logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 5 : Elfhalia

"Pusing!"
Segala kerjaan di kantor jadi menumpuk karena Ratna tidak masuk. Dia ambil cuti tiga hari lamanya. Sementara dokumen yang sudah Aku ketik rapi harus segera ditandatangani Pak Manajer. Tapi masalahnya, Pak Manajer tidak mau tanda tangan kalau tidak ada cap dari Ratna.
Sementara divisi lain sudah menanyakan terus kapan jadinya? Itulah susahnya jadi pegawai. Saling terikat satu sama lain. Bahkan jika kita berasal dari divisi yang berbeda sekalipun. Penatnya hari ini bukan karena fisik tapi lebih ke psikis.
"Yaah...mau bagaimana lagi? Semoga saja di Arkhturian bisa menghiburku."
***
Rambutnya tergerai memanjang dengan indahnya. Terkadang diatasnya memakai mahkota dari daun ataupun rangkaian bunga. Senyumnya yang lembut selalu bisa membuat para Elf laki-laki disini terpesona. Gerakannya lemah gemulai bak penari saat hendak memetik bunga. Dialah Elfhalia, sosok Elf perempuan yang sangat digilai oleh Lio. Meski cinta Lio selalu ditolak olehnya.
"Kurasa sudah cukup kamu ikut Lio. Sekarang ikutlah Elfhalia. Oh ya, kemarin katanya kau kecapekan ya?"
Lamunanku buyar saat Keldirk tiba-tiba mengajakku bicara. Seketika bayangan Elfhalia hilang dari kepalaku. Aku agaknya kesal karena Elf laki-laki dihadapanku itu membahas soal aku dan Lio kemarin.
"Iya sih...kenapa memangnya?"
"Lio menggendongmu sampai sini. Awalnya kau mau dibawa ke rumahnya dulu. Tapi rupanya dia ada panggilan mendadak dari istana. Jadi, dia bawa kamu ke rumahku."
Aku mencoba mengingat peristiwa saat Lio mengajariku menggunakan pedang. Iya, memang aku kelelahan saat itu. Tapi sesudahnya aku tak sadar apa yang terjadi.
"Katanya kamu berat!"
Seketika mataku membelalak! Huh! Jadi aku masih berat ya menurut Lio? Padahal aku jarang jajan juga. Iya deh besok mulai program diet. Kalau ada sesuatu seperti pingsan kemarin biar lebih mudah dibawa.
"Jadi, aku langsung ke rumah Elfhalia?"
"Tentu saja, Dit. Kenapa?"
"Agak trauma sama tanaman yang melilitku kemarin."
"Tanaman itu sudah dipindah sama Elfhalia. Aku sudah tak melihatnya lagi. Nah, sekarang pergilah!"
Duh! Apaan sih Keldirk ini kok sampai mendorongku keluar. Berasa dia mengusirku dari rumahnya. Aku akhirnya berjalan sendiri ke rumah Elfhalia. Masih ingat kok arah jalannya kemana.
***
Kulihat memang tanaman yang pernah membelitku sudah tidak ada lagi. Fiuh... syukurlah! Sekarang aman untuk melangkah ke pintu rumah Elfhalia.
"Tok! Tok!"
"Ya...! Tunggu sebentar...! Oh, halo Meredith!"
"Ng... hai! Kata Keldirk hari ini aku harus ikut bersamamu. Jadi, apa kegiatannya hari ini?"
Aku agaknya canggung berbicara dengan Elfhalia. Padahal kami sesama perempuan. Dia hanya tersenyum dan tiba-tiba menarik tanganku masuk. Sampai aku kaget dibuatnya. Pintunya juga segera ditutup.
"Eeh... memangnya ada apa sih? Kenapa kau sepertinya...."
"Sst...! Aku tidak mau ada anak-anak kemari. Mereka selalu mengacaukan rumahku."
"Anak-anak di lingkungan ini? Aku tidak pernah melihatnya selama ini."
"Mungkin karena mereka masih sekolah. Biasanya saat sudah pulang mereka akan datang kemari. Kalau rumah ini kosong, mereka akan segera pergi."
Aku hanya mengangguk saja dan Elfhalia segera berlari ke dapur. Ia menanyakan apa aku suka teh? Tentu saja, kopi dan teh adalah minuman kesukaanku saat santai. Hm... sepertinya Elfhalia tidak terlalu suka menggunakan kemampuan membaca pikirannya. Tidak seperti Keldirk atau Tetua Bathlazor.
"Kebetulan aku ada racikan teh Earl Grey. Kau mau?"
"Wah, itu kesukaanku!"
"Baiklah, akan kubuatkan satu untukmu. Duduklah sebentar, Meredith."
"Kalau aku lihat-lihat rumahmu dulu boleh?"
"Ooh... boleh saja."
Sementara sang tuan rumah sedang sibuk membuatkan teh Earl Grey untukku, aku berjalan mengamati setiap sudut rumah Elfhalia. Aku suka dekorasinya dan perabot yang dia miliki didominasi warna shabby. Terdapat banyak motif bunga yang dia pakai dalam perabotnya.
Elfhalia meletakkan dua cangkir berisi teh tadi diatas meja. Aku segera duduk dan menikmati minuman itu. Meski matahari bersinar terang, tapi disini tetap saja terasa dingin. Sepanas apa teh itu, mudah kuseruput tanpa harus ditiup terlebih dahulu.
"Sudah lama aku tidak meminum teh jenis ini."
"Di dimensi ketiga ada juga?"
"Tentu saja ada! Sayangnya harganya mahal dan sulit didapat."
"Disini aku biasa meraciknya sendiri. Paling hanya membeli daun teh-nya saja."
"Sebanyak tanaman disini, kau tidak menanam teh?"
"Aku fokus pada tanaman penghasil bunga. Sesekali bereksperimen untuk menghasilkan tanaman yang berfungsi untuk menjaga tempat tertentu."
"Seperti Venus milikmu itu?"
"Ya... seperti itu, Meredith. Tapi tenang saja, dia sudah aku pindahkan jauh."
Elfhalia hanya tertawa sebelum akhirnya dia meminum teh miliknya. Aku masih bertanya-tanya apa yang akan kupelajari nantinya dari dia?
"Oh, aku lupa! Hari ini kau bersamaku ya, Meredith. Tapi... aku akan mengajakmu jalan-jalan di rumah kaca yang ada di samping saja."
"Tapi tanaman yang aneh sudah tidak ada lagi kan?"
"Tiidaak...! Ayolah! Ikut denganku!"
"Eeh... aku habiskan dulu teh-nya."
Tanganku sudah ditariknya lagi. kami berjalan di rumah kaca penuh dengan bunga yang indah. Tapi, aku tidak pernah melihat bunga yang ada disini. Memang Elfhalia bilang, bunga disini adalah kreasi dia mengkawinsilangkan jenis-jenis bunga yang hanya ada di dimensi keenam. Andai bisa ku bawa bunga ini, tentu sudah ijin dulu padanya untuk membawanya. Sayangnya perbedaan materi disini dengan di dimensi ketiga menjadi penghalang utama.
"Sebenarnya bisa dibawa, tapi hanya orang tertentu yang mampu melakukannya."
"Sekalipun aku nekat melakukannya? Apa yang akan terjadi?"
"Kau sendiri tidak akan bisa melihatnya secara kasat mata, Meredith. Disana, bunganya akan menjadi eter halus."
Wah, aku jadi tidak bisa menunjukkannya pada teman-temanku. Padahal ada satu bunga berwarna putih dengan bintik hitam sedikit dan corak ungu di bagian pinggirnya yang mau aku bawa. Tapi tidak masalah deh! Dengan melihat ini saja, aku sudah senang.
"Berjalanlah sepuasmu disini, Meredith! Selama aku ada di rumah. Biasanya aku juga sibuk mengurus pesanan tanaman dari kerajaan lain."
"Mereka pesan untuk apa?"
"Banyak kegunaan! Ada yang memang mau memanfaatkan untuk ramuan, tapi kebanyakan untuk penjaga rumah. Mereka memilih spesies yang terlihat seperti tanaman biasa, tapi sebenarnya bisa menyerang penyusup atau pencuri sekalipun."
"Wah, aku pikir disini tidak ada pencuri!"
"Di Arkhturian aturan sangat ketat, jadi tidak ada yang berani berbuat buruk. Tapi di kerajaan lain bisa jadi masih ada."
Tak terasa juga obrolan dan jalan-jalan disini sampai sore. Gawat! Aku harus kembali. Tapi rasanya jauh kalau harus ke rumah Keldirk lagi. Akhirnya aku pinjam kamar Elfhalia untuk tidur dan kembali ke dimensi ketiga.
"Tidak masalah, Meredith. Pakai saja, aku bisa memindahkanmu langsung ke rumah Keldirk."
"Hah? Bagaimana caranya kau melakukan itu?"
"Hihihi... kau ini polos sekali! Tentu saja dengan sihir. Nah, cepatlah! Sebentar lagi hari berganti gelap."
Maaf ya, aku pakai kasurmu dulu Elfhalia. Eh, nyaman sekali! Sepreinya lembut dan ini membuatku mudah sekali tertidur.
***

Komentar Buku (102)

  • avatar
    TujuhenamMulhimah

    lumayan

    04/08

      0
  • avatar
    AnjiiSurya

    keren banget cuyyy

    13/05

      0
  • avatar
    AthayaAzka

    bagus

    14/04

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru