ucap dan tanya Mama padaku.
"Iya, Ma, Aira manut saja, sudah ditemani sampai kesini saja, Aira senang banget,Ma," ucapku menjawab pertanyaan Mama.
"Eh, Aira sayang, itu seperti mantan mertuamu, sedang apa dia disini?" tanya Mama.
"Aira juga tidak tahu, Mamaku sayang, mungkin sedang bekerja, karena uang yang diberikan Mas Arya, kurang, sudahlah, Ma, kita kesini mau makan mie hot ini, lebih baik jangan bahas beliau, ya Ma," ucapku meminta Mama tidak membahas keberadaan mantan Ibu mertua.
Setelah selesai makan mie hot, membayarnya, aku dan Mama, segera keluar dari kedai mie hot tersebut.
💔💔💔💔
Usia kandungan sudah memasuki bulan kesembilan, persiapan kelahiran sudah jauh-jauh hari kulakukan. Dokter Andang telah kembali dari cutinya, jadi aku kembali di tangani dokter Andang. Kak Adi, tetap jadi dokter di rumah sakit itu, hanya jabatannya sekarang sebagai wakil direktur mendampingi kakaknya.
Hubungan kami sekarang hanya sebatas dokter dan pasien, Kak Adi, dulu kakak kelas waktu sekolah SMA, juga kakak tingkat di universitas yang sama. Aku yang mengambil jurusan pendidikan, pernah mengajar di sekolah menengah swasta di kotaku ini, tapi hanya sebentar, karena kesibukan menyanyi, dan persaingan antar guru, dan juga ada yang tidak menyukaiku, daripada menimbulkan masalah yang lebih serius, kuputuskan resign, dan lebih memilih fokus menyanyi.
Akhirnya, bayi laki-laki yang selama ini berada di dalam kandunganku telah lahir, dengan proses sesar. Bayi yang aku beri nama Bima Arya Wiguna, Mas Arya yang meminta di berikan nama itu, sebagai syarat dia mau melakukan test DNA.
Flasback sebelum melahirkan
Tut... Tut... Tut...
Panggilan telepon yang kulakukan, menghubungi Mas Arya untuk memintanya datang ke rumah sakit, karena hari ini jadwal melahirkan yang sudah ditetapkan oleh dokter.
Setelah beberapa kali panggilan, akhirnya di angkat oleh Mas Arya.
"Assalamualaikum, Mas, bisa datang kerumah sakit, hari ini?" tanyaku pada Mas Arya saat sambungan telepon telah tersambung.
"Waalaikumsalam, iya Ra, mas datang kerumah sakit, sekarang," ucap Mas Arya menjawab permintaanku.
"Ya sudah, aku tunggu di rumah sakit, ya Mas," ujarku lagi.
"Iya, Ra, tapi sebelum mas melakukan tes DNA itu, ada syarat yang harus kamu penuhi, yaitu berikan nama anak itu Bima Arya Wiguna, sudah jelas kemaren waktu USG jenis kelaminnya laki-laki," ucap Mas Arya memberikan syarat agar mau melakukan tea DNA.
"Iya, baiklah Mas, kita beri nama sesuai keinginanmu saja, segera ke rumah sakit dan lakukan tugasmu sebagai Ayah bayi ini," ucapku menyetujui permintaannya.
Flasback off
Bayiku sangat tampan, wajahnya yang mirip Mas Arya, seolah tak ingin dikatakan kalau dia bukan anaknya Mas Arya. Sesuai syarat yang disepakati akhirnya Mas Arya, melakukan tea DNA untuk bayi Bima, walaupun harus mengeluarkan biaya yang lumayan, tapi itu sebanding dengan hasil tes yang kuperoleh.
"Bagaimana Mas, sudah selesai tes DNA nya? Terima kasih ya, Mas," ujarku saat Mas Arya datang ke ruang rawat inapku.
"Sudah, sebenarnya tanpa melakukan tes DNA, aku yakin dia anakku," ucap Mas Arya sambil menunjuk bayi Bima yang sedang tertidur di sampingku.
"Hanya supaya lebih jelas saja, Mas, biar tak ada keraguan darimu, dan juga keluargamu, oh iya saranku lakukan juga pada anakmu yang ada di kandungan istrimu, biar jelas, benar anakmu atau bukan," ujarku menjelaskan pada Mas Arya.
TBC

Komentar Buku (224)

  • avatar
    DamayantiHetty

    bagus, bisa buat penasaran, jd punya wawasan Baru... Di tunggu banget ya... Cerita selanjutnya... 😊 mksh byk

    26/01/2022

      0
  • avatar
    ZilaAmey

    i can read and i like this story

    4m

      0
  • avatar
    RahayuningtyasSelfi Aprilia

    good

    1d

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru