logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Yuanna : Sang pembuka pintu darah

Yuanna : Sang pembuka pintu darah

Axe_Ashcielly


Bab 1 Permulaan

Pernahkah kalian merasakan apa yang kurasakan?
Terkurung 3 tahun didalam kamar dan tidak diizinkan pergi keluar selangkah kakipun dari kediaman laki-laki yang sudah lama kalian suka.
Ya, itu lah aku.
Ann Yuanna.
“Apa Syarat nya?” Tanyaku kepada laki laki luar biasa yang saat ini duduk didepanku. Saat ini aku berada didalam Ruangan kerja dengan susunan buku-buku rapi di rak lemari.
Dihadapanku, seorang laki-laki tinggi berambut hitam dengan bola mata hitam lekat menatap tajam kearahku.
Ya, dialah orang yang telah menyelamatkanku.
Mengubah setiap langkah kaki dan berharap aku bisa hidup lebih baik dari hari-hari sebelumnya.
“Tetap disisiku dan belajarlah mencintaiku, tapi satu hal yang perlu kau ingat, meskipun kita tidak mungkin berpisah, sangat mustahil bagiku untuk mencintaimu. jadi jangan berharap apapun didalam hatimu” jelas laki-laki tersebut, laki-laki yang mungkin akan menikahiku ini adalah cucu kedua dari perusahaan terbesar dinegara ku.
dia bahkan memiliki perusahaan sendiri yang ia dapatkan dari warisan ayahnya. Dan mampu mengembangkan perusahaannya diusia yang sangat muda. Menakjubkan, dekat dengannya mungkin adalah sebuah keajaiban.
Dia benar benar tampan, bahkan hanya memandangnya saja membuat hatiku bergetar, rasanya sedikit sakit. ah menyebalkan, melihatnya saja membuat jantungku bergetar. aku sungguh tidak ingin jatuh cinta lagi.
aku mohon, aku mohon hati. tolong lah tenang, kau ini hanya alat baginya. Alat baginya untuk menghancurkan saudaranya sendiri.
Benar, saudaranya adalah orang yang sudah lama aku sukai.
“Baiklah” Aku menjawabnya. Huh, aku bisa mencintainya. Mudah saja, berpikirlah! Wanita mana yang tidak akan jatuh cinta denganmu.
Tetapi...
Aku akan berpura-pura mencintainya. Bukan! Hanya saja, sungguh, mencintai seseorang jika tidak terbalas, itu hal yang sangat menyakitkan.
Haruskah aku jatuh kelubang hitam besar untuk kedua kalinya!
Ahhhh... aku tidak mau!
Aku tidak mau jatuh cinta lagi.
Itu menyakitkan, bahkan hatiku bagaikan tersayat pisau yang teramat tajam.
“2 hari lagi pesta pernikahan kita, aku ingatkan sekali lagi jangan bertindak bodoh. tetaplah disisiku, apapun yang terjadi belajarlah untuk diam. jika kau berbicara, itu hanya akan menghancurkan rencanaku. bagaimanapun juga saat ini aku masih belum bisa mempercayai mu. kau harus sadar posisimu sebelum aku menyelamatkanmu. ingat, aku adalah tuanmu, klan tuanmu ini adalah Sun bukan Co” setelah penjelasan panjang yang ia lontarkan, laki laki itu berdiri dari kursinya dan pergi diikuti laki laki berkacamata yang tak lain adalah assisten kepercayaannya.
Dia, aku mengenalnya ketika SMP.
Laki-laki super populer baik dikalangan wanita dan laki-laki tersebut adalah seniorku sewaktu sekolah.
Aku ingat dia, Co Shin Ya.
Sepupu dari laki-laki yang aku sukai.
Dan juga, aku mengingat assisten yang telah berjalan mengikuti laki-laki tersebut menuju pintu keluar kamar.
Dia adalah sahabat Shin ketika disekolah.
Bagaimana mungkin tidak kenal! Mereka kan orang yang sangat populer dulunya.
Andai saja!
Andai saja 8 tahun yang lalu aku tidak mengenal laki-laki itu.
Mungkin saat ini, aku sudah bisa hidup bahagia bersama kakakku.
Kakak! Maafkan aku karena tidak mampu menjadi adik yang berbakti. Tapi tenang saja kak! Penderitaan kita berdua pasti akan segera berakhir.
Karena shin, bukan, maksudku tuan Shin telah membantu kita! Aku berharap setelah kakak sadar kita akan segera bertemu.
Shin,
Sun shin ya.
Mulai sekarang dia adalah tuanku. Dan aku akan berusaha semaksimal mungkin Untuk membantunya mengalahkan Sien.
Ya.
Co sien ya!.
Pewaris perusahaan terbesar dinegaraku. Negara NC dibagian Tenggara benua Asia.
Negara yang terbentuk tiba-tiba karena kejadian mengerikan dimasa lalu.
Ahh, membayangkannya saja membuat aku merinding.
Huh,
Ketika mengingat Sien, aku jadi ingat kejadian terakhir aku berada dirumahnya.
2 bulan yang lalu. Benar-benar masa yang sangat menyakitkan didalam hidupku.
Sien,
Aku membencimu.
Sangat membencimu.
********
2 bulan yang lalu.
Rumah besar dan mewah bertingkat dua dengan pagar bertembok tinggi mengelilinginya. Sebuah mobil Lamborghini berwarna putih berhenti tepat dihalaman rumah berumput hijau didalam pagar tersebut.
Rumah tersebut tampak terasingkan, berada dibelakang sebuah rumah megah lain yang bahkan 3 kali lipat besarnya dari rumah tersebut.
Tanaman bunga berwarna mencolok, bergoyang-goyang hingga terkadang rontok jatuh keatas tanah.
Co sien ya.
Seorang putra tunggal yang akan mewarisi penuh perusahaan Milik kakeknya dan pewaris satu-satunya rumah sakit terbesar dinegaranya sedang berjalan cepat membuka pintu kamar secara paksa.
“Yuana” bentaknya keras saat telah membuka pintu kamar milik seorang wanita yang dia telah tahan selama tiga tahun didalamnya “ kau gila ya” laki-laki tersebut berjalan dengan penuh emosi menghampiri Wanita yang terlihat sangat lemah terbating diatas kasur dengan selang infus dipergelangan tangannya. Mata wanita itu sembab, sejenak ia melirik kearah Laki-laki tersebut dengan mata sayu yang teramat menyedihkan. “kau kira dengan begitu kau bisa bebas dariku?” dia duduk dikasur sebelah wanita tersebut “jangan coba coba bunuh diri lagi, atau... ”Ancamnya, dia menarik tangan Wanita itu paksa, mendudukan, lalu memeluk erat dengan menggertakan gigi, menahan rasa marah karena sikap ceroboh wanita tersebut yang telah mencoba membunuh diri dengan memainkan pisau dipergelangan tangannya.
“Kau mau apa lagi sien?” wanita itu mencoba melepaskan pelukan laki-laki tersebut, suara lirihnya mampu menggetarkan hati. Dia lemah dan tidak berdaya, bahkan untuk mendorong saja sudah tidak bertenaga.
“Coba saja, coba sajalah bunuh diri lagi” laki-laki tersebut mengambil ponsel genggam didalam kantung setelan jas kerja yang ia kenakan setelah ia melepaskan pelukan wanita itu. Dia menghubungi seseorang melalui panggilan video, sontak mata wanita tersebut membelalak besar setelah melihat layar ponsel. jantungnya berdegup kencang seakan-akan ia sedang melihat bencana besar. Tubuhnya yang lemas kontan bergemataran “lepaskan tabungnya!” perintah laki-laki tersebut kepada seseorang pengena jas putih lengan panjang yang langsung dilaksanakan.
Setelah tabung nafas dilepaskan, seorang laki-laki yang terbaring tanpa sadar sontak kesakitan. Ia terlihat tampak kesulitan bernafas.
“aku mohon, hiks” derasnya air mata membasahi pipi “aku mohon Sien, jangan lakukan itu. tolonglah pasang kembali, aku hiks, aku tidak akan mengulanginya lagi. aku mohon jangan sakiti kakakku. aku mohon hiks” suara melasnya kepada laki-laki yang berada dihadapannya.
Laki-laki tersebut tersenyum tipis “Pasang” perintah nya dengan kepuasaan didalam hati sebelum menutup panggilan. “ bagus yuana. Kau memang harus mematuhiku. Dan jangan ulangi lagi tindakanmu. Kau benar - benar masih punya alasan untuk hidup, setidaknya untuk kakakmu. Kau, sedikit pun tidak memiliki kesempatan untuk melawanku."
Wanita itu tersenyum kecut, hatinya teriris oenuh dengan keperihan “ sien “ panggilnya dengan cucuran air mata mendongak menghadap wajah laki-laki yang berada diatas wajahnya. Ia menarik sedikit jas laki-laki tersebut dengan ledua tangannya, menggenggam pakaian tersebut serat-eratnya “ kau sudah akan menikah. sampai kapan kau akan mengurungku seperti ini lagi?. Sudah tiga tahun berlalu sien, aku mohon hiks” dia menundukan kepalanya memohon dengan teramat memelas” aku mohon, tolong lepaskanlah aku. Sungguh, aku benar - benar merelakan jika kau menikah” pintanya masih menundukan kepala menitihkan air mata.
“ Apa yang kau bilang barusan?” bola mata berapi-api menatap tajam kekepala wanita tersebut, suara keras laki-laki tersebut mampu menggetarkan hatinya. Menghentikan tangisannya spontan dan membuat jantungnya berdegup kencang tak karuan.
Dengan cepatnya laki-laki tersebut meraih dagu, mendongakan wajah, memaksa wanita tersebut untuk menatapnya. Pandangan saling beradu, wanita tersebut tidak lagi mampu menahan amarahnya. Ia menggertakan giginya geram diantara tarikan nafas melalui mulutnya dikarenakan hidungnya yanh tersumbat.“ kau bilang rela?” Wajah laki-laki tersebut teramat marah, dia menanyakan sesuatu yang menurut wanita tersebut tidak masuk akal “yuanna, dengarkan aku, aku ada dihati mu, sudah kewajibanmu untuk cemburu. Paaaakkkk” tamparan mendarat dipipi wanita tersebut. Ini bukan untuk yang pertama kalinya karena tampakanya wanita tersebut telah terbiasa menerimanya.
Wajahnya mengarah kesamping kanan karena pukulan dipipi kirinya. Wanita itu mengigit bibir bawah dengan senyuman kecut menahan rasa sakit. Ia terus berdiam menatap sprei kasurnya. Tidak ingin mengarahkan wajahnya menghadap laki-laki tersebut “ingat yuana, meskipun aku menikah. kau akan tetap jadi milikku. tidak ada seorangpun yang bisa melepaskan mu dari ku.” Laki-laki tersebut meraih pipinya, mengusap bekas tamparannya lalu mencium dahi wanita tersebut setelah itu, ia bangkit dan bergegas pergi dengan langkah cepat, menutup pintu keras dan menguncinya.
“Roger.”teriak laki-laki tersebut marah setelah kakinya melangkah keluar kamar. Dengan terburu-buru dan rasa takut yang berlebihan, kepala pelayan berlari menghadap kearahnya.
“ Ma.. maafkan saya tuan” ucapnya dengan suara gemetaran
“Bodoh sekali kau ini, benar-benar tidak becus sebagai kepala pelayan. jika hal ini terulang kembali. bersiap siaplah, kau akan mati ditangan ku” ancamnya penuh dengan kemarahan dan kekhawatiran yang bercampur aduk menjadi satu.
“Ba.. baiklah tu....
Belum selesai kepala pelayan menjawab, laki-laki tersebut telah berlalu menuruni tangga.
“Hei”
Suara seseorang sontak mengejutkan kepala pelayan. Bahkan sentuhan tangan dibahunya mampu membuat laki-laki yang sudah hampir tua tersebut terjatuh keatas lantai.
“Nyonya besar co!” roger sangat kaget melihat orang yang berdiri dihadapannya. Dia adalah Bibi dari laki-laki yang baru saja pergi meninggalkan rumah tersebut.
“Berikan kunci kamarnya kepadaku”

Komentar Buku (40)

  • avatar
    SUNA.R double

    terima kasih

    22/07

      0
  • avatar
    Siska Putri Utama

    Sangat seru membacanya

    31/05

      0
  • avatar
    Yudhi Pratama II

    bagus

    31/05

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru