logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Arkhturian

Arkhturian

Ditarinam


Bab 1 : Awal Mula Perjalanan

"Hidupku terlalu payah!"
Umpatan ini seketika muncul dari dalam hati. Saat melihat semua teman-temanku bisa lebih sukses dariku. Mereka bisa mencapai cita-cita. Sedangkan Aku? Sampai detik ini biasa saja.
Lulus dari perguruan tinggi, dapat pekerjaan sebagai karyawan biasa, dengan gaji standar tiap bulan. Sebenarnya sudah Aku tabung untuk persiapan membuka usaha. Sayangnya, orang tuaku tidak mengijinkannya. Bahkan Aku mau buka usaha pun dilarang. Sampai akhirnya aku diam-diam belajar membaca kartu Tarot. Dari sinilah aku punya pendapatan rahasia membaca nasib seseorang melalui kartu.
"Tetap saja, hidup seperti ini terlalu membosankan!"
Ingin ada rasa bisa berpetualang ke suatu tempat. Bersama teman-teman, menikmati suasana pantai atau apa saja. Jalan-jalan ke hutan belantara pun boleh. Mungkin aku bisa ambil cuti besok Juli.
"Nanti malam pun bisa...."
Sontak lamunanku buyar. Siapa tadi yang berbicara? Rasanya sejak awal, jalanan yang kulewati dengan berjalan kaki ke rumah ini sepi. Hanya beberapa kali sepeda motor lewat disampingku. Kucari siapa yang berbicara itu hingga akhirnya kutemukan sosok berjubah didekat tiang listrik. Ha? Sore begini pakai jubah hitam pula. Apa dia orang cosplay yang kesasar kemari? Tapi kok dia tahu isi pikiranku ya?
"Kamu siapa?"
"Nanti Kamu tahu siapa Aku...."
Orang itu malah berlari masuk gang. Aku penasaran dibuatnya. Saat mencoba untuk di kejar, dia menghilang! Jantungku berdegup kencang, sebab mana mungkin orang biasa bisa secepat itu larinya. Bahkan hilang tanpa jejak. Ah, mana ada hantu di sore hari?
***
Oke....
Lupakan sejenak tentang orang yang berjubah hitam tadi. Segelas kopi hitam hangat mungkin bisa membuatku lebih tenang. Aku memang tinggal sendirian di rumah milik papaku. Karena rumah ini sudah lama tidak ada yang menyewa, daripada kosong dan jadi serem, akhirnya aku diberi ijin tinggal disini. Lagipula lebih enak kalau ada yang mau konsultasi tarot disaat aku libur bisa kuminta kemari.
Televisi di ruang tengah menyala dan sudah di atur kapan matinya. Meski tidak Aku tonton. Yaah... acaranya banyak yang kurang menarik. Kecuali acara tengah malam mengupas segala hal berbau supranatural. Eh, entah ya Aku memang suka sekali acara berbau supranatural. Padahal aslinya penakut.
Jam dinding di ruangan tengah masih menunjukkan pukul 9 malam. Berharap segera menuju tengah malam. Tapi mata ini sudah ngantuk berat.
Aneh, tadi kan kerjaan di kantor gak terlalu banyak. Sampai akhirnya tak tertahankan lagi dan tertidur didepan TV yang masih menyala.
***
Aku ada dimana? Bukankah tadi Aku tertidur didepan TV? Aku berada di satu tempat yang aneh. Seperti lorong waktu yang ada di film Sci-Fic. Pusing melihatnya dan ingin rasanya keluar dari tempat ini.
Kucoba berlari mengikuti lorong sampai akhirnya muncul cahaya menyilaukan didepanku. Yakin! Ini pasti jalan keluarnya. Sambil kuterus berlari dan menerobos cahaya itu.
"Waaa....!"
"Bruk!"
Aku terjatuh dan terguling ke tanah. Duh! Sakit! Aku enggak tahu kalau ternyata lorong itu tembus ke suatu tempat di hutan dan letaknya diatas suatu bukit. Tentu aku tak lagi melihat jalan dihadapanku karena begitu silaunya cahaya tadi.
"Wah, lecet sedikit!"
Sambil aku melihat ke siku tangan kananku. Tapi tak apa semoga nanti sembuh sendiri. Hal pertama yang ingin ku ketahui adalah bagaimana bisa keluar dari hutan ini.
"Akhirnya datang juga."
"Kamu yang tadi sore muncul di dekat gang?! Siapa sih kamu? Jangan-jangan kamu yang buat aku tersesat disini!"
"Hehe... kalo iya kenapa?"
"TANGGUNG JAWAB DONG!"
"Bukannya kamu sendiri yang meminta mau jalan-jalan ke tempat yang seru?"
"Tapi nggak di hutan juga keles! Dih kesel!"
"Nah berarti enggak konsisten dong! Tadi bilang hidup terasa mmembosankan, sekarang malah minta balik?"
Kepalaku rasanya mau meledak dengar perkataan dia. Sesaat terasa konyol hidupku bisa ada di hutan enggak jelas bersama orang berjubah yang wajahnya pun nggak kelihatan. Kalau ini mimpi kenapa terasa begitu nyata bagiku?
"Ayolah...kalau ini mimpi kenapa aku bisa merasakan sakit pas jatuh tadi."
"Ini bukan mimpi. Kamu sedang berada di dimensi keenam...."
"Duh apaan lagi tuh dimensi waktu, dimensi ruang, sekarang dimensi keenam."
"Sudah tidak ada waktu lagi! Aku ada janji untuk membawamu ke seseorang."
Hah?! Aku makin tidak paham dengan apa yang dia katakan. Dia seperti mengucapkan sesuatu yang tak kupahami.
Tiba-tiba muncul sulur tanaman dari berbagai arah yang menuju KEARAHKU! Aku hendak berlari namun kecepatan sulur itu bergerak tak mampu kutandingi. Sosok berjubah hitam itupun perlahan menghilang. Kini aku terjebak didalam sulur tanaman yang mengelilingiku membentuk kepompong.
"Tolooong!"
***
Percuma berteriak karena tak ada satu manusia di hutan ini. Kini tubuhku sudah berada didalam kepompong. Sulur tanaman itu mengikat kedua tangan dan kakiku. Kurasakan ada jarum kecil muncul dari sulur tadi dan menusuk telapak tangan juga kaki. Ada sesuatu yang mengalir melalui jarum itu masuk ke aliran darahku.
"A-apa ini?"
Sakit semua...napasku terasa makin sesak. Kurasakan tubuhku berubah. Warna kulitku menjadi lebih putih, cuping telinga menjadi lebih lancip, dan...punggungku sakit! Ada sesuatu yang keluar dari punggungku seperti sayap.
Tak tertahankan lagi....
Aku benar-benar tak sadarkan diri....
***
"Sudah Sadarkah?"
Sayup terdengar suara itu. Aku pikir sudah terbangun kembali ke rumah. Ternyata aku malah tersadar di jalanan. Tapi ini bukan lingkungan tempat tinggalku selama ini. Suasana pedesaan dengan jalanan yang dibuat rata dari bebatuan sungai. Rumah yang ada di samping kanan kiri pun bukan rumah modern. Lebih bergaya klasik ala desa di Eropa.
"Apa aku terlempar di Eropa masa lalu?"
"Tidak! Ini bukan masa lalu yang penting kau bangun dulu."
"Kalau tidak mau bangun?"
"Sebentar lagi akan ada pedati lewat dan kau bisa terlindas rodanya. Juga terinjak oleh Unicorn."
Aku berusaha bangun dengan kepala yang masih pusing. Kucoba melihat lebih seksama lagi siapa yang mengajakku berbicara tadi. Jenggot putih panjang dengan tongkat kayu dan sekali lagi aku bertemu dengan seseorang berjubah tapi kali ini warnanya coklat.
"Aku Bathlazor, tetua di Arkhturian. Ikutlah denganku."
Tak ada pilihan lain selain mengikuti orang tua ini. Kulihat pakaianku sudah berubah dan cukup buatku terkejut karena akupun memakai jubah. Hanya saja berwarna putih dengan garis pinggiran berwarna merah muda.
"Mystique Z tak bilang sesuatu kah?"
"Mystique Z? Apa dia yang berjubah hitam dengan wajah yang tidak terlihat itu?"
"Tepat! Hanya saja jubahnya tidak hitam. Jubahnya adalah gambaran alam semesta termasuk bintang, planet dan galaksi yang bisa bergerak. Hah... pasti dia sedang banyak tugas! Tapi tak apa! Aku akan mencoba memulihkan ingatanmu dulu."
Oh, jadi orang konyol berjubah yang bikin aku jadi terjebak disini namanya Mystique Z ya. Namanya keren tapi kelakuannya aneh.
"Jangan begitu! Dia adalah sosok penting di galaksi."
"Eh, Anda bisa membaca isi pikiranku?"
"Para Elf disini ada yang memiliki kemampuan khusus. Mereka bisa membaca pikiran makhluk lain."
Bathlazor berhenti di sebuah altar yang terbuat dari batu. Altar ini menjulang tinggi keatas dengan bejana tanah liat yang bertumpuk dibawahnya. Semakin ke atas maka bejananya semakin sedikit bahkan yang paling atas hanya ada satu bejana.
"Ini adalah altar untuk menghormati para Unicorn. Mereka hewan suci di Arkhturian."
"Lalu bejana itu berisi apa?"
"Itu berisi susu Unicorn yang sangat langka dan tidak boleh sembarangan Elf disini meminumnya. Hanya sekali seumur hidup mereka boleh meminumnya."
"Kenapa?"
"Kau nanti akan tahu sendiri apa yang terjadi jika meminumnya."
Glek! Apa yang akan terjadi jika aku meminumnya? Aku tak mau meminumnya. Daripada terjadi sesuatu hal yang lebih buruk dari ini semua.
"Kau harus meminumnya!"
"Tapi... aku...."
"Kalau tidak Kau tidak akan bisa kembali ke kehidupan yang selama ini dijalani."
"Tapi bagaimana caranya?"
"Kau punya sayap. Yakinlah pada dirimu sendiri untuk bisa terbang. Ambil bejana yang paling atas dan minumlah sampai habis jangan sampai ada sisa."
Kulihat bejana paling atas dan silau terkena matahari. Tapi tunggu dulu aku bisa terbang? Aku mencoba memutar tubuhku dan benar kulihat sayap lebar seperti kupu-kupu. Muncul dari punggungku? Jangan-jangan ini tadi yang buatku sakit sekali saat masih ada didalam kepompong.
"Aku tidak pernah terbang, juga tidak pernah punya sayap. Tapi ini... kenapa wujudku jadi seperti ini?
"Tidak ada waktu lagi! Sebentar lagi malam dan khasiat dari susu Unicorn itu akan menghilang jika diminum malam hari. Kau tidak akan bisa kembali...."
Baiklah demi hidup normal lagi. Aku salah! Seharusnya aku tadi tidak berpikir ingin keluar dari kehidupan yang biasa saja. Sekarang agar bisa kembali, Aku harus yakin bisa terbang.
"Aku bisa terbang...!"
"Jangan senang dulu! Teruslah terbang! Ambil bejana paling atas!"
Ternyata berat juga untuk bisa mengepakkan sayap. Susah payah aku mencapai bagian paling atas dari altar batu ini. Segera kuambil bejana yang dimaksud dan turun perlahan.
"Aku capek... berat menggerakkan sayap ini."
"Cepatlah! Minum susu Unicorn itu sebelum matahari terbenam."
Aku menenggak langsung susu Unicorn itu dari bejana. Rasanya cukup aneh dibandingkan susu sapi murni yang biasa ku minum. Gurih, manis dan ada bau amis yang sedikit berbeda. Tiba-tiba kepalaku terasa berat! Aku terjatuh ke tanah dan sayup kudengar suara Bathlazor sebelum akhirnya menghilang dari pandanganku.
"Semoga kau segera ingat akan dirimu... Meredith."
Siapa itu Meredith? Aku tak tahu yang jelas saat kubuka mataku, TV masih ada di depan mata. Jam dinding menunjukkan angka 5.
"Aku kembali! Saatnya siap-siap ke kantor."
***

Komentar Buku (102)

  • avatar
    TujuhenamMulhimah

    lumayan

    04/08

      0
  • avatar
    AnjiiSurya

    keren banget cuyyy

    13/05

      0
  • avatar
    AthayaAzka

    bagus

    14/04

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru