logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

POTRET ARUS PASANG

POTRET ARUS PASANG

Heranim


Bab 1 MUSIM

Akhir tahun dibulan Desember adalah hari-hari yang sangat dinantikan untuk kebanyakan orang. Karena banyak sekali moment yang dibuat dan dinantikan oleh mereka, yaitu perayaan hari natal dan tahun baru. Namun tidak untuk para mahasiswa yang sedang menyelesaikan semesteran akhirnya. Salah satunya adalah Kang Aran, mahasiswi jurusan bahasa yang penuh dengan cerita fantasinya.
"Hei Kang Aran, bagaimana dengan liburanmu?" Menyenggol tangan Kang Aran.
"Apanya yang libur, itu gak cukup buatku dan gak akan pernah terjadi. Kau pasti mengerti." Berjalan sambil menundukan kepalanya.
"Ayolah tiga hari itu juga lumayan dan kau pasti menghabiskan waktumu juga dengan dia, Hm?" Merangkul badannya dari belakang.
"Ya kau benar, setidaknya aku bisa melihat masa depanku dengan mereka. Hah..kau tahu, suami dan pacarku setiap hari semakin tampan dan lucu. Hah...masa depanku." Menghentikan langkah dan menatap kearah langit.
"Hah? Apa maksudmu? Jangan bilang kau lagi-lagi membicarakan khayalanmu itu didepanku Kang Aran!" Menepuk keras punggung Kang Aran.
"Suami dan pacarku itu bukan khayalan!" Bantahnya dengan tegas.
"Kau tahu, dia yang ku maksud itu adalah Jaeha. Kenapa kau tidak membuka matamu untuk sesuatu yang sudah dekat dan didepan matamu saja!"
"Hah? Apa maksudmu Im Yuri, apa kau sedang mengajariku selingkuh dari suami dan pacarku?" Berusaha untuk memahami dan menyipitkan matanya.
Dari arah depan mereka, para wanita berlari dan berteriak histeris memhampiri seseorang disana. Mereka bergerombol untuk memberikan sekotak hadiah, sekantong hadiah dan banyak lagi hadiah. Seseorang itu hanya bisa berdiri pasrah sambil menerima hadiah dari para wanita.
"Oppa~ oppa~ Jaeha oppa."
"Oppa, ini hadiah khusus yang aku beli dari tokyo untuk tahun barumu."
"Oppa, aku buat coklat ini dengan sepenuh hati dan sepenuh jiwaku khusus buat oppa."
"Oppa..oppa aku beli baju edisi terbatas dan dirancang khusus sama designer terkenal dari kenalan orang tuaku, pastinya cocok buat oppa."
"Oppa~ oppa~ " Teriakan para fans lain.
Disisi lain Im Yuri merasa bangga melihat pertunjukan yang ada didepan matanya. Sedangkan Kang Aran dengan tatapan kosongnya.
"Wahh..Kang Aran, apa kau lihat itu?"
"Ya aku tau." Jawabnya ketus.
"Apa kau masih bilang Jaeha itu adalah bocah? Lihatlah para wanita ganas itu berlomba untuk memberikan Jaeha hadiah. Bagaimanapun, Jaeha itu adalah pria paling tampan dikampus ini. Bahkan baru beberap detik melihatnya saja, sepertinya aku telah jatuh hati. Hah..tapi kau bisa-bisanya menghabiskan waktu liburan dengan khayalanmu dan bukannya Jaeha? Apa kau sudah gila Kang Aran? Aran?"
Beberapa saat lalu dengan ocehan Im Yuri yang cukup mengganggu pendengaran Aran, ia langsung balik kanan dan pergi ke kelasnya tanpa mengucapkan selamat tinggal.Kang Aran yang sibuk dengan masa akhirnya memutuskan untuk memberi makan otaknya diperpustakaan. Ia sangat berusaha keras untuk fokus pada tujuannya, sebelum penyimpangan itu dimulai dari sekarang.
"Hikss..ternyata jodoh datang secepat ini. Benar, kamu sekarang sudah ditangan yang tepat. Sini datanglah ke eomma, cup cup cup.." Perlahan menyodorkan bibirnya kearah buku.
"Oi Kang Aran! Kau lagi bermimpi apa disiang bolong gini?" Muncul dengan tiba-tiba dan berbisik tepat dibelakang telinga Kang Aran.
"Astaga! Kau datang darimana, bocah?" Kang Aran menyentakkan badannya karena terkejut dan secara natural menyembunyikan bukunya.
"Hah? Kau sefokus itu sampai gak sadar aku datang? Coba bilang lagi, dasar mesum!" Tatapan yang menggoda dan menarik ujung bibirnya sendiri. Perlahan mendekat kearah Kang Aran dan mengambil buku yang disembunyikan dibelakang badannya.
"Akh..balikin bukunya, memangnya kau ngerti apa dasar bocah!"
"Tentu aku ngerti satu hal, kau ini mesum Kang Aran."
"Jung Jae Ha!" Saking kesalnya, Aran kelepasan berteriak diperpustakaan dan membuat mahasiswa lain terganggu.
Merekapun diusir oleh penjaga yang ada diperpustakan tanpa membawa hasil apapun. Kang Aran menatap pintu perpustakaan dengan penuh emosional dari pintu luar. Air matanya seperti bisa keluar kapan saja, sedangkan Jung Jaeha sibuk menatap jam tangannya.
"Oi Jung Jaeha, balik ke perpustakaan dan ambil buku itu sekarang juga!" Ia langsung menarik kerah baju Jung Jaeha sambil meledakan emosinya.
"Hah? Apa kau sudah gila? Apa kau lupa beberapa detik yang lalu kita diusir dengan kasar oleh mereka? Wahh.. Kang Aran, kau ternyata cepat sekali tuanya." Melepas cengkraman tangan Kang Aran dan perlahan mendorong wajahnya agar tidak terlalu dekat.
"Bodo! Pokonya kau harus tanggung jawab! Tanggung jawab! Hikss..kesayanganku maafkan eommamu ini. Besok eomma jemput kembali. Tunggulah, jaga diri baik-baik. Hiks.." Berlulang kali Kang Aran menghentakan kaki dan merengek padanya.
"Hah..dasar kau ini. Ayo cepat kita ke kantin, kau pasti belum makan siang. Dasar, kau seharusnya yang jaga diri baik-baik. Makan saja harus selalu ku ingatkan." Jung Jaeha menyipitkan matanya dan merasa pusing melihat tingkah Kang Aran. Ia langsung menyeret bagian belakang hoddy-nya dan membawanya ke kantin.
"Diam! Kau harus tanggung jawab sama anakku yang kau tinggalkan disana." Ocehnya sambil mengembungkan pipi.
"Iya iya nanti aku tanggung jawab, dasar mesum." Meliriknya dan kemudian tersenyum.
Sesampai dikantin, mereka selalu saja menjadi bahan tontonan para mahasiswi. Jung Jaeha yang sudah terbiasa tidak mudah terusik oleh gunjingan wanita-wanita itu namun berbeda dengan Kang Aran. ekspresi wajahnya berubah drastis saat mendengar gunjingan yang membandingan dirinya dengan Jung Jaeha.
"Jung Jaeha, bisakah kau memberi jarak setidaknya 10meter dariku?" Menahan badan Jung Jaeha yang mendekat kearahnya.
"Sudahlah, jangan berbicara aneh-aneh. Cepat ambil makananmu dan cari tempat duduk." Dengan ekspresi wajahnya yang tidak peduli dan langsung menepis tangan Kang Aran.
"Hah..Jung Jaeha, apa kau tidak lihat fans mu itu seperti ingin memakanku hidup-
hidup? Setidaknya aku hanya ingin makan dengan tenang sekali saja." Mencoba untuk bicara sepelan mungkin dan sesekali melirik kearah mereka.
"Kau akan tenang kalau mengabaikan mereka, cepat duduk!" Berusaha untuk menahan emosi dan menegaskannya pada Kang Aran
"Hah..Jung Jaeha kau.." Ia bahkan ragu-ragu untuk sekedar duduk dan mengomel untuk kesekian kalinya.
"Makan! Pakai mulutmu untuk makan!" Jung Jaeha sibuk membuat bungkusan daging dan langsung menutup mulut Kang Aran.
Dengan pasrah Kang Aran harus membiasakan dirinya lagi jika bersama Jung Jaeha. Situasi yang mengharuskan bahwa ia harus tegar mendengar gunjingan orang-orang disekitarnya. Disela-sela Kang Aran sedang menikmati makanannya, ponsel Jung Jeha berdering dan ia langsung mengangkat panggilan itu dengan suara yang lembut.
"Hm kenapa?"
"Jaehaya, apa kau sedang bersama Aran?"
"Hm, Aran sedang makan siang didepanku. Ibu mau bicara? Hm ok sebentar. Ini ibuku, ponselmu mati?" Memberikan ponselnya.
"Ah..ponselku lupa di charger, maaf. Ya bibi, ada apa?" Aran hanya mendengarkan ucapan ibunya Jaeha sembari menatap Jung Jaeha dan langsung menutup panggilannya.
Setelah menutup panggilan, raut wajah Kang Aran terlihat kosong dan hampir tidak mengucap sepatah katapun. Jung Jaeha yang melihat Kang Aran tiba-tiba terdiam langsung menyadarkannya.
"Kang Aran, kau kenapa? Apa kata ibuku?" Menatap mata Aran dan mencari celah untuk memahami raut wajahnya.
"Jaehaya, kata bibi ibuku pingsan. Apa yang harus aku lakukakan sekarang?" Begitu datar ekspresi dan pengucapannya.
"Apa? Kenapa kau malah mengatakan omong kosong! Cepat bangun, kita kerumahmu sekarang." Ia berteriak dan menggertakan giginya karena merasa jengkel melihat tingkah laku Kang Aran yang sekarang.
Jung Jaeha langsung menggandeng tangan Kang Aran dan bergegas pergi untuk menemaninya pulang. Semua fans wanita Jung Jaeha yang ada dikantin dibuat panik saat melihat adegan tersebut tanpa tahu situasi sebenarnya. Mereka hanya mengamsumsikan bahwa Jung Jaeha telah menggandeng tangan Kang Aran, rumor itu langsung cepat menyebar dikampus tanpa sepengetahuan mereka berdua.
"Oh my god! Apa yang barusan gue lihat?" Mi Jung sangat terkejut dan bola matanya hampir saja keluar.
"Yoo Mi jung, apa kau lihat tadi? Jung Jaeha dia menggandeng tangan perempuan itu, apa mungkin dia..." Berteriak memanggil temannya dan membuat suasana semakin gaduh.
"Shut up! Jung Jae Ha dia hanya milikku! Milikku!" Tegasnya sekalinya dengan penuh amarah.
"Hah..baiklah, lalu apa rencanamu kali ini untuk menghancurkan perempuan itu?" Sindirnya pada Yoo Mi Jung.
Yoo Mi Jung adalah mahasiswi jurusan desain, sekaligus fans fanatik Jung Jaeha. Ia termasuk mahasiswi yang cukup terkenal dijurusannya. Terutama ia menjadi bahan perhatian karena selalu memakai barang yang mahal dan bermerk. Yoo Mi Jung sosok wanita ambisius dan tidak mau kalah jika berbuhungan dengan sesuatu yang menarik perhatiannya. Ia harus mendapatkannya, tidak ada yang boleh mengambil miliknya selain dirinya.
Bahkan ada beberapa rumor mengenai dirinya, semua akan selesai dengan uang. Teman-teman yang mengikuti Yoo Mi Jung akan bersedia jika disuruh turun tangan dan menyelesaikan pekerjaaannya. Status Yoo Mi Jung yang mereka kenal tidaklah main-main, dimata mereka jika menurutinya adalah kehidupan dan jika mengabaikannya adalah kematian. Seperti itulah sosok Yoo Mi Jung dimata mereka.
Adapun beberapa wanita yang secara sukarela mengikutinya dan ada juga beberapa yang berusaha untuk menjaga jarak. Secara naluriah mereka yang ingin menjaga jarak tentu tidak ingin menjadi target dari Yoo Mi Jung. Mereka hanya ingin menjalani kehidupan kampusnya dengan tenang.
Ada seseorang yang sebelumnya pernah menjadi target Yoo Mi Jung. Lagi-lagi dirumorkan bahwa itu adalah teman lamanya sendiri.
"Yoo Mi Jung! Apa-apaan ini?"
"Itu yang harusnya yang jadi pertanyaanku, wanita jalang!" Menarik kerah bajunya dan memojokkan badannya kearah tembok.
"Apa? Jalang? Oi, Yoo Mi Jung!" Mencoba untuk melepas cengkraman tangannya.
"Berisik! Kau, bukankah sudah ku peringatkan. Jangan pernah mengambil milikku!" Lagi-lagi Yoo Mi Jung menguatkan cengkraman dikerah bajunya.
"Mengambil milikmu? Hahh..Yoo Mi Jung, apa kau pernah sekali saja menganggapku sebagai temanmu? Dan bukannya pengikutmu?" Chae Ran merasa tersentak. Wajah dan matanya kini memerah karena perlakuan kasar Yoo Mijung.
"Teman? Kau Oh Chae Ran dan aku Yoo Mi Jung? Hahahaa...apa otakmu itu rusak, bisa-bisanya kau membuat status palsumu itu. " Tatapan mata Yoo Mi Jung semakin tajam dengan mendekatkan wajahnya pada Oh Chae Ran, Ia semakin menggila.
"Hahh...Yoo Mi Jung, apa kau kira dia akan benar-benar melirikmu? Kau dan
statusmu..." Oh Chae Ran membalas perkataan Yoo Mi Jung dengan beranim, namun badannya kini merespon gemetar karena ketakutan.
"Hentikan omong kosongmu itu! Kau..kau lebih baik tutup mulut dan pergi dari hadapanku, Oh Chae Ran!!" Yoo Mi Jung berteriak seperti orang gila, ia langsung mencekik leher Oh Chae Ran.
Benar-benar rumor masalalu yang mengerikan. Walaupun hanya beberapa orang saja yang mengetahuinya. Tapi bagi mereka, itu adalah sebuah peringatan. Jangan pernah mengusik keberadaan Yoo Mi Jung.

Komentar Buku (66)

  • avatar
    03Sumarsi

    kak gem kak gem kata kata nya dong

    10d

      0
  • avatar
    AmiraNoor

    best

    20d

      0
  • avatar
    JumiatiJumiati

    keren

    25d

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru