logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

4. Drama yang sempurna

โ€”โ€”๐Ÿ๐Ÿ๐Ÿโ€”โ€”
"Ada yang salah dengan hati!
Kenapa ia tak henti berdetak seperti dulu yang sempat mati."
โ€”โ€”Arsilaโ€”โ€”
.
.
.
.
Happy Reading!
Seung berjalan cepat mendahulu
Arsila. Saat ia sudah dekat dengan pintu keluar rumah sakit, Seung baru menyadari kalau wanita itu tidak ada di belakangnya.
Seung langsung berjalan kearah parkiran mobil. Ia menaruh Kang Dae yang masih tertidur lelap di dalam mobil, bagian belakang.
Setelah itu, Seung berjalan kembali memasuki rumah sakit untuk mencari wanita itu lagi. Ia takut kalau wanita itu tersesat tidak tau jalan keluar.
Kakinya berbelok kearah kiri. Samar-samar ia mendengar suara wanita itu yang seperti sedang berbicara dengan orang lain.
Seung berjalan mundur, lalu bersembunyi di balik dinding poli jiwa. Ia mendengarkan semua pembicaraan mereka.
Walaupun mereka menggunakan bahasa Indonesia dalam percakapan itu, Seung masih mengerti. Karena dulu saat usianya baru menginjak 10 tahun, dia sempat tinggal di Indonesia bersama Kakeknya.
Seung terkejud saat laki-laki itu berbicara kalau dia akan bertanggung jawab menikahi gadis itu, Arsila. Padahal ia sendiri sudah memiliki keluarga dan sebentar lagi mereka akan memiliki seorang anak.
Tanpa memikirkan perasaan istrinya dia langsung memutuskan melakukan hal itu. Istrinya yang berdiri disampingnya terlihat sangat terkejud kala mendengar perkataan suami disampingnya itu. Dia mempererat pegangan tanggannya dan tak lupa menatap wajah suaminya. Meminta penjelasaan atas perkataannya barusaan. Tapi sang suami tidak menatap balik, dia hanya menatap lurus kearah wanita lain yang berdiri didepannya.
Sadar akan situasi sekarang, Seung memutuskan untuk keluar. Dia harus melakukan satu hal yang bisa menyelamatkan semuanya.
Seung berjalan dengan percaya diri kearah mereka. Setelah sampai ia menyentuh pundak Arsila, Seung tidak berani menggenggam tangannya, yang tidak terlapisi apa-apa. Sebab sepertinya Arsila seperti Muslim yang taat, pastilah dia tidak suka disentuh oleh laki-laki yang bukan mahromnya.
"Apa yang kamu lakuin di sini? Kang Dae sudah menunggu kamu di mobil." Arsila tampak terkejut melihat kehadiran ku disini. Ditambah lagi dengan perlakuan ku barusan tehadapnya, yang membuatnya bingung.
Aku hanya menatapnya penuh keyakinan, kalau ini adalah solusi terbaik yang harus ia perankan sekarang.
Setelah Arsila yakin, Seung langsung memerankan posisinya dengan baik.
Ia tersenyum ramah lalu menjabat tangan Laki-laki didepannya. "Saya Seung Gulzar Athario, suami Arsila."
Terlihat sekali raut terkejud dari wajah laki-laki yang berdiri didepan Seung sekarang, "Sโ€”saya Fawwaz, teman lama Arsila." ujar laki-laki itu dengan wajah merah menahan malu.
Arsila menatap wajah Seung dalam "Kita pulang ya," Arsila memberanikan menyentuh lengan Seung yang terlapis Jas kerjanya, pandangan mereka terkunci sebentar.
Seung tersenyum kepada Arsila, lalu berpamitan kepada Fawwaz dan istrinya. "Kami permisi pulang dulu. Sampai jumpa dilain waktu."
Seung dan Arsila berjalan pelan tanpa berpegangan tangan. Di ikuti dengan pasangan lain, yang juga berjalan tak jauh dibelakang mereka.
*****
Setelah sampai diparkiran mobil,mereka berdua tampak sangat cangung.
"Maaโ€”"
"Teriโ€”"
Mereka berdua bebicara serempak.
"Silahkan kamu aja yang duluan," ujar Arsila menyuruh Seung berbicara duluan.
"Maaf, aku tadi hanya ingin membantu kamu lepas dari pria itu."
"Ah, iya. Aku juga mau bilang terimakasih atas bantuannya tadi. Aku juga berharap kita bisa sama-sama melupakan kejadian barusan!"
Seung tersenyum kecil, lalu ia mengangguk kan kepalanya. Menandakan kalau dia setuju dengan usulan ku tadi.
Kami berdua sama berdiri diam di depan pintu mobil. Hingga kehadiran Soo Yun nemecahkan suasana canggung diantara kami berdua.
"Hemm, kalian kenapa?" tanya Soo Yun sambil menaikan alisnya. Ia tampak menggoda kami sebentar.
"Ngโ€”ngak ada apa-apa," jawab ku cepat.
"Yakin?" kami berdua mengangguk kan kepala cepat.
Setelah Soo Yun percaya, kami langsung memasuki mobil. Kang Dae kembali memilih tidur dipelukanku.
"Dia sangat manja kepadamu, Sil. Aku iri, sebagai bibinya saja dia tidak pernah seperti itu kepada ku," aku hanya tersenyum mendengar celotehan Soo Yun.
Lalu kami kembali diam dan mobil mulai melaju dengan pelan, membelah kesunyian malam.
Hingga, mobil berhenti tepat di depan Apartemen yang kutempati. Aku berusaha melepaskan pelukan Kang Dae ditubuhku, tapi tidak bisa.
Hingga mata mungil itu terbuka menatap wajah ku, sendu. "Jangan pergi, Aku mau tidur sama eonni malam ini saja," mohonnya kepada ku.
Aku belum memberikan persetujuannku, karena takut nanti papanya tidak setuju. Aku menatap wajah Seung dan Soo Yun bergantian, seperti menanyakan pendapat mereka berdua.
"Bagaimana kalau kita tidur bersama di Apartemen Arsila saja? Besok pagi nanti kita pulang, Gimana?" Usul Soo Yun
"Bagaimana Arsila, kamu setuju?" Seung menanyakan pendapat Arsila sebagai tuan Rumah.
"Kalau kalian tidak keberataan, maka tidak apa-apa."
Kami berjalan beriringan menuju lantai 3 Apartemen ku dengan menaiki Lift. Kang Dae sudah di gendong oleh Seung karena tubuhnya masih belum sehat.
Kami memasuki Apartemen ku yang terbilang cukup besar dengan dua kamar tidur yang saling bersampingan. Aku menyuruh Seung untuk mengistirahatkan Kang Dae ke kamar milik ku.
Lalu aku mengajak Soo Yun kedapur untuk menyiapkan makan malam. Setelah 20 menit kami memasak, ah lebih tepat aku yang memasak dan Soo Yun hanya melihat saja.
Aku sedang sibuk menata makanan di atas meja sendirian. Karena Soo Yun dan Seung izin untuk mandi terlebih dahulu.
Setelah selesai, aku pergi ke kamar untuk mengajak Kang Dae makan bersama. Anak itu membuka matanya pelan, seakan terganggu waktu tidurnya.
"Hey, ayo bangun. Kita makan dulu, terus nanti kamu minum obat. Biar cepat sembuh," kataku pelan, sambil menyuguhkan senyum manis ku kearahnya.
Kang Dae lalu bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan pelan menuju meja makan.
Ia duduk di kursinya, meletakkan kedua tangannya di atas meja lalu memperhatikan ku menuangkan air putih didalam gelas. Malam ini aku memasak Sup Ayam dan telur dadar yang aku campur dengan berbagai macam sayuran. Di tambah dengan Ayam goreng dan sambal untuk pelengkap makanan. Aku juga mengeluarkan Salad buah yang aku buat tadi pagi, di dalam lemari es sebagai dessertnya.
Aku juga menyiap kan roti tawar dan juga berbagai macam selai di atas meja. Takutnya nanti lidah mereka tidak cocok dengan apa yang aku masak sekarang.
"Papa dan Kak Soo Yun di mana? Kenapa mereka belum gabung bersama kita?"
Aku menoleh kearahnya lalu tersenyum, "Papa sama Kak Soo Yun lagi mandi, kita tunggu mereka sebentar ya!"
"Tapi aku sudah lapar," Rengeknya kepadaku.
"Yasudah kamu mau makan yang mana? Nanti kakak ambilin."
"Semuanya."
"Hah?" Aku membulatkan mata terkejud. Pasalnya sekarang dia sedang sakit, pasti nafsu makannya berkurang. "Semua? Kamu yakin!"
Dia mengangguk, "Ini pertama kalinya aku makan malam bersama dengan sosok yang menyayangiku layaknya seorang ibu kepada anaknya. Jadi aku ingin mencicipi semua masakan mu."
Aku menatapnya dengan rasa kasihan yang mendalam, kupikir menjadi dia yang hidup serba berkecukupan bisa membuatnya tertawa bahagia. Ternyata yang lebih diperlukan adalah kasih sayang dari keluarganya.
"Ohโ€”oke," aku mengelus puncak kepalanya pelan untuk menutupi rasa sesak yang membuncah di dalam dada. Saat menatap kedua mata mungil Kang Dae yang penuh binar terhadap ku.
Aku mengabil mangkuk kecil di atas meja lalu menuangkan Sup hangat kedalamnya. Lalu ia menyodorkan piringnya kearahku, aku mengambilkannya Ayam goreng dan sedikit sambal diatas piring makannya.
"Gimana, enak?" tanyaku kepadanya yang sedang mengunyah makanannya.
Kang Dae mengangguk beberapa kali sebagai tanda kalau dia menyukai masakanku malam ini. "Aku suka sama sup ayamnya, rasanya enak. Ayam gorengnya juga, tapi aku ngak suka sama sambalnya, pedass!" aku tersenyum lembut kearahnya lalu membuang sambal yang katanya pedas diatas piringnya.
"Hem, bisa ambil kan aku nasi?" aku mendengar kalimat itu bersamaan dengan salah satu kursi yang ditarik disamping Kang Dae. Seung mengulurkan piring kosongnya kearah ku.
"Oke," aku mengambil piringnya lalu mengisinya dengan nasi. Aku juga menaruh ayam goreng dan sambal kepirinya. Setelah itu aku memberikannya sup dari wadah yang berbeda kepadanya.
"Makanannya enak ngak Kang Dae?" tanya Seung kepada Kang Dae yang sedang sibuk mengunyah makanannya.
"Enakk," ujarnya sambil mengunyah lagi makanan dimulutnya. Senyum terbit dari bibir Seung saat melihat anaknya besikap baik seperti ini.
Arsila juga ikut tersenyum melihat tingkah Kang Dae yang menurutnya sangat menggemaskan ini.
"Huaa, pengen nangis aku." Kami kaget saat mendengar teriakan Soo Yun barusan.
"Ada apa?" tanya Seung bingung
"Kalian itu seperti keluarga beneran. Seung oppa sebagai ayahnya dan Arsila sebagai ibu yang baik bagi anak dan suaminya."
Arsila tampak salah tingkah sebentar, "Apaan si Kamu. Udah buruan sini kita makan bareng, nanti keburuh dingin masakannya"
Soo Yun berjalan menuju meja makan, lalu mengambil tempat duduk di depan Kang Dae. Ia menyisahkan tempat duduk untuk ku di depan Seung.
Dengan senyum jahilnya Soo Yun menyuruh ku duduk disampingnya. Yang otomatis berhadapan langsung dengan Seung. Aku berusaha bersikap senormal mungkin, tapi entah kenapa jantungku tak bisa menuruti semua permintaan ku. Ia terus berdetak cepat tak berirama.
Kami semua menyantap makanan dalam diam, hingga suara kecil memecahkan suasana.
"Gimana kalau Papa dan Kak Arsila menikah?" tanyanya dengan wajah polosnya.
"Khukโ€”Khukโ€”khuk"
Arsila dan Seung terbatuk pelan, saat mendengar ucapan Kang Dae yang yang sangat mengejudkan.
"Gimana?" Tanyanya lagi.
โ€”โ€”๐Ÿ๐Ÿ๐Ÿโ€”โ€”
Yeyy! Aku bisa update lagi hari ini!
Selamat membaca!
.
.
.
.
.
Jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan utama kalian!
Salam hangat dari tangan yang tak bertuan!

Komentar Buku (41)

  • avatar
    AliaCheta82

    good

    18h

    ย ย 0
  • avatar
    Momz Brio

    bagus

    19/07

    ย ย 0
  • avatar
    Soraya Soraya

    asik bett, cepat bikin kelanjutan nya udah gak sabar

    06/03

    ย ย 0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru