logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Setapak Istri yang Dimadu

Setapak Istri yang Dimadu

Dewi Intan


Tetap gigih mengejar cinta mas Adi

POV orang ketiga*
"Neng, Mas mau nikahin Cantika. Neneng tau 'kan, kalo Mas dari dulu mencintai Cantika. Mas harap kamu bisa membimbing Cantika layaknya seperti kamu, istri sholehah," ucap Mas Adi dengan tegas tanpa memikirkan perasaan Neneng. Neneng terdiam sejenak, dengan mencoba menahan air matanya yang hampir lolos, dia mencoba mengambil nafas panjang untuk otak yang lebih banyak oksigen agar tidak blank.
"Iya Mas Adi, Neneng akan membimbing Cantika, sebisa dan semampu Neneng," ucap Neneng mantap.
"Bagus lah Neng."
Pernikahan baru seumur kacang ijo, namun sudah dibuat sedemikian rupa oleh sang pencipta.
Membuat hati Neneng sangat kecil, aerodinamika gelap baginya, sedangkan mas Adi hatinya sangat membuncah.
Neneng dinikahi Adi karena memang dulunya Neneng lah yang mengejar Adi. Saat itu, memang Mas Adi tidak menyukai Neneng. Tapi semenjak Neneng kuliah, Mas Adi merasa kehilangan Neneng yang setiap harinya selalu memberi perhatian pada Mas Adi.
Mas Adi tidak lah peka terhadap perasaan Neneng dan lebih ke acuh. Padahal, Neneng tidak memberi perhatian lagi karena dia mundur alon-alon karena Mas Adi sudah berpacaran dengan Cantika.
Baginya, mengharap Mas Adi adalah bagaikan debu dengan serbuk emas.
***
Neneng adalah perempuan kampung yang mudah kagum dia sangat sederhana dengan kulitnya yang sawo matang.
Dia memiliki ayah yang sering mengamuk dan kesurupan. Bukannya tanggung jawab mencari nafkah malah Neneng dan ibunya yang keras banting tulang. Jika kumat, dia meminta uang untuk membeli miras dan main judi.
Neneng siswi SMA kelas XII, dia anak yang pintar meskipun dari keluarga minus.
Mas Adi tidak pernah menanggapi perasaan Neneng, bagi mas Adi neneng itu hanya sekedar bocah.Setiap sore, Neneng selalu memberikan makanan pada mas Adi. Entah, itu pisang goreng, bubur kacang ijo, atau hanya keripik.
Neneng akan menunggu mas Adi makan sampai habis "Mas, ini ada kolak. Dimakan ya Mas, neneng tungguin. Mangkoknya tar dicariin emak," ucap Neneng sambil tersipu malu dan menyibak rambutnya.
"Iya Neng, Mas ganti baju dulu," ucap Mas Adi biasa saja. Namun neneng langsung manggut-manggut dengan semangat.
10 menit kemudian, mas Adi keluar dengan wajah segarnya karena habis mandi dan tentu saja neneng sangat malu ketika melihat mas Adi.
"Lama ya neng, tiap hari kok nganterin makanan ke Mas Adi terus sih neng?" tanya mas Adi.
"Gak kok Mas, Neneng lagi belajar masak Mas Adi," ucap Neneng antusias.
"Duitnya dari mana atuh Neng?"
"Ya duit Neneng lah Mas, Neneng 'kan tukang cuci setrika gosok. Buat bantu-bantu emak juga," sahut Neneng dengan senyum yang lebar, melihat mas Adi memakan kolaknya dengan cepat.
"Aturan mah ditabung atuh neng," seru mas Adi.
"Ya neneng juga udah nabung, ini juga gak banyak kok Mas kalo cuma buat beginian," imbuh Neneng.
Neneng keturunan Jawa betawi sedangkan Adi keturunan Sunda Jawa. Umur mereka terpaut 5 tahun.
Jalanan kampung jika pagi hari sangat sibuk, banyak orang berangkat kerja ke pabrik. Neneng kalau pagi dia berjualan nasi uduk dengan seragam sekolahnya, jam setengah tujuh selalu ludes nasi uduknya dan saat itu dia baru berangkat sekolah.
"Mas Adi, nih buat sarapan," ucap Neneng di pintu mas Adi.
"Ehh nih duitnya," teriak mas Adi.
"Enggak, itu buat Mas Adi." Neneng berlari sambil melambai. Dia berangkat sekolah selalu naik angkot kuning.
Neneng tukang cuci gosok di 3 rumah, dia mendapat upah 10 ribu per keranjang baju. Dia pun ikut banting tulang bersama ibunya, sedangkan bapaknya hanya bisa minum dan marah-marah.
Mengingat semua yang dilakukan Neneng, dia adalah gadis hebat. Cintanya pada mas Adi sangat mendalam hingga menembus tulang, dia tidak peduli dengan mas adi yang tidak mempunyai perasaan, yang terpenting bagi Neneng adalah bisa terus mencintainya.
****
Mas Adi bekerja di salah satu bank pemerintah. Berangkat pagi pulang sore juga kadang malam. Pegawai bank memanglah sangat rapi dan juga bersih. Mas Adi menaruh hati pada teller yaitu bernama Cantika, dia sangat feminimin dan cantik. Mas Adi memberanikan diri mengajak Cantika kerumah untuk makan malam. Dan Cantika ternyata mau, dan dia sangat senang sekali atas perlakuan Adi padanya.
Mereka berboncengan dan saat sampai Rumah ada Neneng yang menunggu mas Adi dengan membawa rantang, dia duduk di emper sendirian dengan memeluk rantang.
"Neng, kamu ngapain di sini. Banyak nyamuk," tanya Mas Adi.
"Oh Mas Adi udah pulang, ini Neneng bawain makanan buat makan malemnya Mas Adi," sahut Neneng dengan melirik cantika, dalam hatinya bertanya-tanya.
"Oh iya Neng, yaudah sini. Rantangnya besok ambil lagi ya Neng. Kebetulan Neneng ngasih makanan. Bisa dibuat makan sama Cantika," imbuh Adi dengan senyum.
Adi bahkan tidak merasa kalau Neneng kecewa.
"Iya Mas."
Neneng berlalu pergi dengan lesu dan menitikan air matanya, makanan yang khusus dia buat untuk mas Adi, malah di makan bersama wanita lain.
Neneng tetap saja gigih mengejar mas Adi, walaupun dia tidak diberi kepastian. Sangatlah mudah bagi Neneng untuk mencintai mas Adi yang gagah, tampan dan hangat. Tapi belum tentu mas Adi punya pandangan terhadap Neneng.
Esoknya, Adi mengajak Cantika berbelanja sekalian makan, mumpung weekend. Separuh gaji mas Adi ludes untuk menyenangkan wanita impiannya. Diajaknya Cantika ke taman, lalu mas Adi menyatakan perasaanya pada cantika.
"Can, Mas Adi selama ini menaruh perasaan sama kamu. Mungkin kamu juga sudah tahu. Ehm Mas ingin mengenal kamu lebih jauh, apa Cantika mau jadi pacarnya Mas?" tanya Mas Adi dengan menggenggam tangannya Cantika.
"Iya Mas, Cantika mau," ucap lembut Cantika.
"Seriusan? Makasih ya Can. Kamu memang yang terbaik," ucap mas Adi sambil membelai rambutnya Cantika.
Mereka berpacaran, dan besok malam mereka janjian nonton bioskop terbaru dengan judul Air Terjun Pengantin. Mas Adi sangat senang hingga lupa diri kalau sekarang dia belum mandi, padahal waktu sudah menuju hampir maghrib. Selesai Mandi ,Mas Adi disuruh keluar sama adiknya, katanya ada Neneng.
"Ada apa Neng?" tanya mas Adi dengan handuk yang masih di bahu dan hanya memakai boxer. Sontak hal tersebut membuat Neneng terpana, pemandangan yang sangat menggiurkan.
"Ini Mas aku bawain pisang goreng," ucap Neneng tersipu malu.
"Oh makasih ya."
"Mas, besok ke bioskop yuk, Neneng udah beli tiket 2. Nonton yang lagi rame air terjun pengantin," ajak Neneng dengan antusias.
"Besok Mas sama cantika, gimana kalo nonton bareng. Tiket satunya kita kasih ke temen Mas. Gimana?" tanya Mas Adi sambil memakan pisang goreng.
"Yaudah Mas, kalo menurut Mas Adi begitu. Cantika siapanya mas?" tanya Neneng. Walaupun dia nantinya akan tersakiti tapi dia tetep bertanya. Hatinya terlukai dengan Mas Adi menolak nonton berdua sama Neneng ditambah lagi Mas Adi sudah memiliki kekasih hati.
"Cantika sekarang pacarnya Mas," sahut Mas Adi. Menegaskan bahwa Neneng jangan mengejarnya lagi.
"Neng, masakan kamu tambah enak."
"Masak sih Mas."
******
Sampai di kantor bank, mas Adi mengajak Ridho temannya untuk nonton bioskop nanti malem.
"Dho, malem kerumah aku, kita nonton! Berangkat bareng." singkat Adi.
"Oke ... pajak jadian sama cantika mana boy?" sindir Ridho.
"Santai, top lah."
Neneng, sangat tidak sabar menunggu malam. Walaupun tidak hanya berdua sama mas Adi, yang terpenting bagi Neneng bisa bersama.
***
"Neng, bajunya mpok Nur disuruh ambil," ucap Emaknya Neneng.
"Iya mak."
Neneng banting tulang untuk menghidupi diri sendiri dan keluarga. Neneng memilih baju yang layak,walaupun semua bajunya bisa dikatakan sangat sederhana.
Neneng melihat Cantika hanya bisa menelan saliva yang kesekian kalinya. Cantika nampak anggun dan feminimim beda sekali dengan Neneng yang sangat lugu.
"Neng, dibonceng temen Mas ya," kata mas Adi , namun Neneng tidak terbiasa dengan laki-laki lain.
"iya Mas."
"Di ... ceweknya begini amat sih, masih kecil, kampungan pula," bisik Ridho ke Adi.
Adi kesal karena Ridho menghina Neneng.
"Halah bawel."
Mereka pun jalan, Cantika dengan mesranya memeluk Mas Adi. Dan Ridho dengan motor maticnya hanya bisa diam, terlebih Neneng. Ridho sangat tidak sopan pada Neneng. Ridho mengelus-ngelus pahanya Neneng, walaupun saat itu Neneng memakai jeans yang telah berumur 6 tahun.
Neneng sontak kaget dan takut, namun dia hanya diam, dan Ridho melancarkan aksinya diatas motor dengan terus memegang pahanya Neneng sampai pangkal pahanya.
Telah sampai, Ridho mempersilahkan Neneng duduk disampingnya. Lalu Adi dan Cantika duduk di depan mereka.
Neneng yang melihat Cantika sedang bersandar di pundaknya Mas Adi, membuatnya semakin hancur dan remuk.
Ridho membelai rambut Neneng yang belum dijamah oleh laki-laki lain selain bapaknya yang setiap hari menjambak rambut Neneng karena kekurangan uang untuk beli miras.
Neneng mencoba menjauh dan menahan tangan Ridho. Tapi tangan Ridho malah merangkulnya, Neneng menggeliat mencoba melepaskan diri.
Film diputar, suasana gelap dan dinginnya AC yang full menambah kesan mencekam karna ini film horor. Cantika mencium bibirnya mas Adi dan Neneng pun melihatnya. Neneng kaku dan menelan ludah, apa yang barusan dilihatnya adalah yang dia impikan sejak lama. Mas Adi menyambut ciuman dari Cantika, mereka lama sekali saling berpagut. Membuat Neneng jadi remuk redam, dan sangat perih.
Ridho melancarkam aksinya lagi ketika tau, Neneng mengalihkan wajahnya dari pemandangan yang vulgar. Dirabanya punggung Neneng, dan melingkar hampir menyentuh sisi samping gundukan Neneng.
Dan ....
PLAKKK.
Neneng berlari keluar, sambil menutup wajahnya. Suara sound yang sangat menggema membuat mas Adi tidak tahu apa yang dilakukan Neneng pada Ridho bahkan Neneng pergi, mas Adi tidak tahu. Ridho sangat marah dan kesal, dia mengejar Neneng sampai keluar. Didapatinya Neneng tengah jalan sendirian di parkiran yang sepi.
"Neneng berhenti kamu, sialan!" teriak Ridho.
Neneng menoleh sebentar dan dia langsung lari lagi. Betapa pun Neneng lari dengan kencang tetap saja tenaganya akan kalah dengan Ridho yang notabennya seorang laki-laki sehat.
Neneng tetap berlari hingga tangan Ridho menggapai dan memegang perutnya. Seketika Neneng sangat ketakutan
Dan ....
Piiiiiassssss.
Jiwa Neneng seperti hilang, ketika Ridho menangkapnya. "Mau kemana kamu Neng? Filmnya belum selesai!" kata Ridho dengan nada menekan.

Komentar Buku (87)

  • avatar
    Renalda Uspessy

    luar biasa akhir cerita cinta yg penuh dgn suka duka tetapi d akhiri dengan suka cita.cerita nya keren nggak keliatan amatir . suka deh ✌️🌷

    29/12/2021

      0
  • avatar
    Nadratul Nadra

    bagus

    08/07

      0
  • avatar
    FatianahSiti

    sangat bagus

    05/06

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru