logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab. 13. Kejadian Yang Sebenarnya

Sementara di luar sana, Riyan ngomel sendiri sambil masuk kedalam mobilnya.
"Key... Key... Sampai kapan pun gue gak akan nyerah buat dapetin lo." Gumannya pelan. Mobil Riyan melaju di jalan raya dengan mulus, tak terasa dia sudah berada di depan caffe nya sendiri tapi di lihatnya mobil Riko tampak terparkir rapi di sisi caffenya.
Dalam hatinya bergumam. "Ngapain Riko malem-malem ke caffe gue." Setelah menghenti mobilnya Riyan pun turun.Sementara di sisi caffenya Riko terus menatapnya, sambil menebarkan senyum palsu kearah Riyan.
"Hei Riyan." Sapanya kemudian, perlahan dia berjalan mendekati Riyan.
"Mau apa lo?!" Nada Riyan terdengar sinis, karena, ternyata Riko malam itu tidak sendirian.Ada tiga orang lelaki di belakangnya.
"Tenang Gue gak bermaksud jahat kok." Riko tersenyum lagi, kali ini sambil merangkul pundak Riyan, dengan tangan kanannya. Riyan pun menjadi sedikit risih. "Tolong jelasin ke gue, apa maksud lo ngirim foto hasil editan yang terlihat jelas banget murahannya, Hemm....."
Riyan terdiam sejenak.
"Ayo jawab Riyan! Gue paling benci namanya basa basi!" Nada Riko kali ini sedikit naik.
"Lo penasaran? Dan elo pengen tau? Lo tanyain sendiri sama pacar lo!"
"Sial gue gak butuh jawaban ini!" Riko memaki dirinya.
"Lo pikir di dunia ini cuma lo cowok tertampan dan beruntung karena bisa berpacaran sama Key, Lo jangan sombonglah sayang nya Keyla itu udah bener-bener jatuh ke dalam pelukan gue!"
"Cuiih...." Riko meludah. "Elo pikir elo siapa, sekalipun elo anak jendral gue gak takut! Sekarang lo ngaku aja."
"Gue harus bilang apa?"
"Foto itu cuma editan kan sial."
Riyan langsung tertawa geli mendengar tebakan yang di lontarkan padanya. "Editan? Tapi sorry ya tuduhan lo kali ini salah dan soal itu gue bener-bener ngelakuinnya sama Keyla dan satu hal lagi bibir cewek lo tu manis banget tau gak, tentu saja itu ngebuat lelaki manapun yang mencicipin merasa ketagihan." Pengakuan Riyan semakin membuat hati Riko panas.
"Sial! Dasar brengsek!" Tinjuan pun langsung mendarat di wajah Riyan sedikit membuat Riyan mengaduh kesakitan. "Lo bilang sekali lagi gue hancurin muka lo!"
Riyan terdiam. "Lo juga harus tau kalau Key itu cuma milik gue!" Riko berkata lagi kali ini sedikit memberi kode.
"Lo apa-apaan sih, lepasin gue!" Riyan meronta-ronta ketika ketiga teman Riko memegangi kedua tangannya.
"Gue gak akan lepasin lo! Gue harus buat pelajaran sama cowok yang berani sentuh cewek gue!" Kali ini Riko memegangi dagu Riyan dengan kasar.
"Lo beraninya main keroyok dasar cement! Ayo kalau berani satu lawan satu dong."
"Ahh bawel lo!"
"Lo pikir gue takut, Cuiih...." Riyan masih tak mau mengalah.
Riko jadi terkikik di buatnya. "Sok jago banget hah ngaku gak lo, apa maksud lo ngebilang Kalau Key bekas lo, Lo gak coba buat merawanin dia kan?"
"Sayangnya udah!"
"Apa?"
"Keyla itu udah gak perawan karena gue!"
"Sekali lagi lo ngomong Gue bunuh lo!"
"Bugghhhhh."
Riko semakin geram di buatnya dan tinjuan pun mendarat lagi ke wajah tampan milik Riyan. Tapi Riyan kali ini hanya terlihat pasrah dia tidak melakukan perlawanan apa pun. Dan Riko terus menyiksanya membuatnya untuk jera sampai pada akhirnya Riyan menceritakan kejadian yang sebenarnya.
"Pliss Rik jangan pukul gue lagi, ya gue akan jujur sama lo." Mohon Riyan pelan, karena wajah dan badannya sudah terasa sangat sakit.
"Apa cepet ngomong!"
"Okee... se... sebenernya saat itu Keyla datang ke caffe gue, tapi dia gak cerita apa-apa. Kelihatannya hari itu dia frustasi, terus dia minum bir sampai mabuk berhubung malam udah semakin larut dia tertidur di meja caffe gue, gue gak berani buat nganter dia pulang. Gue takut mama sama papa dia marah ya akhirnya dia gue tidurin di kamar gue saat itu dia seperti mengigau sebut-sebut nama lo, tiba-tiba dia......" Riyan menghentikan ceritanya, nafasnya tersengal-sengal.
"Tiba-tiba dia kenapa? Lanjutin dong." Riko terlihat semakin tidak sabar.
"Dia narik tangan gue terus dia cium bibir gue."
"Ooh Tuhan ini gila!" Riko berdesah sambil menjambak rambutnya sendiri. "Lanjutiin.... Brengsek!"
"Tapi... sejujurnya gue cuma berciuman aja kok dan gue sengaja buka semua pakaian dia, supaya dia bener-bener yakin kalau dia, saat itu udah ngelakuin hubungan terlarang sama gue! Sumpah gue hanya berciuman, gak berbuat lebih dari itu, karena gue cinta banget sama Key, jadi apapun yang terjadi gue akan berusaha buat ngejaga kehormatan dia tanpa sedikitpun menodai dia!"
"Ooh.... sial, bener-bener cowok licik lo! Berani sekali lo permainin perasaan gue." Riko kesal. Dia mengeluarkan perintah lagi "Udah gaes lepasin dia! Setelah itu menatap Riyan kembali. "Eeh Riyan sial inget ya jangan pernah bermimpi untuk bisa deketin Key awas lo!" Riko kemudian pergi meninggalkan Riyan yang sudah terlihat tak berdaya itu.
Kringggg..... Kringggg....
Tiba-tiba jam weker di kamar Keyla berbunyi.
"Iih brisik banget sih, gangguin aja." Ucapnya lirih, dengan mata yang masih mengantuk dia raba Weker itu. Seketika matanya membesar. "Ooh astaga, udah jam 07.00 Gue bisa telat." Buru-buru Keyla menyingkap selimut tebalnya, ekspresi wajahnya menunjukan keterkejutan yang luar biasa. Di lihatnya, tempat biasa Andriek tidur masih tersusun rapi. "Eemm... Andriek beneran gak pulang ya tadi malam?" Gumamnya kecil diapun beranjak bangun dengan malasnya. Menuju toilet dan segera mandi untuk pergi ke kampus.
Setelah mempersiapkan segala yang dia butuhkan, Keyla pun turun di lihatnya Papah dan Mamahnya sedang duduk di depan meja makan.
"Kok Mamah gak bangunin Key sih."
Mamah Nia memperhatikannya dan wanita itu tersenyum.
"Mamah kira Kamu gak kuliah, ya jadinya gak Mamah bangunin. Kali-kali aja kamu lagi capek kan?"
"Ya... Gak mungkinlah Mah, hari ini tu Keyla Mau presentasi. Kalau sampai Key bolos IP key semakin turun lagi dong." Jawabnya datar sambil menunjukan bibirnya yang manyun.
"Ya udah palingan telat dikit kalau begitu perginya bareng Papah aja." Papah Rama menawarinya, Keyla setuju dengan isyarat anggukan kecilnya.
"Nih sarapan dulu." Mamah Nia menyodorkan sepiring nasi goreng kepadanya.
"Gak deh Mah Key sarapan di Kampus aja, lagian Key udah telat banget nih."
"Oke yuk berangkat." Papah Rama langsung bangkit dari tempat duduknya. Keyla mengikutinya saja.
Sesampainya di kampus...
Ternyata dosennya sudah berada di dalam kelas, dan kali ini Keyla bener-bener terlambat untungnya saja dosen yang biasa mengajarinya itu, bisa di bilang seorang dosen yang penuh toleransi lah. Keyla duduk di kursinya sambil meletakan Tas ranselnya. 
"Key..." Ratna sahabatnya langsung berbisik.
"Apa?"
"Tumben banget lo telat?"
"Iya nih... semaleman gue hampir gak bisa tidur."
Ratna tersenyum lebar, setelah itu kembali fokus pada penjelasan dosen. Baru saja jam 09.00 WIB tapi mata Keyla udah berat banget buat di angkat, Alhasil diapun tertidur di mejanya.

Komentar Buku (208)

  • avatar
    SantosoTeguh

    mantap

    01/08

      0
  • avatar
    GazaEL

    sangat bagus

    17/07

      0
  • avatar
    ADIT

    resep

    06/07

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru