logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 7 : Perpustakaan Arkhturian

"Mau ikut denganku?"
"Kemana?"
"Perpustakaan Umum."
"Eh, disini ada perpustakaan untuk umum juga?"
Keldirk menepuk jidatnya sendiri. Mungkin pikirnya pertanyaan ini terlalu bodoh baginya. Dia menghela napas panjang dulu baru mau menjawab pertanyaan ku.
"Tentu saja ada!"
"Oke, aku ikut! Aku pinjam buku catatanmu yang masih kosong, ya."
"Silahkan."
Tak lupa ku memakai mantel dan membawa buku catatan milik Keldrik yang masih kosong. Bukan buku yang mengandung sihir. Tapi hanya sekedar buku biasa dan tak lupa membawa pena bulu.
"Buku di perpustakaan itu tidak semuanya boleh dipinjam. Tapi ada yang boleh dicatat."
"Memangnya buku apa yang mau kamu baca?"
"Buku-buku tentang mantra. Ada kerajaan lain yang meminta jasaku untuk dibuatkan mantra khusus."
"Jadi, buat mantra itu tidak sembarangan ya?"
"Tentu saja tidak! Aku butuh mantra dasarnya, ditambah elemen pendukungnya, baru bisa aku gabungkan menjadi satu mantra baru."
Langkah Keldirk pun makin cepat. Aku tak mau ketinggalan dia. Aku berusaha mengikuti langkah kakinya. Sampai di pintu utama perpus, mata ini dimanjakan oleh ukiran besar yang menjadi kusen pintunya.
"Selamat datang di perpustakaan Arkhturian. Silahkan gantungkan mantelnya di sebelah sini ya."
Petugas perpustakaan yang ramah itu menunjukkan dimana tempat menggantungkan mantel. Hm...aroma buku yang khas sudah tercium sejak aku melangkahkan kaki masuk kesini.
"Rak buku khusus mantra ada dimana ya?"
"Ada dibalik rak pertama."
"Baik, terima kasih."
Keldirk sepertinya tak sadar kalau dia mengajakku. Dia langsung saja berjalan menuju ke rak buku yang ditunjukkan oleh petugas tadi.
"Ramai juga ya perpustakaan disini."
"Sst...jangan keras-keras kalau berbicara!"
Keldirk memperingatkan aku tak lebih seperti petugas perpustakaan yang galak. Suaranya tadi pun antara ditahan tapi berusaha menegaskan bahwa hal tersebut tak boleh dilakukan. Iya, bukan sekali aku masuk perpustakaan. Aku paham kok sama aturan semacam itu.
***
Keldirk sibuk dengan 3 buku yang ditumpuk di sampingnya. Ia dengan seksama membaca buku dihadapannya. Sementara aku masih memilih buku yang sesuai. Sebenarnya aku masih tak habis pikir. Bahasa di Arkhturian itu aneh, tulisannya menggunakan aksara asli mereka, tapi aku bisa paham.
Kuambil sebuah buku yang menurutku bagus. Aku rasa ini masih ada hubungannya dengan pelajaran dasar menggambar simbol. Seperti diajarkan oleh Bathlazor kemarin. Aku catat saja simbol-simbol ini, mungkin suatu saat berguna nantinya.
Saat sedang asyiknya membaca dan mencatat, tiba-tiba dikejutkan oleh suara keras layaknya pengumuman.
PARA PENGUNJUNG YANG TERHORMAT....
HARI INI ADALAH HARI SPESIAL BAGI PERPUSTAKAAN ARKHTURIAN.
UNTUK ITU, KAMI MEMBUKA KAWASAN TERLARANG HANYA UNTUK HARI INI. MOHON UNTUK TIDAK MEMBAWA BUKU YANG ADA KELUAR DARI KAWASAN TERLARANG.
TERIMA KASIH....
"Kawasan terlarang? Apa itu?"
"Tempat dimana terdapat koleksi buku berbahaya. Sangat dijaga ketat oleh para prajurit Arkhturian."
"Ayo kita coba kesana!"
Keldrik hanya melirikku sebentar, lalu ia lanjut menulis kembali. Sepertinya ia tidak tertarik pada tempat itu. Namun akhirnya kulihat Keldirk tersenyum jahil sambil menutup buku dihadapannya.
"Ayo, kesana! Tunggu aku mengembalikan buku-buku ini."
Idih! Ternyata dia cuma mengerjaiku saja. Benar kan dia tertarik dengan Kawasan Terlarang di Perpustakaan Arkhturian ini. Cukup lama aku menunggunya hingga tiba-tiba dia menarik lenganku.
"Ayo...!"
"Eeh...!"
***
Kawasan Terlarang
"Waah...ini luar biasa! Tapi kenapa buku disini ada yang bisa tertata rapi dan ada yang terbang?"
"Itulah kenapa disebut Kawasan Terlarang. Buku disini HIDUP! Bahkan ada yang liar. Sebab buku ini dulunya koleksi para musuh maupun penyihir jahat yang dihukum mati."
"Ooh...begitu rupanya."
"Ya, demi keamanan kerajaan. Agar buku-buku ini tidak disalahgunakan."
"Tapi buku yang melayang itu bisa dibaca?"
"Tentu saja bisa! Justru buku ini yang akan turun memilih sendiri dia berhak dibaca oleh siapa."
Aku iseng mengangkat tanganku. Sebenarnya ingin kuraih buku bersampul beludru warna hijau. Tapi justru yang datang adalah buku bersampul merah tua bertuliskan "Para Iblis". Dari judulnya saja nampak seram. Penasaran dan Aku buka. Memang isinya adalah daftar para Iblis terkuat.
Entah firasatku aneh. Semakin membuka bukunya, Aku malah merasa suatu saat akan bertemu dengan salah satu dari mereka. Selain itu, kurasakan energiku tersedot ke dalam buku.
"Buk!"
Keldirk menutup buku yang baru saja kubaca.
"Eh, aku kenapa?"
"Hm...buku ini? Aneh, harusnya buku ini masuk lagi ke bagian yang tak boleh disentuh oleh siapapun."
Aku tak terlalu bisa mendengar suara Keldirk. Mataku mulai berkunang-kunang.
"Meredith! Kamu tidak apa-apa?"
Kesadaranku belum sepenuhnya kembali. Tapi aku merasakan tubuhku ditarik keluar oleh Keldirk. Samar hanya kulihat Keldirk mengambil mantelku dan sedikit berbicara dengan petugas perpustakaan. Lalu ia membawaku kembali pulang.
"Aneh saja, meski Kawasan Terlarang, seharusnya buku disana tetap aman. Tapi kenapa ada jenis buku semacam itu?"
"Bukunya kenapa? Aku bingung...kepalaku pusing."
"Minum ramuan ini dulu untuk mengembalikan energimu."
Keldirk menyodorkan tabung reaksi kecil berisi ramuan berwarna biru tua. Kubuka sumbatannya dan segera meminumnya. Seketika energiku kembali.
"Ramuan apa ini?"
"Ini ramuan buatanku, khusus untuk mengembalikan tenaga akibat terserap sihir."
"Maksudmu buku itu punya sihir hitam yang menyerap energiku?"
"Ya. Aku tadi sempat protes ke petugas perpustakaan. Sebab buku itu harus dibaca dengan sihir pelindung khusus."
"Tapi aku merasa aneh dengan...."
"Aneh bagaimana? Apa yang kau dapatkan dari buku tadi?"
"Aku sedikit mendapatkan info tentang Iblis yang bernama Baldamon. Buku itu berisi informasi tentang daftar iblis terkuat."
"Baldamon... firasatku buruk,Dit!"
"Itulah yang kurasakan sebelum kamu menutup bukunya. Aku merasakan bahwa suatu saat akan bertemu dengan makhluk itu."
"Baldamon memang pernah meneror Arkhturian. Tapi aku tidak yakin apakah makhluk itu akan kembali. Karena sudah disegel, kecuali ada yang membuka segelnya."
Aku hanya diam saja. Meski kesadaran ku mulai pulih, tapi masih enggak percaya dengan kata-kata Keldirk tadi. Aku takut sekali! Wujudnya saja mengerikan kalau dilihat dari buku. Bagaimana jika aku bertemu sungguhan?
Meski aku memiliki kekuatan juga, tapi belum tentu aku bisa menghadapinya. Sial, kenapa aku bisa bertemu dengan buku semacam itu! Sejenak aku dan Keldirk hanya terdiam. Sampai akhirnya dia memintaku untuk tidur dan kembali ke dimensi ketiga.
"Tapi, ini masih siang disini. Aku yakin disana tengah malam atau jam 1 dini hari mungkin."
"Tidak apa! Kembalilah dulu, Dit. Kurasa ini cara terbaik agar kau tidak lagi terkena pengaruh dari buku sihir itu."
Keldirk terus mendorong tubuhku agar masuk ke kamarnya. Dia terus menyuruhku tidur di kasurnya. Aku sebenarnya kesal, karena masih ingin jalan-jalan disini. Dia memakaikan selimutnya padaku dan terus menyuruhku untuk tidur.
"Tapi aku masih...."
"Nah, tidurlah!"
Saat tangan Keldirk diusapkan pada mukaku, seketika aku kembali ke kamar. Benar saja, jam disini masih menunjukkan pukul 1 dini hari. Gawat! Kalau sudah terbangun begini biasanya susah tidur lagi. Ah, dasar Keldirk! Awas nanti kalau aku beneran enggak bisa tidur!
***

Komentar Buku (102)

  • avatar
    TujuhenamMulhimah

    lumayan

    04/08

      0
  • avatar
    AnjiiSurya

    keren banget cuyyy

    13/05

      0
  • avatar
    AthayaAzka

    bagus

    14/04

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru