logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab. 8. Bibir Yang Lembut

Tak terasa waktu terus bergulir. Sekarang sudah jam 00.00 wib dan pastinya para pelanggan dan karyawannya juga sudah pada pulang. Dan Riyan menutup caffenya,Tapi si Keyla masih aja di situ, jadi bingung harus bertindak bagaimana.
"Key... elo gak pulang?" Tanya Riyan pelan, dia tidak ingin, ada hal buruk yang terjadi. Di lihatnya Keyla sudah tertidur dengan posisi kepala di atas meja, sepertinya bir itu sudah memabukannya. Sejak tadi ponselnya di matikan, Keyla sepertinya tak mau Riko terus menggangunya. Riyan jadi semakin bingung. Haruskah dia mengantar Keyla pulang? Jika dia mengantarnya pulang kerumah sudah pasti kedua orangtua Keyla marah.
Tapi... Menurut info dari temen-temennya Keyla sudah pindah dan memiliki Apartemen baru tapi di mana alamatnya. Riyan tidak paham akan hal itu. Akhirnya dia memutuskan untuk menidurkan Keyla di kamarnya yang berada di atas ruko ini tepatnya di kamar pribadi miliknya. Perlahan dia angkat tubuh Keyla dan membawakannya keatas.
Sesampainya di kamar....
Ruangan itu terasa nyaman, bau aroma pewangi terus menyebar memenuhi seluruh ruangan, sangat harum, harum sekali dan itu akan membuat semua orang yang singgah, merasakan kenyamanan 100%. Keyla sudah dia baringkan dengan posisi yang sangat nyaman, Setelah itu Riyan memandangi wajah Keyla dengan perasaan cintanya tapi gadis di hadapannya sama sekali tak menyukainya. Sudah berulang kali, Keyla terus menolaknya. Perlahan dia elus pipi mulus itu dan rasanya ingin sekali Riyan menciumnya ya sejenis seperti mencuri. Benar saja Riyan akan menciumnya, pelan-pelan ia dekati wajah itu... belum juga Riyan sampai pada wajahnya, Keyla langsung bergerak dan berkata.
"Rikooo.... kenapa lo lakuin ini? Gue sedih gue gak bisa hidup tanpa elo."
Riyan mengurungkan niatnya lagi.
Namun, tak di sangka oleh Riyan tiba-tiba tangan keyla menyusuri kancing baju nya sendiri, gadis itu kepanasan.
"Key..." Riyan memandangnya dengan sangat gugup dan segera memegang jari jemari keyla untuk menghentikan kegiatannya, dia berharap Keyla tidak bertindak bodoh. Keyla malah menarik tangan Riyan, sehingga membuat Riyan terjatuh di atas tubuhnya dan Keyla memeluknya.
"Key.... Sadar Key buka mata lo bener-bener gue bukan Riko."
Ekspresi wajah Riyan berubah menjadi ketakutan, Jantungnya terus berdegup kencang, darahnyapun berdesir-desir panas walaupun sebenarnya dia sangat ingin sekali dan senang berada di pelukan gadis itu tapi di lain hatinya juga menolak. Keyla tak memperdulikannya.
"Inikan yang lo mau, jadi lo gak usah susah-susah ngebuat sobat gue itu hamil oke gue milik lo malam ini."ujarnya lagi dengan suara yang sedikit mendesah, Riyan semakin tak mengerti di buatnya. Keyla pun mencium bibir Riyan dan mengulumnya dengan sangat lembut. Riyan terkejut bukan main. Awalnya Riyan sangat menolak akan tetapi dia juga tak bisa mengkhianati keinginan hatinya. 
"Key, plis kita gak boleh ngelakuin ini." Desahnya kecil akan tetapi semakin lama ciuman itu semakin panas saja sehingga membuat gairah Riyan naik serta membara dan terjadilah kegiatan di luar batas.
Matahari menyusup melewati pentilasi jendela kamar sinarnya juga terasa menghangatkan, Keyla menggeliat dan membuka matanya, alangkah terkejutnya ia saat itu. Dia sama sekali tak mengenal tempat ini dan kepalanya terasa sedikit pusing. Dia mencoba untuk mengingat segala yang telah terjadi tadi malam.
Sayangnya dia hanya ingat
minum saja, mata yang tadi nya masih sedikit mengantuk langsung terbelalak lebar, tentu saja hal ini sangat mengejutkannya. Dia dapati tubuhnya yang berbalutkan selimut itu benar-benar tak mengenakan sehelai kainpun. Dia mencoba mengamati pemandangan di kamar, dia merasa tak mengingat apa-apa dan sungguh tak mengenali tempat ini. Dia mencoba untuk bangkit mengambil bajunya satu persatu-satu. Kemudian matanya menatap seprai bernodakan darah.
"Oouhh..." Seketika dia menjadi shock. Apakah ini berarti seseorang telah mengambil keperawanannya? Keyla ingin sekali berteriak, namun tiba-tiba kehadiran Riyan mengejutkannya.
"Key... Lo udah bangun?"
"Ini apa-apaan Riyan? Jelasin ke gue?"Keyla menjadi sangat putus asa, dia terus memegangi keningnya.
"Gue bisa jelasin ini semua ke lo. Maaf Key tadi malam kita beneran ngelakuin itu."
"Apa? Kita udah ngelakuin hubungan terlarang itu."Nafas keyla menjadi sangat sesak, kepalanya pusing. Ia terdiam membisu, sekarang apa? Dia tak bisa membayangkan betapa bodohnya dia menjadi seorang istri kini dia sangat menyesal dan bersalah. Karena keperawannya telah ia serahkan pada lelaki yang sama sekali tidak pernah dia cintai ini bahkan Riyan pun hanya sebatas teman bukan suami ataupun pacar.
"Maafin gue Key, maafin karena udah mengambil sesuatu yang paling berharga dalam hidup lo."
"Sekarang mandilah, lo harus segera pulang." Riyan terus memandanginya."Kalau suatu hari nanti lo hamil gue siap buat tanggung jawab."
Keyla masih tak menjawab dia berjalan ke toilet.
30 menit kemudian.
Keyla sudah berada di Apartemennya. Dia membuka pintu dan Andriek sudah menunggunya sejak tadi.
"Key...."Sebutnya datar."Kamu dari mana?semalaman kamu gak pulang." Keyla tak menjawab, dia terus berjalan. "Aku berhak tau kemanapun kamu pergi."
"Andriek gue gak minta lo buat ngejaga gue!"
Andriek langsung tersenyum mendengar jawaban itu."Ooh.... begitu? Tentu saja Aku gak akan jadi penjaga kamu, Aku cuma menjalankan tugasku sebagai suami saja."
Keyla berhenti sejenak dan menatap lelaki itu dengan tatapan bersalah dia terus di hantui oleh kenikmataan yang di berikan Riyan semalam. Jujur saja dia sangat memandang dirinya murahan.
"Di telpon nomornya gak aktif." Lanjut Andriek.
"Menelpon? Yang benar aja ngeliat juga gak." Bantahnya kemudian.
"Mata ku emang buta, tapi otakku gak, tentu Aku punya seribu cara untuk memahami handphoneku sendiri."
"Sombong....!" Keyla melanjutkan langkahnya lagi, tapi tiba-tiba saja Andriek mendekatinya."Lo... mau apa?" Tanya keyla ketus tak mengerti dengan apa yang akan di lakukan Andriek pada dirinya. Andriek langsung memegang pergelangan tangan Keyla wajahnya terus saja mendekat.
"Andriek apa-apaan sih lo!"
Plakkk.....
Keyla langsung menampar pipinya. Andriek kemudian menegakkan kepalanya sembari mengelus pipinya yang tampak memerah.
"Sekarang jujur saja Key, Apa yang udah kamu lakuin semalam?" Andriek tak merespon tamparan itu. "Dan satu hal lagi... kamu gak akan bisa berbohong dariku."
"Maksud lo apa?"
"Iyaaa.... Aku cuma pengen kamu jujur."
"Jujur tentang apa? Jangan sok.... ikut campur urusan gue, Gue gak akan pernah maafin lo."
"Kamu minum bir, terus bermesraan sama lelaki lain, iya kan?"
"Lo... bener-bener ya?! Lo jangan tuduh gue sembarangan, kalo lo gak punya bukti apa-apa!"
Andriek tersenyum lagi."key Aku mencium aroma alkohol di baju kamu."

Komentar Buku (208)

  • avatar
    SantosoTeguh

    mantap

    01/08

      0
  • avatar
    GazaEL

    sangat bagus

    17/07

      0
  • avatar
    ADIT

    resep

    06/07

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru