logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Serigala Berbulu Domba

Dara mulai berpikir keras, ia berpikir dan menyelami dirinya yang mungkin memiliki kesalahan. Namun, semakin ia berpikir, ia tak menemukan celah kesalahannya. Sehingga Dara pun berhenti memikirkan suaminya dan kembali menangis terisak.
***
Denting jam menunjukkan pukul 19:00 Wib
Malam itu adalah malam minggu dan biasanya Bisma selalu ada di rumah, menghabiskan waktu bersamanya. Tapi kini derita telah membelenggu hidupnya.
Kejam sungguh kejam tak berperasaan. Begitulah sikap suaminya saat ini. Habis manis sepah di buang, karena wanita lain, Bisma tega menduakan cintanya. Andai saja Dara tahu siapa wanita yang telah merebut suaminya. Maka ia akan meminta dan memohon padanya. Untuk melepaskan suaminya.
Ganas racun ular bisa Dara telan. Tapi ganasnya kata- kata Bisma meracuni hatinya. Sakit dan perih bathinnya terasa di sayat sembilu.
"Dimana kamu Mas," guman Dara. Jantungnya semakin terpacu jika membayangkan Bisma yang jauh disana. Entah dengan siapa suaminya saat ini. Hati seorang istri tak bisa di bohongi. Dara merasakan jiwanya jatuh ke lubang yang entah berapa kegelapan nya di bawah sana. Sudah di pastikan suaminya telah terpaut cinta wanita lain.
Dara melangkah perlahan mengambil ponsel yang sudah hancur. Ponsel itu bagai hatinya yang patah menjadi kepingan luka.
***
Malam itu Bisma sedang duduk di sebuah cafe bersama dengan seorang gadis cantik dan masih muda.
Mereka sedang makan malam di sebuah restoran yang cukup mewah di kota.
Diiringi dengan lagu- lagu romantis dan suasana restoran yang terasa indah. Membuat Bisma terbuai dengan semua itu. Apalagi malam itu di temani seorang gadis yang sangat cantik, yang membuat matanya terasa semakin segar, serta membuatnya benar- benar melupakan Dara yang sedang menunggunya di rumah.
"Sayang, kamu cantik sekali malam ini," ucap Bisma. Dia mencubit dagu gadis itu. Gadis yang tengah bersama Bisma ternyata Putri sahabat istrinya. Dara.
Dua bulan setelah Bisma menikahi Dara. Saat itu Putri sering berkunjung ke rumah Dara. Tepat di saat itu lah Bisma mulai dekat dengan Putri. Karena rumah mereka masih satu blok. Kadang Putri sering numpang motor Bisma untuk pergi bareng ke tempat kerja yang jalannya satu arah. Dan kebetulan pabrik tempat Putri bekerja tak jauh dari kantor Bisma.
Benih cinta pun mulai tumbuh. Mereka melupakan Dara. Sedikitpun Dara tak menaruh curiga melihat kedekatan Bisma dengan sahabatnya.
Cinta mereka berdua semakin jauh. Dengan hasrat cinta terlarang. Bisma berhasil mengambil mahkota Putri. Di malam gelap buta dan itu terjadi di rumah Putri.
Tanpa mereka berdua sadari. Benih cinta Bisma membuahi rahim Putri. Gadis belia itu sudah dua bulan terlambat haid.
Putri tersenyum malu- malu, dia bertingkah manja dan lembut seperti bunga mawar yang indah namun sangat menawan.
"Sayang, jangan berkata seperti itu. Kalau memang aku lebih cantik dari Dara. Mengapa tak kau ceraikan Dara? Hmmm ...untuk apa kamu pertahankan dia," ucap Putri. Dia terlihat sangat sedih dan suaranya yang terdengar lirih malah membuat hasrat Bisma semakin menyala.
Bisma tersenyum saat melihat gadis cantik miliknya terlihat sedang cemburu.
"Sayang, kamu terlihat sangat imut sekali. Aku sangat menyukai kamu jika sedang cemburu seperti ini. Ahhh .... aku ingin sekali mencium kamu," rayu Bisma. Ia tersenyum nakal dan tanpa menghabiskan waktu lama. Bisma pun langsung mengecup kening Putri dengan penuh kasih sayang.
Putri merasa sangat bahagia karena Bisma sering memanjakannya dan Putri merasa beruntung bisa memiliki Bisma meski Bisma berstatus suami orang. Putri tak peduli, ia tak bisa melepaskan Bisma begitu saja. Dan dengan sengaja Putri tak memakai pengaman saat berhubungan fisik dengan Bisma agar ia bisa hamil. Kemudian dengan kehamilannya jtulah ia akan mengikat Bisma untuk segera menikahinya. Hanya itu lah satu- satunya jalan agar laki- laki itu menjadikannya istri.
Hubungi terlarang mereka sudah berjalan dua bulan. Karena mereka sering bertemu. Yang akhirnya membuat keduanya saling jatuh cinta.
Kecantikan Putri dan sikap Putri yang selalu manja, membuat Bisma semakin menyukainya. Karena setiap Bisma pulang ke rumah. Bisma merasa bosan melihat istrinya yang selalu berpenampilan sederhana dan sudah tidak cantik lagi seperti dulu dan semenjak saat itu, Bisma selalu membanding- bandingkan istrinya dan juga Putri.
Apapun yang Putri inginkan Bisma pasti akan mengabulkannya dan apapun yang Bisma inginkan Putri pasti akan memberikannya termasuk dengan urusan ranjangnya. Putri, bisa memuaskannya berbeda dengan Dara.
Dara lebih condong pasif dan pendiam. Membuat Bisma malas melakukan kontak fisik dengan istrinya.
Hingga akhirnya. Hubungan Bisma dan Putri pun berjalan dengan lancar tanpa sepengetahuan Dara.
Bisma sudah tergila- gila dengan Putri, bahkan dia rela mengeluarkan seluruh uangnya agar Putri selalu terlihat cantik dan modis di depannya. Sedangkan Dara. Uang belanja yang biasa Bisma berikan pada Dara tepat waktu. Terpaksa Bisma pakai guna membelikan tas mewah yang Putri inginkan sejak lama. Meski Putri punya penghasilan sendiri. Namun penghasilan Putri habis tak tersisa untuk membayar cicilan perumahan yang ia ambil dua tahun lalu.
Hingga akhirnya Dara harus bisa memutar otak agar bisa menggunakan uang simpanannya yang tersisa lima puluh ribu.
Bisma tak menyadari bahwa perbuatannya telah menyiksa bathin istrinya yang sedang menantinya di rumah dengan perut kosong.
Bagi Bisma dunia ini hanyalah milik mereka berdua dan tidak boleh ada yang mengganggunya sama sekali.
Keduanya larut dalam dunia cinta yang mereka ciptakan sendiri. Tidak ada Dara dipikirannya saat itu. Karena dipikiran Bisma saat ini hanyalah ingin menikmati tubuh mulus Putri yang masih segar. Bisma sudah terjebak ke dalam pesona Putri dan tentunya, Bisma semakin tergila- gila dengan permainan liar Putri di atas ranjang. Berulang kali Putri memberinya kepuasan dan kenikmatan yang tak ia dapatkan dari istrinya.
Malam itu Putri ungkapkan semua kecemasan nya tentang terlambatnya haid yang biasa datang tepat waktu.
Bisma memaklumi itu. Dan dengan segera Bisma akan melamar Putri.
"Sayang, tapi bagaimana dengan Dara," keluh Bisma datar tanpa beban.
"Ceraikan saja dia."
"Tidak sayang. Dia sedang hamil."
"Pulangkan saja dia ke rumah orang tuanya."
"Hah?!
"Iya. Pokoknya saya tidak mau kehilangan kamu. Besok kita akan segera menikah, aku tak mau kamu berubah pikiran gara- gara istrimu!"
"Baiklah. Aku akan buat dia menderita, setelah itu. Dia akan pergi dengan sendirinya. Bagaimana ide ku? Bagus, kan?"
"Sayang ... kamu memang pria sejati bagiku," rayu Putri menyembunyikan senyum jahatnya.
Rasa iri dengki yang ia simpan sejak menjadi sahabat Dara di SMP dulu. Kini terbalas sudah. Dara sering jadi pusat perhatian murid laki- laki di sekolahnya dulu. Bahkan Sigit teman dekatnya, berpaling darinya karena terpikat dengan pesona kecantikan Dara.
Dari sanalah api dendam berkobar di hati Putri. Di depan Dara Putri selalu bersikap manis tapi di belakang ia bagai Serigala berbulu domba. Yang siap memangsa Dara dengan ganas. Dulu Dara telah merebut Sigit dari sisinya. Sekarang giliran Dara yang harus menderita. Bagaimana dulu ia merana karena kehilangan cintanya. Lewat Bisma ia bisa melancarkan aksi balas dendamnya. Tapi diluar kendali. Putri malah tergila-gila pada pria yang telah menjadi suami sahabatnya itu.

Komentar Buku (116)

  • avatar
    pubgMR X

    bagus kak

    16/05/2023

      0
  • avatar
    Raisa Aulia

    bagus

    13/05/2023

      0
  • avatar
    RiyadiAhmad

    bagus banget keren banget ceritanya keren

    10/05/2023

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru